Anda di halaman 1dari 4

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa lebih dari 450 juta orang

mengalami gangguan mental atau tunagrahita di dunia. Saat ini, gangguan mental dan perilaku
yang menjadi beban penyakit di dunia sebesar 12% dan diperkirakan meningkat 15% pada tahun
2020 (Sharma, Raina dan Bhardwaj, 2016). Pravelensi penduduk Indonesia dengan disabilitas
mental sedang sampai sangat berat berdasarkan hasil Riskesdas (2018), menunjukkan proporsi
disabilitas mental pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3% .
Proporsi disabilitas anak 5- 17 tahun menurut provinsi, provinsi tertinggi ditempati oleh
Sulawesi Tengah dengan angka 7 %, dan terendah ditempati oleh Sulawesi Barat dengan angka
1,4 %. Menurut Data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun (2017), penyandang cacat dari
usia 0-17 tahun adalah 1732 anak, dengan anak yang mengalami retardasi mental sebanyak 533
anak atau 31.93 %.
Pertumbuhan danperkembangan pada anak berkebutuhan khususRM disebabkan karena
berbagai faktor, seperti faktor keturunan atau genetik, adanya gangguan metabolisme pada anak,
adanya infeksi yang dialami anak pada saat bayi, dan ibu terkena infeksi pada masa kehamilan,
sehingga anak tersebut memiliki ciri-ciri fisik, kemampuan kognitif, keadaan mental, dan tingkah
laku sosial yang berbeda dengan anak normal. Anak yang mengalami perkembangan tidak
normal bisa diidentifikasi sejak umur kurang dari 18 tahun. Perkembangan yang tidak normal
tersebut membuat anak memerlukan perhatian dan kebutuhan khusus (Purnama, 2010).
Proses tumbuh kembang anak RM sangat tergantung kepada intervensi yang diberikan,
orang tua dan terapis serta guru di sekolah. Anak RM usia sekolah seharusnya mengalami suatu
pertumbuhan atau perkembangan yang mengarah ke titik kematangan fisik dan psikologis
seorang retardasi mental mengalami perkembangan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak
lain yang sebaya, seperti proses dalam mengingat jangka pendek (Short Memory). Tingkat
kecerdasan dibawah rata-rata bisa dikenali dan diukur melalui tes kecerdasan standar (tes IQ),
biasanya dengan angka dibawah 70 (Soetjiningsih, 2013).
Short memory merupakan tempat untuk mengelola informasi baru yang memiliki kapasitas
terbatas dan bertahandenganwaktu yang singkat. Short memory memiliki peranan dalam pikiran
sadar. Jika secara sadar kita memecahkan sesuatu masalah, kita sering mengunakan Short
memory sebagai ruang kerja mental dan menggunakanya untuk menyimpan bagian-bagian
masalah dari informasi yang diambil dari memori jangka panjang. Selain itu, kecepatan proses
kognitif diketahui bergantung dari derajat aktivasi short memory. Adapun intervensi yang dapat
digunakan yang dapat mempengaruhi peningkatan short memory pada anak berkebutuhan khusus
retardasi mental yaitu dengan therapy senam otak (Brain Gym) dan Play therapy puzzle
(Fildman, 2012).
Senam otak merupakan sejumlah geraka sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap
bagian-bagian otak dan dapat menarik keluar tingkat konsentrasi otak dan juga sebagai jalan
keluar bagi otak yang terhambat agar dapat berfungsi dengan maksimal. Senam otak adalah
gerakan sederhana yang menyenangkan, dan mampu meningkatkan kemampuan otak dengan
menggunakan keseluruhan otak (Sunarlin, Yayuk, Apriyatmoko, 2011).
Pada penelitian Ali Akbar Jono, Inten Willyandari, dan Adi Saputra (2019), menyatakan
bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwalatihan senam otak
mampumenstimulasi hipotalamus sehinggadapat mempengaruhi kemampuan memori jangka
pendek pada anak retardasi mental melalui kelompok eksperimen mengalami peningkatan dari
78 % menjadi 85,71 % dan meningkat menjadi 92,85 %.
