Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DITA NURUL AURANI

NIM : 1801103010053
MK : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

PETA KONSEP
EKUITAS DAN MODAL SETORAN
A. Struktur kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang memegang
saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Struktur
kepemilikan dapat berupa investor individual, pemerintah, dan institusi swasta.
Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Secara spesifik kategori
struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing,
pemerintah, karyawan dan individual domestik

B. Jenis saham yang diterbitkan perusahaan


Saham dibagi menjadi 2 kategori utama:
1. Saham Biasa (common stock)
Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai
bukti pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima sebagaian
pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa Mewakili klaim kepemilikan
pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding
hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih
dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti
hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan
sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak
lengser.

Saham bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan


menjadi 5 jenis:

1. BlueChip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,


sebagai pemimpin (leader) dalam industri sejenismya, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Saham seperti
ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai dan tidak suka menekan laba serta tidak mementingkan
potensi.

3. Growth Stocks – terdiri dari well-known dan lesser-known


(Well – Known) adalah Saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi.
(Lesser – Known) adalah Saham dari emiten yang tidak sebagai  pemimpin dalam
industri, namun memiliki ciri growth stock.
4. Speculative Stock
Saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan setiap tahunnya, namun memiliki kemungkinan penghasilan yang
tinggi di masa mendatang, walaupun belum pasti.
5. Counter Cyclical Stockss
Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di
mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

C. Proses dan pencatatan penerbitan saham


1. Tahap Persiapan, pada tahap ini perusahaan harus mempersiapkan segala
kebutuhan yang akan diperlukan dalam proses penawaran umum, termasuk juga
memimta izin kepada pemegang saham, karena tanpa seizin pemegang saham,
perusahaan tidak bisa menerbitkan saham. Juga, perusahaan perlu untuk menunjuk
pihak-pihak yang harus/wajib dilibatkan, yaitu sebagai berikut:
- Penilai, perlu juga perusahaan menunjuk pihak penilai yang independen guna
untuk menentukan nilai wajar aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
- Auditor, auditor bertugas untuk melakukan audit atas laporan keuangan
perusahaan.
- Notaris, bertugas untuk membantu perusahaan dalam membuat dan
mengesahkan secara hukum berbagai dokumen.
2. Pengajuan Pernyataan Pendaftaran, dalam tahap ini perusahaan akan mengajukan
pendaftaran kepada badan yang berwenang, yaitu BAPEPAM-LK dengan
menyertakan syarat dan dokumen yang diwajibkan. Pendaftaran ini akan menjadi
tuntas jika BAPEPAM-LK tersebut sudah menyatakan “Pernyataan Pendaftaran
menjadi Efektif” atas pendaftaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
3. Penawaran Saham, setelah semua tahapan-tahapan diatas terlaksana maka
sekarang perusahaan sudah dapat melakukan Initial Public Offering (IPO) melalui
agen penjual. Seperti yang sudah saya singgung diatas, tidak selamanya investor
akan kebagian saham ini. Jadi, untuk investor yang tidak kebagian saham nantinya
dapat membeli pada pasar sekunder (SPO).
4. Pencatatan dan Beredarnya Saham Di Bursa Efek, nah inilah pasar sekunder,
dimana saham perusahaan telah tercatat dan beredar di bursa efek, dan juga saham
tersebut dapat dijual-belikan disini dengan waktu yang tak terbatas.

Pencatatan saham
Surat berharga – saham xxx
Kas xxx
D. Komponen dari Ekuitas
a. Saldo laba
Saldo laba adalah laba bersih yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen, saldo laba hanya dipengaruhi oleh
laba/rugi bersih dan dividen.
b. Dividen
Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang
tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan kepada para pemilik
memang adalah tujuan utama suatu bisnis.
c. Saham tresuri
saham yang ditarik dari peredaran atau saham yang dibeli kembali (treasury
shares) adalah modal ditempatkan yang dibeli kembali (ditarik dari peredaran)
oleh perseroan.
d. Penghasilan komprehensif lain(OCI)  mencakup item keuangan yang tidak

diizinkan muncul dalam laporan laba rugi. Item item yang mencakup dalam OCI

adalah:

1. Keuntungan dam kerugian actuarial atas program iuran pasti (terkait Imbalan Kerja)

2. Tersedia untuk di jual dan keuntungan-kerugian yang disebabkan oleh pengukuran

(terkait     Pengakuan dan Pengukuran)

3. Keuntungan dan kerugian dari lindung nilai (hedging) arus kas bagian efektif saja.

4. Perubahan surplus penilaian kembali (terkait Properti, Pabrik dan Peralatan)

5. Keuntungan dan Kerugian selisih kurs (terkait  Pengaruh dari Perubahan Kurs Mata

Uang Asing)

6. Penempatan dana seperti asosiasi atau ventura

E. Pengukuran, pengungkapan, penyajian,


1. Saldo laba
Penyajian dan pengungkapan
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha perodik setelah
memperhitungkan pembagian dividend an koreksi L/R periode lalu. Akun ini
harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap
bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan indikasi
mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya dicadangkan untuk
perluasan pabrik atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang meupun
ikatan tertentu. Saldo laba tidak tersedia dibagikan dividen karena
pembatasan-pembatasan tersebut, dilaporkan akun tersendiri yang
menggambarkan tujuan pencadangkan termaksud; pembatasan-pembatasan
yang ada harus diungkapkan dalam catatan atas LK.
Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang seharusnya
diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan.Pengungkapan laba
tersebut meliputi :

a. Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba, menjelaskan jenis


penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan pemisahan saldo laba, serta
jumlahnya. Perubahan akun-akun penjatahan atau pemsahan saldo laba harus pula
diungkapkan.

b. Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan disekitar saldo laba, harus
dingkapkan. Misalnya selama perjalanan kredit berlangsung , perusahaan tidak
diizinkan membagi saldo laba tanpa seizin kreditur.
c. Perubahan saldo laba karena penggabungan usaha degan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of investasi).
d. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setalah pajak.
e. pengungkapan jumlah dividend an deviden per lembar saham, pengunglapan
keterbatasan saldo laba tersedia bagi dividen.
f. Tunggakan dividenb
g. Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca, sebelum tanggal penerbitan
LK
h. Pengungpan dividen saham dan pecah-pecah saham (stock split), pengungkapan
jumlah yang dikapitalisasi, dan saji ulang laba per saham (EPS) agar laporan
keuangan berdaya banding.

Pengakuan dan Pengukuran Saldo Laba


Saldo laba merupakan akumulasi laba perusahaan yang tidak didistribusikan sebagai dividend
dan ditrahan oleh perusahaan untuk direinvestasikan dalam bisnis perusahaan dan digunakan
untuk pembayaran utang. Teknis formula untuk menghitung saldo laba adalah sebagai
berikut:
Saldo Laba = Saldo Laba Awal + Laba (Rugi) Bersih – Dividen
Saldo laba juga terpengaruh terhadap elemen-elemen berikut yang dapat didebitkan atau
dikreditkan ke saldo laba.
1.      Penutupan saldo rekening Iktisar Laba/ Rugi
2.      Distribusi kepada pemegang saham ( baik yang berbentuk dividen kas, properti atau saham)
3.      Perubahan prinsip ekonomi
4.      Koreksi kesalahan periode sebelumnya
5.      Penyisihan laba yang ditahan untuk tujuan-tujuan tertentu
6.      Transaksi saham treasuri
7.      Kuasi reorganisasi
2. Dividen
Pengukuran dan pengakuan

Dividen kas
Perusahaan mendistribusikan labanya dalam bentuk dividen kas maka terdapat
dua pencatatan jurnal yaitu pada tanggal pengumuman dividen yaitu
perusahaan mengakui adanya utang dividend an pendebitan saldo laba

