Anda di halaman 1dari 6

RESUME

MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN

DISUSUN OLEH :

PUTRI AYU AMALIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PRODI PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2020-2021


RESUME

MASYARAKAT RUMAH SAKIT DAN KEBUDAYAAN

A. Pengertian Masyarakat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama
Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia.
Dalam masyarakat, berlangsung proses kehidupan sosial, proses antar
hubungan dan antar aksi. Dengan demikian masyarakat dapat diartikan
sebagai wadah atau medan tempat berlangsungnya antar aksi warga
masyarakat itu.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas
masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama
dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata
lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam
arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-
aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut:
a. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan
binatang.
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk
menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.

B. Pengertian Rumah Sakit


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berikut ini ialah beberapa jenis-jenis rumah sakit yang akan dijelaskan
untuk memberikan gambaran mengenai Kebudayaan rumah sakit.

1. Rumah sakit umum


Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat
kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar
rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa
menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat
beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
2. Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit
manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
3. Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang
terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran
pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi.
4. Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk
melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga
tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena
penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya
rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan
gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang
terpencil/jauh dari rumah sakit umum.
5. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-
dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya
menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang
disebut poliklinik.
C. Kebudayaan Rumah Sakit

Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi.


Pertama adalah pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah
institusi keagamaan yang membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani
masyarakat miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Hal yang menarik
akhir-akhir ini adalah adanya perubahan orientasi pemerintah tentang
manajemen rumah sakit dimana kini rumah sakit pemerintah digalakkan
untuk mulai berorientasi ekonomis. Dengan demikian, kini rumah sakit mulai
memainkan peran ganda, yaitu tetap melakukan pelayanan publik sekaligus
memperoleh penghasilan (laba) atas operasionalisasi pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat.
Mengingat adanya dinamika internal (perkembangan peran) dan tuntutan
eksternal yang semakin berkembang, rumah sakit dihadapkan pada upaya
penyesuaian diri untuk merespons dinamika eksternal dan integrasi potensi-
potensi internal dalam melaksanakan tugas yang semakin kompleks. Upaya
ini harus dilakukan jika organisasi ini hendak mempertahankan kinerjanya
(pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekaligus memperoleh dana yang
memadai bagi kelangsungan hidup organisasi). Untuk itu, ia tidak dapat
mengabaikan sumber daya manusia yang dimiliki termasuk perhatian atas
kepuasan kerjanya. Pengabaian atasnya dapat berdampak pada kinerja
organisasi juga dapat berdampak serius pada kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam konteks tersebut, pemahaman atas budaya pada tingkat organisasi ini
merupakan sarana terbaik bagi penyesuaian diri anggota-anggotanya, bagi
orang luar yang terlibat (misalnya pasien dan keluarganya) dan yang
berkepentingan (seperti investor atau instansi pemerintah terkait) maupun
bagi pembentukan dan pengembangan budaya organisasi itu sendiri dalam
mengatasi berbagai masalah yang sedang dan akan dihadapi.
Seiring dengan membaiknya tingkat pendidikan, meningkatnya keadaan
sosial ekonomi masyarakat, serta adanya kemudahan dibidang transportasi
dan komunikasi, majunya IPTEK serta derasnya arus sistem informasi
mengakibatkan sistem nilai dalam masyarakat berubah. Masyarakat
cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih bermutu termasuk
pelayanan kesehatan.
Untuk meningkatkan kemampuan para pengelola rumah sakit tersebut
selain melalui program pendidikan dan pelatihan, juga diperlukan pengaturan
dan penegakan disiplin sendiri dari para pengelola rumah sakit serta adanya
yanggung jawab secara moral dan hukum dari pimpinan rumah sakit untuk
menjamin terselenggaranya pelayanan yang baik.
Selain itu dalam perkembangan teknologi dan berbagai bidang yang
lainnya tercipta sebuah istilah yang menandakan sebagai suatu Budaya dalam
lingkup kesehatan istilah tersebut ialah Komite Etik Rumah Sakit (KERS),
dapat dikatakan sebagai suatu badan yang secara resmi dibentuk dengan
anggota dari berbagai disiplin perawatan kesehatan dalam rumah sakit yang
bertugas untuk menangani berbagai masalah etik yang timbul dalam rumah
sakit. KERS dapat menjadi sarana efektif dalam mengusahakan saling
pengertian antara berbagai pihak yang terlibat seperti dokter, pasien, keluarga
pasien dan masyarakat tentang berbagai masalah etika hukum kedokteran
yang muncul dalam perawatan kesehatan di rumah sakit.
Ada tiga fungsi KERS ini yaitu pendidikan, penyusun kebijakan dan
pembahasan kasus. Jadi salah satu tugas KERS adalah menjalankan fungsi
pendidikan etika. Dalam rumah sakit ada kebutuhan akan kemampuan
memahami masalah etika, melakukan diskusi multidisiplin tentang kasus
mediko legal dan dilema etika biomedis dan proses pengambilan keputusan
yang terkait dengan permasalahan ini.

D. Type Gemeischaft
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki kesadaran untuk
hidup bersama.

1. Gemeinschaft by blood, contohnya adalah keluarga, perkumpulan atau


persatuan marga hasibuan.
2. Gemeinschaft by place, contohnya adalah RT dan RW
3. Gemeinschaft of mind, contohnya adalah seperti organisasi partai politik,
kelompok pengajian

DAFTAR PUSTAKA
KBBI, 2019. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
https://kbbi.web.id/masyarakat. [Diakses 12 Oktober 2020].
Utami, TN. Harahap, RA. Sosioatropologi Kesehatan Integrasi Budaya Dan
Kesehatan. Jakarta : Prenadamedia Group.

Husaini, dkk. 2017. Buku Ajar Antropologi Sosial Kesehatan. Saputra, M, Editor.
Banjarbaru

Anda mungkin juga menyukai