Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Anggista Yulia Mayang

NIM : 711345319004

Tingkat/Semester : 2B/III

Mata Kuliah : Urinalisasi dan Cairan Tubuh

A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Makroskopik, Mikroskopik dan Kimia Pada Spesimen Semen.

B. Tujuan
1) Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan makroskopik pada spesimen
semen
2) Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan mikroskopik pada spesimen
semen
3) Mahasiswa mampu mengetahui pemeriksaan kimia pada spesimen semen

C. Dasar Teori
Analisis sperma adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan
normal atau tidaknya sperma. Pemeriksaan analisis sperma umumnya dilakukan pada
pria yang memiliki pasangan yang sulit untuk hamil dan merupakan bagian dari tes
kesuburan. Selain itu, analisis sperma juga dapat dilakukan pada pria yang menjalani
vasektomi untuk menentukan apakah operasi tersebut berhasil atau tidak.

Pemeriksaan analisis sperma menggunakan sampel semen atau cairan mani.


Sampel air mani akan dikumpulkan dalam sebuah wadah steril untuk kemudian
diperiksa di laboratorium. Jika analisis sperma dilakukan untuk tes kesuburan, cairan
mani harus segera dianalisis dalam waktu 1 jam.
Analisis sperma untuk pria yang melakukan vasektomi umumnya hanya
dilakukan untuk memastikan keberadaan sperma dalam air mani dan merupakan
analisis sperma versi pendek. Sedangkan pada pemeriksaan kesuburan, lebih banyak
lagi aspek yang diperiksa.

Air mani dengan jumlah sekitar 1,5-5,5 mm normalnya memiliki setidaknya 2


juta sel sperma. Selain mengandung sperma, air mani juga mangandung fruktosa,
buffer, zat pembeku, pelumas, dan juga enzim

Langkah-langkah analisis sperma yang umum adalah sebagai berikut ini:

 Volume air mani


 Viskositas atau konsistensi semen
 Jumlah sperma
 Konsentrasi sperma atau jumlah sperma per volume semen
 Motilitas sperma, seberapa kuat dan lurus gerak sperma, dinyatakan dalam
persen
 Jumlah sperma normal dan abnormal (dalam hal ukuran dan bentuk),
dinyatakan dalam persen
 Koagulasi dan pencairan, seberapa cepat air mani beruba konsistensi dari
kental menjadi cair.
 Fruktosa
 Kadar pH
 Jumlah sperma yang belum matang
 Jumlah sel darah putih

Indikasi Pemeriksaan :
- Tingkat kesuburan pria
- Keberhasilan vasektomi
- Pemeriksaan kelainan genetika

Metode pemeriksaan :

- Makroskopis
- Mikroskopis
- Kimia
D. Pra Analitik
1) Alat dan Bahan
-    Wadah/pot dengan penutup
-    Kertas Label
-    Gelas ukur 5 atau 10 ml
-    Kertas indikator
-    Mikroskop binokuler
-    Kamar Hitung Improved Neubauer
-    Pipet Leukosit
-    Aquadestilata
-    Minyak Imersi
-    Objective dan Cover Glass
-    Gelas Bejana
-    Eosin 0,5%
-    Giemsa
-    Wright
-    Metil alkohol/ methanol
- Laruran Ba (OH)₂ 0,3 n
- Larutan ZnSO₄ 0,175,m
- Larutan Resorcinol 0,1% dalam 100ml alcohol 95%
- Standar Fruktosa stock 50 mg fruktosa larut dalam 100 ml asm benzoate
0,2 %
Standar fruktosa 1 ml standar fruktosa stock diencerkan dengan H2O
100ml.
Konsentrasi 200 mg fruktosa / dalam mani.  
- Spectrofotometer
-    Cairan Sperma segar
2) Persiapan Pasien
Sebelum melakukan analisis sperma, Pasien mungkin akan
diperintahkan untuk tidak melakukan hubungan seks maupun masturbasi
selama paling tidak 2-5 hari sebelum sampel diambil. Anda akan
diperintahkan untuk melakukan masturbasi untuk mengeluarkan sampel air
mani. Sampel air mani akan ditampung dalam sebuah tabung steril untuk
dianalisis di laboratorium.
3) Pengumpulan/Pengambilan Sampel
-    Pasien diminta selama 3 – 5 hari tidak melakukan kegiatan sexual
-    Pengeluaran ejakulat sebaiknya pagi hari
-    Jarak dengan laboratorium sedekat mungkin
-    Air mani ditampung di dalam gelas atau plastic bermulut lebar
(sebelumnya  dibersihkan dan dikringkan terlebih dahulu) dan diberi label
yang tertulis: Nama, Waktu (Jam) pengeluaran air mani dicatat serta segera
diantar ke laboratorium

4) Persiapan Sampel
Pengambilan sampel di rumah tidak umum dilakukan, karena cairan
tersebut harus dianalisis dalam waktu 1 jam setelah dikeluarkan. Pemeriksaan
analisis sperma direkomendasikan untuk dilakukan 2 kali untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat. Kedua tes ini umumnya memiliki jarak 2 hingga 3
minggu.

