MODUL
SSLE – 03 : PENGENALAN SISTEM
TRANSPORTASI VERTIKAL
2006
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
KATA PENGANTAR
Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan
Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
adalah mengenai Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift
dan eskalator.
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi
materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
LEMBAR TUJUAN
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
PANDUAN INSTRUKTUR
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-
Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB I
PENDAHULUAN
d. Lift layanan darurat (emergency service elevator), untuk dipakai oleh pasukan
pemadam kebakaran, jika terjadi kebakaran pada gedung. Secara normal
sehari-hari berfungsi sebagai lift service. (lift penumpang sebagai pelengkap lift
penumpang yang ada dikantor toserba dan hotel).
f. Lift mobil (automobile elevator) adalah pada dasarnya lift barang, dengan
ukuran kereta cukup dalam, untuk maksud mengangkut mobil digedung parkir
(parking lot). Biasannya pintu kereta dipasang di muka dan belakang untuk
memudahkan arus sirkulasi keluar - masuk.
g. Lift panyandang cacat adalah lift penumpang yang dilengkapi dengan sarana
mempermudah penyandang cacat menggunakannya. Lift ini dipasang di
gedung-gedung kantor prestige dan di airport.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -1-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
1.2 Pesawat lift dan eskalator banyak sekali macam dan ragamnya, yaitu ditinjau dari
segi:
a. Cara menggerakannya (transmission)
Tinjauan transmisi tenaga
Lift tarikan dengan tenaga motor listrik (electric traction elevator), dibedakan
dengan tarikan langsung (drum drive) dan tarikan tidak langsung (gesek).
Tarikan tidak langsung memperoleh tenaga atau gaya dari gesekan antara tali
baja dengan roda puli. Sedangkan roda puli diputar langsung oleh as motor
(gearless machine) atau melalui transmisi gigi reduksi (geared machine).
Pada tarikan langsung, tali baja digulung pada tabung (cylinder) yang diputar
oleh motor. Ujung tali menarik kereta, dan ujung lain diikatkan pada sisi tepi
tabung gulung. Pesawat lift macam ini biasa untuk dumbwaiter dan lift
perumahan dengan kecepatan kereta maksimal 30 m/m.
Lift tarikan tidak langsung paling populer dipasaran dan paling banyak
dibicarakan. Untuk memperoleh gaya gesek yang cukup (atau menghindari
gelincir/slip) tali baja harus cukup tegang dan bobot imbang dengan kereta
harus “berimbang”. Hal ini akan dibahas pada pelajaran khusus.
Pesawat lift yang dianggap sederhana dan harga ekonomis ialah lift transmisi
hidrolis (hydraulic elevator). Tinggi kerja vertikal dibatasi sampai maksimal 24
meter, kecepatan maksimal 60 m/m. Lihat bab 4.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -2-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -3-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -4-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -5-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -6-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -7-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB II
ISTILAH dan PADANAN KATA
2.1 Lift (elevator) ialah pesawat satu kesatuan (sistem) dengan kereta bergerak naik
dan turun dipandu oleh rel-rel vertikal, pada bangunan bertingkat mengangkut
orang dan/atau barang.
2.2 Lift otomatis ialah lift yang dapat dioperasikan hanya dengan satu pijitan tombol.
2.3 Lift pelayan (dumbwaiter) ialah lift barang untuk maksud mengirim barang dari
satu lantai kelantai lain.
Catatan :
Kapasitas maksimal 300 kg (kapasitas khusus 500 kg) dan ukuran luas kereta
maksimal 1.0 m2 (luas khusus 1.2 m2 ).
2.4 Lift tarikan langsung (drum drive) ialah lift dimana kereta ditarik langsung dengan
cara tali baja di gulung pada tabung (cylinder).
2.5 Lift tarikan gesek (traction drive) ialah lift dimana kereta ditarik melalui gesekan
antara tali baja tarik dengan roda puli penggerak.
2.6 Kereta (car) ialah suatu kesatuan pengangkut beban muatan termasuk konstruksi
rangka, bidang landas (platform) dan badan (enclosure).
2.7 Bidang landas (platform) ialah konstruksi yang membentuk lantai kereta, tempat
badan kereta duduk dan beban muatan (liveload) didukung.
2.8 Rangka kereta (car frame) ialah konstruksi tempat landas dan badan kereta,
dimana tali baja penarik diikatkan.