Selain senam otak (brain gym) untuk meningkatkan short memory dapat dilakukan
mengunakan play therapy with puzzle. Permainan ini dengan cara menyusun gambar atau benda
yang telah di pecah dalam beberapa bagian, lalu dirangkai menjadi sebuah bentuk menjadi
gambar, angka, dan tulisan (Ismail, 2011). Pada jurnal penelitian Oktariani, Sulisnadewi &
Kumarawati (2018), menyatakan bahwa setelah diberikan terapi puzzle, tidak ada siswa (0%)
yang memiliki kemampuan mengingat rendah, 12 siswa (30,8%) memiliki kemampuan
mengingat rata-rata, dan 27 siswa (69,2%) memiliki kemampuan tinggi dalam
mengingatkembali.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020, terdapat 48 siswa
yang bersekolah di SDLBN 05 Kota Bengkulu. Dari jumlah siswa tersebut yang mengalami
retardasi mental atau tuna grahita 21 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, anak retardasi
mental atau tunagrahita mengalami kesulitan dalam menggingkat terkhusus dalam menggingat
jangka pendek atau short memory maka dibutuhkan intervensi yang tepat untuk meningkatkan
short memory tersebut salah satu contoh adalah penggunaan senam otak (brain gym) dan play
therapy with puzzle.
Kelebihan penelitian ini adalah belum ada penelitian yang melihat perbandingan efektivitas
senam otak (brain gym) dan play therapy with puzzle terhadap peningkatan short memory anak
usia sekolah di SDLBN 05 Kota Bengkulu. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Efektivitas Senam Otak (Brain Gym) dan Play
Therapy With Puzzle terhadap peningkatan Short Memory Pada Anak Usia Sekolah di SDLBN
05 Kota Bengkulu”.

METODE
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan Quasy
Eksperimen, two group pre-post test without nonequivalent control group design. Pengambilan
sampel mengunakan Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Sampel
penelitian ini sebanyak 20 orang anak yang bersekolah di SDLBN 05 Kota Bengkulu yang
mengalami tuna Grahita atau retardasi mental, 10 orang anak yang akan diberikan senam otak
(Brain Gym) dan 10 orang anak yang akan diberikan play therapy with puzzle sesuai kriteria
yang akan di tentukan oleh peneliti. Dan hasil observasi 1-7 dengan kategori kurang dan 8-14
dengan kategori baik.
Pre intervensi anak diukur short memory terlebih dahulu dengan kuesioner digid
forward, kemudian saat intervensi diberikan selama 45 menit dengan bantuan musih sebagai
penunjang gerakan pada senam otak dan pada intervensi play therapy with puzzle diberikan
selama 45 menit dengan menggunakan puzzle angka dimana anak pada penampang terdiri dari 1-
9.
Analisis Univariat
Dilihat Dari tabel 2 hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 responden terdapat 7
responden (70%) dengan short memory kurang dan 3 responden (30%) dengan shory memory
baik di SDLBN 05 Kota Bengkulu. Responden dengan short memory kurang sebanyak 7 orang
(70%) dimana pada anak yang mengalami motorik kurang hanya bisa mengingat angka sampai 7.
Brain Gym merupakan kumpulan gerakan yang dapat merangsang perkembangan seluruh
otak sinergis, gerakan-gerakan dalam senam otak memiliki manfaat sebagai penyeimbang otak,
baik kanan, otak kiri, sehingga logika dan kreativitas anak menjadi seimbang terkhususnya pada
Short memory (Aprilasari, 2017). Sejalan dengan penelitian Silfania Rosevin Gea (2017),
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa rata-rata skala memori jangka pendek sebelum
intervensi brain gym adalah 4,25 dengan standar deviasi 3,338.
