BAB 1
PENDAHULUAN
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar
dengan efektif dan efesien, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya
disebut metode pengajaran.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur. Dalam pengertian lain teknik penyajian ialah suatu teknik
yang harus dikuasai guru ketika akan menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas,
agar pelajaran yang disampaikaln guru dapat dengan mudah ditangkap serta dapat dengan baik
dipahami oleh siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai standar pemahaman terhadap setiap teknik
penyajian ialah:
a. Adanya pengertian apa yang dimaksud dengan teknik penyajian.
b. Harus merumuskan tujuan-tujuan apa yang dapat dicapai dengan teknik penyajian yang
digunakan itu.
c. Pertimbangkan terleih dahulu bila diterapkan apakah teknik penyajian yang kita pilih dapat
digunakan secara efektif dan efesien atau tidak.
d. Apakah teknik penyajian itu memiliki keunggulan dan kelemahan.
e. Dalam menggunakan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan guru/instruktur.
f. Pelaksanaan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan siswa.
g. Harus menempuh langkah-langkah yang bagaimana, sehingga penggunaan teknik penyajian
itu dapat berhasil guna dan berdaya guna.
1
BAB II
MACAM-MACAM TEKNIK PENYAJIAN
1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di
sekolah. Di dalam diskusi ini proses intraksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling
tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, diskusi dapat terjadi jika semuanya
aktif dan tidak ada yang pasif yang berperan sebagai pendengar saja.
2
Tujuan penggunaan teknik diskusi:
1. Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain.
2. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih
kehidupan yang demokratis.
3. Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan
untuk memecahkan masalah bersama.
Agar diskusi berjalan lancar maka dibutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin
diskusi dapat berperan sebagai:
a. Pengatur lalu lintas pembicaraan
Mengatur duduk siswa, sehingga masing-masing siswa duduk dalam lingkaran.
Bertanya pada anggota diskusi secara berturut-turut.
Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.
Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu untuk berani berpendapat.
b. Benteng penangkis
Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.
Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.
c. Penunjuk jalan.
Memberi petunjuk umum, tentang kemajuan yang telah dicapai oleh kelompok.
3
Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang penting, agar
siswa terpimpin dalam mengetahui dan memilih pokok-pokok soal yang mana yang harus
diselesaikan terlebih dahulu.
Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar besar persoalan.
Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap jawaban yang telah disetujui bersama.
Di dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusan yang perlu segera dilaksanakan.
4
Moderator bertugas memperkenalkan peserta panel kepada para pendengar dan
mengemukakan persoalan yang akan dibahas, serta dapat menyimpulkan hasil
pembicaraan, tidak perlu mencapai keputusan atau kesatuan pendapat.
Moderator tidak perlu memberi kesempatan kepada pendengar untuk bertanya kecuali
dalam keadaan yang khusus, pendengar dapat diminta pendapatnya.
Bila hal-hal diatas telah diperhatikan maka panel tersebut wajar digunakan. Teknik
diskusi panel tidak wajar apabila terjadi hal-hal berikut:
Tidak ada kelompok panelis dan kelompok pendengar.
Persoalan yang dibahas tidak aktual.
Pembahasan hanya dari satu sudut pandang saja.
Kadang-kadang diselingi dengan pandangan umum.
Moderator tidak mengumpulkan hasil diskusi.
5
Perbedaan pendapat para panelis merangsang pula para pendengar untuk
menimbulkan masalah baru.
Tujuan instruktur menggunakan teknik diskusi panel ialah memberikan rangsangan cara
berfikir secara massal dengan memberikan berbagai perspektif dari berbagai sudut pandang.
d. SYMPOSIUM merupakan teknik yang menyerupai panel, hanya sifatnya lebih formal.
Seorang anggota symposium harus menyiapkan pemrasaran menurut pandangannya sendiri.
Pendengar diberi kesempatan mengajukan pandangan umum dan pertanyaan-pertanyaan,
setelah pembicaraan dan penyanggahan selasai, kesempatan terakhir pembicara mengadakan
sambutan-sambutan balasan (replik).
6
Sukar sekali mengendalikan sambutan-sambutan, sehingga memperpanjang waktu
yang telah ditentukan.
Adapun tujuan penggunaan teknik symposium ialah untuk merangsang daya pikir manusia
dalam kelompok besar itu, agar turut berpartisipasi untuk memecahkan/membahas suatu
masalah, dalam waktu yang relatif singkat.
e. CAOLOGIUM adalah cara beriskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang sumber,
yang berpendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam bentuk pidato.
f. INFORMAL-DEBATE adalah diskusi yang dilaksanakan dengan membagi kelompok
menjadi dua tim yang sama kuat dan jumlahnya agar seimbang. kedua tim ini mendiskusikan
subyek yang cocok untuk diperdebatkan dengan tidak menggunakan banyak peraturan,
sehingga jalannya perdebatan lebih bebas.
g. FISH BOWL merupakan diskusi yang terdiri dari seorang moderator dan satu atau tiga
manusia sumber pendapat, mereka duduk dalam semi lingkaran berderet dengan tiga kursi
kosong menghadap kelompok. kemudian moderator memberikan pengantar singkat, dan
meminta kepada peserta dengan sukarela dari kelompok besar untuk menduduki kursi yang
kosong yang ada didepan.Peserta ini mengajukan pertanyaan atau mengadakan pembicaraan
kepada manusia sumber dan selanjutnya moderator mengundang peserta lainnya untuk
berpartisaipasi.
2. Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar ialah suatu cara mengajar, dimana
siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah
dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
Menurut Robert L.Cilstrap dan William R Martin kerja kelompok adalah sebagai kegiatan
kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar.
7
Tujuan penggunaan teknik kerja kelompok adalah adalah agar siswa mampu bekerja sama
dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada:
a. Adanya alat pelajaran yang jumlahnya tidak mencukupi.
b. Kemampuan belajar siswa.
c. Minat khusus.
d. Memperbesar partisipasi siswa.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan.
f. Kerja sama yang efektif.
8
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Kerja kelompok berjangka pendek
Bentuk ini dapat juga disebut “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu kurang lebih 15
menit, yang bertujuan memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada suatu masalah.
b. Kerja kelompok berjangka panjang
Pembicaraan disini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari, 1
minggu atau mungkin 3 bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus
diselesaikan siswa.
c. Kerja kelompok campuran
Disini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan
belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai
kemampuan masing-masing, sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu.
Maka guru harus menyediakan tugas atau kegiatan belajar yang sesuai kemampuan belajar
tiap kelompok.
3. Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. menurut sund discovery adalah
proses mental dimana siswa mempu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip yang
dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-nggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan
sebagainya.
9
Keunggulan teknik penemuan (discovery) sebagai berikut:
Teknik ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta
penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat
kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan arah siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar lebih giat.
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses penemuan sendiri.
Stategi itu berpusat pada siswa tidak kepada guru, guru hanya sebagai taman belajar saja;
membantu bila diperlukan.
4. Simulasi
Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan,
dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu
merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa berlatih memegang peranan sebagai orang lain.macam-
10
macam bentuk pelaksanaan simulasi ialah: peer-teaching, sociodrama, psikodrama, simulasi
game dan role playing.
Teknik simulasi baik sekali digunakan karena mempunyai keunggulan sebagai berikut:
Menyenangkan siswa.
Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya.
Mengurangi hal-hal verbalistis atau abstrak.
Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan
timbulnya keutuhan dan kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.
Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.
Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.
5. Unit Teaching
Unit teaching disebut juga pengajaran unit, atau pengajaran proyek.unit teaching sebagai
teknik pengajaran mempunyai pengertian yang khusus yaitu memberi kesempatan siswa belajar
cecara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.
6. Micro Teaching
Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau
disederhanakan. Adapun yang dikecilkan ialah:
Jumlah murid, 5 sampai 6 orang
Waktu mengajar, antara 5 sampai 10 menit.
Bahan pelajaran yang mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.
Ketrampilan mengajar difokuskan pada beberapa ketrampilan khusus saja.
12
Jadi, micro-teaching adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau calon guru
dengan scope latihan dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan dalam lingkungan
teman-teman, setingkat sendiri atau sekelompok murid dibawah bimbingan Dosen Pembimbing
atau dibawah bimbingan Guru Pamong.
Tujuan umum micro teaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di depan kelas dengan memeiliki pengetahuan,
ketrampilan, kecakapandan sikap sebagai guru yang professional.
Sedangkan tujuan Instruksional atau Khusus: setelah mengikuti program micro teaching
mahasiswa calon guru diharapkan:
Dapat menganalisa tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri.
Dapat melaksanakan ketrampilan khusus dalam mengajar.
Dapat mempraktekkann berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.
Dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, produktif dan efesien.
Dapat bersikap profesional keguruan.
13
Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek keguruan.
Micro teching dapat mengurangi kesulitan / kerumitan mengajar di kelas, karena telah terlatih
lebih dahulu segala ketrampilan di muka kelas, dalam situasi belajar yang lebih sempit,
jumlah murid lebih sedikit, ruang lingkup pengajaran lebih terbatas, serta sudah terlatih untuk
mengatasi kesulitan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Micro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi yang
mantap, teliti dan obyektif.
Dengan adanya feed-back dalam micro teaching, yang berupa knowledge of resulte dapat
diberikan langsung secara mendalam.
Dengan micro teaching diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebih kuat, luas dan
mendalam.
Dengan micro teaching mahasiswa mendalami komponen-komponen ketrampilan secara
mendalam, yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersifat obyektif.
Micro teaching memupuk percaya diri bagi mahasiswa.
Micro teaching mengembangkan mahasiswa untuk aktif, inisiatif, kreatif serta bekerja yang
efektif, produktif, efesien yang disertai penuh tanggung jawab.
Adanya catatan sebanyak-banyaknya tentang cara mengajar yang dapat dipakai sebagai bahan
diskusi, dan kritik yang membangun.
Sebagai wadah untuk untuk mencari model ketrampilan mengajar yang sesuai.
Menampung proses mengajar ulangan, sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki secara
langsung praktek.
Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan kebaikan serta mendorong
untuk memperbaikinya.
Micro teaching merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar.
Micro teaching merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan dan mengadakan
research dalam kegiatan belajar mengajar.
Micro teaching merupakan medan untuk mencoba system/metode pengajaran baru untuk
diteliti sebelum dikembangkan.
Dengan micro teaching menggalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru pamong serta semua
yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pengajaran.
14
Merupakan arena pengabdian masyarakat, tempat pelaksanaan program pendidikan dan
pengajaran serta program penelitian.
Kelemahan Micro teaching adalah sebagai berikut:
Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan mengajar dan
bila tidak diteruskan dengan praktek yang menyeluruh.
Pengertian micro teaching yang salah tafsir hanya akan menitikberatkan pada ketrampilan
guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu sebagai pendidik
dan pengajar, yang tidak hanya bertugas di muka kelas saja.
Micro teaching yang ideal memerlukan biaya banyak, peralatan yang mahal, serta tenaga ahli
dalam bidang teknis maupun dalam bidang pendidikan pengajaran pada umumnya dan
metodologi pengajaran pada khususnya.
Micro teaching menuntut perencanaan, pengetahuan dan pelaksanaan cermat, mendetail, logis
dan sistematis.
Micro teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid, merupakan sandiwara
saja, sehingga tidak mewujudkan situasi belajar mengajar yang sewajarnya.
Untuk latihan ulangan yang menggunakan murid yang sama mengenai bahan yang sama oleh
orang tang sama adalah menjemukan. Oleh karenanya dalam praktek ulang murid harus lain.
Dalam micro teaching dibutuhkan sekali adanya sifat saling kerjasama, terbuka, aktif. Inisiatif
untuk mencapai tujuan serta memecahkan masalah bersama, dari seluruh personal dalam
micro teaching.
Micro teaching saja tidaklah cukup, harus diikuti prektek sesungguhnya, dalam situasi belajar
mengajar disekolah latihan dan dalam segala kegitan professional guru.
15
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar,
bertanya atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan
pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
8. Inquiri
Inquiri adalah istilah dalam bahasa inggris, yang artinya suatu teknik yang digunakan
guru mengajar di depan kelas. Pelaksanaannya sebagai berikut: Guru memberi tugas meneliti
suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok
mendapat tugas yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti dan membahas
16
dengan kelompoknnya. Setelah itu hasil diskusi dibuat laporan. Hasil laporan kerja kelompok
dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi secara luas untuk mendapatkan kesimpulan.
Tujuan teknik ini adalah agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah. Dapat juga menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat
ingin tahu, dan sebagaiinya.
Peningkatan teknik inquiri dapat tercipta bila dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Membimbing kegiatan laboratorium
2 Modifikasi inquiri
3. Kebebasan inquiri
4. Inquiri pendekatan peranan
5. Mengundang kedalam inquiri
6. Teka teki bergambar
7. Synectics lesson
8. Kejelasan nilai-nilai
Agar teknik ini berjalan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi
2. Kondisi lingkungan yang responsive
17
3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian
4. Kondisi yang bebas dari tekanan
Peran Guru:
1. Menstimulir dan merangsang siswa untuk berpikir
2. Memberikan fleksibelitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak
3. Memberikan dukungan untuk ”inquiri”
4. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya
5. Mengidentifikasi dan menggunakan : teach able moment sebaik-baiknya.
9. Eksperimen
Eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan
tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatam itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Tujuan teknik ini agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban
atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga
dapat menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar teknik eksperimen itu efisien dan efektif:
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan
(materi) harus cukup.
b. Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau hasil yang
tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
baik dan bersih.
c. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan
18
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi petunjuk yang
jelas
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah
mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur sebagai
berikut:
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah
yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan tentang:
Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus
dikontrol dengan ketat.
Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimem berlangsung
Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan
sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan
ke kelas; dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
19
10. Demonstrasi
Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi siswa tidak
melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi, demonstrasi
adalah cara mengajar dimana seoarang instruktur atau guru menunjukkan, memperlihatkan
sesuatu proses.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan
secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Tujuan teknik Demonstrasi agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau
menyusun sesuatu misalnya penggunaan-penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara
membuat sesuatu misalnya membuat kertas. Siswa juga dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat
atau mesin seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit.
20
Keuntungan menggunakan teknik demonstrasi ialah dengan demonstrasi perhatian siswa
lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi
bila pelajaran itu diceramahkan akan dapat diatasi melalui pengamatan, contoh kongkrit dan
memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
21
Keunggulan teknik karya wisata:
Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada
objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka.
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun kelompok dan
dihayati secara langsung.
Siswa dapat bertanya jawab
Dengan objek yang ditinjau siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Tetapi penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diatasi agar
pelaksanaannya dapat berhasil, ialah sebagai berikut:
karya wisata biasannya dilakukan di luar sekolah sehingga, mungkin jarak tempat itu sangat jauh
dari sekolah. Maka perlu menggunakan transpot yang menggunakan banyak biaya dan waktu.
Keuntungan yang diperoleh siswa melalui teknik penyajian kerja lapangan diantaranya:
Siswa mendapat kesempatan untuk langsung aktif bekerja di lapangan, sehingga memperoleh
pengalaman langsung dalam bekerja.
