Anda di halaman 1dari 8

Karakter-Karakter Keris Jawa

   Filosofi, Spiritual dan Kebatinan Keris Jawa.

Pada awalnya, di tanah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), keris diciptakan hanya untuk
memberikan tuah kesaktian dan wibawa kekuasaan.  Keris (dan tombak) adalah sebuah benda yang
menjadi kebanggaan masyarakat pada umumnya dan merupakan lambang status / derajat
pemiliknya. Keris menjadi "keharusan" untuk dimiliki oleh para pejabat, baik raja, keluarga kerajaan
atau bangsawan, orang-orang kaya, para senopati sampai prajurit (prajurit biasanya menggunakan
jenis tombak), pejabat bupati sampai lurah desa. Di kalangan masyarakat umum hampir semua orang
laki-laki ingin memiliki keris, terutama mereka yang memiliki ilmu beladiri dan orang-orang tua yang
memahami spiritualitas kejawen.

Pada jaman kerajaan dulu budaya perkerisan sedemikian memasyarakat dan empu-empu keris pun
tersebar ke banyak daerah. Namun ketika terjadi perseteruan antara kerajaan Majapahit di Jawa
Timur dengan kerajaan di Jawa Barat, empu-empu jawa yang berada di Jawa Barat diperintahkan
untuk pulang kembali ke jawa (ke Jawa Tengah atau ke Jawa Timur). Empu-empu keris yang memilih
untuk tetap tinggal di Jawa Barat masih diizinkan, tetapi dilarang membuat keris untuk orang Jawa
Barat.

Oleh karena keberadaan empu-empu jawa di Jawa Barat itu berkembanglah bentuk-bentuk senjata
atau agemanyang teknik pembuatannya menyerupai teknik pembuatan keris (logam ditempa
berlapis-lapis), misalnya kujang (yang berwarna hitam dan logamnya ditempa berlapis-lapis seperti
keris) dan keris-keris jimat kecil (yang bisa dimasukkan ke dalam dompet dan logamnya juga ditempa
berlapis-lapis seperti keris). 

Secara umum kujang diakui sebagai asli milik orang Sunda dan menjadi bagian dari kebudayaan
masyarakatJawa Barat. Pada awalnya kujang tidak berbentuk seperti sekarang. Bentuknya lebih
mirip "kudi" (di jawa) atau mirip sabit yang ujungnya melingkar keluar. Oleh kreasi para empu, kujang
berkembang bentuknya menjadi seperti sekarang, lebih ramping dan menyerupai lambang tunas
kelapa pramuka. 

Umumnya kujang ada 2 jenisnya, yaitu jenis kujang yang tujuan pembuatannya untuk digunakan
sebagai alat pertanian dan kujang pusaka yang diperuntukkan sebagai pusaka dan senjata tarung
yang biasanya dibuat sepasang.

Kujang adalah sebuah senjata yang unik dari segi bentuk & sejarahnya. Senjata tradisional Jawa
Barat ini memang tidak sepopuler keris atau beberapa senjata lain di bumi nusantara ini, tetapi
kujang bisa dimasukkan ke dalam kategori jenis keris, yaitu keris khas tanah pasundan. Kujang
pusaka merupakan pengembangan dari jenis senjata belati panjang yang awalnya peruntukkan
pembuatannya adalah untuk kalangan keluarga raja dan kalangan bangsawan.

Umumnya orang Jawa Barat jaman dulu menggunakan golok dan pisau belati panjang sebagai
senjata tarung. Kujang pusaka awalnya peruntukkannya hanya untuk dimiliki oleh kalangan
bangsawan saja. Secara umum kujang dibuat dari bahan besi, tetapi kujang yang berdaya magis
tinggi adalah yang dibuat serupa dengan keris jawa, yaitu yang berwarna hitam, yang dibuat dari
logam yang ditempa berlapis-lapis seperti keris. Empu jawa yang menjadi pembuatnya biasanya
membuat 2 buah (sepasang), yang satu dibuat dari logam yang ditempa berlapis-lapis berwarna
hitam seperti keris, yang satunya lagi dibuat dari bahan besi sebagai pasangannya. 