Catatan :
Pada rangka kereta dipasang mekanisme pesawat pengaman, roda tarik, sepatu
luncur pemandu dan plat penahan benturan penyangga.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -8-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
2.9 Mesin traksi (traction machine) ialah mesin tarik lift dimana penarikan kereta oleh
gaya gesek tali dengan roda puli penggerak.
2.10 Mesin gearless (gearless machine) ialah mesin tarik lift tanpa roda gigi reduksi.
2.11 Mesin geared (geared machine) ialah mesin tarik lift dengan transmisi gigi
reduksi.
2.12 Mesin hidrolis (hydraulic machine) ialah mesin penggerak kereta oleh dorongan
keatas torak hidrolis dengan tekanan hidrolis.
Catatan : Kereta bergerak turun oleh gaya tarik bumi atas berat kereta.
2.13 Mesin penggerak (drive machine) ialah kesatuan yang menghasilkan tenaga
untuk menjalankan lift atau eskalator, bersumber dari tenaga listrik.
2.14 Kendali (drive control) ialah sistem pengaturan tenaga penggerak lift
menghasilkan percepatan kecepatan dan perlambatan sesuai rencana.
2.15 Kendali Operasi (operational control) ialah tata cara mengatur kerja lift sesuai
dengan perencanaan, seperti : arah, tujuan, diam, berbalik arah, meluncur non
stop (bypass) dan sebagainya.
2.16 Ruang luncur (hoistway) ialah ruang luncur vertikal pada bangunan tempat kereta
lift dan bobot imbang meluncur naik turun.
2.17 Lekuk Dasar (pit) ialah bagian ruang dari ruang luncur di ujung bawah mulai dari
lantai terminal bawah.
2.18 Bobot imbang (counterweight) ialah bandul pemberat untuk mengimbangi berat
kereta dan muatan.
Catatan :
Tali baja diikatkan pada kereta dan bobot imbang pada masing-masing ujungnya
dan tali tersebut memeluk roda puli (sistem pentalian 1 : 1).
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -9-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
2.19 Roda puli (traction sheave) ialah roda penarik tali baja suatu komponen dari
mesin penggerak.
2.20 Penyangga / Peredam (buffer) ialah alat yang berfungsi menahan gerakan kereta
dan bobot imbang jika melewati batas lintas, masuk ke lekuk dasar.
2.21 Pintu lantai (landing door) ialah bagian dari lift sebagai sarana keluar masuk
ke/dari kereta, dipasang pada tiap lantai perhentian pada dinding ruang luncur.
Catatan : istilah “pintu luar” tidak benar.
2.22 Penggerak pintu (door operator) ialah motor beserta perangkat mekanis berfungsi
membuka dan menutup pintu kereta dan pintu lantai secara otomatis ataupun
atas pijitan tombol (pada lift barang).
2.23 Tali baja (steel wire rope) ialah pintalan dan lilitan kawat-kawat baja membentuk
tali tambang.
2.24 Tali baja tarik (hoistrope) ialah tali baja yang digunakan untuk menarik kereta
dihubungkan dengan bobot imbang melalui (memeluk) roda puli.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -10-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB III
LIFT TRAKSI
Lift traksi langsung (drum drive) atau tabung gulung sangat terbatas
penggunaannya yaitu hanya melayani 3 lantai dan kapasitas maksimal 500 kg, untuk lift
perumahan dan lift pelayan (dumbwaiter). Lift traksi tidak langsung sangat luas
penggunaannya, oleh karena itu cukup disebut lift traksi (electric traction elevator). Gaya
tarik pada jenis lift ini diperoleh dari gesekan antara tali baja dengan roda puli yang
dibuat dari besi tuang. Antara baja dan besi tuang mempunyai faktor gesek yang baik,
yaitu 0,11 dibanding gesekan antara baja dengan baja.
Secara teoritis tinggi lantai kerja (vertikal rise) dan jumlah lantai yang dapat
dilayani tidak terbatas. Contoh lantai tertinggi ialah Sears Tower di Chicago 103 lantai
dan World Trade Center - New York, yaitu 110 lantai. Makin tinggi jarak lintas,
kecepatannya makin tinggi, tetapi kapasitas dibatasi tidak terlalu besar, oleh karena
faktor manusia keluar masuk kereta memperlambat kerja lift. Dengan kata lain harus ada
batas-batas kewajaran antara kapasitas dan kecepatan untuk spesifik tugas lift untuk
jenis bangunan.