E. Analitik
1) Prosedur Kerja
a. Metode Makroskopik
- Terhadap volume, warna, pH, kekeruhan dan kentalnya air mani
- Hitung (ukur) volume air mani dengan memindahkan ejakulat ke
dalam gelas ukur 5  atau 10ml dan  volume baru dapat diukur
setelah mani mencair
- Catat warna dan kekeruhan air mani
- Celupkan kertas indikator ke dalam wadah yang berisi air mani dan
cocokkan dengan skala warna pH kemudian catat pH nya.
b. Metode Mikroskopik
 Uji Motilitas :
- Teteskan air mani sebanyak 1 tetes yang sudah mencair di atas 
objective glass dan tutup dengan cover glass
Pemeriksaan dilakukan dengan lensa objektif 40 X
- Perhatikan  berapa % spermatozoa yang bergerak aktif dan
hitung  pula waktu yang sudah berlalu sejak  saat ejakulasi,
karena  semakin banyak waktu lewat semakin  berkurang
motilitas spermatozoa berkurangnya motolitas banyak
dipengaruhi oleh cara menyimpan sampel
- Campurlah sedikit air mani dengan larutan Eosin 0,5% dalam
air, untuk membeda-kan spermatozoa yang tidak bergerak aktif
dari yang mati. Untuk spermatozoa yang  mati  akan  memberi 
warna  kemerah-merahan  dan yang  non-aktif  saja  tidak
berwarna
 Jumlah Spermatozoa:
- Menghitung  spermatozoa  dengan  menggunakan kamar
hitung Improved Neubauer dan teteskanlah air mani dengan
pipet leukosit
- Untuk mengencerkan dapat digunakan aquadestilata, isilah
pipet leukosit dengan   air mani yang sudah mencair dengan
aquadest sampai garis bertanda 0,5 dan kemudian aquadest
sampai garis bertanda 11
- Hitunglah spermatozoa dalam kamar hitung Improved
Neubauer  pada permukaan  seluas 1 mm2  Jumlah yang
dihitung dikalikan 200.000 untuk mendapatkan jumlah
spermatozoa dalam 1 ml mani
- Pemeriksaan jumlah spermatozoa perlu disarankan untuk
dilakukan hitung ulang pada lain waktu karena kualitas air
mani seseorang akan berbeda-beda dari satu waktu ke waktu
yang lain
 Morfologi:                           
- Buatlah apusan air mani seperti membuat apusan darah tepi
biarkan mengering pada hawa udara
- Kemudian lakukan fiksasi dengan metilalkohol  (methanol)
selama 5 menit
- Selanjutnya diwarnai dengan Reagen Giemsa/Wright atau
lainnya
- Periksalah morfologi spermatozoa dengan perbesaran 100 X
menggunakan minyak Imersi (kepala dan ekor spermatozoa)
- Hitung % kelainan (abnormal) bentuk kepala (terlalu besar,
terlalu kecil, terlalu memanjang, inti terpecah dsb) dan bentuk
ekor (tidak ada ekor, ada dua ekor, ekor amat pendek dsb)
 Jumlah Leukosit:
- Hitunglah Leukosit yang ditemukan dalam kamar hitung
Improved Neubauer seperti hitung sel leukosit pada sediaan
darah dan catat jumlah leukositnya
c. Metode Kimia
- Lakukan diproteinsasi mani yang akan diperiksa dengan
terlebih dulu mengencerkan  mengencerkan 0,1 ml mani
dengan 2,9 ml air. Kemudian tambah 0,5 ml larutan Ba(OH)₂,
campur, tambah 0,5 ml lar.ZnSO₄, campur lagi dan centrifuge.
- Sediakan 3 tabung T(test), S (standard) dan B (blanko). Tabung
T diisi 2 ml cairan pada langkah 1, tabung S diisi 2 ml standard
fruktosa larutan kerja dan tabung B diisi 2 ml aquadest.
- Kepada tabung T, S dan B masing-masing ditambah 2 ml
resorcinol dan 6 ml HCL
- Campur isi tabung masing-masing, panasilah dalam bejana air
90°C selama 10 menit.
- Baca absorbansi T dan S terhadap B pada 490 nm dengan
spektrofotometer.
- Hitung kadar fruktosa dengan rumus AT/AS x 200

F. Pasca Analitik
Interpretasi Hasil :
1) Pemeriksaan Makroskopis
Analisis makroskopis meliputi pemeriksaan volume, bau, warna,
likuifaksi, dan viskositas. Berikut adalah nilai rujukannya:

 Volume air mani: sama dengan atau di atas 2,0 mL.