Siswa juga akan menemukan pengertian/pemahaman dari pekerjaan itu, mengenai kebaikan
ataupun ataupun kekurangan nya.
22
Langkah-langkah agar pelaksanaan teknik pekerjaan lapangan dapat berhasil dan berdaya
guna yaitu:
o Guru sebelumnya harus mampu merumuskan tujuan dari latihan kerja itu secara jelas, tidak
ragu-ragu, canggung ataupun setengah hati.
o Kemudian guru/trainer perlu menghubungi pengurus tempat sasaran.
o Menyiapakan siswa dengan tugas-tugas yang sudah diatur.
o Memberi tugas dalam kelompok
o Guru/trainer harus ikut serta dengan siswa, sehingga harus juga mengawasi langsung pada
pekerjaan siswa dan bisa memberi nasihat bila diperlukan oleh siswa.
o Setelah anak kembali ke sekolah diharuskan membuat laporan hasil trainingnya, untuk di
diskusikan dievaluasi bersama-sama.
Langkah-langkah dalam melaksanakan teknik ini agar berhasil dengan efektif yaitu
dengan cara sebagai berikut:
o Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan teknik ini.
o Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.
o Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur
adegan yang pertama.
o Bila ada kesedian sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditangani tanggapi tetapi guru
harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.
o Siswa yang tidak turut serta harus menjadi penonton yang aktif.
o Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan, agar kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum.
23
Bila menggunakan teknik roll-playing ini sebelum melaksanakan perlu dipertimbangkan
kekurangannya ialah:
Kalau guru tidak menguasai tujuan instruksional penggunaan teknik ini untuk sesuatu unit
pelajaran, maka sosiodramanya juga tidak akan berhasil.
Dengan sosiodrama jangan menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat prasangka yang
buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya, sehingga menyimpang dari tujuan
semula.
Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, akan mengacaukan
berlangsungnya sosiodrama.
24
Dalam memecahkan kasus itu, siswa dapat menggunakan pendakatan secara ”problem
solving”.
Kemudian teknik ini dapat memperlihatkan kepada siswa tentang banyak macam situasi,
masalah atau persoalan hidup yang dihadapi dalan kehidupan ini, lebih-lebih di dalam bidang
pendidikan dan pengajaran.
25
Namun ada beberapa kelemahan dari teknik ini, ialah:
Bila seorang guru yang sedang tidak mendapat giliran mengajar tidak memanfaatkan waktu
untuk belajar lebih lanjut, atau membuat perencanaan yang lebih masak, bahkan
menggunakan waktu senggangnya untuk hal-hal yang tidak berguna.
Bila masing-masing anggota Team tidak kompak, tidak dapat bekerja sama dengan baik,
sehingga team itu tidak bisa berintegrasi, tidak ada pemimpin yang mengkoordinasikannya.
Atau bahkan team itu berjalan hanya dengan alasan penghematan administratif saja, hal itu
sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam memberikan pengajaran mengenai suatu topik pelajaran tertentu kepada muridnya,
para guru dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain:
a. Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai?
b. Materi-materi pelajaran apa yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan diatas?
c. Metode/alat mana yang digunakan?
d. Bagaimana prosedur mengevaluasinya?
26
B. Langkah-Langkah Pokok Didalam Mengembangkan Sistem Instruksional
Langkah-langkah yang perlu di tempuh bila ingin mengajarkan suatu topik pelajaran
kepada murid-murid yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran (instruksional) yang ingin dicapai.
b. Mengembangkan alat evaluasi.
c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh.
d. Merencanakan program kegiatan.
e. Melaksanakan program.
27
4). Kriteria dalam merurumuskan tujuan Instruksional.
Sejumlah kriteria yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu topik pelajaran tertentu.
a). Harus menggunakan istilah-istilah yang operasional.
b). Harus dalam bentuk hasil (product) belajar.
c). Harus berbentuk tingkah laku murid.
d). Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.
f. Melaksanakan program
Setelah semua rencana dan persiapan selesai dilakukan maka mulailah melaksanakan
program yang kita telah kita susun tersebut, dalam arti kita cobakan. Langkah-langkah yang
perlu kita lakukan dalam fase ini adalah sebagai berikut:
1). Mengadakan Pre-Test
2). Menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid.
3). Mengadakan Post-Test (Evaluasi).
Ada dua perbandingan yang kita lakukan, yakni membandingkan hasil keseluruhan
tes, dan membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan.
(1). Hasil keseluruhan tes.
Untuk perbandingan ini kita tempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Pre-Test.
b. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Post-Test
Simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita berikan dalam
mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah kita rumuskan.
(2). Pertanyaan demi pertanyaan.
Dengan melakukan dua jenis perbandingan tersebut, hal itu memungkinkan kita untuk
mengetahui sekurang-kurangnya 3 hal yaitu:
a. Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program pengajaran yang
kita adakan.
b. Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai tujuan-tujuan yang
telah dirumuskan
29
c. Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian tertentu dari
program yang kita berikan, sehingga memberikan pedoman pada kita untuk
melakukan perbaikan (revisi).
17. Latihan/Drill
Perlu diadakan latihan untuk menguasai ketrampilan tersebut. Maka salah satu teknik
penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill ialah suatu
teknik yang dapat diartikan sebagai statu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah dipelajari.
Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak.
b. Mengembangkan kecakapan intelek.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.
Beberapa hal yang perlu ditanamkan bagi instruktur maupun siswa agar berhasil dan
berdaya guna ialah sebagai berikut:
a. Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa hasil setiap latihan harus selalu berbeda dengan
latihan yang sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga tanggap/ubahan kondisi/situasi
belajar yang menurut daya tanggap/response yang berbeda pula.
b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya
dengan keseluruhan pelajaran di sekolah.
30
Langkah-langkah/prosedur yang perlu diperhatikan instruktur/guru untuk kesuksesan
pelaksanaan teknik latihan ini adalah sebagai berikut:
a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otimatis,
ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang
mendalam.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan
pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.
c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena
dengan latihan permulaan ini kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan
ketrampilan yang sempurna.
d. Perlu mengutamakan ketetapan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian
diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut
waktu yang telah ditentukan.
e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan
membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial/yang
pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/kurang diperlukan.
g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa; sehingga kemampuan dan
kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan.
31
c. Teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk
mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, siswa akan menyusun jalan pikirannya
sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta
mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan pengalamannya;
sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.
e. Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat
memahami bacaan.
f. Guru dengan tanya jawab itu bisa mengetahui juga apakah siswa mendengarkan dengan baik
g. Dapat juga teknik tanya jawab itu digunakan untuk mengamati suatu demonstrasi atau
eksperimen.
h. Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang sedang
diberikan.
Tetapi teknik tanya jawab tidak bisa digunakan, atau kurang mengenai sasaran bila guru
akan mengungkap maksud seperti:
a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan sisiwa.
b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah.
c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan jawaban
sangat dibatasi, mangakibatkan pikiran sisiwa tidak berkembang.
d. Pertanyaan yang baik bila ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang, menunggu
sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya.
32
Namum teknik ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti berikut:
Kemungkinan siswa hanya meniru pekerjaan temannya.
Siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajar itu sendiri.
Adanya kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas tersebut.
Timbulnya kesukaran siswa untuk mengerjakan tugas.
Pertumbuhan siswa menjadi terganggu.
Siswa tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bergunu untuk
perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya.
33
Dan kelemaham yang muncul dalam teknik ini :
1. Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraianya.
2. Apakah ketenangan dan kediaman mereka dalam mendengarkan pelajaran itu berarti bahwa
mereka telah memahami pelajaran yang diberikan.
3. Adanya perbedaan pengertian materi antara siswa yang mendengarkan dengan penjalasan
yang diinginkan oleh guru.
34
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan penggunjung tentang
sebuah topic, diperlukan tiga panelis serta seorang pemimpin atau moderator. Teknik belajar
mengajar dengan panel digunakan, bila kita akan mengemukakan pendapat yang berbeda.
B. SYMPOSIUM
Teknik belajar mengajar dengan symposium adalah serangkaian pidato pendek
didepan penggunjung dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu mengemukakan aspek-
aspek yang berbeda dari topic tertentu. Tujuan teknik ini adalah untuk merangsang pemikiran
pada kelompk besar manusia dalam waktu singkat serta turut berpatisipasi dalam usaha
pemecahannya.
C. SYMPOSIUM-FORUM
Symposium-forum adalah teknik mengajar yang kita gunakan waktu mengajarkan
pelajaran pada siswa dengan symposium yang diikuti dengan partisipasi pengunjung. Teknik
ini membuka gelangang pertemuan secara informal yang dapat memberi kesempatan
berbicara praktis mengenai persoalan yang pragmatis (berguna) kepada setiap orang.
Penggunaan teknik ini bermaksud untuk memberi kesempatan interaksi antara
kelompok setelah symposium. Biasanya teknik ini dinginakan guru untuk merangsang massa
agar mau mengemukakan pemikiran baru atau untuk menyalurkan hasrat pengakuan, rasa
tegang, atau frustasi.
Penggunaan teknik ini memiliki keuntungan yang dapat kita amati, seperti :
1. Dapat menambah nilai symposium dengan reaksi pengunjung.
2. Dapat dipakai untuk keperluan kelompok besar maupun kecil (terutama yang besar).
3. Dipakai untuk menyajikan banyak keterangan dalam waktu yang singkat.
4. Penggantian pembicara akan menghidupkan suasana, menambah variasi dan membuat
lebih menarik pembicara.
5. Penggunjung dapat mendengarkan dengan lebih banyak perhatian dalam pembahasan
masalah.
6. Dapat menyoroti hasil dengan teliti.
7. Memupuk keberanian setiap orang untuk menggungkap perasaan dan pemikirannya di
muka orang banyak.
8. Tidak perlu pembahasan lanjutan karena tidak digunakan untuk memperoleh keputusan.
35
9. Pelaksanaan yang informal, mengakrabkan suasana, singkat dan tidak memakan biaya.
Tetapi dalam penyajian teknik ini pun ditemukan hambatan-hambatan, seperti :
1. Pelaksanaanya memerlukan banyak waktu.
2. dalam suasana yang hangat dan tegang sukar untuk mengatur pembicaraan.
3. Tanggapan dari kelompok tertunda.
4. Kepribadian pembicara memungkinkan penekanan pada isi yang kurang tepat.
5. Sulit untuk mengontrol waktu dengan tepat.
6. Periode forum mudah terulur waktunya, tahu–tahu pembicaraan itu sudah jauh.
7. Tidak mempunyai bentuk organisasi karena memiliki anggota tertentu.
Demikian teknik ini biasa dilaksanakan, dangan memperhatikan hambatan–hambatan
agar penggunaan forum dapat lebih intensif.
D. DEBAT
Debat adalah sebuah teknik dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra
menyampaikan pendapat mereka dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak perlu, dan
anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat dan pembicara.
Teknik ini berfungsi untuk membangkitkan analisa siswa, dimana siswa perlu dilatih
untuk menalisa suatu masalah, dan mencari kemungkinan jalan keluar dari masalah yang
dihadapi. Teknik dapat membuat siswa terbiasa berani mengungkapkan perasaan dan
pemikirannya.
36
Kelemahan-kelemahan dalam debat, diantaranya:
1. Munculnya keinginan untuk menang sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
2. Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang yang
berdebat.
3. Dengan teknik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau diikuti dengan
diskusi.
4. Sengitnya perdebatan bisa membentuk banyaknya emosi yang terlibat, sehingga debat itu
semakin gencar dan ramai.
5. Agar bisa dilaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.
E. MUSYAWARAH KERJA
Musyawarah kerja adalah adanya pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang–orang
yang bergerak atau mempunyai prosesi dalam bidang kerja sejenis, jadi massanya sangat
terbatas jumlah maupun kualitasnya.
Tujuan yang ingin dicapai adalah agar adanya peningkatan kompetensi profesional
atau keahlian orang-orang maupun siswa yang bergerak dalam bidang yang sejenis. Serta
kesempatan untuk saling tukar pengetahuan dan pengalaman demi meningkatkan mutu dan
kelancaran kerjanya.
Dalam penggunaan teknik musyawarah kerja ini dapat diperoleh keuntngan seperti:
Dapat meningkatkan mutu dalam bidang kerjanya masing-masing.
Meningkatkan kompetensi profesional siswa yang bergerak dalam ketrampilan dan
keahlian yang sama.
Adanya kesempatan kelancaran komunikasi antar bidang kerja sehingga menjamin
kelancaran kerja pula.
Adanya musyawarah kerja dapat digunakan untuk mengatasi kebutuhan–kebutuhan
khusus.
F. SEMINAR
Seminar adalah Teknik penyajian yang dimaksudkan sebagai diskusi atau kegiatan
pembahasan yang bersifat ilmiah tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Seminar ini bertujuan agar memperoleh pedoman-pedoman atau pemecahan masalah
secara ilmiah.
38
Pada akhir seminar perlu adanya kesimpulan atau putusan yang merupakan hasil
kebulatan pendapat para peserta.
Agar seminar dapat lebih efektif maka perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Fase persiapan.
a. Merumuskan tujuan yang jelas.
b. Menyusun bahan untuk seminar.
c. Menetapkan pemrasaran dan pembahasan utama.
d. Membentuk panitia yang terdiri dari panitia penyalenggara dan panitia perumus.
e. Menyiapkan waktu dan tempat sebaik-baiknya.
f. Pemberitahuan kepada peserta.
2. Fase pelaksanaan.
a. Penjelasan umum mengenai pokok acara seminar.
b. Lembaran kerja yang bersifat teoritis.
c. Memulai acara dengan kata pengantar,pengantar umum oleh orang – orang ahli.
d. Mengelompokkan peserta.
e. Perumusan akhir dilakukan dengan panitia perumus, serta disahkan oleh para peserta
dalam siding pleno.
3. Fase evaluasi.
a. Hasil perumusan apakah sudah memenuhi pencapaian tujuan.
b. Apakah perlu ada tindak lanjut dari perumusan itu.
39
22. Metode Mengajar Dengan Mempergunakan Komputer
Berkembangnya cara-cara mengajar yang baru diantaranya adalah mengajar dengan
mempergunakan komputer. Derasnya arus baru yang mengalir dari para pemakai IPTEK maka
penggunaan komputer merupakan salah satu cara untuk menampung dengan baik segenap
informasi tadi, dan selanjutnya memanfaatkan dengan baik pula.
Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara mencari informasi baru, menyeleksinya
dan kemudian mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan.
Secara teori suatu komputer memiliki keahlian yang lebih dari pada seorang guru, karena
komputer dapat :
1. Menyimpan pendapat dari beberapa informasi.
2. Memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi.
3. Menyajikan pada siswa dengan diagram yang menantang.
4. Memberi jawaban tipe kebutuhan siswa.
5. Memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya.
6. Memiliki sejumlah perbedaan dengan siswa yang berbeda – beda.
Komputer dapat diprogram untuk menggunakan potensi menggajar dalam tiga cara :
A. TUITION
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang
memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian.
B. SIMULATION
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer adalah untuk simulasi pada suatu keadaan khusus
atau system dimana siswa dapat berinteraksi.
Siswa dapat menyebut informasi sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena
interpretasinya dari prinsip-prinsip yang telah ditentukan.
C. DATA-CRUNCHING
Dalam hal ini komputer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas atau
manipulasi data dengan kecepatan yang tinggi dan dapat menghasilkan grafik dan chart yang
sulit atau kompleks.
Teknik ini dapat digunakan sebagai variasi dengan teknik yang lain. Dan dapat lebih
menunjang proses belajar mengajar.
40
23. Metode Mengajar Non-Directive
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif
bukan pasif. Cara ini dilakukan agar siswa mampu melakukan observasi, mampu mengadakan
analisi mereka sendiri, juga untuk merangsang para siswa agar mampu dan berani menyatakan
dirinya sendiri dengan aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang pasif terhadap segala sesuatu
yang dikatakan oleh guru.
Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas yang telah tersusun sehingga dangan tugas
tersebut siswa dapat melaksanakan :
1. Observasi pada objek pelajaran.
2. Menganisa fakta yang dihadapi.
3. Menyimpulkan sendiri hasil pengamatan.
4. Menjelaskan apa yang ditemukan.
5. Membandingkan dengan fakta lain.
Guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berfikir siswa sehingga
objek belajar itu berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian siswa dapat
menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya, aktif berfikir dan menyusun pengertian yang
baik.
41
Bagian 2 (Komentar)
BAB I
Pada BAB I buku ini mempunyai beberapa keunggulan diantaranya yaitu:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pembaca sehingga apa yang diinginkan
penulis dapat tersampaikan dengan baik.
Memaparkan secara sistematis standar apa saja yang harus miliki pembaca agar bisa
mamahami materi .
Selain kenggulan, pada BAB I buku ini juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu:
Kurang kesesuaian antara judul buku dengan isi materi, karena Penulis belum
memaparkan pengertian mengenai strategi pembelajaran itu sendiri maupun ruang
lingkupnya secara luas, padahal judul dari bukunya adalah Strategi Belajar Mengajar
namun secara garis besar isinya hanya berupa teknik penyajian pembelajaran saja.
BAB II
Selain kenggulan, pada BAB II buku ini juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya yaitu:
Masih ditemukan beberapa istilah asing dalam buku, yang tidak dijelaskan artinya secara
detail sehingga ketika pembaca cenderung malas untuk mencari arti sebenarnya maka
pembaca akan kesulitan dalam memahami kalimatnya.
42
Komentar Penulis Terhadap Beberapa Teknik Penyajian
1. Teknik diskusi cocok untuk diterapkan karena didalamnya pasti ada dinamika dalam
proses belajar mengajar, hal tersebut berangkat dari berbedanya sudut pandang dalam
memahami sebuah materi. Selain itu, teknik diskusi dalam peroses belajar mengajar dapat
lebih memacu nalar berfikir siswa terhadap hal-hal yang disampaikan dan teknik diskusi
ini cenderung berusaha untuk menemukan fakta-fakta terhadap sebuah materi / teori.
2. Berdasarkan hasil analisa dan pengalaman pembaca, kerja kelompok merupakan suatu
teknik yang kurang cocok untuk diterapkan hal ini berangkat dari pada fakta-fakta yang
ada di lapangan, dalam suatu kelompok terkadang hanya beberapa siswa saja yang
berperan aktif, sementara sisanya cenderung pasif dikarenakan belum bisa menuangkan
buah fikir mereka kepada forum yang ada.
3. Penemuan belum cocok diterapkan bila pada siswa jenjang dasar, karena pada jenjang
tersebut nalar berfikir untuk melakukan sebuah identifikasi masih terbatas.
4. Simulasi sangat cocok untuk diterapkan pada jenjang manapun karena merupakan salah
satu upaya bagi guru untuk menumbuhkan kreativitas serta inteaksi aktif antar siswa.
5. Unit teacing cocok untuk diterapkan, karena pada metode ini guru dapat melihat secara
personal kepada siswanya untuk menemukan kekurangannya atau apa yang tidak ia
pahami, sehingga guru dapat memberikan pemahaman secara langsung pada siswa
tersebut. Ketika dievaluasi siswa memahami pengajaran yang telah disampaikan, maka
guru sebaiknya guru memberikan apresiasi sebagai upaya untuk memberikan motivasi
agar siswa tersebut lebih rajin lagi.
6. Microteaching sangat cocok diterapkan khususnya pada mahasiswa keguruan karna
bertujuan untuk melatih keberanian serta public speaking calon guru tersebut, sehingga
kelak ia akan mahir dalam berinteraksi dengan siswanya ataupun saat menyampaikan
suatu pembelajaran.
7. Sumbang saran kurang cocok diterapkan karna materi yang diberikan guru akan dibahas
oleh beberapa siswa yang pintar saja, sedangkan siswa yang kurang akan tertinggal karna
tidak berani mengemukakan pendapatnya. Guru pun hanya memberikan masalah, tapi
tidak memberikan penjelasan benar atau salah dari pendapat para siswanya.
8. Inquari sangat bagus diterapkan karna siswa diberi ruang untuk lebih terbuka dalam
mengemukakan pendapatnya.
43
9. Eksperimen bila diterapkan pada sekolah tepencil kurang efektif karna salah satu
kendalanya adalah kurang tersedianya alat-alat untuk eksperimen tersebut, guru pun
dituntut untuk bisa menjelaskan secara detail cara eksperimen agar eksperimen berjalan
dengan lancar.
10. Demonstrasi merupakan salah satu teknik yang sangat bagus untuk dipakai guru saat
mengajar, karna mampu menarik perhatian siswa.
11. Proses pembelajaran karya wisata bagus & menarik untuk diterapkan saat mengajar, kami
yakin ketika dalam satu smester guru menyempatkan waktu untuk menerapkan teknik ini,
contohnya seperti mendatangi tempat-tempat bersejarah maka siswa akan lebih
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, walaupun kekurangannya dari biaya,
selain itu para guru harus bekerja sama untuk memantau siswa agar kegiatan karya wisata
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan tujuanpun dapat tercapai.
12. Kerja lapangan ini efektif diterapkan di SMK / skolah kejuruan, tujuannya untuk melatih
siswa agar dapat bekerja dengan baik agar nanti ketika siswa terjun ke masyarakat ia telah
mahir melaksanakan pekerjaannya.
13. Sosio drama menurut kami cukup bagus diterapkan pada jenjang Perguruan Tinggi / SMA
karena sosiodrama ini bertujuan untuk memecahkan masalah dimasyarakat. Ketika siswa
hanya mengetahui suatu masalah melalui berita/radio tentu siswa cukup sulit memahami
masalah tersebut, sedangkan melalui sosiodrama siswa akan lebih memahami dengan baik
masalah apa yang sedang ia hadapi dan bagaimana cara penyelesaiannya.
14. Teknik penyajian kasus merupakan salah satu strategi pembelajaran yang cukup efektif
diterapkan pda jenjang apapun asalkan tetap sesuai dengan kemampuannya, tujuannya
untuk melatih peserta didik agar timbul kemandirian pada diri setiap peserta didik dalam
memecahkan suatu permasalahan.
15. Teknik penyajian secara sistem regu/ team teaching menurut saya teknik ini cukup bagus
untuk peserta didik karena mereka diberi keleluasaan dalam mengungkapkan
argumentasinya, hanya saja bila terjadi bentrok maka akan proses belajar mengajar akan
sedikit terganggu.
16. Prosedur pengembangan sistem intruksional merupakan teknik yang bagus apabila di
terapkan, karena dengan teknik ini siswa bisa bertukar pikiran dan tujuan yang diinginkan
pun dapat tercapai dengan baik.
44
17. Latihan/ drill adalah suatu proses yang perlu di terapkan karena untuk mengasah
keterampilan siswa.
18. Teknik penyajian dengan tanya jawab/dialog merupakan suatu teknik yang baik
diterapkan terhadap peserta didik karena teknik dialog bisa melatih daya tangkap siswa
terhadap pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, bisa menambah perhatian siswa
terhadap guru, serta bisa meningkatkan rasa ingin tahunya.
19. Teknik pemberian tugas dan resitasi merupakan suatu teknik yang baik apabila
diterapkan, karena melalui teknik ini guru akan mengetahui apakah metode belajar yang
digunakan sudah relevan untuk diterapkan atau malah sebaliknya.
20. Teknik ceramah menurut kami belajar mengunakan teknik cermah baik bila digunakan
pada jenjang dasar, karea pada jenjang ini siswa masih memerlukan penjelasan dari guru.
Beda halnya dengan tingkat atas ataupun tingkat tinggi, siswa dituntut untuk bisa mencari
tahu sendiri pemahaman terhadap suatu materi.
21. Teknik penyajian dengan interaksi massa sangat cocok untuk diterapkan pada tingat
menengah, atas, dan tinggi karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis,
berargumentasi dan menganalisis.
22. Musyawarah kerja merupakan teknik perlu diterapkan pada peserta didik agar mereka
dapat terbiasa bergtong royong atau bekerja sama dalam menyelesaikan suatu project atau
bahkan memecahkan masalah yang ada.
23. Teknik seminar perlu diperkenalkan pada suswa mulai pada tingkat dasar karena dengan
seminar wawasan peserta didik terhadap suatu ilmu akan lebih luas.
24. Metode mengajar berdasarkan prinsip" interdisiplintas sangat baik untuk diterapkan
peserta didik karena dengan teknik ini pengetahuan siswa akan berkembang lebih luas
terintegritas dan sersusun logis, karena siswa dilatih untuk memecahkan suatu masalah
dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang yang berbeda.
45
Bagian 3 (Kesimpulan)
Buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar ini didalamnya membahas tentang
bagaimana seharusnya guru memiliki strategi belajar mengajar agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik –
teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara – cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau instratruktur ketika mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan bermanfaat
bagi siswa.
Buku ini juga menguraikan bermacam – macam metode mengajar atau teknik penyajian
yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam tugasnya mengajar. Namun perlu dipahami bahwa
setiap jenis teknik penyajian hanya bisa digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu
saja. Jadi ketika guru ingin mencapai beberapa tujuan pembelajaran maka guru harus
mengkombinasikan beberapa teknik penyajian sekaligus.
46