Anda di halaman 1dari 43

A.

PENGKAJIAN
Hari, tanggal: Sabtu, 8 Mei 2004 Jam: 09.00 WIB Oleh: Suhartanto
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. D
b. Umur : 67 th
c. Alamat : Dusun Sanggrahan RT 01
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Pendidikan : ST
f. Agama : Katolik
g. Suku bangsa : Jawa
h. Komposisi keluarga :
No Nama JK Hub dg Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
KK
1. Ny. Sudarsono P Istri 60 SR Katolik IRT

2. Supriyantoro L Anak 34 SMP Islam Tukang


3. Siti Markamah P Menantu 29 SD Islam Penjahit
4. Cahyono L Cucu 4 - Islam -
Nugroho

i. Status imunisasi anggota keluarga balita:


No Nama Status Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Cahyono Nugroho Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö Ö
j. Genogram

Keterangan; Laki-laki
Perempuan
2

Penderita
Menikah
Tinggal serumah
k. Tipe keluarga
Keluarga Tn. D merupakan extended family dengan lima anggota
keluarga terdiri dari orang tua, anak, menantu, dan cucu.
l. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga tidak mengadakan acara rekreasi secara khusus, hanya kadang-
kadang saja dengan waktu yang tidak tentu jalan-jalan dengan keluarga.
Di rumah mendengarkan radio dianggap sebagai aktivitas rekreasi. Bapak
senang sekali dengan kesenian jawa khususnya campur sari, juga anaknya
(Tn. S).

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. D merupakan extended family dengan anak pertama sudah
menikah dan meninggalkan rumah. Demikian juga dengan anak kedua
dan keempat, sedangkan anak ketiga sudah menikah dengan satu anak
tapi masih dirumah membantu orang tua. Jadi keluarga Tn. D termasuk
dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Anak ketiga sudah menikah dan punya anak belum memiliki rumah
sendiri.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. D mengatakan,” Saya sudah tahu kalau saya menderita penyakit
jantung sejak 10 bulan yang lalu. Mulanya hanya terasa sesak nafas kalau
untuk bekerja, sebelum ke rumah sakit saya minum obat dari tiansi karena
kebetulan kerabat saya ada yang jualan. Pada saat itu rasanya tidak
tambah membaik, maka saya bawa ke puskesmas lalu ke Morangan. Saya
lalu minta untuk dibawa ke Panti Rapih dan mondok kira-kira 10 hari”.
3

Ny. D mengatakan,” Sejak sakit itu sampai sekarang Bapak masih kontrol
ke dokter, kami juga sudah mencari kartu merah”.
Tn. S mengatakan,” Sudah 5 kali bapak mondok di rumah sakit, 2 kali di
Panti Rapih, sekali di puskesmas, dan 2 kali di Morangan”.
Ny. D pernah masuk rumah sakit dan menjalani operasi di kepala karena
jatuh. Ny. D mengatakan,” Kejadiannya sudah lama Mas, waktu itu saya
jatuh di tepi selokan, saya tidak ingat tiba-tiba saya sudah di morangan
dan kepala saya gundul”.
Tn. S mengatakan,” Di kepala Ibu bekasnya masih itu di jidat kanan atas,
tulangnya sudah diambil, maka Ibu masih sering merasa pusing jika
terkena hawa dingin”.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. D mengatakan,” Kalau setahu saya, dari garis keturunan saya, tidak
ada yang menderita penyakit seperti saya”. Sedangkan Ny. D
mengatakan,” Keluarga saya juga tidak ada yang menderita penyakit
jantung”.
3. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah:
1) Denah rumah
Rumah keluarga Tn. D terletak di Dusun Sanggrahan RT 01
Kelurahan Tirtoadi, Mlati, Sleman. Adapun denah rumah sebagai
berikut:
13 m
KT KK KT

11 m RT RK D Halaman Sungai U

KT KT
KM
Halaman RJ
Keterangan: Pintu Jendela
Meja Sumur
4

KT Kamar Tidur RT Ruang Tamu


RS Ruang Santai RK Ruang Keluarga
D Dapur KM Kamar Mandi
KK Kamar Kosong RJ Ruang Jahit
2) Keadaan lingkungan dalam rumah
Keluarga Tn. D menempati rumah permanen milik sendiri dengan
luas 13 x 11 m, dengan lantai plester dan atap genting. Pencahayaan
pada siang hari kurang, sedangkan pada malam hari menggunakan
listrik, ventilasi < 10 % ada jendela tapi tidak dibuka. Tn. D
mengatakan,” Jendela jarang saya buka karena debu akan masuk”.
Lantai tampak berdebu.
Dapur dalam keadaan cukup bersih, dengan lantai plester dan tidak
lembab. Untuk memasak setiap harinya menggunakan kayu bakar,
tidak tedapat lubang untuk pembuangan asap sehingga atap dapur
tampak hitam.
Kayu bakar diletakkan di belakang rumah sehingga dapur tetap
bersih. Ny. D mengatakan, “Kalau memasak biasanya saya atau
menantu saya, untuk bersih-bersih lebih banyak meantu saya”.
Ny. SM mengatakan,”Selesai masak setiap hari selalu saya bersihkan
abu di tungku, dan saya sapu”.
3) Keadaan lingkungan di luar rumah
a) Pemanfaatan halaman
Luas halaman depan keluarga Tn. D kecil (6 x 4 m) ditanami
pohon rambutan, dan tanaman hias. Sementara halaman belakang
ditanami pohon bambu untuk menahan tanah agar tidak longsor
ke sungai.
b) Sumber air minum
Air minum diambil dari sumur gali dengan jarak dari pembuangan
limbah < 10 meter. Kualitas air baik tidak berbau, berwarna, dan
berasa.
c) Pembuangan air kotor
5

Air kotor sisa cucian langsung dibuang ke sungai dengan


menggunakan saluran terbuka.
d) Pembuangan sampah
Sampah dikumpulkan dalam lubang di depan rumah dan belakang
lalu di bakar jika sudah banyak. Tn. S mengatakan,” Biasanya
sampah saya kumpulkan di dalam lubang lalu saya bakar”.
e) Jamban
Jamban milik sendiri terletak di belakang rumah dengan jenis
leher angsa dan dalam keadaan bersih. Pembuangannya dalam
lubang dibawahnya (septic tank).
f) Sumber pencemaran
Tidak tampak adanya sumber pencemaran.
g) Sanitasi rumah
Pada saat kunjungan lantai rumah tampak kotor berdebu, terdapat
kasur yang ditiduri Tn. D di ruang tamu. Keluarga juga
mengatakan.” Bapak kalau tidur dikamar tapi sering juga di sini
(kasur di ruang tamu)”. Perabotan tertata rapi dan tidak tercium
bau yang tidak sedap.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Jarak rumah keluarga Tn. D dengan tetangganya saling berdekatan,
hubungan dengan tetangga juga baik. Kebiasaan gotong royong dan
tolong menolong antar warga masih dilakukan. Ketika tahu Tn. D sakit
tetangga juga menengok dan menceritakan tentang pengalaman mereka,
tetangga juga membantu biaya perawatan di rumah sakit.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. D merupakan penduduk asli Yogyakarta dan jarang
bepergian. Tn. D mengatakan,” Dari dulu saya memang tidak suka
bepergian, apalagi sekarang”. Tn. S mengatakan,” Kalau saya paling
pergi sesuai dengan dimana saya bekerja”.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
6