 Bau: khas atau tidak khas (bau khas sperma adalah seperti aroma pemutih
pakaian)
 Warna: putih keabu-abuan
 Liquefaction: sama dengan atau di atas 60 menit. Cairan sperma yang
keluar biasanya dengan konsistensi yang lebih kental. Liquefaction adalah
waktu yang dibutuhkan untuk cairan sperma tersebut untuk mencair. Salah
satu penyebab sperma yang tidak normal adalah cairan sperma yang
menggumpal dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencair (lebih
dari 60 menit).
 Viskositas (konsistensi atau ketebalan air mani): sama dengan atau di atas
2 cm.

2) Pemeriksaan Mikroskopik
MIKROSKOPIS
1.Uji Motilitas
         Pergerakan Aktif 70 > 50 %
         Pergerakan Lemah 20 < 30 %
         Tak Bergerak 10 < 20 %
2. Jumlah Sperma 65.650.000 60 - 150 Juta ml
3. Morfologi Spermatozoa
    a. Normal
       - Kepala 70 > 60 %
       - Ekor 65
    b. Abnormal:    
       - Kepala 30 < 40 %
       - Ekor 35
4. Jumlah Lekosit 85 100 ul
5. Aglutinasi Negatif NEGATIF +/-

3) Pemeriksaan Kimia
Kadar Fruktosa sperma normal : 120 – 450 mg/dl.
Pembahasan :

Sperma seringkali disebut tidak normal apabila hasil analisa sperma diluar dari
range normal pada laboratorium tersebut. Hal ini dapat dikarenakan oleh jumlah
sperma yang terlalu sedikit, yaitu di bawah angka 40×106/ejakulat.

Selain itu, sperma dapat disebut tidak normal apabila jumlah sperma yang
bergerak cepat dan bergerak lambat lebih sedikit dari nilai range acuan normal.

Bentuk-bentuk sperma yang tidak normal. Terdapat beberapa kondisi yang


terkait dengan kondisi sperma tidak normal yaitu:

 Aspermia: kondisi di mana tidak ditemukannya sperma sama sekali dalam air
mani.
 Asthenozoospermia: jumlah sperma yang mampu bergerak dengan normal di
bawah 40% dari keseluruhan jumlah sperma.
 Teratozoospermia: lebih dari 40% sperma mempunyai bentuk tidak normal dari
keseluruhan jumlah sperma. Sperma yang normal mempunyai kepala yang
berbentuk oval dan ekor yang panjang. Semua bentuk diluar dari bentuk ini
dianggap tidak normal. Sperma yang memiliki bentuk tidak normal akan
mempengaruhi pergerakan sperma dan kemampuan sperma untuk menembus dan
membuahi sel telur.
 Oligoasthenozoospermia: jumlah sperma di bawah normal dan pergerakan sperma
kurang baik.
 Necozoospermia: kondisi ditemukannya banyak sperma tidak hidup.

G. Kesimpulan
Sperma yang sering disebut juga mani atau semen adalah ejakulat yang berasal
dari seorang pria berupa cairan kental dan keruh, berisi sekret dari kelenjar prostat,
kelenjar-kelenjar lain dan spermatozoa. Pemeriksaan sperma merupakan salah satu
elemen penting dalam penilaian fertilitas atau infertilitas. Pemeriksaan sperma
meliputi maksroskopis (hal-hal yang terlihat dengan mata telanjang), mikrospkopis,
kimia dan imunologi. Namun, di sini yang akan kita lakukan adalah hanya
pemeriksaan sperma secara makroskopis,  mikroskopis  dan kimia.
Banyak pria yang sering merasa tidak nyaman dengan adanya pemeriksaan
sperma hal ini mengingat sperma merupakan produk cairan tubuh yang hanya bisa
dikeluarkan sebagai puncak rasa birahi (orgasme). Tidak seperti cairan tubuh lain
yang biasa diperoleh dengan cara yang menyakitkan yaitu disuntik seperti darah,
cairan sumsum tulang, cairan otak maka cairan sperma ini dikeluarkan dengan cara
“tidak menyakitkan”. Tidak semua pria dengan mudah bisa mengeluarkan sperma
apalagi disebuah  tempat yang cukup asing seperti rumah sakit atau laboratorium.
Sebenarnya hal ini tidak bisa menjadi alasan karena saat ini rumah sakit atau
laboratorium biasanya telah menyediakan tempat yang dibuat sedemikian rupa agar
pasien bisa melakukan proses mengeluarkan sperma dengan nyaman.

H. Daftar Pustaka
https://lab-anakes.blogspot.com/2016/01/pemeriksaan-sperma-semen.html
https://doktersehat.com/analisis-sperma/
https://www.youtube.com/watch?v=UvHNf-_YM0w
https://www.youtube.com/watch?v=aqe9cnLda1M
https://www.youtube.com/watch?v=le6qhdyGk64

Anda mungkin juga menyukai