Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kembaran kelas VII E

dan VII F pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada pokok bahasan

segitiga dan segiempat.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penlitian ini yaitu penelitian

eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu trhadap yang lain dalam

kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2015 : 107).

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest-only control

design. Hal ini dikarenakan, peneliti ingin membandingkan dua kelompok siswa

yang dipilih berdasarkan teknik cluster random sampling. Satu kelompok siswa

sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan khusus berupa model PBL

dengan pendekatan RMT sedangkan satu kelompok siswa lagi sebagai kelas

kontrol yang tidak diberi perlakuan yaitu pembelajaran langsung. Pengaruh

adanya perlakuan adalah (O1 : O2).

Tabel 3.1 Desain posttest-only control design (Sugiyono, 2015 : 112).


Kelompok Perlakuan Post-test
R E X O1
R K O2
Keterangan :

R : Subyek penelitian yang diambil secara acak

E : Kelas yang menggunakan PBL dengan pendekatan RMT

K : Kelas yang menggunakan pembelajaran langsung

X : Perlakuan berupa PBL dengan pendekatan RMT

O1 : Kemampuan Representasi matematis dan self-efficacy siswa pada

kelas yang menggunakan PBL dengan pendekatan RMT

O2 : Kemampuan Representasi matematis dan self-efficacy siswa pada

kelas yang menggunakan pembelajaran langsung

D. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh kelas VII SMP

Negeri 1 Kembaran tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ditentukan

berdasarkan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan anggota sampel

dari kelompok-kelompok populasi secara acak. Sampel penelitian diambil dua

kelas secara acak yaitu satu kelas dijadikan kelas eksperimen yaitu yang

menggunakan PBL dengan pendekatan RMT dan satu kelas lagi dijadikan kelas

kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran langsung.

E. Teknik Pengumpulan data

1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data-data dalam

penelitian ini berbentuk tes dan non-tes. Instrumen untuk mengukur

kemampuan representasi matematis siswa digunakan tes kemampuan

representasi matematis.

Langkah awal yang dilakukan adalah merancang skenario pembelajaran

dan membuat kisi-kisi instrumen tes dan non tes. Dalam penelitian ini

instrumen tes yang digunakan adalah post test, yaitu untuk memperoleh data

mengenai kemampuan representasi matematis siswa. Proses penyusunan

instrumen tes di awali dengan menyusun kisi-kisi soal tentang kemampuan

representasi matematis yang akan diukur meliputi indikator kemampuan dan

nomor butir soal, menyusun soal dan alternatif kunci jawaban, serta aturan

pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Soal yang digunakan

berbentuk soal uraian. Suherman (2003) mengemukakan bahwa salah satu

kelebihan tes uraian yaitu kita bisa melihat dengan jelas proses berpikir

melalui jawaban-jawaban yang diberikan.

Instumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket,

yaitu untuk mendapatkan gambaran dan menggali informasi mengenai self

efficacy siswa. Proses penyusunan instrumen non-tes yaitu dimulai dari

membuat kisi-kisi skala self efficacy yang mencakup aspek self efficacy dan

butir pernyataan. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala diferensial sematik yang dikembangkan oleh Charles Osgood dan

Tannenbaum pada tahun 1957. Skala diferensial sematik digunakan untuk


mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist,

tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positif

terletak di bagian kanan garis dan sangat negatif di bagian kiri, atau

sebaliknya (Sugiyono, 2015). Demikian pula dengan Iskandar dan Karolina

(dalam Sudaryono 2015) menyatakan bahwa skala diferensial sematik

berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutup). Karakteristik bipolar

mempunyai 3 dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu :

(1) Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek

(2) Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan suatu objek

(3) Aktivitas, yaitu tingkat gerakan suatu objek

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan

siswa. Observasi guru yaitu pengamatan terhadap aktivitas guru dalam proses

pembelajaran dengan problem based learning dengan pendekatan rigorous

mathematical thinking, sedangkan observasi siswa yaitu pengamatan terhadap siswa

dalam proses pembelajaran dengan problem based learning dengan pendekatan

rigorous mathematical thinking.

2. Kisi-kisi Instrumen

Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini yaitu kemampuan

representasi matematis dan self efficacy siswa. Indikator yang diambil


untuk mengukur kemampuan reprsentasi matematis siswa yaitu sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Representasi Matematis

Variabel Indikator Butir Soal


Kemampuan siswa menggunakan

visualisasi berupa gambar untuk

menyelesaikan masalah.
Kemampuan siswa membuat
Kemampuan
model matematika dengan
Representasi
melibatkan simbol-simbol dan
Matematis
ekspresi matematis dalam
Siswa
menyelesaikan masalah.
Kemampuan siswa dalam

melibatkan teks tertulis (kata-kata)

dalam menyelesaikan masalah.


Jumlah Item

Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Angket Self Efficacy

Dimensi Indikator Item


Magnitude (Derajat 1. Keyakinan terhadap 1-4

kesulitan tugas yang kemampuan menyesuaikan

dihadapi, dimana dan menghadapi tugas-tugas


yang sulit.
seseorang mampu atau
2. Keyakinan terhadap
tidak untuk
kemampuan dalam 5-7
melakukannya)
menghadapi tantangan.
1. Keyakinan terhadap
Strenght (Kuatnya
8-11
kemampuan diri sendiri.
keyakinan seseorang
2. Keyakinan terhadap
mengenai kemampuan
kemampuan menyelesaikan 12-14
yang dimiliki)
tugas yang spesifik.
Generality (Keyakinan 1. Keyakinan terhadap

seseorang akan kemampuan menyelesaikan

kemampuannya beberapa tugas yang berbeda.


15
melaksanakan tugas di

berbagai aktivitas atau

situasi tertentu)
Jumlah item 15
Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus :

skor yang diperoleh siswa


Nilai= x 100
jumlah skor maksimal

Untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) menggunakan rumus :

Σx
X́ =
N

Keterangan :

X́ : Rata-rata (mean)

Σ x: Jumlah seluruh skor


N: Banyak subjek

3. Pengujian Validitas dan Perhitungan Reliabilitas

(1) Pengujian Validitas

Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sudaryono, 2016).

Sugiyono (2015) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan teknik yang digunakan untuk

mengetahui valid atau tidaknya suatu intrumen yaitu dengan Korelasi

Product Moment dengan angka kasar (Arikunto, 2012) dengan

mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa dengan skor total.

Dimana Korelasi Product Moment dengan angka kasar memiliki rumus

sebagai berikut :

N ΣXY −(ΣX )(ΣY )


r xy = 2
√ { N ΣX −(ΣX )2 } { NΣY 2 −(ΣY )2 }

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi tiap soal

N : banyak subjek

ΣX : jumlah skor item

ΣY : jumlah skor total

( ΣX )2 : jumlah kuadrat skor item

( ΣY )2 : jumlah kuadrat skor total


ΣXY : jumlah perkalian skor item dengan skor total

Setelah mendapatkan nilai dari korelasi product moment, lalu

dikonsultasikan terhadap
r hitung dengan taraf signifikan sebesar 5%.

Dengan pengembilan keputusan sebagai berikut :

r hitung>r tabel berarti instrumen valid

r hitung ≤r tabel berarti instrumen tidak valid

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program

SPSS 21.0 dengan uji Correlate Bivariate. Butir soal akan dikatakan

valid apabila Sig. < α. Kriteria penarikan kesimpulan dengan α =0,05

dalam SPSS (Uyanto, 2006).

(2) Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya (Sudaryono, 2016). Dimana hasil pengukuran hanya dapat

dipercaya apabila konsistensi dari suatu alat ukur memperoleh hasil

yang relatif sama untuk subyek yang sama. Sugiyono (2015)

menyatakan bahwa pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan

secara eksternal maupun internal. Dalam penelitian ini pengujian

reliabilitas intrumen dilakukan secara internal dengan menganalisis

konsistensi butir-butir yang ada pada intrumen dengan teknik tertentu.

Adapun teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas dari


instrumen menggukanan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2012).

Dimana Alpha Cronbach memiliki rumus sebagai berikut :

Σσ 2 2 Σ X2
(
r 11 =
n
( n−1 ))( ( ))
1− 2 i
σt
, dimana varians
σ t=
ΣX −
n
n

Keterangan :
r 11 : realibilitas yang dicari
∑ σ i2 : jumlah varians skor tiap-tiap item
σ2
t : varians total
Setelah mendapatkan nilai dari koefisien realibilitas, lalu

dikonsultasikan terhadap
r tabel dengan taraf signifikan sebesar 5%.

Dengan pengembilan keputusan sebagai berikut :

r 11 >r tabel berarti instrumen reliabel

r 11 ≤r tabel berarti instrumen tidak reliabel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program

SPSS 21.0 dengan uji Reliability Analysis. Penarikan kesimpulan

dengan menggunakan skala pengukuran pada nilai Cronbach’s Alpha

apabila memiliki nilai minimum 0,70 maka instrument dikatakan

reliable (Uyanto, 2006).

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik

inferensial dan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat sebagai berikut :


1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji prasyarat yang digunakan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan pada data hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Teknik yang digunakan untuk uji normalitas yaitu dengan uji normalitas

Kolmogorov-smirnov. Pengujian dengan Kolmogorov Smirnov didasarkan

karena sampel lebih dari 50.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian adalah sebagai

berikut (Lestari dan Yudhanegara, 2015: 243) :

1) Merumuskan Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal.

Ha : Data tidak berdistribusi normal.

2) Menentukan Nilai Uji Statistik

a) Urutkan dari yang terkecil ke yang terbesar.

b) Menentukan proporsi kumulatif ( pk ) , yaitu :

fk i
pk =
∑f
Keterangan :
fk i : frekuensi kumulatif ke-i
∑f : jumlah frekuensi
c) Menentukan skor baku ( zi ) , yaitu :
X i− X
Zi=
s

d) Menentukan luas kurva


zi ( z−tabel ) .

e) Menentukan nilai
|pk −z tabel|

f) Menentukan harga
Dhitung yaitu :

Dhitung =maks {| p k−z tabel|}

3) Menentukan Nilai Kritis atau Menentukan


Dtabel

4) Menentukan Kritieria Pengujian Hipotesis

Jika
Dhitung ≥Dtabel maka H 0 ditolak.

Jika
Dhitung <D tabel maka H 0 diterima.

5) Memberikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21.0

dengan Test Of Normality uji Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H 0 : data berdistribusi normal

H a : data tidak berdistribusi normal

Ketentuan yang digunakan adalah apabila nilai signifikansi ( sig.)≥α ,

dengan α =0,05 maka H 0 diterima, artinya data berdistribusi normal (Uyanto,

2006).
2. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki variansi

yang sama atau tidak. Uji ini dilakukan untuk mengolah data akhir dari hasil

nilai post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada penelitian ini

digunakan uji levene untuk menguji homogenitas dari kedua sampel.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H 0 :σ 12=σ 12 (data homogen)

H a :σ 12 ≠ σ 12 (data tidak homogen)

Keterangan :

σ 12 : Variansi kelas eksperimen

σ 12 : Variansi kelas control

Penarikan kesimpulan berdasarkan analisis dengan menggunakan SPSS

21.0 dengan test o homogeneity of variance uji levene adalah H 0 diterima jika

sig. ≥ α, dengan α =0,05 (Uyanto, 2006)

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan diakhir penelitian dengan menguji data hasil

post test kemampuan representasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Apabila ketentuan untuk uji prasyarat terpenuhi yaitu data

berdistribusi normal maka analisis data menggunakan statistik parametris

sehingga pengujian hipotesis menggunakan uji-t karena membandingkan


selisih dua sampel bebas (Uyanto, 2006). Terdapat dua jenis rumus uji-t yang

dapat digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu :

a. Rumus uji-t separated varians digunakan apabila varian tidak homogen.

X́ 1− X́ 2
t hitung =
s 12 s 22 , H 0 diterima jika t hitung ≤ t tabel
√ +
n1 n2

b. Rumus uji-t polled varians digunakan apabila varian homogen.

X́ 1 − X́ 2
t hitung =
2 2
( n1−1 ) s1 + ( n 2−1 ) s 2 1 1 ,
√ ( n1 +n2 )
−2 ( +
n 1 n2 )
H 0 diterima jika t hitung ≤ t tabel

Keterangan :

X 1 : rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen

X 2 : rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol

n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen

n2 : Jumlah siswa pada kelas kontrol

s1 : Standar deviasi pada kelas eksperimen

s2 : Standar deviasi pada kelas kontrol

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program SPSS 21.0

untuk mempermudah perhitungan hasil tes. Peneliti menggunakan uji

independent samples test yang terdapat pada SPSS 21.0 untuk melakukan

pengujian hipotesis. Selain uji independent samples test dalam SPSS 21.0
juga melakukan uji levene’s test untuk mengetahui apakah kedua sampel

homogen (Uyanto, 2006). Kriteria penarikan kesimpulan sebagai berikut :

a. Jika data normal dan homogen, maka untuk mengetahui nilai Sig. hasil

uji-t dalam tabel independent samples test dengan melihat baris pertama

pada kolom equal variances assumed. Kriteria pernarikan kesimpulan

dengan α =0,05 dalam SPSS adalah sebagai berikut :

sig
1) Jika <α=0,05 , maka H 0 ditolak
2

sig
2) Jika ≥ α =0,05 , maka H 0 diterima
2

b. Jika data normal dan tidak homogen, maka untuk mengetahui nilai Sig.

hasil uji-t dalam tabel independent samples test dengan melihat pada

kolom baris kedua equal variances not assumed. Kriteria pernarikan

kesimpulan dengan α =0,05 dalam SPSS adalah sebagai berikut :

sig
1) Jika <α=0,05 , maka H 0 ditolak
2

sig
2) Jika ≥ α =0,05 , maka H 0 diterima
2

Variabel terikat pada penelitian ini ada dua, yaitu kemampuan representasi matematis

dan self efficacy siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis pada masing-masing

variabel terikat tersebut. Adapun uraian hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H 0 :μ r 1 ≤ μr 2 (Kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti

problem based learning dengan pendekatan rigorous


mathematical thinking lebih rendah atau sama dengan

siswa yang mengikuti pembelajaran langsung)

H 0 :μ r 1 > μr 2 (Kemampuan representasi matematis siswa yang mengikuti

problem based learning dengan pendekatan rigorous

mathematical thinking lebih tinggi dari siswa yang

mengikuti pembelajaran langsung)

H 0 :μ s 1 ≤ μs 2 (Self efficacy siswa yang mengikuti problem based learning

dengan pendekatan rigorous mathematical thinking lebih

rendah atau sama dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran langsung)

H 0 :μ s 1 ≤ μs 2 (Self efficacy siswa yang mengikuti problem based learning

dengan pendekatan rigorous mathematical thinking lebih

tinggi dari siswa yang mengikuti pembelajaran langsung)

Anda mungkin juga menyukai