Setelah masa kerajaan Majapahit berakhir,  para empu jawa di Jawa Barat tersebut mulai membuat
keris lagi. Keris-keris yang dibuat di Jawa Barat kebanyakan fungsinya tidak lagi seperti keris jawa
yang untuk kesaktian dan wibawa kekuasaan, tetapi untuk kemakmuran / kerejekian /
pertanian. Namun keris-keris dan kujang yang dibuat oleh para empu tersebut, selain fungsi
utamanya untuk kemakmuran, juga tetap memberikan fungsi untuk kesaktian / keselamatan /
perlindungan gaib bagi pemiliknya. Keris-keris buatan para empu di Jawa Barat yang
dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan dan kewibawaan, biasanya kerisnya berhawa panas dan
angker.Mungkin sengaja dibuat demikian karena ada tendensi dari empu pembuatnya untuk
menunjukkan bahwa keris adalah senjata yang sakti, yang berbeda dengan senjata tradisional
setempat, sehingga juga membuat orang Sunda takut kepada keris.

Empu-empu jawa di Jawa Barat tersebar di banyak tempat, terutama berada di sekitar pusat-pusat
peradaban, yaitu di sekitar ibu kota kerajaan. Sesudah jaman penyebaran agama Islam di
Jawa, kebanyakan keris-keris jawa yang dibuat di Jawa Barat dibuat oleh empu-empu jawa yang
tinggal di daerah Cirebon dan sekitarnya.

 Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Tempat Asal


Pembuatannya

Pada dasarnya pada awalnya keris-keris dibuat adalah untuk menunjang kesaktian, kekuasaan dan
kewibawaan manusia pemiliknya. Penggunaannya digenggam diasumsikan sama dengan
kepanjangan tangan, sehingga bentuknya agak besar dan panjang. Keris-keris yang bentuknya agak
kecil dan lebih pendek dari keris-keris yang umum biasanya dulunya dibuat untuk orang perempuan,
biasanya istri bangsawan, dan untuk rohaniwan dan para sesepuh masyarakat.

Karena sebuah keris dibuat untuk tujuan mendampingi manusia pemiliknya, maka dalam
pembuatannya sebuah keris selalu sudah disesuaikan sifat fisiknya dan sifat kegaibannya dengan
sifat-sifat kepribadian dan perilaku si manusia calon pemiliknya. Dengan demikian masing-masing
keris jawa yang dibuat oleh empu jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah dan di Jawa Timur
karakteristiknya mengikuti sifat umum perwatakan manusia di daerahnyamasing-masing dan sejalan
dengan sifat umum penggunaannya dalam keilmuan kesaktian yang masing-masing daerah akan
berbeda sifatnya dengan daerah lainnya.

  Keris Jawa Barat.


Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Barat sangat mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi
dan watak keilmuan yang keras. Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka ilmu pukulannya itu bersifat
ampuh mematikan / menghancurkan, atau jika ilmu pertahanan tubuh, ilmunya benar-benar bisa
menjadikan manusianya kebal tidak terluka oleh senjata tajam. Dengan sifat keilmuan kesaktian yang
seperti itu maka orangnya akan dikenal sebagai manusia yang berkesaktian tinggi. 

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Barat dibuat dengan sifat karakter yang keras dan
panas dan berhawa angker menakutkan, sehingga walaupun hanya dilihat sekilas saja akan terasa
bahwa keris-keris itu mengandung hawa gaib yang keras. 

Dari sisi fisik kerisnya biasanya keris-keris dari Jawa Barat bilah kerisnya agak berat, ukurannya
besar dan panjang, penempaan logamnya kurang matang, logam bilahnya agak kasar karena pori-
pori logamnya besar, sehingga akan menyerap banyak minyak ketika kerisnya diminyaki. Bentuk fisik
keris yang seperti itu cocok untuk diisi energi (khodam) yang sifat energinya besar dan berat,
berhawa keras, berwibawa dan angker.

  Keris Jawa Timur.


Secara umum keilmuan kesaktian dari Jawa Timur juga mengedepankan sifat keilmuan yang tinggi
dan watak keilmuan yang keras, tetapi tidak sekeras keilmuan Jawa Barat, lebih halus tetapi tajam.
Diibaratkan jika ilmu pukulan, walaupun ilmu pukulannya juga bersifat mematikan / menghancurkan,
tetapi lebih halus dan energinya lebih tajam, bersifat merusak tubuh bagian dalam atau menembus
kekebalan / pagaran ilmu gaib lawan, atau jika diibaratkan ilmu pertahanan tubuh, walaupun ada juga
ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap serangan senjata tajam, tetapi
kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik, aji-aji dan tenaga dalam dan
perlindungan dari serangan ilmu gaib. 

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Timur dibuat dengan sifat karakter yang halus
tetapi berenergi tajam, berwibawa tetapi tidak angker menakutkan, sehingga bila dilihat sekilas akan
terasa bahwa sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi, tapi tidak terlihat angker, tetapi
anggun berwibawa dan terasa kandungan hawa gaib energinya yang tajam (tetapi tidak semua keris
dari Jawa Timur berenergi tajam, energi keris yang tajam lebih terasa pada keris-keris yang bertuah
utama untuk kesaktian). 

Dari sisi fisik kerisnya biasanya keris-keris dari Jawa Timur bilah kerisnya ukurannya lebih ramping
dan ringan, penempaan logamnya matang, logam bilahnya lebih padat dan halus karena pori-pori
logamnya kecil dan rapat, sehingga tidak menyerap banyak minyak ketika kerisnya diminyaki. Bentuk
fisik keris yang seperti itu cocok untuk diisi energi (khodam) yang sifat energinya lebih tajam,
berhawa keras, tetapi halus dan anggun berwibawa.

  Keris Jawa Tengah.


Secara umum, keilmuan kesaktian dari Jawa Tengah tidak menonjolkan sifat keilmuan yang tinggi
dan watak keilmuan yang keras, tetapi menekankan pada sifat keilmuan yang "dalam" dan bersifat
"menindih" kesaktian lawan atau bersifat menundukkan / menenggelamkan / memunahkan keilmuan
lawan yang tinggi. Sangat jarang kita mendengar nama-nama orang sakti dari Jawa Tengah, karena
seseorang yang menganut filosofi keilmuan dari Jawa Tengah, walaupun sakti dan berilmu tinggi,
tetapi seringkali tidak kelihatan sebagai orang yang sakti berilmu, karena perwatakannya didasari
oleh filosofi kebatinan jawa mendem jero, tetapi karisma perbawa keilmuannya akan dapat dirasakan
oleh sesama orang berilmu, sehingga mereka akan saling menghormati dan menjaga jarak. 

Diibaratkan jika ilmu pukulan, maka walaupun ilmu pukulannya juga bersifat menghancurkan, tetapi
lebih lembut dan tidak menonjolkan serangan yang mematikan, lebih bersifat mengalahkan dengan
melumpuhkan atau bersifat "menindih" / menundukkan keilmuan lawan, atau jika ilmu pertahanan
tubuh, walaupun ada juga ilmu yang benar-benar menjadikan manusianya kebal terhadap senjata
tajam, tetapi kebanyakan ilmunya berupa ilmu ketahanan tubuh dari serangan fisik, aji-aji dan tenaga
dalam dan perlindungan dari serangan ilmu gaib. 

Sejalan dengan itu, keris-keris yang dibuat di Jawa Tengah dibuat dengan sifat karakter yang halus,
tetapi berenergi besar dan bersifat "menindih" kesaktian lawan, dan tidak menonjol wibawanya,
apalagi angker menakutkan, sehingga banyak orang yang tertipu yang menganggap keris-keris
tersebut kosong isinya dan lemah "angsarnya", karena memang tidak terasa aura wibawanya dan
juga tidak terasa getaran energinya. Sekalipun keris-keris tersebut berkesaktian tinggi dan berenergi
besar, tetapi tidak terlihat angker berwibawa dan tidak terasa kandungan hawa gaibnya, tetapi orang-
orang berilmu kebatinan dan yang peka rasa batinnya, mereka akan dapat merasakan getaran
gaibnya dan energinya yang besar dan berat dari jarak yang cukup jauh sebelum keris-keris itu hadir
di hadapan mereka. Bahkan banyak orang-orang berilmu gaib dan perdukunan yang memilih (yang
peka batinnya dan sadar diri) untuk tidak "berurusan" dengan keris-keris dari Jawa Tengah ini, karena
keris-keris itu dapat "menindih" dan memunahkan / melumpuhkan keampuhan ilmu gaib mereka.
Banyak keris-keris dari Jawa Tengah ini, terutama yang keris lurus, yang sebenarnya adalah Keris
Tindih.

