Anda di halaman 1dari 7

Berdasarkan kompas

Tebal dokumen
- 5 OKT 2020 RUU Cipta Kerja-Paripurna : 905 halaman
- RUU CIPTA KERJA - KIRIM KE PRESIDEN : 1.035 halaman
- RUU CIPTA KERJA - PENJELASAN : 812 halaman

Pembahasan klaster
- 5 OKT 2020 RUU Cipta Kerja-Paripurna : Halaman 428-455 (27 halaman)
- RUU CIPTA KERJA - KIRIM KE PRESIDEN : Halaman 438-468 (30 halaman)

PHK LANGSUNG PHK TIDAK SAMPAI SP 1 2 3


UU DAN KEPMENNAKER, LEMBUR HARUS DISETUJUI OLEH 2 PIHAK
KEBOLEHAN DIBAWAH UMP HANYA BAGI MIKRO
CUTI HAID DAN HAMIL DISALAH GUNAKAN
- RUU CIPTA KERJA - PENJELASAN : Halaman 341-365 (24 halaman)

Pasal 153 poin d menyatakan bahwa pengusaha tidak boleh memutuskan hubungan kerja dengan
alasan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayi
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian
mengungkapkan RUU Cipta Kerja ini sangat membantu para pekerja. Dia memastikan UU
Cipta Kerja tidak menghilangkan cuti haid dan hamil. Adapun hal itu tetap mengacu pada
Undang-undang Ketenagakerjaan.

"Undang-undang Cipta Kerja ini tidak menghilangkan hak cuti haid, cuti hamil yang telah
diatur di dalam Undang-undang Ketenagakerjaan. Negara hadir untuk pekerja," ujar
Airlangga Hartato dalam Gedung DPR, Senin 5 Oktober 2020.

Cuti haid dan cuti hamil menjadi salah satu sorotan KSPI. Iqbal bilang, meskipun pemerintah
dan DPR tidak menghilangkan cuti ini, namun substansinya tetap merugikan pekerja.

"Yang hilang saat cuti haid dan hamil (adalah) upah buruhnya tidak dibayar. No work, no
pay. Akibatnya buruh perempuan tidak akan mengambil hak cuti haid dan hamil, karena takut
dipotong upahnya pada saat mengambil cuti tersebut," ujar Said kepada Liputan6.com,
Minggu (4/10/2020).

Anda mungkin juga menyukai