Kita mengenal suatu istilah yang dipakai dikalangan produsen lift : duty combination,
yaitu perkalian kapasitas dengan kecepatan untuk mengidentifikasi besaran dan type
mesin.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -11-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
3. Lingkup C : Lift penumpang pada kantor, bangunan tinggi diatas 20 lantai (high
speed elevator). Jumlah lantai yang dilayani 10 lantai diatas express run. Traksi
SWT atau DWT, multi rise system, roping umumnya 1:1
4. Lingkup D : Lift ulang alik (shuttle service) pada bangunan berbentuk menara
(tower), melayani sky lobby (lobi transit), pada multi rise system. Traksi DWT.
Roping 1:1
6. Lingkup F : Lift barang (freight elevator), pada pabrik, plant atau gudang,
kapasitas dapat mencapai 20 ton. Jika lebih dari 20 ton, digunakan lift hidrolik.
Catatan :
Lihat penjelasan pada contoh-contoh gambar berikut ini mengenai cara
pentalian (roping) 1:1 atau 2 :1 (one to one atau two to one)
SWT : Single Wrapped Traction
DWT : Double Wrapeed Traction
Pada SWT, tali baja hanya sekali menyinggung lingkar luar puli dan kereta
langsung ke bobot imbang.
Pada DWT, tali baja dua kali melingkar (memeluk) roda puli dengan maksud
menghindari gelincir. Oleh karena kecepatan yang terlalu besar dan percepatan
yang tinggi ( 1.5 m/s/s).
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -12-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -13-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -14-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -15-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -16-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB IV
LIFT HIDROLIK
Lift hidrolik (electric hydraulic elevator) hanya dapat melayani tinggi kerja sampai
24,0 meter atau 7 lantai saja, oleh karena pertimbangan praktis. Bahkan pada mula-
mula lift jenis ini dipasarkan hanya melayani 2 atau 3 lantai, yaitu tipe direct acting atau
direct drive. Oleh karena silinder harus ditanam kedalam tanah sedalam tinggi kerjanya.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -17-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -18-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -19-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
4.4 Standar nasional mengatur syarat-syarat spesifikasi teknis, seperti tebal kulit
silinder, katup, tangki (bejana), cairan hidrolis, faktor keamanan, ukuran tali baja
dan batas tekanan hidrolis yang diizinkan. Lift hidrolik relatif lebih murah
dibanding lift traksi (pendapat sementara orang). Sebaiknya dipelajari dahulu
sebelum memilih jenis, untung dan ruginya, serta aturan-aturan dalam SNI.
4.5 Komponen lift hidrolis yang penting dan dianggap kritis ialah katup (valve),
packing dan bejana yang sering panas (tidak mampu membuang panas minyak
hidrolis). Jika panas berlebihan, maka kekentalan (viscosity) cairan hidrolis
menjadi encer, sehingga kinerja turun (jelek). Oleh karena itu jumlah rata-rata
start-stop per hour dibatasi maksimal 80 kali. Ventilasi kamar mesin sangat
penting. Katup yang paling berpengaruh pada kinerja ialah katup kendali
(solenoid) atau motorised valve.
4.6 Lift hidrolik tidak dilengkapi dengan bobot imbang oleh karena itu besaran motor
(power rating) kira-kira dua kali lipat motor lift traksi, untuk tugas yang sama. Akan
tetapi jumlah tenaga listrik yang terpakai (kWh) rata-rata per bulan sama
dibanding dengan lift traksi, sebab saat kereta turun hanya memanfaatkan gaya
tarik bumi atas berat kereta dan muatan.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -20-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
c. Torak (plunger/ram)
Batang pipa yang permukaannya dipoles halus/licin sebagai batang pendorong
vertikal keluar dari ujung silinder, setelah memperoleh tekanan hidrolis,
mendorong keatas kereta.
d. Silinder (cyclinder)
Tabung merupakan rumah dari torak yang menerima cairan hidrolis dari mesin
penggerak.
e. Katup (valve)
Alat pembuka/penutup aliran cairan hidrolis.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -21-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -22-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB V
LIFT BARANG
5.1 Lift barang (freight elevators) digunakan di pabrik dan pergudangan. Kadang-
kadang dipasang di toserba dengan maksud sama, yaitu mengangkat barang
dagangan.