Dari sisi fisik kerisnya, dibanding keris-keris dari Jawa Timur, biasanya keris-keris dari Jawa Tengah
bilahnya lebih berat, ukurannya lebih besar dan lebih tebal, penempaan logamnya kurang matang,
logam bilahnya lebih kasar karena pori-pori logamnya besar, sehingga akan menyerap banyak
minyak ketika kerisnya diminyaki. Bentuk fisik keris yang seperti itu cocok untuk diisi energi (khodam)
yang sifat energinya besar dan berat, berkarisma wibawa, tetapi halus tidak angker menakutkan.

Dari sisi fisik kerisnya keris-keris dari Jawa Tengah ada kemiripan dengan keris-keris dari Jawa
Barat, tetapi dibanding keris-keris dari Jawa Barat, biasanya keris-keris dari Jawa Tengah bilah
kerisnya lebih ringan, ukurannya lebih pendek dan lebih ramping, penempaan logamnya lebih
matang, logam bilahnya lebih halus karena pori-pori logamnya lebih kecil, sehingga lebih sedikit
menyerap minyak ketika kerisnya diminyaki. 

Sebagai penjelasan, kondisi fisik keris di atas dituliskan berdasarkan asumsi keris-keris jaman dulu
yang sampai sekarang masih utuh terjaga fisiknya, terjaga perawatan dan pemeliharaannya sejak
keris itu dibuat sampai masa sekarang, sehingga jika pada masa sekarang kita mendapati keris-keris
jaman dulu yang masih utuh dan baik kondisinya dari sisi fisik dan logamnya kita bisa memperkirakan
apakah keris itu dari Jawa Barat, Jawa Tengah atau dari Jawa Timur. 

Ciri-ciri keris dari sisi fisiknya dan penempaan logamnya di atas pada masa sekarang sering
dianggap sebagai kualitas penempaan logam dan seni sang empu dalam membuat keris. Tetapi
pada masanya semua bentuk fisik keris dan penempaan logamnya di atas tidak semata-mata adalah
kualitas kemampuan penempaan logam dan seni sang empu keris, karena sebenarnya masing-
masing pembuatan keris itu dilakukan oleh sang empu berdasarkan kecocokkan karakteristik jenis
gaib yang nantinya akan masuk mengisi kerisnya yang sudah disesuaikan lebih dulu sifat-sifatnya
dengan si manusia calon pemilik keris. 

Ditinjau dari tujuan pembuatannya, di pulau Jawa ada keris-keris khusus yang pembuatannya adalah
pesanan dari orang-orang Islam, yang sifat-sifat perwatakan dan perilaku orang-orang itu sudah
mengikuti budaya dalam agama Islam. Keris-keris itu terutama adalah untuk para pemimpin
kekuasaan yang sudah beragama Islam dan untuk para spiritualis Islam. 

Untuk mereka itu biasanya bentuk fisik kerisnya lebih kecil, lebih pendek dan ringan, yang biasanya
kerisnya dikenakan dengan diselipkan di pinggang depan (di depan badan). Biasanya fungsi
utamanya adalah untuk kesaktian dan penjagaan gaib dan untuk menunjang penggunaan kekuatan
gaib.
Contohnya :

Ada sejenis keris jawa yang bentuknya kecil tipis seperti pisau melengkung yang biasa disebut Keris
Taji Ayam. Bentuknya mirip dengan senjata tradisional dari pulau Sumatera, dikenakan dengan
diselipkan di pinggang depan (di depan badan). 

Umumnya jenis keris ini bersifat khusus untuk kesaktian, untuk langsung digunakan bertarung. Jenis
keris ini mulai muncul sesudah berkembangnya agama Islam di Jawa.

Contoh Keris Taji Ayam ini adalah sebuah keris jawa kecil yang dulu dibuat di Jawa Barat untuk
seorang spiritualis Cirebon pada jaman kerajaan Pajang.
Contoh keris kecil luk 7 ini adalah sebuah keris yang dulu dibuat di daerah Sunda Kelapa untuk
seorang spiritualis Islam pada jaman Pangeran Jayakarta.

Keris ini fungsi utamanya adalah untuk penjagaan gaib dan untuk menunjang penggunaan kekuatan
gaib.

 Karakter-Karakter Keris Jawa Berdasarkan Karakter Sosok Gaib


Kerisnya

Masing-masing sosok wujud mahluk halus melambangkan karakter kepribadian sendiri-sendiri.


Mengenai itu Penulis sudah menuliskannya dalam tulisan berjudul  Hakekat Wujud dan Watak
Mahluk Halus.

Sejalan dengan tulisan di atas karakter gaib keris dan sifat dasar tuah keris juga dipengaruhi oleh
masing-masing karakter sosok "isi" gaib keris di dalamnya yang sedikit / banyak sifat-sifat karakter itu
akan berpengaruh terhadap si manusia pemilik keris.
Misalnya : 
Sosok ular naga, berarti watak dan perilakunya seperti naga, berwibawa dan berkuasa.
Sosok ular naga ini biasanya menjadi khodam kewibawaan, kekuasaan dan penjagaan gaib. Hawa
auranya kuat, biasanya menjadikan si manusia pemilik keris kelihatan berwibawa dan berkuasa dan
akan menjauhkan manusia atau mahluk halus lain yang bersifat / bertendensi negatif. 
Sosok gaib keris jenis ini biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak menjadi khodam
pendamping.
Keris-keris yang isi gaibnya bersosok ular naga, yang tuah utamanya untuk wibawa kekuasaan,
sebaiknya posisi penyimpanannya diutamakan, di atas atau di tengah keris-keris yang lain.

Sosok ular naga jawa (badan dan kepalanya seperti ular naga, tetapi tidak berkaki seperti
ular), berarti watak dan perilakunya seperti perpaduan ular dan naga, galak ( / ganas) dan berkuasa. 
Sosok ular naga ini biasanya menjadi khodam kekuasaan dan penjagaan gaib. Hawa aura yang
ditimbulkannya biasanya menyebabkan manusianya kelihatan berkuasa, ada juga yang berhawa
aura menakutkan, dan akan menjauhkan manusia atau mahluk halus yang bersifat / bertendensi
negatif. Tetapi banyak jenis halus ini yang hawa energinya panas dan tajam. 
Sosok gaib keris jenis ini biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak menjadi khodam
pendamping. 
Keris-keris yang isi gaibnya bersosok ular naga jawa sebaiknya penyimpanannya disendirikan,
jangan disatukan dengan keris-keris yang lain.

Sosok seperti manusia, berarti watak dan perilakunya seperti manusia, bisa diajak bertukar pikiran.


Isi gaib keris yang sosok-sosoknya seperti manusia ini kebanyakan sosok wujudnya adalah seperti
manusia laki-laki tinggi besar, laki-laki ksatria, bapak-bapak berjubah dan ibu-ibu berkemben dan
sosok seperti seorang panembahan atau pertapa.

Sosok-sosok seperti manusia laki-laki tinggi besar dan laki-laki ksatria biasanya watak dan
perilakunya bersifat seperti seorang laki-laki yang berbadan tinggi besar, yang menonjolkan
kekuatan, kesaktian dan kewibawaan, dan siap setiap saat untuk bertarung. Biasanya hawa
auranya menonjolkan kekuatan dan kewibawaan, tetapi tidak panas. Sosok-sosok gaib keris jenis ini
biasanya tetap berdiam di dalam kerisnya, tidak tampil menjadi khodam pendamping.

Sosok seperti laki-laki berbadan tinggi besar bersifat idealis, yang akan menonjolkan kekuatan,


kekerasan dan kewibawaannya untuk memaksakan idealisnya pada perilaku berbudi pekerti dan
tidak sombong, yang sebagian akan sama dengan perilaku Keris Tindih.  Kebanyakan sosok gaib
keris jenis ini ada pada keris-keris lurus yang dulu dibuat di Jawa Tengah. 

Sosok seperti bapak-bapak atau seperti ibu-ibu biasanya melambangkan pribadi yang seperti orang
tua, lebih bijaksana, bisa menyesuaikan dirinya dengan kehidupan manusia yang diikutinya, bisa
memberikan keteduhan hati dan pengayoman moral, dan akan aktif memberikan ide dan ilham untuk
kebaikan hidup si manusia dan akan memberikan peringatan berupa rasa dan firasat bila si manusia
akan mengalami suatu masalah / musibah. Banyak isi gaib keris jenis ini yang menjadi khodam
pendamping si pemilik keris.

Sosok seperti bapak-bapak berjubah, seperti panembahan atau seperti pertapa, berarti watak dan


perilakunya seperti manusia bapak-bapak sepuh. Apapun jenis tuah yang mereka berikan biasanya
mengandung hawa kewibawaan seorang bapak-bapak yang bersifat mengayomi. Sosok-sosok
tersebut juga melambangkan bahwa mereka mempunyai kearifan dalam hal kebatinan dan spiritual
dan bisa mengajarkan / menuntun / mengilhami manusia si pemilik keris dalam bidang keilmuan
kesaktian atau kebatinan / spiritual. 
Sosok yang berjubah itu juga menunjukkan karakter sebagai sosok yang akan siap sedia setiap saat
untuk menggunakan kekuatan dan kesaktiannya untuk bertarung, jika diperlukan. 

Sosok seperti ibu-ibu memakai kain kemben, berarti watak dan perilakunya seperti manusia ibu-ibu,
galak dan berwibawa seperti orang tua ibu-ibu sepuh. Sebagian besar bersifat mengayomi. Apapun
jenis tuah yang mereka berikan biasanya mengandung hawa kewibawaan seorang ibu-ibu yang galak
dan berwibawa yang mempengaruhi orang-orang di sekitarnya untuk tidak bersikap merendahkan
dan menjauhkan orang-orang yang berniat jahat / curang. Tetapi hawa aura ibu-ibu itu juga akan
memberikan suasana yang menarik orang untuk datang berkumpul (membantu hubungan sosial /
pergaulan dan kerejekian).
Penulis ada menemui beberapa fenomena unik pada keris-keris jawa dengan isi gaib di atas, yaitu
yang semula isi gaibnya adalah seperti manusia laki-laki tinggi besar, atau yang seperti laki-laki
ksatria, suatu saat kemudian sosok itu berubah menjadi sosok bapak-bapak berjubah setelah istrinya
datang bergabung tinggal di dalam kerisnya. Dengan demikian keris tersebut isi gaibnya
berubah, tidak lagi seperti sesosok manusia laki-laki berbadan tinggi besar atau laki-laki ksatria, tapi
sudah berubah menjadi sepasang suami istri bapak-bapak berjubah dan ibu-ibu jawa (berkemben). 

Penulis juga pernah mendapati keris yang semula isi gaibnya bersosok manusia laki-laki tinggi besar
atau laki-laki ksatria, kemudian berubah rupa menjadi bapak-bapak berjubah, atau kadang-kadang isi
gaibnya berganti-ganti rupa, yaitu suatu saat sosoknya laki-laki tinggi besar, di saat yang lain
sosoknya adalah bapak-bapakberjubah. Perubahan wujud itu terjadi mengikuti kondisi psikologis si
khodam kerisnya. Jika kondisinya merasa idealis seperti sifat karakter laki-laki berbadan besar atau
laki-laki ksatria seperti disebut di atas, maka sosok rupanya adalah laki-laki tinggi besar atau laki-laki
ksatria, tetapi jika dirinya merasa sepuh, atau si pemilik kerisnya menonjolkan sifat kesepuhan, atau
menjalani keilmuan kebatinan / spiritual yang bersifat kesepuhan, maka isi gaibnya akan mengambil
wujud seperti bapak-bapak berjubah.

  Keris khusus : Keris Keningratan.


Keris Keningratan ada yang mengandung sifat dasar kewibawaan, ada juga yang mengandung sifat
dasar pengasihan, tergantung sifat dasar karakter khodam kerisnya masing-masing apakah bersifat
kerejekian ataukah kewibawaan / kekuasaan. Sesuai istilahnya sebagai keris keningratan, darimana
pun asal pembuatan kerisnya, apapun sosok wujud gaib kerisnya, apapun jenis tuah utamanya, keris-
keris itu akan menjadikan pemiliknya tampak elegan, memiliki karisma keagungan tersendiri yang
berbeda dengan orang lain. Tapi sesuai juga dengan sebutannya sebagai keris keningratan, keris-
keris itu akan menyatukan dirinya dan memberikan tuahnya hanyakepada pemiliknya yang
mempunyai garis keturunan keningratan.

-------------------

Anda mungkin juga menyukai