Dilihat dari tabel 3 dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 responden terdapat 8
responden (80%) mengalami short memory baik dan sebanyak 2 orang (20%) mengalami short
memory kurang setelah diberikan terapi Brain Gym di SDLBN 05 Kota Bengkulu. Senam otak
lebih menitikberatkan pada gerakan yang dapat merangsang dan memadukan semua bagian otak,
baik otak kiri maupun otak kanan, otak tengah (limbik), otak depan (dimensi pemfokusan)
maupun otak besar (dimensi pemusatan).Diharapkanmelalui rangkaian gerakan tubuh, dapat
menarik keluar kemampuan kognitif anak, Senam otak juga dikenal sebagai jalan keluar bagi
bagian-bagian otak yang “terhambat” agar dapat berfungsi maksimal.
Selain itu senam otak juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat.
Orang menjadi lebih bersemangat, lebih konsentrasi, lebih kreatif dan efisien. (Tammasse, 2011).
Sejalan oleh penelitian Wijar Prasetyo dan Shandy Asmowisnu Saputra (2017), Pengaruh Senam
Otak Terhadap Daya IngatAnak Usia Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Surabaya. Stelah
dilakukan tindakan terapi senam otak di temukan responden yang mendapatkan nilai sangat baik
sebanyak 11 siswa (45,83%).
Dilihat dari tabel 5 hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 responden terdapat 8
responden (80%) dengan short memory kurang dan sebanyak 2 orang (20%) mengalami short
memory baik sebelum diberikan terapi play therapy with puzzle di SDLBN 05 Kota Bengkulu.
Puzzle adalah bentuk permainan untuk meningkatkan daya ingat anak dengan memasang bentuk
bentuk seperti angka dimana anak melepas kepingan-kepingan angkat tersebut dan merangkainya
kembali menjadi suatu bentuk atau angka yang terdapat di penampang (Wiyani, 2014).
Sejalan dengan penelitian Sutinah (2019), Terapi Puzzle berpengaruh terhadap kemampun
memori jangka pendek pada anak tunagrahita di SDLB Prof. Dr Soedewi. Penelitian
menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi bermain puzzle, 22,7% responden memiliki
kemampuan memori jangka pendek yang cukup dan 18,2% responden memiliki kemampuan
memori jangka pendek yang kurang.
Dilihat dari tabel 6 dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 responden terdapat 10
responden (100%) dengan short memory baik setelah diberikan terapi play therapy with puzzle di
SDLBN 05 Kota Bengkulu. Pada anak setelah diberikan intervensi play therapy with puzzle 10
orang sampel 10 (100%) memiliki penigkatan short memory yang signifikan dimana anak yang
yang diberi therapy with puzzle lebih mudah mengingat angka yang terdapat di digid forwad
dalam penelitian ini menggunakan puzzle angka dimana pada puzzle angka anak lebih efektif
dikarenakan anak sangat tertarik pada angka yang tersedia pada puzzle, anak dengan mudah
mengingat angka yang terdapat dikuesioner digid forward.
Pemberian terapi bermain puzzle dikarenakan saat ada stimulasi maka struktur otak anak
berubah secara dramatis, hubungan antar neuron lebih banyak, sel glia yang menyokong fungsi
neuron bertambah, dan kapiler-kapiler darah yang menyuplai darah dan oksigen ke otak menjadi
lebih padat. Didukung penelitian Putri Selli Melliana, Wisnu Widyantoro, Anisa Oktiawati
(2018), Setelah dilakukan pemberian permainan puzzle dari 34 anak didapatkan nilai tengah
30,00 yang artinya pemberian permainan puzzle baik dengan perolehan nilai tertinggi 24 dan
nilai terendah 25.

Analisis Bivariat
Dilihat dari tabel 8 berdasarkan darihasil uji statistik t-dependen diketahui bahwa nilai p-
value 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh peningkatan Short memory sesudah
diberikan terapi Brain Gym. Senam otak dapat digunakan untuk membantu pelajar agar lebih
siap menerima pelajaran, memperbaiki rentang konsentrasi, meningkatkan fokus dan daya ingat,
memperbaiki kemampuan berinteraksi social, dan mengendalikan emosi (Arief Budiman, 2016)
Sejalan dengan penelitian Nurul indah Tialasari dan Andini Anwar (2017), Berdasarkan
hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan dari kelompok intervensi brain
gym diperoleh nilai mean pre test (11.130) dan mean post test (14,304). Nilai statistic p value/sig
sebesar (0,000). Karena p value/sig (,0,05) maka Ha diterima, dimana jika p value > 0,05 H0
ditolah yang berarti ada perbedan secara signifikan antara pre dan post intervensi senam otak.
Dilihat dari tabel 9 berdasarkan dari hasil uji statistik t-dependen diketahui bahwa nilai p-
value 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan peningkatan short
memory sesudah diberikan terapi play therapy with puzzle. Adapun metode permainan puzzle
adalah salah satu media yang dianggap praktis guna mengatasi masalah memori. Permainan ini
adalah permainan bongkar pasang dan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah dapat
meningkatkan perkembangan kemampuan kognitif terutama pada anak-anak. Hal ini karena
permainan puzzle adalah permainan yang membutuhkan keterampilan kognitif untuk
memecahkan masalah. Selain itu puzzle juga dapat membantu proses pembelajaran (Steven dan
Chun Lin, 2013)
Sejalan dengan penelitian Inggried Claudia Muloke, Amatus yudi ismanto, dan Yolanda
bataha (2017),Hasil penelitian diperoleh adalah ada pengaruh alat permainan edukatif (Puzzle)
terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun dari data terdapat perbedaan selisih mean
skor perkembangan kognitif sebelum dan sesudah diberikan alat permainan edukatif (puzzle)
dengan nilai mean sebelum 13.50 dan sesudah 16.60.
Dilihat dari tabel 10 berdasarkan hasil uji t-independen mendapatkan nilai signifikan
yaitu p-value 0,001, maka Ha diterima sehingga artinya ada perbedaan efektifitas short memory
setelah diberikan brain gym dengan play therapy with puzzle pada anak usia sekolah di SDLBN
05 Kota Bengkulu. Terlihat dari nilai mean pada post antara brain gym dengan play therapy with
puzzle dimana pada brain gym dengan mean 1.90 sedangkan pada post intervensi Play Therapy
With Puzzle dengan mean 4.10, dimana dari hasil data di lapangan setelah dilakukan observasi
didapatkan bahwa pada kelompok dengan intervensi play therapy with puzzle mayoritas
peningkatan short memory mengalami peningkatan secara signifikan dimana pada post play
therapy with puzzle seluruh anak-anak mengalami peningkatan secara drastis dibandingkan
kelompok intervensi brain gym dikarenakan pada anak dengan play therapy with puzzle lebih
tertarik dengan angka yang terdapat di puzzle dan lebih efektif diberikan dikarenakan diberikan
pada anak satu demi satu, pada kelompok Brain gym anak-anak sulit dalam mengikuti gerakan
dari Brain gym.
Permainan Puzzle adalah salah satu stimulasi guna mengoptimalisasi perkembangan anak.
Dimasa ini, banyak jenis permainan yang bisa dijadikan intervensi guna meningkatkan
perkembangan motortik anak, salah satunya dengan brain gym dan bermain puzzle, ditunjang
dengan alat permainan yang disesuaikaan dengan usia anak sehingga anak dapat tertarik dan
mampu merangsang perkembangan anak secata optimal (Nurani, 2017). Sejalan dengan
penelitian Panzilion, Padila, dan Gita Tria (2020), diketahui bahwa dari nilai mean rank dan sum
of ranks terjadi peningkatan yang lebih besar pada variabel bermain puzzle (mean= 3,40 dan sum
of ranks= 295,00) dibandingkan pada anak yang melakukan senam otak (mean=2,73 dan sum of
ranks=170,00).

Anda mungkin juga menyukai