A. Materi Qoda Dan Qoadqr
A. Materi Qoda Dan Qoadqr
Menurut bahasa, qada memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, kehendak,
pemberitahuan, dan penciptaan.
Qada artinya ketentuan atau ketetapan Allah SWT yang bersifat azali, yakni zaman sebelum
Allah SWT menciptakan makhluk.
Jelasnya Qadha adalah ketentuan atau ketetapan Allah SWT dari sejak zaman azali tentang
segala sesuatu yang berkenaan dengan makhluk-Nya sesuai dengan iradah (kehendak-Nya),
meliputi baik dan buruk, hidup dan mati, dan seterusnya.
Qadar adalah keputusan Allah SWT yang telah terjadi pada diri seseorang atau makhluk-Nya
yang lain, berdasarkan ketetapan dan usaha serta doa yang dilakukan orang tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa disebut juga dengan takdir.
Iman kepada qada dan qadar adalah meyakini bahwa Allah telah membuat ketetapan
terhadap ciptaan-Nya dan Allah juga berkuasa mengubah ketetapan-Nya apabila orang mau
berusaha untuk mengubahnya disertai dengan doa yang sungguh-sungguh.
Iman kepada qadha dan qadar dapat menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menerima
kenyataan hidup. Karena yang terjadi adalah sudah pada garis ketentuan Allah pada
hakekatnya bencana atau rahmat itu semata-mata dari Allah SWT.
b. Senantiasa bersikap sabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan senantiasa menerima segala sesuatu
dengan penuh kesabaran, baik dalam situasi yang sempit atau susah dan tetap bersabar dalam
situasi senang atau bahagia. Dengan demikian orang yang beriman kepada takdir Allah SWT
senantiasa dalam keadaan yang stabil jiwanya.
Agar seseorang terus giat berusaha ia pun yakin bahwa segala hasil usaha manusia selalu
diwaspadai, dinilai, serta diberi balasan.
Keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dapat menumbuhkan sikap yang optimis tidak mudah
putus asa. Karena ia yakin walau sering gagal, pasti suatu saat akan berhasil sehingga tidak
akan berputus asa.
Tawakal (berserah diri kepada Allah SWT akan tumbuh pada diri seseorang jika ia meyakini
bahwa segala sesuatu telah dikehendaki Allah. Allah Maha bijaksana sehingga menurut
keyakinannya Allah tidak mungkin menyengsarakannya. Allah sumber kebaikan sehingga
tidak mungkin Allah menghendaki hamba-Nya kepada keburukan.
Meskipun segala sesuatu yang terjadi di jagat raya ini sudah ditentukan oleh Allah sejak
zaman azali, tetapi pemberlakuan takdir Allah tersebut ada juga yang mengikutsertakan peran
makhluk-Nya. Karena itulah, takdir dibagi menjadi dua, yaitu takdir mubram dan takdir
mu’allaq :
Dalam bahasa Arab, mubram artinya sesuatu yang sudah pasti, tidak dapat dielakkan. Jadi,
takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku atas setiap
diri manusia, tanpa bisa dielakkan atau di tawar-tawar lagi, dan tanpa ada campur tangan atau
rekayasa dari manusia.
– Usia seseorang
Jika Allah sudah menetapkan bahwa seseorang akan mati pada suatu hari, di suatu tempat,
pada jam sekian, maka orang tersebut pasti akan mati pada saat dan tempat yang sudah
ditentukan itu. Ia tidak akan bisa lari atau bersembunyi dari malaikat Izrail, meskipun ia
berada di dalam sebuah tembok benteng yang sangat kokoh.
Dalam Bahasa Arab, mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan. Jadi, takdir muallaq berarti
ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya.
Dan hasilnya aakhirnya tentu saja menurut kehendak dan ijin dari Allah SWT.
إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْ<م
Beberapa contoh takdir mu’allaq antara lain adalah kekayaan, kepandaian, dan kesehatan.
Untuk menjadi pandai, kaya, atau sehat, seseorang tidak boleh hanya duduk berpangku
tangan menunggu datangnya takdir tapi ia harus mengambil peran dan berusaha. Untuk
menjadi pandai kita harus belajar; untuk menjadi kaya kita harus bekerja keras dan hidup
hemat; dan untuk menjadi sehat kita harus menjaga kebersihan. Tidak mungkin kita menjadi
pandai kalau kita malas belajar atau suka membolos. Demikian juga kalau kita ingin kaya,
tetapi malas bekerja dan suka hidup boros; atau kita ingin sehat, tetapi kita tidak menjaga
kebersihan lingkungan, maka apa yang kita inginkan itu tak mungkin terwujud.
4. Membaca dan mengartikan ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan Qada dan
Qadar.
– QS An Nisa: 78
إِ َّن هَّللا َ ال يُ َغيِّ ُر َما بِقَوْ ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأ َ ْنفُ ِس ِه ْم
Artinya:Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.