Tn. D aktif dalam aktivitas dusun juga dalam kesenian campur sari. Tn. D
tercatat sebgai salah satu hansip di Kelurahan Tirtoadi. Anaknya Tn. S
juga aktif dan selalu datang dalam kegiatan rutin seperti; arisan bulanan,
kerjabakti, dan lain-lain. Sedangkan Ny. D juga sama aktif mengikuti
kegiatan di dusun. Tapi sejak sakit kegiatan Tn. D menjadi terganggu. Tn.
D mengatakan,” Sejak saya sakit anak saya ini yang mencari nafkah,
bahkan menggantikan saya jika ada kumpulan di dusun”.
e. Sistem pendukung keluarga
Jarak antara rumah dengan puskesmas ± 1,5 Km, dengan rumah sakit ±
10 Km, dengan pasar ± 1,5 Km. Keluarga Tn. D dulu memiliki sepeda
motor tapi dijual untuk biaya mondok di rumah sakit, sekarang hanya
memiliki sepeda. Anaknya Tn. S memiliki sepeda motor yang digunakan
untuk bekerja.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
Keluarga memakai bahasa jawa dalam berkomunikasi sehari-hari. Tidak
ada yang dominan dalam berkomunikasi dan inisiatif bisa dilakukan oleh
siapa saja anggota keluarga. Komunikasi yang digunakan merupakan
komunikasi terbuka.
b. Struktur kekuatan keluarga
Jika ada permasalahan maka akan didiskusikan dan dimusyawarahkan.
Biasanya Tn. D yang berperan dalam mengambil kesimpulan tapi sejak
sakit perannya digantikan oleh anaknya. Ny. D mengatakan,” Ya anak
saya ini yang menggantikan bapak sejak sakit 6 bulan yang lalu”.
c. Struktur peran formal dan informal
Tn. D berperan sebagai suami, kepala keluarga, orang tua, dan mertua
bagi keluarganya. Tn. D juga berperan sebagai personel grup campur sari.
Ny. D berperan sebagai istri, ibu rumah tangga, orang tua, dan mertua.
Tn. S berperan sebagai anak, suami, orang tua, dan menggantikan peran
Tn. D sejak Tn. D sakit. Ny. D mengatakan,” Ya anak saya ini yang
menggantikan bapak sejak sakit 6 bulan yang lalu”. Ny. SM berperan
7

sebagi ketua dasa wisma, istri, ibu rumah tangga, orang tua, dan menantu
dari Tn. D.
d. Nilai dan norma
Tn. D mengatakan,” Saya selalu menekankan pada anak dan cucu saya
bahwa kesenian jawa harus di lestarikan dan dijaga jangan sampai punah.
Saya juga yakin adanya petunjuk dari Tuhan terhadap semua
permasalahan. Termasuk masalah kesehatan pada diri saya. Mengenai
masalah perbedaan agama bagi saya tidak masalah, karena pilihan itu kan
berdasarkan kemantapan dan hati”.Tn. S mengatakan,” Selama ini tidak
ada masalah atara saya dan bapak yang terkait dengan agama”.
Tn. D melanjutkan,” Kalau urusan kesehatan yang utama dokter atau
puskesmas atau rumah sakit”.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi biologis
1) Keadaan kesehatan
Saat pengkajian Tn. D dalam keadaan kurang sehat, keluarga merasa
Tn. D dalam keadaan sakit tapi sudah mulai membaik. Keluarga Tn.
D mengatakan,” Sejak pulang dari rumah sakit 2 minggu yang lalu
kondisi bapak ya seperti ini, lumayan baik meskipun tidak seperti
dulu”.
Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah merasa lelah, bahkan untuk jalan
jauh sudah tidak mampu. Tapi saya tetap usahakan untuk jalan-jalan
pagi meskipun hanya sebentar, jika saya paksakan maka sesak nafas”.
Tn. D menambahkan,” Saya kencing kira-kira 6 kali sehari tapi
jumlahnya sangat sedikit’.
Ny. D dalam keadaan baik tidak ada keluhan. Anaknya (Tn. S),
menantu (Ny. SM), dan cucu (An. CN) juga tidak ada keluhan.
2) Kebersihan perseorangan
Seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan mandi dengan
mengunakan sabun mandi dan sikat gigi dengan pasta gigi 2 kali
8

sehari. Keramas minimal 3 hari sekali. Seluruh anggota keluarga


tampak bersih.
3) Penyakit yang sering diderita
Keluarga Tn. D jarang menderita penyakit yang berat kalaupun sakit
hanya flu biasa. Ny. D sering merasa pusing jika terkena udara dingin.
4) Penyakit keturunan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan
tidak ada riwayat penyakit keturunan dari keluarga terdahulu.
5) Penyakit kronis/menular
Tn. D menderita penyakit gagal jantung dan Ny. D masih merasakan
gejala sisa paska operasi kepala karena jatuh. Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit menular.
6) Kecacatan
Tidak ada kecacatan pada salah satu anggota keluarga.
7) Pola makan
Tn. D makan 3 kali sehari dengan menu berbeda dengan anggota
keluarga yang lain, Tn. D mengatakan,” Saya makan tiga kali sehari
dengan makanan yang diperbolehkan oleh dokter, tapi saya juga
belum jelas benar apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan”. Ny.
D menambahkan,” Oleh menantu saya atau saya biasanya saya
buatkan bubur dengan sayur dan lauk, kalau nafsu makannya baik”.
Ny. D, Tn. S, dan Ny. SM makan sehari 3 kali pagi, siang, dan sore
dengan menu bervariasi terdiri dari karbohirat (nasi), protein
(tahu/tempe/kadang-kadang telur dan daging), dan sayur bermacam-
macam ditambah buah-buahan kalau ada. Cucu (An. CN) selain
makan 3 kali sehari juga sering jajan dan minum susu. Makanan
dimasak sendiri dan disajikan dalam keadaan tertutup, khusus unutk
Tn. D selalu diambilkan. Tidak ada makanan pantangan bagi anggota
keluarga selain Tn. D. Selama ini nafsu makan keluarga baik.
Untuk air minum, yang utama adalah air putih yang telah dimasak
sampai mendidih. Kadang-kadang saja minum teh manis ata kopi jika
9

ingin atau ada tamu. Jumlah air yang diminum rata-rata setiap
anggota keluarga 8 gelas sehari.
8) Pola istirahat
Anggota keluarga rata-rata tidur selama 7-9 jam perhari (pukul 20.00-
05.00). Selain Tn. D, tidak ada anggota keluarga yang memiliki
kebiasaan tidur siang. Tn. S dan Ny. SM hanya kadang-kadang tidur
siang jika merasa capai dan tidak ada kegiatan. Tn. D kalau malam
sulit tidur, hanya bisa tidur 2 jam. Tn. D mengatakan,” Saya beberapa
hari ini sulit tidur, kalau malam dada terasa sesak. Sebenarnya sejak
saya mondok si Morangan, tapi semakin berat beberapa hari ini”.
Keluarga mengatakan,” Bagaimana ya Mas, sudah diberi obat tapi
bapak juga masih sulit tidur”.Keluarga juga mengatakan.” Bapak
kalau tidur dikamar tapi sering juga di sini (kasur di ruang tamu)”.
Sedangkan Tn. D menambahkan,” Saya merasa ngantuk kalau siang
begini”.
b. Fungsi psikologis
1) Keadaan emosi
Selama ini tidak ada masalah yang menyebabkan hubungan antar
anggota keluarga menjadi renggang. Keadaan emosi semua anggota
keluarga stabil. Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup
harmonis.
2) Kebiasaan buruk
Tidak ada kebiasaan keluarga Tn. D yang buruk bagi kesehatan.
3) Pengambilan keputusan
Musyawarah dan diskusi dengan pola komunikasi terbuka tetap
dilakukan jika ada permasalahan yang menyangkut keluarga.
Pengambilan kesimpulan oleh Tn. D sebelum sakit dan digantikan
oleh Tn. S karena keterbatasan Tn. D.
4) Ketergantungan obat/bahan
Ny. D minum obat tradisional cina yang dibeli di Malioboro untuk
menghilangkan rasa pusing dan sakit di kepalanya jika terkena udara
10

dingin. Sejak sakit Tn. D secara rutin minum obat dari dokter.
5) Mencari pelayanan kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka dibawa ke puskesmas atau
ke dokter.
c. Fungsi sosial
1) Tingkat pendidikan
Tn. D tamat ST (setingkat SMP), sedangkan Ny. D tamat SR
(setingkat SD). Anaknya (Tn. S tamat SMP), menantu (Ny. SM tamat
SD), sehingga keluarga Tn. D tingkat pendidikannya cukup dan dapat
menulis dan membaca.
2) Hubungan inter keluarga
Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis.
3) Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan tetangga baik, saling tolong menolong. Selama
sakit dijenguk dan dibantu oleh tetangga.
4) Kegiatan organisasi sosial
Anggota keluarga aktif mengikuti kegiatan sosial di masyarakat. Tapi
sejak sakit Tn. D menjadi kurang aktif dalam kegiatan di masyarakat.
d. Fungsi spiritual
1) Ketaatan beribadah
Tn. Dan Ny. D beragama katolik, di rumah mereka berdoa dan
mengikuti misa di gereja setiap minggu. Sejak Tn. D sakit tidak dapat
ke gereja tapi kegiatan ibadah tetap dilakukan di rumah. Anak dan
menantunya (Tn. S dan Ny. SM) merupakan pemeluk agama Islam
yang menjalankan sholat 5 waktu serta ibadah lainnya.
2) Keyakinan kesehatan
Keluarga meyakini penyakit pada Tn. D dapat disembuhkan tapi
harus dengan usaha.
e. Fungsi kultural
1) Pengambilan keputusan
11

