Muhammad Al Rasyid 190522101 Manajemen Investasi 9 Mei 20
Muhammad Al Rasyid 190522101 Manajemen Investasi 9 Mei 20
NIM : 190522101
1. Cara mengevaluasi saham yang telah kita beli dapat dilakukan dengan mengukurnya
berdasarkan kinerja yang memperhitungkan risk and reward. Jadi tidak hanya returnnya saja
namun juga risiko dari portofolionya.
Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien, karena merupakan portofolio yang
dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu dengan return ekspektasi atau
return portfolio.
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan
tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat
return ekspektasi yang sudah pasti
Portofolio dikatakan efisien jika portofolio tersebut terletak di efficient set atau efficient frontier.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk melakukan evaluasi portfolio
Portofolio dikategorikan efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi, atau mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama,
tetapi dengan risiko yang lebih rendah.
Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien.
Investor memilih portofolio yang memberi kepuasan melalui risiko dan return, dengan memilih
sekuritas yang berisiko.
Portofolio optimal merupakan sesuatu yang unik atas investasi pada aset berisiko. Investasi yang
realistis akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi melakukan
diversifikasi pada berbagai investasi dengan pengharapan akan meminimalkan risiko dan
memaksimalkan return.
RISK-ADJUSTED PERFORMANCE
Dengan berdasarkan pada teori pasar modal, beberapa ukuran kinerja portofolio sudah
memasukkan faktor return dan risiko dalam perhitungannya.
Beberapa ukuran kinerja portofolio yang sudah memasukkan faktor risiko, antara lain :
Indeks Sharpe,
Indeks Treynor, dan
Indeks Jensen.
Pengukuran Kinerja Portofoli
Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi pada akhir tahun 60-an yang
dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Trenor, dan Michael Jensen.
Ketiga ukuran ini dikenal dengan istilah composite (risk-adjusted) measure of portofolio
performance karena mengkombinasikan antara return dan risk dalam suatu perhitungan.
Ketiga ukuran kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
Premi risiko portofolio, Rp – Rf merupakan kompensasi untuk memikul resiko. Indeks Sharpe
merupakan rasio kompensasi terhadap total risiko. Jika portofolio sangat diversifikasi maka
total risiko hampir sama dengan risiko sistematik dikarenakan risiko tidak sistematik
mendekati nol. Baca juga : 10 Kesalahan Pemula dalam Berinvestasi
Hal ini juga dapat disebut bila portofolio sama dengan portofolio pasar maka total risiko sama
dengan risiko sistematis atau risiko pasar atau dapat disebut dengan beta.
Indeks Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio
berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi indeks Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio
lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut.
Cara lain untuk melihat perbandingan kinerja diantara sejumlah portofolio adalah dengan
menempatkan masing-masing Indeks Sharpe portofolio ke dalam titik-titik dalam grafik garis
pasar modal
Indeks Treynor juga merupakan suatu rasio kompensasi terhadap risiko. Tetapi dalam Indeks
Treynor, risiko diukur tidak dengan total risiko melainkan hanya risko sistematis.
Dalam menghitung indeks Treynor ini maka asumsi yang harus diperhatikan bahwa hasilnya
memberikan evaluasi pada satu periode, karena tingkat pengembalian portofolio dan risiko
membutuhkan periode yang panjang.
Bila periode yang dipergunakan cukup pendek maka risiko yang dihitung dengan beta
memberikan hasil yang tidak wajar atau tidak representatif.
Dengan membandingkan dengan Indeks Sharpe, dapat dilihat adanya perbedaan antara
peringkat kinerja portofolio dengan menggunakan Indeks Sharpe dengan menggunakan
Indeks Treynor. Hal ini dikarenakan besarnya standar deviasi dan beta portofolio yang
berbeda.
Dari gambar tersebut, maka Indeks Treynor besarnya sama dengan slope garis yang
menghubungkan posisi portofolio dengan tingkat return bebas risiko.
Portofolio yang mempunyai Indeks Treynor yang lebih kecil dari Indeks Treynor pasar akan
terletak di bawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio
tersebut berada di bawah kinerja pasar.
Sebaliknya portofolio yang berada diatas garis pasar sekuritas mempunyai kinerja diatas
kinerja pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar Indeks Treynor yang dimiliki
sebuah portofolio, berarti kinerja portofolio tersebut akan menjadi relatif lebih baik
dibandingkan portofolio yang mempunyai Indeks Treynor lebih kecil.
Sebagai salah satu ukuran kinerja portofolio, Jensen sangat memperhatikan CAPM dalam
mengukur kinerja portofolio tersebut yang sering disebut dengan Jesen ALPHA (differential
return measure).
Jp= Rp-[Rf+bp(Rm-Rf)]
Rp-Rf= ap + bp (Rm-Rf)
Persamaan diatas memperlihatkan adalah risiko premium portofolio dipengaruhi oleh risiko
market premium. Nilai a dan b pada persamaan diatas diestimasikan sesuai dengan model
yang dikenal dengan regresi. Baca juga artikel : Apa yang dimaksud dengan Perang Dagang
Oleh karenanya data asli runtun waktu dari portofolio, tingkat pengembalian pasar dan tingkat
bunga bebas risiko harus tersedia. Nilai a yang tertinggi dan siginifikan merupakan portofolio
yang terbaik dari portofolio yang ada.
Aada pula, persamaan Indeks Jensen secara umum adalah:
Jp = Rp – [ Rf + (RM – Rf ) βp ]
Keterangan:
· Jp = Indeks Jensen portofolio
· Rp = rata-rata return portofolio p.
· Rf = rata-rata tingkat return bebas risiko.
βp = beta portofolio p.
Indeks Jensen adalah kelebihan return diatas atau di bawah garis sekuritas (security market
line). Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak
portofolio ‘mengalahkan pasar’.
Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return yang lebih besar dari return
harapannya (berada diatas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena
portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistematisnya. Demikian
juga sebaliknya, indeks yang bernilai negatif menunjukkan bahwa portofolio mempunyai
return yang relatif rendah untuk tingkat risiko sistematisnya.
Indeks Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak
dikelola dengan cara khusus (hanya mengikuti return pasar). Sehingga persamaan awal
kemudian dimodifikasi menjadi:
Jp = (Rp – Rf) – [βp (RM – Rf) ]
Persamaan diatas memperlihatkan bahwa Indeks Jensen merupakan selisih return abnormal
portofolio p selama satu periode dengan premi risiko portofolio yang seharusnya diterima
dengan menggunakan tingkat risiko sistematis tertentu dan model CPAM. Oleh karena itu
nilai Indeks Jensen bisa saja lebih (positif), lebih kecil (negatif), atau sama (nol).