Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR GURU

MELALUI TEKNIK SUPERVISI KELAS

Bambang Herry Iriantoro

Dinas Pendidikan Kecamatan Loceret, Jl Raya Kediri 171 Loceret, Nganjuk.


Email : bambangherry36@yahoo.com

Abstract: Improvement of Teaching Ability through The Class Supervision Technique. This
study aims to improve the teaching skills of primary school teachers in learning through the
implementation of supervision. The study was conducted in Gugus 3 Loceret the District Nganjuk
with the design school action research, conducted in two cycles. The survey results revealed that the
ability of teachers to teach elementary school could be improved through classroom supervision
techniques. Improving the ability of teachers to teach is demonstrated by (a) increasing the ability
to manage a class, (b) increasing the ability to use learning strategies, (c) increase the capacity to
manage the interaction of classes, (d) an increase in the ability to help develop positive attitudes
of students and (e) an increase in the ability to execute evaluation process and learning outcomes.

Keywords: teaching skills, classroom supervision techniques

Abstrak: Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru melalui Teknik Supervisi Kelas.


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru SD dalam pembelajaran
melalui pelaksanaan supervisi. Penelitian dilakukan Gugus 3 Kecamatan Loceret Kabupaten
Nganjuk dengan rancangan penelitian tindakan sekolah, dilaksanakan dalam 2 siklus. Hasil
penelitian diketahui bahwa kemampuan mengajar guru SD dapat ditingkatkan melalui teknik
supervisi kelas. Peningkatan kemampuan mengajar guru tersebut ditunjukkan oleh (a) peningkatan
kemampuan mengelola kelas, (b) peningkatan kemampuan menggunakan strategi pembelajaran,
(c) peningkatan kemampuan mengelola interaksi kelas, (d) peningkatan kemampuan membantu
mengembangkan sikap positif siswa dan (e) peningkatan kemampuan melaksanakan evaluasi
proses dan hasil belajar.

Kata Kunci : kemampuan mengajar, teknik supervisi kelas

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh baik, perlu ada pembinaan secara berkelanjutan.
beberapa aspek, antara lain kurikulum, guru, Tugas kepala sekolah yang paling perlu mendapat
siswa, media, buku sumber. Selain sebagai penentu penekanan adalah tugas sebagai supervisor
keberhasilan pembelajaran, guru juga merupakan (Hariwung, 1981). Supervisi diperlukan dalam
ujung tombak kelancaran proses belajar mengajar proses pembelajaran berdasarkan dua hal, yaitu: (1)
terutama di Sekolah Dasar (SD). Keberhasilan perkembangan kurikulum yang merupakan gejala
guru mengajar juga dipengaruhi oleh peran kemajuan pendidikan, (2) perkembangan personel
kepala sekolah dalam pembinaan guru termasuk yang merupakan upaya terus-menerus dalam
pembinaan kemampuan guru dalam mengajar. suatu organisasi. Fungsi kepala sekolah sebagai
Tugas kepala sekolah selain sebagai manager, supervisor adalah memberikan layanan kepada
administrator juga sebagai supervisor. Agar guru dalam upaya meningkatkan kemampuan dan
tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan kualitas profesionalnya. Supervisi yang dilakukan
24
Iriantoro, Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Melalui... 25

kepala sekolah, antara lain untuk meningkatkan diberikan untuk menumbuhkan hasil pengiring,
kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar, (g) perkembangan afeksi siswa, (h) pemahaman
sehingga dapat memenuhi misi pengajaran yang kognisi siswa, dan (i) kemampuan psikomotor
diembannya. siswa. Untuk melakukan supervisi pada suatu
Masih banyak guru sekolah dasar di Gugus pertemuan supervisor membutuhkan satu sampai
3 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk yang dengan tiga jam berturut-turut (Pidarta, 1999).
masih belum memiliki kemampuan mengajar Alasan penting dipilihnya teknik supervisi kelas
sesuai dengan kompetensi profesional guru (Imron, untuk melakukan supervisi guru adalah: (a) yang
1999). Salah satu penyebab belum maksimalnya diamati keseluruhan proses belajar mengajar dalam
tugas mengajar guru adalah kurang sesuainya teknik satu pertemuan, dan bukan sampel-sampel PBM
supervisi yang diterapkan kepala sekolah. Secara yang diinginkan, (b) untuk mengetahui aktivitas
umum persoalan tersebut meliputi: pelaksanaan belajar mengajar secara keseluruhan, bukan
supervisi yang masih menggunakan jalur satu arah, untuk mengetahui aktivitas-aktivitas khusus, (c)
yaitu dari kepala sekolah sebagai atasan terhadap supervisor tidak boleh berpartisipasi dalam PBM,
guru sebagai bawahan; sulitnya memadukan dan (d) dilakukan pada waktu pembelajaran sedang
keinginan antara kepala sekolah dan guru tentang berlangsung.
teknik supervisi yang harus digunakan; alokasi Supervisor adalah orang yang melakukan
waktu pelaksanaan supervisi yang amat terbatas; aktivitas supervisi dan langsung berhubungan
dan supervisi sering kali dilakukan atas inisiatif dengan guru khususnya dalam rangka peningkatan
dan keinginan kepala sekolah semata. proses pembelajaran agar lebih efektif. Di tingkat
Supervisi pada suatu sekolah merupakan sekolah yang menjadi supervisor adalah kepala
tanggung jawab kepala sekolah. Pada lingkup sekolah. Mengacu pada Peraturan Menteri
yang lebih luas, tugas supervisi menjadi tanggung Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
jawab seorang pengawas. Namun jika peran kepala tentang Standar Pengawas Sekolah, menyebutkan
sekolah belum maksimal, maka tugas supervisi bahwa kepala sekolah sebagai supervisor
dapat diperkuat oleh pengawas. diantaranya yaitu membantu guru dalam
Ada sejumlah teknik supervisi yang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses
dikemukakan oleh para ahli. Teknik supervisi pembelajaran. Peran dalam perencanaan dan
diharapkan mampu memberi dampak positif pelaksanan pembelajaran, yaitu membina unsur-
terhadap pembentukan sikap dan kemampuan unsur yang berkaitan dengan pembinaan terhadap
guru. Supervisi sebagai kegiatan pembinaan guru dalam proses pembelajaran diantaranya
guru dapat dilakukan melalui teknik individual: yaitu menumbuhkan motivasi kerja pada guru,
supervisor mengamati kegiatan pembelajaran yang membimbing guru dalam menyusun silabus tiap
sedang berlangsung (classroom observasion), mata pelajaran yang berlandaskan standar isi,
eksperimentasi kelas (class experiment), guru standar kompetensi, kompetensi dasar, dan prinsip-
mengunjungi guru lain pada saat pembelajaran prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan
berlangsung (class intervisitation), supervisor pendidikan, membimbing guru dalam memilih dan
melakukan percakapan pribadi dengan guru menggunakan metode atau teknik pembelajaran atau
(individual conferency), seleksi mata pelajaran bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
(selected of materials for teaching), dan evaluasi potensi siswa, membimbing guru dalam menyusun
diri (self evaluation). rencana program pembelajaran, membimbing
Melakukan supervisi tidak sekedar bermakna guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
melihat atau mengamati aktivitas guru, tetapi perlu membimbing guru dalam mengelola, merawat,
juga melibatkan semua indera, logika, strategi, dan mengembangkan, dan menggunakan media
berbagai instrumen.Beberapa hal yang perlu dicatat pendidikan dan fasilitas pembelajaran, memotivasi
oleh supervisor adalah: (a) suasana kelas, (b) cara guru untuk memanfaatkan teknologi informasi
memulai dan menutup pelajaran, (c) kecocokan dalam pembelajaran. Peran dalam kegiatan
metode yang digunakan, (d) penggunaan media, (e) evaluasi proses pembelajaran, yaitu membina guru
cara mengaktifkan siswa, (f) tugas berstruktur yang dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang
26 ILMU PENDIDIKAN, VOLUME 1 NOMOR 2, DESEMBER 2106: 24-31

telah dilaksanakan diantaranya yaitu membina media dan sumber pengajaran yang telah dipilih,
guru menyusun kriteria atau indikator keberhasilan dan langkah-langkah KBM yang telah disusunnya
pendidikan dan pembelajaran, membimbing guru dalam PBM.
dalam menentukan aspek-aspek yang penting
dinilai dalam pembelajaran, membimbing guru METODE
dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran.
Sekolah (PTS) di Sekolah Dasar yang ada di Gugus
Peran tersebut perlu dilaksanakan mengingat
3 Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk dengan
kepala sekolah juga merupakan calon pengawas
jumlah sebanyak 10 Sekolah Dasar. Penelitian ini
sekolah. Peran kepala sekolah sebagai supervisor
melibatkan masing-masing sekolah 1 orang guru
dalam memberikan bantuan yaitu meliputi
sebagai subyek penelitian dan masing-masing
bantuan dalam merencanakan, melaksanakan,
sekolah 1 orang kepala sekolah sebagai kolaborator.
mengevaluasi proses pembelajaran.
Jenis penelitian dirancang dengan menggunakan
Secara profesional, dalam proses pembelajaran
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) atau School
guru memiliki tugas utama sebagai berikut: (1)
Action Research (SAR). Penelitian tindakan ini
menyusun program pengajaran, (2) melaksanakan
memiliki karakteristik partisipatif, yang melibatkan
program pengajaran, (3) melakukan evaluasi, (4)
para pelaksana program yang akan diperbaiki.
melakukan analisis hasil evaluasi, dan (5) melakukan
Penelitian ini juga bersifat kolaboratif, artinya
program perbaikan dan pengayaan. Di samping itu,
dikerjakan bersama-sama peneliti (pengawas
untuk menunjang keberhasilan profesionalnya,
sekolah) dan praktisi (pelaksana program, yaitu
guru juga dituntut cakap dalam aktivitas sosial
kepala sekolah dan guru) sejak dari perumusan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
masalah sampai dengan penyusunan laporan.
Proses pembelajaran merupakan tahap
Penelitian ini difokuskan pada penyempurnaan
pelaksanaan yang telah direncanakan oleh guru
kegiatan supervisi kelas yang dilakukan oleh
(Nawawi,1981). Kegiatan ini menuntut kemampuan
kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan
guru untuk menciptakan dan menumbuhkan
kemampuan mengajar.
kegiatan belajar siswa sesuai dengan rencana. Guru
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus
juga harus menganalisa tingkat pemahaman siswa
untuk tiap-tiap sekolah. Teknik pengumpulan data
terhadap materi pembelajaran yang disampaikan,
menggunakan observasi dan wawancara. Observasi
ketepatan metode pembelajaran yang digunakan,
digunakan untuk memperoleh data dan fakta
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
tentang kemampuan guru dalam merencanakan
Untuk melaksanakan tugas, guru dituntut memiliki
dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
kemampuan mengajar. Kurangnya kemampuan
Wawancara secara tidak terstruktur digunakan
mengajar akan mempengaruhi kinerja guru dalam
untuk memperoleh data tentang pendapat guru
melaksanakan tugas.
atas pengalamannya dalam merencanakan dan
Kemampuan pertama yang harus dimiliki guru
melakanakan pengajaran. Analisis data dilakukan
adalah kemampuan merencanakan pembelajaran.
dengan menggunakan analisis kualitatif dan
Mengajar merupakan pelaksanaan rencana
kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan melalui
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
3 tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan
Semakin mampu merencanakan pengajaran,
penyimpulan. Analisis data kuantitatif dilakukan
seorang guru akan semakin mudah mengajar di
secara deskriptif.
kelas (Ghafir, 1983; Sudjana, 1984).
Kemampuan mengajar sebagai kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua yang harus dimiliki oleh guru, berkenaan
dengan bagaimana guru menciptakan suatu Hasil
sistem pengajaran sesuai dengan yang telah Siklus I. Pada tahap perencanaan, kepala
direncanakan sebelumnya. Kemampuan mengajar sekolah dan guru diberi penjelasan tentang konsep
menunjuk pada kemampuan guru menggunakan supervisi kelas beserta instrumen-instrumen yang
alat penilaian yang telah disusun, materi, metode, telah disiapkan, dan diberi arahan tentang hal-
Iriantoro, Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Melalui... 27

hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus
dan guru. Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai I. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II sama
jadwal yang disepakati antara peneliti dan sekolah dengan kegiatan pada siklus I, yaitu menyusun
yang menjadi sasaran penelitian. Secara ringkas rencana tindakan, mengkondisikan subyek pene-
hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 1. litian (kepala sekolah sebagai supervisor dan guru
Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa, sebagai pihak yang akan disupervisi). Pada tahap
kemampuan guru dalam proses pembelajaran ini juga dijelaskan tentang konsep supervisi kelas
mencapai kategori yang cukup baik dari segi dan instrumen-instrumen yang digunakan, serta
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru hal-hal yang perlu disiapkan oleh kepala sekolah
telah mampu memotivasi murid untuk lebih giat dan guru. Pelaksanaan tindakan dilakukan di 10
belajar, guru telah menguasai mata pelajaran sekolah sebagaimana pada siklus I. Secara singkat,
yang diajarkan, mampu memilih dan menerapkan hasil tindakan dapat dilihat pada Tabel 2.
berbagai metode dan media pembelajaran Berdasarkan hasil refleksi diketahui
secara lebih tepat, memahami aspek kejiwaan bahwa komitmen dari kepala sekolah dalam
dan psikologi belajar murid. Guru mampu upaya perbaikan dan peningkatan keterampilan
mengajar dengan baik, memiliki kemampuan mensupervisi guru harus terus dipertahankan dan
berkomunikasi, menggunakan bahasa, memilih dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi
dan menerapkan metode dan alat sesuai dengan sekolah. Untuk lebih memperjelas perkembangan
situasi riil, keterampilan berinteraksi, bertanya dan hasil penelitian dari siklus I ke siklus IIdapat
menyusun pertanyaan sesuai dengan kemampuan diperiksa pada Tabel 3.
sasaran didik.

Tabel 1: Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru


Hasil Pengamatan
No. Nama Guru Nama Sekolah Rerata
A B C D E
1 HS SDN Karangsono 2,67 2,75 2,80 3,80 3,50 2,75
2 SAW SDN Genjeng 1 3,00 2,25 2,80 4,00 4,00 3,21
3 YH SDN Genjeng 3 3,00 2,50 3,20 3,60 4,00 3,26
4 Sp SDN Godean 1 2,33 2,25 3,00 3,60 4,00 3,04
5 MTU SDN Godean 2 3,67 2,75 3,20 3,60 4,00 3,44
6 LH SDN Ngepeh 1 2,67 2,25 2,60 4,00 4,00 3,10
7 EY SDN Ngepeh 2 3,33 2,25 2,80 3,80 4,00 3,24
8 Sk SDN Ngepeh 3 3,00 2,75 3,20 3,60 3,00 3,11
9 DW SDN Ngepeh 4 2,33 2,75 3,00 3,40 3,00 2,90
10 YA SDI As-Syafi’ah 3,67 2,50 3,40 4,00 4,00 3,51
Rerata 2,97 2,50 3,00 3,74 3,75 3,16

Keterangan:
A= Kemampuan Mengelola Kelas, Waktu, dan Fasilitas Belajar
B= Kemampuan Menggunakan Strategi Pembelajaran
C= Kemampuan Mengelola Interaksi Kelas
D= Kemampuan Membantu Mengembangkan Sikap Positif Siswa Terhadap Belajar
E= Kemampuan Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar
28 ILMU PENDIDIKAN, VOLUME 1 NOMOR 2, DESEMBER 2106: 24-31

Tabel 2: Data Hasil Pengamatan Kemampuan Guru


Hasil Pengamatan
No. Nama Guru Nama Sekolah Rerata
A B C D E
1 HS SDN Karangsono 4,33 4,50 4,60 5,00 4,50 4,50
2 SAW SDN Genjeng 1 4,00 4,25 4,20 4,80 5,00 4,45
3 YH SDN Genjeng 3 4,67 4,25 5,00 5,00 5,00 4,78
4 Sp SDN Godean 1 4,67 4,25 4,40 4,40 5,00 4,54
5 MTU SDN Godean 2 4,33 4,50 4,60 4,80 5,00 4,65
6 LH SDN Ngepeh 1 4,00 4,25 4,40 4,60 5,00 4,45
7 EY SDN Ngepeh 2 4,67 4,25 4,40 5,00 5,00 4,66
8 Sk SDN Ngepeh 3 4,67 4,25 4,60 5,00 4,50 4,60
9 DW SDN Ngepeh 4 4,67 4,50 4,40 4,80 4,50 4,57
10 YA SDI As-Syafi’ah 4,33 4,50 4,80 4,80 5,00 4,69
Rerata 4,43 4,35 4,54 4,82 4,85 4,59

Keterangan:
A= Kemampuan Mengelola Kelas, Waktu, dan Fasilitas Belajar
B= Kemampuan Menggunakan Strategi Pembelajaran
C= Kemampuan Mengelola Interaksi Kelas
D= Kemampuan Membantu Mengembangkan Sikap Positif Siswa Terhadap Belajar
E= Kemampuan Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

Tabel 3. Skor Rata-Rata Hasil Supervisi Kemampuan Mengajar Guru Pada Siklus I s/d Siklus II
No Jenis Kemampuan Mengajar Guru Siklus I Siklus II

1 Kemampuan mengelola kelas, waktu, dan fasilitas


2,97 4,43
belajar
2 Kemampuan Menggunakan Strategi Pembelajaran 2,50 4,35
3 Kemampuan Mengelola Interaksi Kelas 3,00 4,54
4 Kemampuan Membantu Mengembangkan Sikap
3,74 4,82
Positif Siswa Terhadap . Belajar
5 Kemampuan Melaksanakan Evaluasi Proses dan Ha-
3,75 4,85
sil Belajar
RATA-RATA 3,19 4,60

Secara ringkas hasil penelitian mendapati Pembahasan


bahwa pertama, peningkatan kemampuan guru Hasil penelitian diketahui bahwa teknik
dalam mengajar dapat ditingkatkan melalui supervisi kelas dapat meningkatkan kemampuan
teknik supervisi kelas. Meskipun baru mencapai mengajar guru. Kemampuan ini merupakan wujud
kategori cukup baik, hal demikian menegaskan dari kompetensi pedagogik guru. Peningkatan
bahwa teknis supervisi kelas dapat meningkatkan kemampuan pedagogik tersebut antara lain
kemampuan guru dalam mengajar. Kedua, teknik ditunjukkan oleh kemampuan (a) mengelola kelas,
supervisi kelas dapat mendorong kemampuan waktu, dan fasilitas belajar, (b) menggunakan
guru menjadi lebih profesional dalam mengajar. strategi pembelajaran, (c) mengelola interaksi
Iriantoro, Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Melalui... 29

kelas, (d) mengembangkan sikap positif siswa harus memiliki kemampuan professional. Burden
terhadap belajar, dan (e) melaksanakan evaluasi dan Byrd (2010) mengelompokkan 3 karakteristik
proses dan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan utama guru profesional dalam mengajar, yaitu guru
UU Sisdiknas pasal 28 ayat 3 butir a yang harus memiliki knowledge, skills, dan disposition.
menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah Hal senada dikemukakan Stronge and Hindman.
kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik (2004) bahwa guru berkualitas adalah guru yang
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, antara lain (1) mampu menyampaikan materi
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, dengan baik (verbal ability), (2) menguasai isi
evaluasi hasil belajar,dan pengembangan peserta materi/pengetahuan (content knowledge), dan
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi (3) memiliki pengalaman mengajar (teaching
yang dimilikinya. exerience).
Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui Teknik supervisi kelas mampu meningkatkan
bahwa teknik supervisi kelas dapat mendorong kemampuan guru untuk menjadi sosok pendidik
kemampuan guru menjadi lebih profesional yang kapabel. Sardiman (1986) menjelaskan
dalam mengajar. Profesionalitas guru SD dalam bahwa guru kapabel adalah guru yang antara lain
melakukan proses pembelajaran menjadi tuntutan menguasai bahan dan memahami prinsip-prinsip
bagi seorang yang tidak bisa ditawar, terlebih dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
untuk dapat mengantarkan siswa berhasil dalam pengajaran. Kapabilitas guru dapat ditunjukkan
belajar. Hal ini sejalan dengan amanat UU tentang oleh 3 bidang kompetensi, yaitu kognitif, sikap, dan
Sisdiknas pasal 28 ayat 3 butir c yang berisi perilaku/performance.Segi pengetahuan (kognitif),
tentang kompetensi profesional guru. Kompetensi guru dituntut harus betul-betul menguasai meteri
profesional guru adalah kemampuan penguasaan pembelajaran dan mampu mengkomunikasikan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam materi tersebut kepada murid. Hal demikian
yang memungkinkan membimbing peserta didik sejalan dengan Sudjana (1989) yang menyatakan
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan bahwa dalam bidang kognitif, guru harus memiliki
dalam Standar Nasional Pendidikan. Pembinaan kemampuan intelektual, seperti penguasan
guru melalui kegiatan supervisi mutlak diperlukan mata pelajaran, pengetahuan cara mengajar,
agar sorang guru mampu melaksakan tugas pokok pengetahuan tentang belajar dan tingah laku
sesuai kompetensi profesionalnya. individu dalam belajar. Burden dan Byrd (2010)
Kusnandar (2007) menyatakan bahwa guru juga berpendapat bahwa guru yang kompeten
adalah suatu profesi yang menuntut keahlian adalah guru yang mempunyai pengetahuan
dan memiliki kewenangan khusus dalam dan menguasai materi yang diajarkan, serta
bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. pengetahuan lain yang berkaitan dengan kegiatan
Sebagai profesi, guru merupakan pekerjaan pembelajaran (knowledge related to teaching in
yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan general, pedagogical knowledge, dan pedagogical
kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran content knowledge).
agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut Sardiman (2006) menjelaskan bahwa proses
secara efektif dan efisien serta berhasil guna. belajar merupakan proses terjadinya saling interaksi
Guru profesional adalah orang yang memiliki antara orang yang mengajar (guru) dan orang
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang yang belajar (siswa), dan masing-masing pihak
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas berada dalam suasana belajar. Rooinjakers (dalam
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan Mawardi, 2006) mengungkapkan bahwa ada
maksimal. beberapa hal penting yang seyogyanya dilakukan
Tugas profesional guru adalah (a) mendidik, oleh seorang pengajar pada saat mengajar, di
dalam rangka menyumbangkan kepribadian; antaranya (1) membangun hubungan dengan
(b) mengajar, dalam rangka menyeimbangkan peserta didik, (2) mengarahkan minat peserta
kemampuan berpikir, kecerdasan; dan (c) melatih, didik dan menjaga perhatian mereka, (3) memberi
dalam rangka membina keterampilan. Untuk dapat penjelasan dan uraian tujuan pembelajaran,
melaksanakan tugas mengajar dengan baik guru (4) menyebutkan pokok-pokok masalah yang
30 ILMU PENDIDIKAN, VOLUME 1 NOMOR 2, DESEMBER 2106: 24-31