Tn. S berperan dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang


dihadapi menggantikan peran Tn. D.
2) Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan
Tidak ada adat jawa yang berpengaruh terhadap kesehatan anggota
keluarga.
3) Tabu-tabu
Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga.
f. Fungsi reproduksi
Tn. D mengatakan,” Saya sudah lama tidak melakukan hubungan badan
dengan istri lebih-lebih semenjak saya sakit ini. Tapi bagi saya dan istri
hal tersebut tidak menjadi masalah. Kan bisa digantikan dengan yang
lain, kasih sayang misalnya”.
Tn. S mempunyai anak satu berusia 4 tahun, saat ini belum mempunyai
rencana untuk mempunyai anak lagi. Istrinya (Ny. SM) menggunakan KB
suntik sejak dulu belum pernah ganti. Ny. SM mengatakan,” KB suntik
saya cocok tidak ada masalah, kalau yang lain saya tahu, hanya saja yang
ini sudah cocok”.
g. Fungsi ekonomi
1) Tulang punggung
Tn. S merupakan tulang punggung keluarga sejak Tn. D sakit. Tn. D
mengatakan,” Sejak saya sakit anak saya ini yang mencari nafkah”.
Tn. S mengatakan,” Saya bekerja serabutan, paling sering ngecat.
Sejak bapak sakit saya berusaha mencari uang lebih untuk membantu
merawat bapak. Tapi sekarang malah sepi”.
2) Penghasilan
Selain Tn. S istrinya juga membantu mencari uang dengan menerima
jahitan di rumah. Pendapatan tiap bulan ± Rp 500.000,-. Dengan
penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar tapi
tidak ada pos untuk kesehatan. Keluarga memiliki kartu merah untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan gratis dari pemerintah.
12

3) Keadaan ekonomi
Keluarga Tn. DH memiliki keadaan ekonomi yang kurang.
4) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga memiliki status sosial ekonomi bawah.
h. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
1) Mengenal masalah
Keluarga Tn. D tidak tahu mengenai pengertian penyakit gagal
jantung, sebab, dan perawatannya. Keluarga mengatakan,” Kami
hanya tahu sejak 10 bulan yang lalu bapak kena penyakit jantung dan
kami harus hati-hati. Tapi jenisnya apa, sebabnya, dan harus
bagaimana kami belum tahu”.
Tn. D menambahkan,” Waktu dirawat di rumah sakit dulu dokter dan
perawatnya tidak menjelaskan secara rinci mengenai penyakit yang
saya derita, tapi mengenai makanan pantangan saya sudah
diberitahu”. Tn. D juga mengatakan,” Mengapa saya ini kalau
beraktivitas merasa sesak?”
2) Mengambil keputusan yang tepat
Pada mulanya keluarga memberi Tn. D multivitamin, tapi karena
tidak ada perbaikan lalu di bawa ke puskesmas dan dirujuk ke rumah
sakit. Sekarang Tn. D setiap 2 minggu sekali kontrol di Rumah Sakit
Daerah Sleman. Jika ada kejadian yang mendesak maka Tn. D dibawa
ke puskesmas.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. D berusaha merawat dengan melarang Tn. D
beraktivitas. Ny. D mengatakan,” Kami berusaha merawat bapak
sebaik-baiknya. Semua kebutuhan berusaha kami penuhi. Tidak
bicara keras misalnya, tidak banyak mikir, tidak bekerja, dan banyak
tidur”. Tapi keluarga masih bertanya mengenai aktivitas yag boleh
dilakukan. Keluarga mengatakan,” Kami tahu bapak tidak dapat
bekerja berat, maka bapak kami minta untuk beristirahat saja. Tapi
apakah pada keadaan ini bapak boleh bekerja?”
13

Sedangkan Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah merasa lelah, bahkan


untuk jalan jauh sudah tidak mampu. Tapi saya tetap usahakan untuk
jalan-jalan pagi meskipun hanya sebentar”.
Keluarga juga mengatakan,” Bagaimana ya Mas, sudah diberi obat
tapi bapak juga masih sulit tidur”.
4) Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Keluarga Tn. D selama ini mampu membina suasana harmonis dan
saling terbuka. Secara fisik rumah tidak setiap hari dibersihkan karena
kesibukan. Ny. D mengatakan,” Ya beginilah rumah saya, kotor
soalnya saya tidak mampu membersihkan semuanya inipun anak
mantu saya yang sehari-hari menata rumah”. Keluarga mengatakan,”
Kami tahu keadaan kami ini kurang baik untuk kesehatan, tapi kami
sudah berusaha semampu kami agar kami tetap sehat
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Tn. D mengatakan,” Setiap obat habis 2 minggu sekali saya kontrol
ke rumah sakit Morangan. Jika mendesak saya ke puskesmas”.
Sedangkan Tn. S mengatakan,” Sejak memiliki kartu merah kami
berusaha memanfaatkannnya sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
Bapak”.
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga merasa penyakit yang diderita Tn. D sebagai suatu hal yang
memerlukan pemikiran dan pemecahan. Stressor jangka panjang berupa
sakit yang diderita oleh Tn. D (lebih dari 6 bulan). Tn. S mengatakan,”
Namanya sakit tetap saja rasanya tidak enak, semua berpikir bagaimana
pemecahannya”.
b. Kemampuan berespon terhadap stressor
Tn. D dan seluruh anggota keluarga merasa sakit yang diderita
merupakan cobaan untuk menguji kesabaran dan kedekatan kepada Tuhan
YME. Keluarga juga merasa ada masalah dan telah melakukan tindakan
yang dianggap tepat dan sesuai dengan kemampuan keluarga.
14

c. Strategi koping yang digunakan


Keluarga telah membawa Tn. D berobat ke dokter, puskesmas, dan
mondok di rumah sakit Morangan. Sampai sekarang Tn. D masih kontrol
secara rutin.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn. D tidak tampak menggunakan strategi adaptasi
disfungsional.

7. PEMERIKSAAN FISIK
No Nama TB BB LLA TD N R S Keteterangan
o
Cm Kg Cm Mm/Hg x/’ x/’ C Keluhan
1. Tn. D 162 50 - 90/60 92 30 36, Mudah sesak nafas
terutama untuk
lem cep 2
beraktivitas, tidak
ah at terdapat edema pada
ekstremitas, kulit teraba
dan dan
dingin dan lembab,
cep dan kapilary refill < 2 detik.
Melaporkan orthopnea,
at gka
tekanan darah sebelum
l aktivitas 90/60 mmHg,
setelah aktivitas 110/70
mmHg. Respirasi
setelah aktivitas 34
kali/menit, berjalan >
10 m tampak lelah dan
beristirahat, melaporkan
ketidaknyamanan
setelah aktivitas.
Tampak mata
merah, tampak
kantong mata,
tampak lelah dan
tidak bergairah.
2. Ny. D 147 47 - 100/80 80 18 37 Saat ini tidak ada
keluhan, pusing jika
terkena udara dingin,
tampak bekas luka
operasi di bagian frontal
lateral kiri.
3. Tn. S 164 45 - 100/70 78 20 374 Tidak ada
4. Ny. SM 162 50 - 110/70 80 18 37 Tidak ada
5. An. CN 110 12 - - 60 24 365 Tidak ada
15

8. HARAPAN KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah
Keluarga berpendapat masalah yang ada harus diatasi dengan bantuan
medis dan berdoa kepada Tuhan. Tn. D mengatakan,” Saya akan berusaha
sabar dan berusaha mencari kesembuhan dengan mentaati saran dokter”.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap Tn. D dapat sembuh dan beraktivitas lebih banyak .Tn.
S mengatakan,” Harapan kami tentu bapak kembali baik dan tidak perlu
mondok lagi sulur-sukur bisa beraktivitas seperti biasa”.
16

B. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Data Tipologi Masalah Penyebab

1. DS: Aktual Penurunan Ketidakmampua


Keluarga Tn. D mengatakan,” Kami cardiac n keluarga
hanya tahu sejak 6 bulan yang lalu output pada mengenal
bapak kena penyakit jantung dan kami Tn. D masalah penyakit
harus hati-hati. Tapi jenisnya apa, gagal jantung
sebabnya, dan harus bagaimana kami pada Tn. D
belum tahu”. karena tidak tahu
Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah tentang
merasa lelah, bahkan untuk jalan jauh pengertian, tanda
sudah tidak mampu. Tapi saya tetap gejala, penyebab,
usahakan untuk jalan-jalan pagi dan faktor yang
meskipun anya sebentar”. berhubungan
Tn. D menambahkan,” Kalau malam Ketidakmampua
saya sering merasa sesak nafas dan n keluarga
sering merasa deg-degan”. merawat Tn. D
Tn. D mengatakan,” Saya kencing kira- yang mengalami
kira 6 kali sehari tapi jumlahnya sangat gagal jantung
sedikit”.
DO:
Tanda-tanda vital:
TD: 90/60 mmHg
N: 92 x/menit
R: 30 x/menit
S: 36,2 oC
Nadi teraba lemah dan cepat
Respirasi cepat dan dangkal
Tidak terdapat edema pada ekstremitas
Kulit teraba dingin dan lembab
Kapilary refill < 2 detik
Melaporkan orthopnea.
2. DS: Aktual Intoleransi Ketidakmampua
Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah aktivitas n keluarga
merasa lelah, bahkan untuk jalan jauh pada Tn. D merawat anggota
sudah tidak mampu. Tapi saya tetap keluarga yang
usahakan untuk jalan-jalan pagi mengalami
meskipun anya sebentar”. intoleransi
Keluarga mengatakan,” Kami tahu aktivitas karena
bapak tidak dapat bekerja berat, maka tidak tahu
bapak kami minta untuk beristirahat tentang keadaan
saja. Tapi apakah pada keadaan ini penyakit Tn. D
bapak boleh bekerja?”
Ny. D mengatakan,” Kami berusaha
merawat bapak sebaik-baiknya. Semua
kebutuhan berusaha kami penuhi. Tidak
bicara keras misalnya”.
DO:
Tn. D menderita gagal jantung derajat
III
Tekanan darah sebelum aktivitas 90/60
mmHg, setelah aktivitas 110/70 mmHg.
Respirasi setelah aktivitas 34 kali/menit
17

Berjalan > 10 m tampak lelah dan


beristirahat
Dyspnea setelah aktivitas
Melaporkan ketidaknyamanan setelah
aktivitas.
3. DS: Aktual Kurang tidur Ketidakmampua
Tn. D mengatakan,” Saya beberapa hari pada Tn. D n keluarga
ini sulit tidur, kalau malam dada terasa merawat anggota
sesak. Sebenarnya sejak saya mondok keluarga yang
si Morangan, tapi semakin berat mengalami
beberapa hari ini”. kurang tidur.
Keluarga mengatakan,” Bagaimana ya
Mas, sudah diberi obat tapi bapak juga
masih sulit tidur”.
Keluarga juga mengatakan.” Bapak
kalau tidur dikamar tapi sering juga di
sini (kasur di ruang tamu)”.
Tn. D mengatakan,” Saya merasa
ngantuk kalau siang begini”.
DO:
Dyspnea setelah aktivitas
Tampak mata merah
Tampak kantong mata
Tampak lelah dan tidak bergairah
Tampak kasur di ruang tamu dengan
alas tikar, lantai dalam keadaan kotor.

4. DS: Aktual Penampilan Ketidakmampua


Tn. D mengatakan,” Sejak saya sakit
peran tidak n keluarga
anak saya ini yang mencari nafkah,
efektif pada mengenal
bahkan menggantikan saya jika ada
keluarga Tn. masalah
kumpulan di dusun”.
D perubahan peran
S mengatakan,” Saya bekerja
pada keluarga Tn
serabutan, paling sering ngecat. Sejak
D
bapak sakit saya berusaha mencari
uang lebih untuk membantu merawat
bapak. Tapi sekarang malah sepi”.
Ny. D mengatakan,” Ya anak saya ini
yang menggantikan bapak sejak sakit 6
bulan yang lalu”.
DO:
Pada saat kunjungan S selalu
menemani Tn. D
S banyak mengemukakan jawaban dan
pendapatnya dibanding Tn. D.

5. DS: Aktual Kerusakan/k Ketidakmampua


18

Ny. D mengatakan,” Ya beginilah eterbatasan n keluarga Tn. D


rumah saya, kotor soalnya saya tidak pemeliharaa menyediakan
mampu membersihkan semuanya n rumah lingkungan yang
inipun anak mantu saya yang sehari- keluarga Tn. mendukung
hari menata rumah”. D pertumbuhan dan
Keluarga mengatakan,” Kami tahu perkembangan
keadaan kami ini kurang baik untuk anggota keluarga
kesehatan, tapi kami sudah berusaha
semampu kami agar kami tetap sehat”.
DS:
Keluarga Tn. D merupakan
extended family
Ventilasi kurang dari 10 %
jendela tidak dibuka
Rumah tampak gelap
Langit-langit dapur tampak
hitam dan kotor
Memasak memakai kayu bakar dan
tidak ada cerobong asap
Lantai plester dengan keadaan berdebu
dan lembab
Jarak sumur dengan wc < 10 m
Air sisa-sisa mandi dan memasak
dibuang ke sungai dengan saluran
terbuka.
19

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Prioritas
a. Penurunan cardiac output pada Tn. D
No Kriteria Penghitunga Skor Pembenaran
n
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Terdapat tanda-tanda
Tidak/kurang sehat kegagalan jantung kiri
diantaranya sesak nafas
pada saat istirahat.
2. Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Pengetahuan dan
dapat diubah: teknologi perawatan pada
Mudah penderita gagal jantung
sudah maju dan mudah
diakses. Sumber daya
keluarga; tenaga ada,
biaya (kartu merah),
waktu tersedia.
Sumber daya perawat:
jarak dengan puskesmas
dekat.
Sumber daya masyarakat:
adanya bantuan dari
masyarakat sekitar.
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah pelik karena
dicegah: Cukup merupakan penyakit
kronis dengan komplikasi
sitemik.
Lamanya masalah > 6
bulan
Tindakan yang sekarang
dilakukan cukup baik;
membawa ke rumah sakit,
kontrol teratur
Tidak ada kelompok high
risk
4. Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Jika tidak ditangani segera
Ada masalah dan perlu maka dapat berakibat
ditangani segera mengancam jiwa.
Keluarga juga tahu
20

adanya masalah pada Tn.


D.
Jumlah 4 2/3

b. Intoleransi aktivitas pada Tn. D

No Kriteria Penghitunga Skor Pembenaran


n
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Berjalan > 10 meter Tn. D
Tidak/kurang sehat mengeluh sesak nafas dan
istirahat. Tekanan darah
dan respirasi setelah
aktivitas meningkat.
2. Kemungkinan masalah 2/2 X 2 2 Pengetahuan cara
dapat diubah: perawatan penderita gagal
Mudah jantung dengan intoleransi
aktivitas mudah
didapatkan.
Sumber daya keluarga;
tenaga ada, biaya (kartu
merah) merupakan
keluarga dengan
penghasilan kurang,
waktu tersedia.
Sumber daya perawat:
jarak dengan puskesmas
dekat.
Sumber daya masyarakat:
masyarakat bersedia
membantu keluarga jika
diperlukan.
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah pelik karena
dicegah: Cukup merupakan manifestasi
penyakit gagal jantung.
Lamanya masalah > 6
bulan
Tindakan yang sekarang
dilakukan sudah cukup
baik.
Tidak ada kelompok high
risk
4. Menonjolnya masalah: 1/2 X 1 1/2 Jika tidak ditangani
21

Ada masalah tapi tidak dengan segera maka tidak


perlu segera ditangani secara langsung berakibat
mengancam jiwa.
Keluarga tahu adanya
masalah.
Jumlah 4 1/6

c. Kurang tidur pada Tn. D

No Kriteria Penghitunga Skor Pembenaran


n
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Adanya laporan tidak
Tidak/kurang sehat dapat tidur, tampak lelah,
dan mata merah.
2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 1 Pengetahuan dan referensi
dapat diubah: mengenai perawatan
Sebagian penderita kurang tidur
tersedia.
Sumber daya keluarga;
pengetahuan rendah,
tenaga ada, biaya tidak
ada, waktu tersedia.
Sumber daya perawat:
jarak dengan puskesmas
dekat.
Sumber daya masyarakat:
masyarakat bersedia
menolong keluarga jika
dibutuhkan.
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah pelik karena
dicegah: Cukup terkait dengan gangguan
sesak nafas yang dialami
pada saat tidur.
Lamanya masalah < 6
bulan
Tindakan yang sekarang
dilakukan kurang tepat.
Tidak ada kelompok high
risk
4. Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Jika tidak ditangani
Ada masalah dan perlu dengan segera maka akan
ditangani segera menyebabkan daya tahan
tubuh Tn. D melemah.
Jumlah 3 2/3
22

d. Penampilan peran tidak efektif pada keluarga Tn. D

No Kriteria Penghitunga Skor Pembenaran


n
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Terjadinya pergantian
Tidak/kurang sehat peran sebagai pencari
nafkah dan pengambil
kesimpulan dari Tn. D ke
anaknya Tn. S.
2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 1 Pengetahuan dan ilmu
dapat diubah: mengenai perubahan
Sebagian peran ada dan tersedia.
Sumber daya keluarga;
tenaga ada, biaya tidak
ada, waktu tersedia.
Sumber daya perawat:
jarak dengan puskesmas
dekat.
Sumber daya masyarakat:
masyarakat bersedia
membantu.
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah cukup pelik
dicegah: Cukup karena terkait dengan
perubahan peran yang
berpengaruh terhadap
aspek kehidupan keluarga.
Lamanya masalah > 6
bulan
Tindakan yang sekarang
dilakukan tidak cukup
tepat.
Tidak ada kelompok high
risk
4. Menonjolnya masalah: 0/2 X 1 0 Keluarga tidak merasa
Masalah tidak dirasakan adanya masalah. Jika tidak
ditangani dengan segera
23

tidak berakibat pada


kematian.
Jumlah 2 2/3

e. Kerusakan/keterbatasan pemeliharaan rumah keluarga Tn. D

No Kriteria Penghitunga Skor Pembenaran


n
1. Sifat masalah: 3/3 X 1 1 Kondisi rumah belum
Tidak/kurang sehat memenuhi syarat
kesehatan.
2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 1 Pengetahuan mengenai
dapat diubah: rumah sehat mudah
Sebagian didapatkan.
Sumber daya keluarga;
pengetahuan belum tahu,
tenaga ada, biaya tidak
ada, waktu tersedia.
Sumber daya perawat:
jarak dengan puskesmas
dekat.
Sumber daya masyarakat:
kebiasaan gotong royong
masih ada.
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Masalah cukup pelik
dicegah: Cukup karena terkait dengan
kemampuan keluarga
untuk merubah kondisi
rumah.
Lamanya masalah > 6
bulan
Tindakan yang sekarang
dilakukan kurang tepat.
Tidak ada kelompok high
risk
4. Menonjolnya masalah: 1/2 X 1 1/2 Jika tidak ditangani
Ada masalah tapi tidak dengan segera maka akan
perlu segera ditangani menyebabkan daya tahan
tubuh Tn. D melemah.
24

Jumlah 3 2/3

2. Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


a. Penurunan cardiac output pada Tn. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit gagal jantung
pada Tn. D karena tidak tahu tentang pengertian, tanda gejala, penyebab,
dan faktor yang berhubungan; Ketidakmampuan keluarga merawat Tn. D
yang mengalami gagal jantung ditandai dengan
DS:
 Keluarga Tn. D mengatakan,” Kami hanya tahu sejak 6 bulan yang
lalu bapak kena penyakit jantung dan kami harus hati-hati. Tapi
jenisnya apa, sebabnya, dan harus bagaimana kami belum tahu”.
 Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah merasa lelah, bahkan untuk jalan
jauh sudah tidak mampu. Tapi saya tetap usahakan untuk jalan-jalan
pagi meskipun anya sebentar”.
 Tn. D menambahkan,” Kalau malam saya sering merasa sesak nafas
dan sering nerasa deg-degan”.
 Tn. D mengatakan,” Saya kencing kira-kira 6 kali sehari tapi
jumlahnya sangat sedikit”.
DO:
 Tanda-tanda vital: TD: 90/60 mmHg, N: 92 x/menit, R: 30 x/menit, S:
36,2 oC
 Nadi teraba lemah dan cepat
25

 Respirasi cepat dan dangkal


 Tidak terdapat edema pada ekstremitas
 Kulit teraba dingin dan lembab
 Kapilary refill < 2 detik
 Melaporkan orthopnea.
b. Intoleransi aktivitas pada Tn. D berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami intoleransi aktivitas
karena tidak tahu tentang keadaan penyakit Tn. D ditandai dengan
DS:
 Tn. D mengatakan,” Saya itu mudah merasa lelah, bahkan untuk jalan
jauh sudah tidak mampu. Tapi saya tetap usahakan untuk jalan-jalan
pagi meskipun anya sebentar”.
 Keluarga mengatakan,” Kami tahu bapak tidak dapat bekerja berat,
maka bapak kami minta untuk beristirahat saja. Tapi apakah pada
keadaan ini bapak boleh bekerja?”
 Ny. D mengatakan,” Kami berusaha merawat bapak sebaik-baiknya.
Semua kebutuhan berusaha kami penuhi. Tidak bicara keras
misalnya”.
DO:
 Tn. D menderita gagal jantung derajat III
 Tekanan darah sebelum aktivitas 90/60 mmHg, setelah aktivitas
110/70 mmHg.
 Respirasi setelah aktivitas 34 kali/menit
 Berjalan > 10 m tampak lelah dan beristirahat
 Dyspnea setelah aktivitas
 Melaporkan ketidaknyamanan setelah aktivitas.
c. Kurang tidur pada Tn. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang mengalami kurang tidur ditandai dengan
DS:
26

 Tn. D mengatakan,” Saya beberapa hari ini sulit tidur, kalau malam
dada terasa sesak. Sebenarnya sejak saya mondok si Morangan, tapi
semakin berat beberapa hari ini”.
 Keluarga mengatakan,” Bagaimana ya Mas, sudah diberi obat tapi
bapak juga masih sulit tidur”.
 Keluarga juga mengatakan.” Bapak kalau tidur dikamar tapi sering
juga di sini (kasur di ruang tamu)”.
 Tn. D mengatakan,” Saya merasa ngantuk kalau siang begini”.
DO:
 Dyspnea setelah aktivitas
 Tampak mata merah
 Tampak kantong mata
 Tampak lelah dan tidak bergairah
 Tampak kasur di ruang tamu dengan alas tikar, lantai dalam keadaan
kotor.
d. Kerusakan/keterbatasan pemeliharaan rumah keluarga Tn. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. D menyediakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga ditandai dengan
DS:
 Ny. D mengatakan,” Ya beginilah rumah saya, kotor soalnya saya
tidak mampu membersihkan semuanya inipun anak mantu saya yang
sehari-hari menata rumah”.
 Keluarga mengatakan,” Kami tahu keadaan kami ini kurang baik
untuk kesehatan, tapi kami sudah berusaha semampu kami agar kami
tetap sehat”.
DS:
 Keluarga Tn. D merupakan extended family
 Ventilasi kurang dari 10 %
 Rumah tampak gelap
 Langit-langit dapur tampak hitam dan kotor
27

 Memasak memakai kayu bakar dan tidak ada cerobong asap


 Lantai plester dengan keadaan berdebu dan lembab
 Jarak sumur dengan wc < 10 m
 Air sisa-sisa mandi dan memasak dibuang ke sungai dengan saluran
terbuka.
e. Penampilan peran tidak efektif pada keluarga Tn. D berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah perubahan peran pada
keluarga Tn D ditandai dengan
DS:
 Tn. D mengatakan,” Sejak saya sakit anak saya ini yang mencari
nafkah, bahkan menggantikan saya jika ada kumpulan di dusun”.
 S mengatakan,” Saya bekerja serabutan, paling sering ngecat. Sejak
bapak sakit saya berusaha mencari uang lebih untuk membantu
merawat bapak. Tapi sekarang malah sepi”.
 Ny. D mengatakan,” Ya anak saya ini yang menggantikan bapak sejak
sakit 6 bulan yang lalu”.
DO:
 Pada saat kunjungan S selalu menemani Tn. D
 S banyak mengemukakan jawaban dan pendapatnya dibanding Tn. D.
28

C. D. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN EVALUASI


1. Perencanaan DX 1
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Penurunan Umum 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
cardiac output Kepatenan cardiac mengenai penyakit gagal jantung.
pada Tn. D output dapat 2. Identifikasi sumber daya keluarga terkait
dipertahankan selama
b.d. dengan penerimaan informasi.
Tn. D dalm perawatan
ketidakmampu Khusus 3. Ajarkan dan diskusikan dengan
an keluarga Keluarga Tn. D mampu keluarga mengenai pengertian,
mengenal mengenal masalah
masalah
tanda gejala, penyebab, dan faktor
penyakit gagal jantung
penyakit gagal setelah 2 kali yang berhubungan dengan penyakit
jantung pada kunjungan, dengan gagal jantung.
Tn. D karena kriteria hasil: 4. Minta keluarga untuk menjelaskan
tidak tahu 1. Keluarga dapat
menjelaskan ulang apa yang telah disampaikan.
tentang
pengertian,
pengertian, tanda 5. Anjurkan keluarga untuk mencari
gejala, penyebab, informasi kesehatan dari pihak yang
tanda gejala, dan faktor yang
penyebab, dan berhubungan. berkompeten (tenaga kesehatan).
faktor yang 2. Keluarga 6. Motivasi keluarga terhadap
berhubungan; menyatakan paham pencarian informasi dan
Ketidakmamp mengenai penyakit
uan keluarga gagal jantung. pengetahuan.
merawat Tn. D 7. Beri pujian atas hasil yang telah
Keluarga Tn. D mampu dicapai.
yang merawat anggota
mengalami keluarganya yang
gagal jantung mederita gagal jantung
setelah 4 kali
kunjungan, dengan
kriteria:
1. Keluarga dapat 1. Kaji perawatan yang telah diberikan oleh
menjelaskan keluarga kepada Tn. D
mengenai perawatan 2. Monitor tanda-tanda vital pada Tn.
pada Tn. D; diet,
D.
29

aktivitas, kontrol 3. Monitor terjadinya tanda dan gejala


2. Keluarga yang lebih berat.
menyatakan akan
berusaha merawat 4. Monitor pemberian diet pada Tn. D.
Tn. D 5. Monitor aktivitas Tn. D di rumah.
3. Keluarga mampu 6. Diskusikan dan ajarkan mengenai
mempraktekkan diet pada penderita gagal jantung.
cara-cara perawatan
pada penderita gagal 7. Diskusikan mngenai aktivitas pada
jantung penderita gagal jantung.
4. Keluarga mampu 8. Anjurkan kepada keluarga untuk
memantau status memeriksakan Tn. D secara teratur.
hemodinamik Tn. D;
mengukur TD dan 9. Diskusikan bersama keluarga
nadi mengenai akibat lanjut dari
penyakit gagal jantung.
10. Ajarkan cara mengukur
tanda-tanda vital pada Tn. D;
mengukur tekanan darah,
menghitung nadi, menghitung
pernafasan.
11. Motivasi keluarga
untuk melakukan perawatan pada
tn. D dan kontrol teratur ke RS.
12. Beri pujian atas
tindakan yang dilakukan.
15. Lakukan evaluasi atas tindakan
yang dilakukan oleh keluarga.

D.

E. 2. Pelaksanaan dan Evaluasi DX 1


No Pelaksanaan Evaluasi
Dx
1. Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 10.00 WIB Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 11.00 WIB
a. Melakukan pengkajian pengetahuan S: Keluarga menyatakan dulu wakut
keluarga terhadap penyakit gagal mondok di rumah sakit dokter dan
jantung.
perawatnya belum memberikan
b. Melakukan identifikasi sumber daya
keluarga; tingkat pendidikan cukup,
penjelasan yang lengkap
dapat menulis dan membaca, sudah mengenai penyakit Tn. D. Tetapi
memiliki informasi sedikit. hanya sedikit informasi mengenai
c. Memganjurkan keluarga untuk aktif penyakit dan perawatannya di
mencari informasi kesehatan dari rumah.
tenaga kesehatan. O: Tingkat pendidikan cukup
Dapat menulis dan membaca
Sudah tahu tentang penyakit gagal
jantung meskipun masih sedikit.
30

A: Tujuan belum tercapai


P: Diskusikan dengan keluarga
mengenai pengertian, tanda
gejala, penyebab, dan faktor yang
Jumat, 14 Mei 2004 Jam 13.30 WIB berhubungan dengan penyakit
a. Melakukan pendidikan kesehatan dan gagal jantung.
diskusi dengan keluarga mengenai Kontrak pertemuan kedua pada
penyakit gagal jantung; pengertian, hari Jumat, 14 Mei 2004 jam
tanda gejala, penyebab, dan faktor
yang berhubungan.
13.30 WIB
b. Meminta keluarga untuk menjelaskan
apa yang telah disampaikan. Jumat, 14 Mei 2004 Jam 14.00 WIB
c. Memberi pujian atas hasil yang telah S: Keluarga menyatakan sekarang
dicapai oleh keluarga. tahu mengenai penyakit gagal
jantung itu apa, sebabnya,
tandanya.
Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 10.15 WIB
a. Mengkaji perawatan yang telah
Keluarga juga menyatakan paham
diberikan oleh keluarga kepada Tn. D. terhadap materi yang
b. Melakukan pengukuran tanda-tanda disampaikan.
vital pada Tn. D. O: Keluarga mampu menjelaskan
c. Menilai terjadinya tanda dan gejala ulang hal-hal yang telah
yang lebih berat.
disampaikan.
d. Mengkaji pemberian diet pada Tn. D.
e. Monitor aktivitas Tn. D di rumah. A: Tujuan tercapai
P: Monitoring perkembangan
keluarga.

Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 10.30 WIB


S: Keluarga menyatakan telah
berusaha merawat dengan tidak
berbicara keras misalnya, banyak
istirahat, tidak bekerja, tidak
banyak mikir.
Ny. D mengatakan untuk makan
Jumat, 14 Mei 2004 Jam 14.00 bapak masih diberikan bubur
WIB karena perutnya masih sakit dan
a. Melakukan diskusi dan ajarkan atas saran dokter.
mengenai diet pada penderita O: Tanda-tanda vital: TD: 90/60
gagal jantung. mmHg,
b. Melakukan diskusi bersama N: 92 x/menit, R: 30 x/menit, S:
keluarga mengenai akibat lanjut 36,2 oC.
dari penyakit gagal jantung. Nadi teraba lemah dan cepat
c. Melakukan pengukuran tanda- Respirasi cepat dan dangkal
tanda vital pada Tn. D. Melaporkan ortopnea.
d. Meminta keluarga menjelaskan A: Tujuan belum tercapai.
diet dan akibat lanjut dari P: Lakukan kunjungan kedua
penyakit gagal jantung. Jumat, 14 Mei 2004 jam 14.00
31

WIB untuk melakukan diskusi


mengenai akibat lanjut dari
penyakit gagal jantung, diet Tn.D.

Jumat, 14 Mei 2004 Jam 14.30 WIB


S: Tn.D mengatakan sebenarnya
selama ini dia sudah berusaha
mematuhi pesan dokter tapi
kurang tahu mana yang boleh dan
mana yang tidak untuk di makan.
Selasa, 18 Mei 2004 Jam 07.15 Keluarga mengatakan kami
WIB sekarang sudah tahu apa yang
a. Menganjurkan kepada keluarga dapat terjadi pada bapak.
untuk memeriksakan Tn. D O: Tanda-tanda vital: TD: 100/60
secara teratur. mmHg, N: 94 x/mnt, R: 30 x/mnt.
b. Memotivasi keluarga untuk Masih melaporkan sesak nafas.
melakukan perawatan pada tn. Keluarga mampu menyebutkan
D dan kontrol teratur ke RS. makanan yang boleh dan tidak
c. Memonitor diet Tn. D. boleh untuk dimakan dan mampu
d. Mengukur tanda-tanda vital. menyebutkan akibat penyakit
gagal jantung.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lakukan kunjungan ke tiga pada
hari Selasa, 18 Mei 2004 jam
07.15 WIB untuk menilai diet dan
memotivasi keluarga.

Selasa, 18 Mei 2004 Jam 07.45 WIB


S: Keluarga menyatakan bersedia
untuk kontrol secara teratur ke
dokter.
Tn. D mengatakan dia makan
sesuai yang telah didiskusikan
kemarin.
O: Tanda-tanda vital: TD: 110/70
mmHg, N: 90 x/mnt, R: 32 x/mnt.
Tidak melaporkan adanya sesak
nafas.
A: Tujuan tercapai sebagian.
P: Lakukan kunjungan pada hari
Kamis, 27 Mei 2004 jam 15.00
WIB untuk mengajarkan cara
mengukur tanda-tanda vital: TD,
nadi, respirasi.
32

1. Perencanaan DX 2
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
2. Intoleransi Umum 1. Kaji pengetahuan keluarga mengenai
aktivitas pada Tn. D mampu perawatan intoleransi pada aktivitas.
Tn. D b.d. melakukan aktivitas 2. Kaji cara perawatan yang telah dilakukan
Ketidakmamp ringan tanpa sesak oleh keluarga.
uan keluarga nafas setelah 5 3. Kaji sumber daya yang ada di keluarga;
merawat minggu perawatan. tenaga, biaya, waktu, peralatan.
anggota 4. Diskusikan dan ajarkan mengenai cara-cara
keluarga yang Khusus konservasi energi.
mengalami Keluarga mampu 5. Minta keluarga untuk menjelaskan ulang
intoleransi hal-hal yang telah diajarkan.
aktivitas
merawat Tn. D 6. Beritahu kepada keluarga pentingnya
karena tidak secara baik aktivitas ringan dengan teknik konservasi
tahu tentang setelah 3 kali energi bagi Tn. D.
keadaan kunjungan, 7. Tanyakan kesanggupan keluarga untuk
penyakit Tn. D dengan kriteria merawat Tn. D.
8. Evaluasi cara perawatan yang dilakukan
hasil: keluarga.
1. Keluarga 9. Motivasi dan beri pujian pada keluarga atas
mampu usaha yang telah dilakukan
menyebutkan
cara perawatan
yang
dibutuhkan
oleh Tn. D.
2. Keluarga
bersedia
melakukan
perawatan.
3. Keluarga
tampak
mempraktekka
33

n perawatan.

2. Pelaksanaan dan Evaluasi DX 2


No Pelaksanaan Evaluasi
Dx
2. Sabtu, 15 Mei 2004 Jam 10.00WIB Sabtu, 15 Mei 2004 Jam 10.30 WIB
a. Melakukan pengkajian pengetahuan S: Keluarga menyatakan bapak
keluarga mengenai perawatan sudah diminta untuk lebih banyak
intoleransi pada aktivitas.
istirahat, dan tidak perlu bekerja
b. Mengkaji cara perawatan yang telah
dilakukan oleh keluarga.
atau mikir terlalu berat.
c. Menilai sumber daya yang ada di Keluarga menyatakan kalau
keluarga; tenaga, biaya, waktu, tenaga, waktu, dan alat mungkin
peralatan. dapat disediakan tapi biaya sulit.
O: Cara merawat dan pembatasan
aktivitas sudah cukup baik.
A: Tujuan belum tercapai
P: Kontrak pertemuan kedua pada
hari Selasa, 18 Mei 2004 jam
Selasa, 18 Mei Jam 07.30 WIB 07.30 WIB
a. Mengajarkan dan mendiskusikan
mengenai cara-cara konservasi energi.
b. Meminta keluarga untuk menjelaskan Selasa, 18 Mei 2004 Jam 08.00 WIB
ulang cara konservasi energi.
S: Keluarga mengatakan akan
34

c. Memberitahu kepada keluarga berupaya sebaik-baiknya demi


pentingnya aktivitas ringan dengan perbaikan kondisi Tn. D.
teknik konservasi energi bagi Tn. D. O: Keluarga dapat menjelaskan
ulang cara konservasi energi.
A: Tujuan tercapai sebagian
Selasa, 25 Mei 2004 Jam 10.00 WIB. P: Lakukan pertemuan ke tiga pada
a. Menananyakan kesanggupan keluarga hari Selasa, 25 Mei 2004 jam
untuk merawat Tn. D. 10.00 WIB.
b. Melakukan evaluasi cara perawatan
yang dilakukan keluarga.
c. Memberikan dukungan dan memberi Selasa, 25 Mei 2004 Jam 10.30
pujian pada keluarga atas usaha yang
telah dilakukan
WIB.
S: Keluarga sepakat akan
pentingnya perawatan dan
pembatasan aktivitas pada Tn. D.
O: Keluarga mengangguk ketika
disampaikan pentingnya
perawatan pada Tn. D.
Tn. D tampak beristirahat di
kasur.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan intervensi dengan
monitoring perawatan pada Tn. D.

O: Cara perawatan luka sudah benar,


menggunakan teknik aseptik.
Bahan stimulan berupa kain kassa
dab rivanol telah diterima.
A: Tujuan tercapai
P: Hentikan intervensi
Diskusikan kasus dengan
puskesmas.
Kontrak kunjungan Minggu, 23
Mei 2004 jam 07.00 WIB

1. Perencanaan DX 3
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
3. Kurang tidur Umum 1. Kaji kebutuhan tidur Tn. D.
pada Tn. D Kebutuhan tidur Tn. 2. Kaji kebiasaan Tn. D sebelum tidur.
b.d. D terpenuhi selama 3. Anjurkan keluarga untuk memonitor
ketidakmampu perawatan di rumah. terjadinya sesak nafas saat tidur.
an keluarga 4. Diskusikan cara-cara perawatan pada Tn.
merawat Khusus D; menghindari minum atau hal-hal lain
35

anggota Setelah dilakukan sebelum tidur yang menjadikan sulit tidur,


keluarga yang kunjungan 3 kali minum obat tidur sesuai dengan petunjuk
mengalami dokter, ciptakan lingkungan yang tenang,
kurang tidur;
keluarga Tn. D posisi tidur fowler untuk mengurangi sesak
ketidakmampu mampu merawat nafas.
an keluarga anggota keluarga 5. Minta keluarga untuk menjelaskan ulang
menciptakan yang mengalami cara perawatan kurang tidur pada Tn. D.
lingkungan kurang tidur 6. Lakukan evaluasi cara perawatan yang
yang dilakukan oleh keluarga.
mendukung
dengan kriteria: 7. Motivasi dan beri pujian atas tindakan
untuk tidur Tn. 1. Keluarga dapat yang dilakukan oleh keluarga.
D. menyebutkan
cara-cara untuk
memenuhi
kebutuhan
tidur.
2. Keluarga
mengatakan
dapat
melakukan
perawatan pada
Tn. D.

2. Pelaksanaan dan Evaluasi DX 3


No Pelaksanaan Evaluasi
36

Dx
3. Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 10.30 WIB Selasa, 8 Mei 2004 Jam 11.00 WIB
a. Mengkaji kebutuhan tidur Tn. D. S: Tn. D mengatakan hanya bisa
b. Melakukan pengkajian kebiasaan Tn.
D sebelum tidur.
tidur 2 jam dan hal ini sudah sejak
c. Menganjurkan keluarga untuk lama tapi memberat beberapa hari
memonitor Tn. D apakah terjadi sesak ini.
nafas saat tidur. Tn. D mengatakan bahwa ia
biasanya lebih banyak tidur
malam daripada siang karena
kalau siang sering datang tamu.
O: Kebutuhan tidur Tn. D sesuai
dengan usia seharusnya 6-7 jam
sehari semalam.
Melaporkan terjadinya ortopnea.
Mata tampak merah, tampak
kantong mata.
Tampak lelah dan tidak bergairah.
A: Tujuan belum tercapai
Senin, 17 Mei 2004 jam 08.30 WIB
P: Kontrak pertemuan kedua pada
a. Melakukan diskusi cara-cara
perawatan pada Tn. D; menghindari hari Senin, 17 Mei 2004 jam
minum atau hal-hal lain sebelum tidur 08.00 WIB untuk mendiskusikan
yang menjadikan sulit tidur, minum cara perawatan penderita kurang
obat tidur sesuai dengan petunjuk tidur.
dokter, ciptakan lingkungan yang
tenang, posisi tidur fowler untuk
mengurangi sesak nafas.
b. Meminta keluarga untuk menjelaskan Senin, 17 Mei 2004 jam 09.00 WIB
ulang cara perawatan kurang tidur S: Keluarga menyatakan paham
pada Tn. D. cara yang harus dilakukan agar
Tn. D dapat tidur dengan cukup.
Tn. D mengatakan akan mencoba
Selasa, 25 Mei 2004 jam 09.00
saran yang diberikan.
WIB
a. Melakukan evaluasi pemenuhan O: Keluarga mampu menjelaskan
kebutuhan tidur Tn. D. cara-cara membantu tidur.
A: Tujuan tercapai sebagian
P: Evaluasi kebutuhan tidur pada
Tn. D.
Kontrak pertemuan selanjutnya
Selasa, 25 Mei 2004 jam 09.00
WIB.

Selasa, 25 Mei 2004 jam 09.00 WIB


S: Tn. S mengatakan bapak sudah
sejak hari Rabu masuk rumah
sakit Morangan karena sesak
bertambah.
37

O: -
A: Tujuan belum tercapai
P: Kunjungi Tn. D di RSUD
Sleman hari Rabu, 20 Mei 2003

1. Perencanaan DX 4
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
4. Kerusakan/ket Umum 1. Kaji kondisi rumah keluarga Tn. D.
erbatasan Keluarga mampu 2. Kaji penggunaan dan penataan peralatan
pemeliharaan memelihara rumah rumah sesuai dengan fungsinya.
rumah menuju rumah sehat 3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang
keluarga Tn. D setelah dilakukan 6 dapat dilakukan menuju rumah sehat.
b.d. kali kunjungan. 4. Anjurkan keluarga untuk merubah hal-hal
ketidakmampu kecil yang tidak memerlukan banyak biaya
an keluarga Khusus dan tenaga; membuat lubang sampah di
Tn. D Setelah dilakukan depan dan belakang rumah, selalu
menyediakan membersihkan rumah tiap hari, menata
lingkungan
kunjungan 3 kali perabotan, membuka jendela.
yang keluarga Tn. D 5. Motivasi keluarga untuk menciptakan
mendukung mampu rumah sehat.
pertumbuhan memodifikasi 6. Evaluasi hal-hal yang telah didiskusikan.
dan lingkungan rumah
perkembangan
anggota
sehingga
keluarga mendukung
pertumbuhan dan
perkembangan
anggota keluarga
dengan kriteria:
1. Keluarga
menyatakan
akan berupaya
semampunya
merubah
rumah agar
menjadi rumah
sehat.
2. Tampak
adanya
perubahan
38

menuju rumah
sehat.

2. Pelaksanaan dan Evaluasi DX 4

No Pelaksanaan Evaluasi

Dx
4. Jumat, 14 Mei 2004 Jam 14.00 WIB Jumat, 14 Mei 2004 Jam 14.30 WIB
a. Mengkaji kondisi S: Keluarga mengatakan sudah sejak dulu
rumah seperti ini. Rumah juga sudah dibagi
rumah keluarga Tn. D. menjadi 2 bagian untuk anak-anak Tn. D.
b. Mengkaji penggunaan Ny. D mengatakan anak mantu saya yang
dan penataan ruangan dan perabotan di sehari-hari menata rumah.
dalam rumah. O: Keluarga Tn. D merupakan extended family.
c. Melakukan diskusi Ventilasi kurang dari 10 % .
Rumah tampak gelap.
dengan keluarga tentang hal-hal yang Langit-langit dapur tampak hitam dan kotor.
dapat dilakukan menuju rumah sehat; Memasak memakai kayu bakar dan tidak ada
membersihkan lingkungan rumah
secara teratur. cerobong asap.
Lantai plester dengan keadaan berdebu dan
lembab.
Jarak sumur dengan wc < 10 m.
Air sisa-sisa mandi dan memasak dibuang ke
sungai dengan saluran terbuka.
A: Tujuan belum tercapai
P: Kontrak pertemuan kedua pada hari Selasa,
18 Mei 2004 Jam 08.00 WIB untuk
mendiskusikan hal-hal yang dapt dilakukan
untuk menuju rumah sehat tanpa keluar
banyak biaya dan tenaga.
39

Selasa, 18 Mei 2004 Jam 08.00 WIB Selasa,18 Mei 2004 Jam 08.30 WIB
a. Melakukan diskusi dengan keluarga S: Keluarga menyatakan akan berusaha merubah
kebiasaan yang kurang baik untuk kesehatan.
mengenai hal-hal kecil yang dapat Tn. S mengatakan akan membuat lubang
dilakukan yang tidak memerlukan sampah dan membersihkan rumah tiap hari.
banyak biaya dan tenaga; membuat O: Jendela tampak tidak dibuka, lantai berdebu,
lubang sampah di depan dan belakang rumah tampak gelap.
rumah, selalu membersihkan rumah A: Tujuan tercapai sebagian
tiap hari, menata perabotan, membuka P: Evaluasi pelaksanaan modifikasi rumah.
jendela. Kontrak pertemuan selanjutnya Selasa, 25
Mei 2004 jam 10.30 WIB.
b. Memberi motivasi keluarga untuk
melakukan tindakan.

Selasa, 25 Mei 2004 jam 09.00 WIB


S: Tn. S mengatakan ia telah membuat lubang
Selasa, 25 Mei 2004 jam 10.30 WIB. sampah dan tiap pagi jendela dibuka, lantai
disapu dan dipel oleh istrinya.
a. Melakukan evaluasi perubahan
O: Tampak lubang tempat sampah di halaman
lingkungan rumah yang telah depan, jendela tampak dibuka, lantai bersih,
dilakukan oleh keluarga Tn. D. habis di pel.
A: Tujuan tercapai
P: Monitor dan motivasi keluarga untuk secara
rutin memelihara rumah menuju rumah sehat.

1. Perencanaan DX 5

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
5. Penampilan Umum 1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
peran tidak Tidak terjadi konflik mengenai peran formal dan informal
efektif pada peran pada keluarga masing-masing anggota keluarga.
keluarga Tn. D Tn. D setelah 2. Kaji sumber daya yang dimiliki keluarga;
b.d. dilakukan kunjungan tingkat pendidikan, tingkat penerimaan
Ketidakmamp selama 6 kali. terhadap informasi.
uan keluarga Khusus 3. Diskusikan mengenai keadaan keluarga
mengenal Keluarga Tn. D sekarang ini.
masalah 4. Ajarkan dan diskusikan mengenai
perubahan
mampu mengenal perubahan peran.
peran pada masalah adanya 5. Jelaskan yang dimaksud dengan peran.
keluarga Tn D perubahan dan 6. Motivasi keluarga untuk emmebicarakan
pergantian peran setiap permasalahan yang ada.
setelah kunjungan
2 kali denga
kriteria:
a. Keluarga Tn. D
mengetahui
adanya
pergeseran dan
pergantian
peran pencari
nafkah dan
40

pengambil
keputusan.
b. Keluarga dapat
menjelaskan
apa yag
dimaksud
dengan
pergeseran
peran.

2. Pelaksanaan dan Evaluasi

No Pelaksanaan Evaluasi
Dx
5. Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 11.00 WIB Sabtu, 8 Mei 2004 Jam 11.30 WIB
a. Melakukan pengkajian tingkat S: Keluarga menyatakan secara
pengetahuan keluarga mengenai peran
formal dan informal masing-masing
sosial mereka aktif dalam
anggota keluarga. berbagai kegiatan dan selama ini
b. Menilai sumber daya yang dimiliki belum pernah terjadi konflik yang
keluarga; tingkat pendidikan, tingkat membuat permusuhan antar
penerimaan terhadap informasi. anggota keluarga.
c. Diskusikan mengenai keadaan
keluarga sekarang ini.
O: Tingkat pendidikan keluarga
cucup, sema anggota keluarga
dewasa dapat membaca dan
menulis.
Keluarga menyambut baik diskusi
yang dilakukan, tampak adanya
41

keterbukaan.
A: Masalah belum terpecahkan
Sabtu, 29 Mei 2004 Jam 17.00 WIB
P: Lakukan kunjungan ke dua pada
a. Me hari Sabtu, 29 Mei 2004 Jam
lakukan diskusi mengenai peran pada 17.00 WIB untuk melakukan
anggota keluarga. diskusi mengenai adanya
b. Me perubahan peran.
lakukan terminasi.

Sabtu, 29 Mei 2004 Jam 18.00 WIB


S: Keluarga mengatakan,”
Terimakasih atas semua bantuan
dan sarannya, kami akan berusaha
untuk melaksanaknnya”.
Tn. S mengatakan,” Sekarang
saya tahu ternyata hal tersebut
juga dapat menjadi masalah”.
O: Keluarga aktif dalam diskusi.
A: Tujuan berhasil, keluarga paham
adanya perubahan peran.
P: Monitoring kondisi keluarga.
42

DAFTAR PUSTAKA

Bailon dan Maglaya. 1978. Perawatan Kesehatan Keluarga. Depkes RI. Jakarta
FIK UI. 2000. Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan Keperawatan Keluarga. FK
UI. Jakarta
Carpenito, L.J. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Hinchliff Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Hudak, M.C., Gallo, M.B. 1996. Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik.
Volume II. Edisi VI. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
NANDA. 2000. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2001-2002.
NANDA. Philadelphia
Price, A.S., Wilson, M.L. 1995. Patofisiologi: Konsep klinis Proses-proses
Penyakit. Buku 2. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Soeparman, dkk. 1987. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi 2. UI Press. Jakarta
43

Anda mungkin juga menyukai