Anda di halaman 1dari 3

IBNU SINA

Ibnu Sina atau Avicenna memiliki nama lengkap Abu Ali al Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin
Sina. Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan penulis aktif yang lahir di zaman
keemasan Peradaban Islam. Ilmuwan berdarah Persia ini menulis karya ilmiah pertamanya di usia
21 tahun. Berjudul Al-Majmu yang mengulas beragam ilmu pengetahuan

Ibnu Sina lahir 980 masehi di Afsana, sebuah desa dekat Bukhara (sekarang dikenal dengan
Uzbekistan), ibukota Samaniyah, sebuah dinasti Persia di Central Asia dan Greater Khorasan.
Ibunya, bernama Setareh, berasal dari Bukhara; ayahnya, Abdullah, adalah seorang Ismaili yang
dihormati, sarjana dari Balkh, sebuah kota penting dari Kekaisaran Samanid (sekarang dikenal
dengan provinsi Balkh, Afghanistan). Ayahnya bekerja di pemerintahan Samanid di desa
Kharmasain, kekuatan regional Sunni. Setelah lima tahun, adiknya, Mahmoud lahir. Ibnu Sina sejak
kecil mulai mempelajari Al-Quran dan sasta, kira-kira sebelum ia berusia 10 tahun.

Sepanjang hidupnya, Muslim jenius ini telah menghasilkan 450 karya ilmiah. Namun dari jumlah
itu, hanya sekitar 240 karya yang tersisa.

Sebanyak 150 karya mengupas tentang filsafat, 40 kitab tentang kedokteran, dan karya-karya
lainnya memuat beragam ilmu pengetahuan mulai dari filsafat, astronomi, kimia, geografi,
matematika, geologi, psikologi, teologi, logika, fisika, hingga seni puisi.

Salah seorang temannya, Abu Ubaid al-Jurjani pernah bercerita, Ibnu Sina memiliki karakter yang
cukup unik. Salah satunya, ia suka mengagumi diri sendiri. Dan faktanya, Ibnu Sina memang
dikagumi banyak orang karena kejeniusannya. 

Tak hanya menguasai beragam ilmu pengetahuan, Ibnu Sina juga memiliki perhatian besar kepada
ilmu keagamaan. Hal inilah yang mendorongnya untuk menghafal Alquran. Beberapa sumber
menyebut, Ibnu Sina telah hafal Alquran pada usia 10 tahun. 

Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina juga dikenal sebagai sosok yang mandiri dalam pemikiran.
Ayahnya yang berasal dari Balkh Khorasan adalah seorang pegawai tinggi pada masa Dinasti
Samaniyah. 
Sejak kecil, Ibnu Sina memperlihatkan kepandaian yang luar biasa. Ilmu kedokteran dipelajarinya
saat berusia 16 tahun. Tak hanya mempelajari teori kedokteran, dia juga merawat orang sakit
berdasarkan pengetahuannya sendiri. 

Berkat melayani orang sakit, Ibnu Sina pun menemukan metode-metode baru dalam perawatan.
Dia menjadi seorang dokter sejak usia 17 tahun. Dia semakin terkenal sebagai dokter sejak berhasil
menyembuhkan Raja Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur. 

Tak hanya Nuh bin Mansur, ia juga berhasil menyembuhkan sejumlah penguasa lain, di antaranya
Ratu Sayyidah dan Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamadan, dan Alaud Dawla dari
Isfahan. 

sang ayah wafat ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun. Sepeninggal ayahnya, dia kemudian berkelana
untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Kota pertama yang ia tuju adalah Jurjan.

Di salah satu kota kecil di Timur Tengah ini ia bertemu dengan seorang sastrawan dan ulama besar
Abu Raihan al-Biruni yang kemudian menjadi gurunya. Setelah itu, dia berkeliling ke sejumlah kota
di Iran seperti Rayy dan Hamadan.

Dari 450 karyanya, yang paling dikenal adalah As-Syifa dan Al-Qanun fi At-Tibb (The Canon of
Medicine). Buku yang ditulis pada 1025 itu menjadi acuan dan referensi para dokter selama
berabad-abad.

Karya-karya Ibnu Sina pernah disatukan dalam satu buku besar berjudul Essai de Bibliographie
Avicenna yang disusun oleh Pater Dominican di Kairo. 

Kiprah gemilang Ibnu Sina di jagat ilmu pengetahuan berakhir ketika ia wafat pada Juni 1037 di
Hamadan, Ira

Karya Ibnu Sina

Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 sampai 250 buah judul). Kualitas
karyanya yang bergitu luar biasa dan keterlibatannya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan
politik, menunjukkan tingkat kemampuan yang luar biasa. Beberapa Karyanya yang sangat terkenal
di antara lain :
 Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
 Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
 An Najat
 Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)

Selain karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya
yang terkenal adalah :

 Hayy ibn Yaqzhan


 Risalah Ath-Thair
 Risalah fi Sirr Al-Qadar
 Risalah fi Al- 'Isyq
 Tahshil As-Sa'adah

Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :

 Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
 Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
 Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah

Anda mungkin juga menyukai