diajarkan, (5) mengarahkan perhatian peserta didik Saran


dengan pengetahuan yang dimiliki, (6) menjelaskan
Kepala Sekolah disarankan untuk tetap
struktur belajar dan mengusahakan struktur belajar
mengintensifkan penggunaan teknik supervisi kelas
bermakna, dan (7) mengajukan pertanyaan kepada
dalam membina para guru sebagai upaya untuk
peserta didik dan memberikan komentar terhadap
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar
respon peserta didik.
dan profesionalitasnya. Guru disarankan untuk
Rusman (2010) menyebutkan sejumlah
tetap memiliki kesanggupan menerima pembinaan
kompetensi dasar yang harus dikuasai guru
dari kepala sekolah terutama pembinaan melalui
diantaranya adalah (1) menguasai bahan/materi
supervisi kelas agar tercipta kompetensi dan
pelajaran, (2) mengelola program pembelajaran,
kemampuan guru.
(3) mengelola kelas, (4) menggunakan media
dan sumber belajar, (5) mengelola interaksi
DAFTAR RUJUKAN
pembelajaran. Pelaksanaan teknik supervisi kelas
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam Burden, P.R. & Byrd, D.M. 2010. Methods for
memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Effective Teaching, Meeting the Needs of All
Guru juga mengalami peningkatan kemampuan Students. Boston: Allyn and Bacon.
dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara baik Depdiknas, 2007. Petunjuk Teknis Penelitian
dengan siswa, mampu memilih dan menggunakan Tindakan Sekolah (School Action Research.
media sesuai dengan situasi kelas. Kemampuan ini Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan,
menjadi kebutuhan seorang guru dalam mendidik. Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan
Hal ini didukung oleh pendapat Sudjana (1989) Tenaga Kependidikan.
bahwa seorang guru yang profesional harus Ghafir, A & Zuhairini, D. 1983. Metodik Khusus
memiliki kemampuan teknis atau keterampilan Pendidikan Agama Dilengkapi dengan Sistem
seperti keterampilan mengajar, membimbing, Modul dan Permainan Simulasi. Surabaya :
menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, Usaha Nasional.
bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, Hariwung, A.J. 1981, Supervisi Pendidikan.
keterampilan menumbuhkan semangat belajar Jakarta: Depdikbud.
para siswa, keterampilan menyusun persiapan/ Imron, A. 1999. Pembinaan Guru di Indonesia.
perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
administrasi kelas. Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KESIMPULAN DAN SARAN dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kesimpulan
Mawardi, F. 2006. Efektivitas Program Pendidikan
Penerapan teknik supervisi kelas dapat dan Pelatihan Pegawai Pemerintah DKI
meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, Jakarta dalam Rangka Pengembangan
dan pada gilirannya dapat meningkatkan profe- Sumberdaya Manusia. Disertasi tidak
sionalitas guru. Peningkatan kemampuan mengajar diterbitkan, Universitas Negeri Jakarta.
guru tersebut ditunjukkan oleh (a) peningkatan Nawawi, H. 1981. Administrasi Pendidikan.
kemampuan mengelola kelas, (b) peningkatan Jakarta: Gunung Agung.
kemampuan menggunakan strategi pembelajaran, Pidarta M. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi
(c) peningkatan kemampuan mengelola interaksi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
kelas, (d) peningkatan kemampuan membantu Rusman, 2010. Model-model Pembelajaran,
mengembangkan sikap positif siswa dan (e) Mengembangkan Profesionalisme Guru.
peningkatan kemampuan melaksanakan evaluasi Jakarta: Rajawali Press
proses dan hasil belajar.
Iriantoro, Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Melalui... 31

Sahertian, P.A. 2000. Dasar dan Teknik Supervisi Alexandria: Association for Supervision and
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Curriculum Development.
Sardiman A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Radja Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Grafindo Persada Offset.
Stronge, J.H., Tucker, P.D., & Hindman, J.L. 2004. Uno, H.B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi
Handbook for Qualities of Effective Teachers. Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai