Dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya tercapai sasaran, akan tetapi
membutuhkan suatu proses untuk mengetahui masalah yang ditimbulkannya. Pelaksanaan
pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru, Pergeseran
Nilai Masyarakat , Aspek Legal dan Etik, Ekonomi, serta Politik.
Terdapat Subsistem Upaya Kesehatan terdari dari Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
dan Upaya kesehatan perorangan (UKP). Serta adanya Hakekat Pelayanan Keperawatan
sebagai Advokatif, Konstant, Kordinatif dan Kontinyu.
1. System pengemabngan manajemen kinerja klinik (PMK) bagi perawat dan bidan di R
S dan Puskesmas / KEPMENKES 836 tahun 2005
2. Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional
3. Akreditasi
4. ISO 9000
Indikator mutu keperawatan di Indonesia sampai saat ini belum secara resmi
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, namun beberapa indikator mutu
keperawatan telah disusun dalam bentuk drafT sebagai Pedoman Indikator Mutu
Pelayanan Keperawatan Klinik di Sarana Kesehatan yang sebenarnya telah mulai
disusun sejak tahun 2008 oleh Kementerian Kesehatan. Paling tidak rancangan
indikator pelayanan keperawatan tersebut meliputi enam indikator mutu yaitu: (1)
Keselamatan pasien yang meliputi dekubitus, kejadian jatuh, kesalahan pemberian
obat dan cidera akibat restrain, (2) Kenyamanan, (3) Pengetahuan, (4) Kepuasan
pasien, (5) Self care dan (6) Kecemasan.