Dividen Saham
Pembagian dividen dalam bentuk surat berharga alternative yang paling sering
dilakukan adalah dividen dalam bentuk saham bila perusahaan kekurangan
likuiditas (kas). Pembagian dividen saham sesungguhnya tidak menyebabkan
kekayaan perusahaan berkurang, transaksi dilakukan dengan cara
mengapitalisasi saldo laba artinya saldo laba (sebagian atau keseluruhannya)
dipindahkan ke akun modal, perlakuan akuntansi dividen saham berbeda-beda
tergantung porsi dividen saham yang dibagikan
1.    Dividen Saham Jumlah Kecil untuk dividen saham dalam jumlah kecil
( kurang dari 25% saham beredar maka saham yang akan diterbitkan
sebagai dividen dnilai sebesar harga pasar wajarnya
2. Dividen Saham dalam jumlah Besar- untuk dividen saham dalam jumlah
besar (lebih dari 25% sisa saham belum terjual) maka saham yang akan
diterbitkan sebagai dividen dinlai sebesar nilai nominalnya. 

Dividen Properti
Dividen properti merupakan pembagian dividen dalam bentuk aset
perusahaan, perusahaan harus melakukan penilaian atas nilai wajar dari
aset tersebut dan mengakui adanya keuntungan atau kerugian sebagai
selisih dari nilai wajar aset dengan nilai buku aset pada tanggal deklarasi.

Dividen Scrip
Alternative yang bias diambil jika ingin membagi dividen adalah dengan
menerbitkan promes atau janji membayar di kemudian hari ( notes payable
). Dividen semacam ini disebut dengan “scrip dividend”

3. Saham tresuri

Pengakuan dan Pengukuran Saham Treasuri


Terdapat dua metode pengakuan transaksi untuk Saham Treasuri yaitu
metode biaya dan metode nilai nominal.

1. Metode Nilai Nominal


Metode nilai nominal pada saat akuisisi saham treasuri maka
pencatatan semua transaksi dalam saham treasuri pada nominalnya dan
melaporkan saham treasuri hanya sebagai pemegang dari modal
saham. Apabila harga pembelian treasuri lebih tinggi dari harga
pengeluaran saham biasa, maka saldo laba akan didebit dan sebaliknya
apabila harga pembelian saham treasuri lebih rendah dari harga
pengeluaran saham biasa maka akan dikredit Agio Saham-Saham
Treasuri.

2. Analisis Laporan Keuangan


- Rasio Pembagian Dividen (Dividend Payout Ratio )
Rasio ini mencerminkan pembagian dividen kas dari laba yang
didapat perusahaan dengan mengetahui rasio ini investor dapat
memperhitungkan pendapatan dividennya dan berapa persen dari
laba bersih perusahaan yang ditahan dan diinvestasikan kembali
Rumus perhitungan rasio pembagian dividen adalah sebagai
berikut :

Rasio Pembagian Dividen = Dividen Kas


-------------------------------------------
Laba Bersih-Dividen Preferen
-    Nilai Buku Perlembar (Book Value per Share )
Rasio ini mencerminkan jumlah yang diterima setiap lembar saham
apabila perusahaan mengalami likuidasi dengan basis jumlah yang
dilaporkan pada Laporan Posisi Keuangan Perusahaan. Rasio nilai
buku perlembar merupakan jumlah modal saham biasa dibagi
dengan jumlah lembar saham biasa
Rumus rasio nilai buku per lembar adalah sebagai berikut :

Nilai Buku per lembar = Modal Saham Biasa


------------------------------------
Jumlah Lembar Saham

4. pendapatan komprehensif
penyajian
Menurut Veleshani (1999) dalam Sakirman (2016) menyatakan
bahwapelaporan keuangan yang menyajikan laba rugi kom-perhensif
merupakan pelaporan yang menyajikan secara menyeluruh
dibandingkan dengan pelaporan laba rugi sebelumnya. Pencatatan
terhadap laba rugi komperhensif dicatat berdasarkan nilai
historikal, sedangkan pasca penerapan IFRS, munculnya pelaporan
komprehensif lain menunjukan suatu pencatatan yang lebih detail
dibandingkan dengan pencatatan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai