Anda di halaman 1dari 3

5.) sewa ruangan kantor : 2.442.000.

000

Tarif pasal 4 ayat 2 : 10%

Besar pph yang di terima : 244.200.000

6.) PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) adalah peraturan yang mengatur hak wajib pajak untuk
memanfaatkan kredit pajak mereka di luar negeri, untuk mengurangi nilai pajak terhutang yang
dimiliki di Indonesia. Sehingga, jumlah pajak yang harus dibayar di Indonesia dapat dikurangi dengan
jumlah pajak yang telah mereka bayar di luar negeri, asalkan nilai kredit pajak di luar negeri tidak
melebihi hutang pajak yang ingin dibayar di Indonesia. 

4.) Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan atas
modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Pihak
pemberi penghasilan (pembeli atau penerima jasa) akan memotong dan melaporkan PPh pasal 23
tersebut kepada kantor pajak.

7.)  0,75% x peredaran bruto

= 0,0075 x 1.000.000.000
= 7.500.000

8.) PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima
wajib pajak luar negeri dari Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai wajib pajak
luar negeri adalah:

 seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di


Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.

1.) Gaji : 7.000.000


Premi Jaminan Kecelakaan Kerja                        Rp            35.000,00
Premi Jaminan Kematian                                    Rp            21.000,00
Penghasilan bruto                                                                           Rp    7.056.000,
Pengurungan
1. Biaya jabatan
5% X 7.056.000 Rp.352.800
2. Iuran pension Rp.50.000
3. Iuran jaminan hari tua Rp.50.000
Rp. 452.800
Penghasilan neto sebulan Rp. 6.599.200
Penghasilan neto setahun 12X 6.599.200 Rp. 79.190.400
PTKP setahu
- untuk Wajib Pajak sendiri Rp 54.000.000,00
- tambahan karena menikah Rp 4.500.000,00
 Rp        58.500.000,00

Penghasilan Kena Pajak Setahun  Rp.20.690.400

 PPh Pasal 21 Terutang

          5% X Rp.20.690.400 Rp.1.034.520

 PPh Pasal 21 adalah Rp.1.034.520 : 12 = Rp. 86.210

2.)

Tarif PPh Pasal 22

 Atas impor:
1. yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API) = 2,5% x nilai impor;
2. non-API = 7,5% x nilai impor;
3. yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.
 Atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah,
BUMN/BUMD = 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final.)
 Atas penjualan hasil produksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal
Pajak, yaitu:
1. Kertas = 0.1% x DPP PPN (Tidak Final)
2. Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
3. Baja = 0.3% x DPP PPN (Tidak Final)
4. Otomotif = 0.45% x DPP PPN (Tidak Final)
 Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau importir
bahan bakar minyak,gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
1. Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final. Selain
penyalur/agen bersifat tidak final
 Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang
pengumpul ditetapkan = 0,25 % x harga pembelian (tidak termasuk PPN)
 Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan
API = 0,5% x nilai impor.
 Atas penjualan
1. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp 20.000.000.000,-
2. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 10.000.000.000,-
3. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih
dari Rp 10.000.000.000,- dan luas bangunan lebih dari 500 m2.
4. Apartemen, kondominium,dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,- dan/atau luas bangunan lebih
dari 400 m2.
5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang
berupa sedan, jeep, sport utility vehicle(suv), multi purpose vehicle (mpv),
minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,- (lima
miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5%
dari harga jual tidak termasuk PPN dan PPnBM.
 Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal
22.

3.)

Anda mungkin juga menyukai