5.2 Lift barang harus memenuhi syarat keselamatan kerja. Sama halnya dengan lift
penumpang yaitu dilengkapi dengan :
Pesawat pengaman dan governor (pengindra kecepatan)
Limit switches
Kunci-kunci kait (door interlock) dan kontak listrik pengaman pada tiap-tiap
pintu lantai.
Gate contact pada pintu kereta
Penyangga di lekuk dasar (pit)
Saklar darurat didalam kereta.
Bel darurat (alarm bell) harus jelas terdengar.
5.3 Cara kerja (operation) kadang-kadang sangat sederhana yaitu biasa disebut
Single Automatic Push Button (SAPB), yaitu lift hanya melayani pemakai yang
mula-mula memanggilnya. Jika telah selesai dan lift menganggur maka pemakai
lain boleh mendapat giliran. Oleh karena itu pintu tidak boleh lupa ditutup, jika
selesai dipakai.
Cara kerja pintu-pintu lantai dan pintu kereta tidak otomatis, melainkan secara
manual. Bentuk pintu lantai “vertical bi-parting door” selebar keretanya, dan pintu
kereta sangat sederhana bentuk folding gate (tetap harus memakai kunci kait dan
kontak listrik). Lift tidak dapat dijalankan sampai pintu-pintu rapat menutup dan
kontak-kontak listrik sambung.
5.4 Besarnya kapasitas (daya angkut) harus sesuai dengan besarnya kereta. Juga
lebar pintu sangat tergantung perencanaan barang-barang apa yang akan
diangkut. Pada dasarnya ada tiga klasifikasi atas lift-lift barang, yaitu :
a. Tugas berat (heavy duty), sampai 20.000 kg
b. Tugas sedang (medium duty), sampai 3.000 kg
c. Tugas ringan (light duty) sampai 1.000 kg
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -23-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -24-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Ada lima macam kecepatan yaitu 15, 25, 30, 45 dan 60 m/m. Makin tinggi
kapasitas lift digunakan, makin rendah kecepatan. Sebaliknya light duty
menggunakan kecepatan 60 m/m.
Biasanya duty dianjurkan tidak lebih dari 300.000 kg.m/m (yaitu perkalian
kapastias dengan kecepatan) atas dasar pertimbangan ekonomis.
Contoh untuk kapasitas 20.000 kg, gunakan kecepatan 300.000 / 20.000 = 15
m/m.
Kapasitas 5000 kg sebaiknya gunakan kecepatan 45 m/m, dimana duty 225.000
lebih kecil dari 300.000 kg.m/m.
Tidak bijak memilih kecepatan terlalu tinggi, karena lift lebih sering menganggur
(idle) jika selesai tugas. Lebih baik (ekonomis) jika kekerapan (frequency) operasi
secara kontinyu.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -25-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB VI
SISTEM KENDALI
6.3 AC – Servodrive
Jenis kendali ini disebut juga Variable Voltage. Kendali kecepatan dengan cara
merubah voltage umpan ke motor, sehingga diperoleh percepatan perlambatan
dan kecepatan yang halus.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -26-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
6.4 AC - VVVF
Jenis kendali ini adalah penyempurnaan AC VV tersebut diatas. Yaitu AC
Variable Frequency (AC VF), tetapi dipasaran orang lebih suka menyebut AC
VVVF. Kecepatan motor induksi dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -27-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB VII
SISTEM OPERASI
Sistem operasi pada dasarnya adalah strategi kerja sama sekelompok lift untuk
tanggap melayani arus penumpang, suatu masa apapun, atas masukan (input) dari
pengguna itu sendiri dan/atau pijitan tombol, jumlah orang terangkat berturut-turut, dan
gejala-gejala lain.
Kata lain ialah : group operation. Biasanya group operation terdiri dari tiga unit lift sampai
dengan delapan unit lift dalam satu kelompok. Jika unit lift bekerja sendiri, maka sistem
kerja dasar ialah simplex collective atau single push button.
Jika dua unit berjejer bekerja sama dalam kelompok, maka sistem kerja sama
disebut duplex collective. Cara kerja simplex dan duplex hampir sama pada semua merk
dagang, tetapi group operation 3 s/d 8 unit lift berbeda diantara merk dagang, yang satu
dianggap lebih efisien dari yang lain, tergantung dari sudut pandang (dasar falsafah
dagang).
Disamping Group operation yang sudah mapan sebagai standard production masih ada
option (unggulan) yang ditawarkan sebagai tambahan, yaitu diantaranya :
1. Load dispatch
2. Load by-pass
3. Independent service
4. Fire operation
5. Riot control
6. Emergency Operation (hospital)
7. Emergency power operation
8. Automatic Rescue
9. Channeling
Aplikasi Collective control pada lift-lift otomatis. Kita cukup memijit tombol
panggilan pada suatu lantai. Pesanan kita terdaftar pada controller yaitu dilantai berapa
dan arah mana. Salah satu lift yang sesuai (dalam suatu kelompok) akan datang
menjemput kita atas pilihan/penunjukan oleh MCU (Main Control Unit).
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -28-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Yang dimaksud pilihan sesuai ialah arah jalannya lift sama dengan arah permintaan dan
lift tersebut bermuatan tidak sepenuh dibanding dengan lift lain yang menuju arah yang
sama. Oleh karena ada unsur pilihan maka istilah populernya : Selective collective.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -29-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
BAB VIII
ESKALATOR
Eskalator atau tangga jalan sangat efektif memindahkan sejumlah orang kepermukaan
tertentu. Jika arus sirkulasi mencapai 100 orang per 5 menit, menggunakan satu
eskalator lebih berdaya guna dibanding dua buah lift berkapasitas 15 orang.
Ilustrasi :
Sebuah Universitas berlantai 6 (5 tingkat), tiap-tiap lantai menampung 500
mahasiswa, maka dibutuhkan 5 unit eskalator arah naik, dan 5 unit lagi arah turun.
Dua arah arus sirkulasi naik dan turun, saat-saat pergantian pelajaran. Arah
eskalator dapat dirubah (reversible) sehingga pada pagi hari saat jam masuk
kuliah, semua unit eskalator arah keatas selama kira-kira 25 menit.
Untuk kesimbangan arus sirkulasi, maka ruang perpusatakaan, lab praktek dan
cafetaria ada dilantai 3 (tengah - tengah tinggi bangunan).
Disamping itu, bangunan universitas tersebut memerlukan satu buah lift service
berkapasitas 2000 kg s/d 3000 kg berkecepatan 45 s/d 60 m/m dan yang penting
pintu lift harus cukup lebar untuk memindahkan perabot dan alat-alat lab atau
benda-benda peragaan kuliah. Lebar pintu yang dianjurkan ialah minimal 1.40
meter, type 2-speed center opening.
Kapasitas eskalator dibedakan dengan lebar step. Ada tiga macam kapasitas sebagai
berikut :
No. Lebar Step Kapasitas teoritis Kapasitas Rata - rata
(anak (kecepatan 0.5 m/m) praktis P/5 menit
tangga) P/jam P/jam
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -30-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -31-
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal Rangkuman
RANGKUMAN
1. Transportasi vertikal pada bangunan bertingkat tinggi merupakan sistem yang amat
kompleks. Beberapa bidang ilmu ikut ambil bagian dalam sistem rekayasa, yaitu
perencana (arsitektur), konstruktor dan konsultan mekanikal elektrikal. Biasanya
ahli-ahli dari pihak produsen atau agen penjualannya yang diwakili oleh “sales
engineer” diikut sertakan dalam penentuan sistem transportasi, karena mereka
memiliki data product range.
3. Transportasi vertikal adalah suatu industri. Ditinjau dari industri manufakturpun lift
dan eskalator merupakan lapangan kerja yang sangat kompleks. Dimulai dari
rancang-bangunan (engineering design), lisensi alat-alat keselamatan (governor,
safety block, dan buffer), izin setuju (approval), gambar kerja (workshop drawings)
dan gambar tata letak (plan layout), izin pemasangan dan uji-coba (test run). Dari
seluruh hasil kerja profesional tersebut diatas, mutu kinerja pesawat lift dan
eskalator pada akhirnya “dipertaruhkan” pada keahlian dan keterampilan beberapa
orang teknisi lapangan yang memasang instalasi pesawat tersebut.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) R -1
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal Rangkuman
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) R -2
Modul SSLE-03: Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) DP -1