b. Faktor Biologis
1) Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri
yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling
baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan
status gizi ibu hamil akan lebih baik
2) Jarak kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2
tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak
antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki
probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak
dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Agus Wilopo, 2004 : 5).
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu
memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan
anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi
ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
3) Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (viable).(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali
dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya
hidup atau mati pada waktu lahir.
Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau
lebih kehamilan yang berakhir pada saat janin telah
mencapai batas kehamilan. Kehamilan dengan jarak pendek dengan
kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang terlalu sering
dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi
tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan KesmasFKMUI,2007).
4) Berat badan saat hamil
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata
untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan
yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju
pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Jika ibu kekurangan
gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ). Pertambahan berat badan selama hamil
sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg,
trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan
ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
3. Manifestasi Klinis
a. Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:
1) Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
2) Badan kurus
3) Rambut kusam
4) Turgor kulit kering
5) Conjungtiva pucat
6) Tensi kurang dari 100 mmHg
7) Hb kurang dari normal (<11 gr%)
b. Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
1) Nafsu makan kurang
2) Mual
3) Badan lemas
4) Mata berkunang-kunang
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) < 23,5
cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester pertama,
kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester ketiga.
b. Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah
atau lambat, keringat dingin.
c. Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0
(kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml) wanita
hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+ (cukup).
d. Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan
gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih
besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni 1900
kkal ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.
e. Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan jangka
panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot
yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif untuk mereka
wanita usia subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya
sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan saatseorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadapa anggota keluarga yang di binannya. Pengkajian
merupakan syarat utama untu mengidentifikasi masalah, pengkajian keperawatan
bersifat dinamis, interaktif, dan fleksibel data dikumpulkan secara sitematis dan terus
menerus dengan menggunakan alat pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga
dapan menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya
2009).
Dalam melakukan pengkajian keluarga hal-hal yang perlu dikaji berdasarkan teor /
model family canter nursing, (Fridmen 2014) mengungkapkan terdapat 7 komponen
pengkajian yaitu :
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga (KK)
Meliputi nama kepala keluarga, umur, pendidikan kepala keluarga,
pekerjaan kepala keluarga dan alamat.
2) Komposisi anggota keluarga
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan KK, pendidikan,
pekerjaan, dan keterangan.
3) Genogram
Genogram harus mencakup minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur,
kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan gambar
dengan simbol berbeda seperti :
Laki-laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah : --------
Klien :
4) Tipe keluarga
Menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap kepala keluarga.
5) Suku bangsa
Identifikasi asal suku bangsa keluarga, bahasa yang dipakai keluarga, dan
kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
6) Agama
Identifikasi agama yang dianut keluarga dan kepercayaan yang
mempengaruhi kesehatan.
7) Status sosial ekonomi keluarga
Identifikasi rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga, jenis
pengeluaran keluarga tiap bulan, tabungan khusus kesehatan, dan barang
(harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot, transfortasi).
8) Aktivitas rekreasi keluarga
Identifikasi aktivitas rekreasi yang biasa di lakukan oleh keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Identifikasi tahap perkembangan keluarga di tentukan dengan anak tertua
yang terdapat dalam keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Identifikasi tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kaji
adanya hubungan antara tugas perkembangan yang belum terpenuhi
dengan penyakit yang di alami oleh pasien.
3) Riwayat keluarga inti
Identifikasi terbentuknya keluarga inti dan penyakit yang diderita keluarga
orangtua (adanya penyakit menular dan keturunan).
Identifikasi riwayat penyakit keturunan, menular di keluarga dan riwayat
kebiasaan atau gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Identifikasi ukuran rumah (luas rumah), kondisi dalam dan luar rumah,
kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran pembuangan air limbah (SPAL),
air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi dan
daerah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunikais Rw
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat di
dalamnya meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan dan kesepakatan
penduduksetempat serta budaya yang dapat mempengaruhi status
kesehatan keluarga.
3) Mobilitas geografis keluarga
Menjelaskan tentang apakah keluarga sering pindah rumah serta dampak
pindah rumah terhadap kondisi keluarga.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga berinteraksi
dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungajn dari masyarakat
setempat.
6) Struktur keluarga
a) Pola kumonikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana pola antar keluarga. Pola komunikasi fungsional
bila komunikasi dilakukan secara efektif, proses komunikasi berlangsung
dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak. Komunikasi
disfungsional bila komunikasi tidak fokus pada satu ide pembicaraan
sehingga pesan yang di sampaikan tidak jelas.
b) Struktur kesehatan keluarga
Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit, kekuatan yang
digunakan keluarga dalam menangani masalah.
c) Struktur pesan
Peran seluruh anggota keluarga baik formal maupun informal
d) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dalam keluarga.
e) Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Dalam fungsi afektif di jelaskan bagaimana cara keluarga
mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan saling memiliki,
saling mendukung terhadap anggota keluarga, saling menghargai
anatara anggota keluarga serta menjaga kehangatan dalam anggota
keluarga.
Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga memperkenalkan
anggota keluarga dengan dunia luar serta bagaimana interaksi dan
hubungan dalam keluarga.
Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yang sakit, serta sejauh mana pengetahuan
keluarga dalam memahami sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu keluarga mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan,
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat.
f) Stres dan koping keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga.
Respon keluarga terhadap stress.
Strategi koping yang digunakan.
Strategi adaptasi yang disfungsional (adakah cara keluarga
mengatasi masalah secara maladaptif).
g) Pemeriksaan fisik keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga pemeriksaan
fisik mulai penampilan umum, kesdaran, vital sign, rambut, kepala, mata,
hidung, telinga, mulut, leher, dada, abdomen, genetalia, ekstermitas atas
dan bawah.
Pemeriksaan fisik dan fokus
Identitas klien
Riwayat kesehatan, meliputi : keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat obstetric dan ginekologi, meliputi : riwayat menstruasi,
riwayat kontrasepsi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan,
riwayat persalinan.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Penampilan umum, kesadaran, penampilan fisik.
Tanda-tanda vital
Antropometri
Berat badan, tinggi badan, LLA.
Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala bagaimana apakah ada benjolan ata tidak,
warna rambut, distribusi rambut merata, terjadinya rontok/tidak,
kebersihannya tergantung ibu hamil
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak.
Wajah
Inspeksi : pada wanita hamil kulit muka biasanya terjadi cloasma
gravidarum (peningkatan pigmentasi) yang diakibatkan karena adanya
stimulasi hormone melanosit terutama pada daerah batang hidung dan
pipi, namun setelah melahirkan biasanya cloasma gravidarum ini
berangsur-angsur akan menghilang, biasanya pada ibu hamil terjadi
edema pada wajah.
Palpasi : terdapat nyeri tekan atau tidak.
Mata
Inspeksi :kesimetrisan mata, konjungtiva, sklera, pupil, reflek kornea,
gerakan bola mata, fungsi penglihatan.
Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak pada daerah kelopak mata.
Hidung
Inspeksi : bentuk, mukosa, kebersihan, ada polip/tidak, fungsi
penciuman
Palpasi : ada nyeri sinus frontalis/maksiliaris atau tidak.
Gigi danMulut
Inspeksi: kebersihan, warna mukosa bibir, kebersihan gigi, caries gigi,
pembesaran tonsil, pembengkakan dan perdarahan gusi, warna lidah,
fungsi pengecapan.
Telinga
Inspeksi : bentuk telinga, kebersihan, fungsi pendengaran
Palpasi : nyeri telinga/ tidak
Leher
Inspeksi : ada tidaknya pembesaran JVP, ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening, reflek menelan.
Palpasi: ada atau tidaknya pembesaran tiroid, ada atau tidaknya
pembesaran kelenjar getah bening akibat peradangan dan peningkatan
vaskularis.
Dada dan Punggung
Inspeksi : kesimetrisan bentuk dan pergerakannya
Auskultasi : bunyi paru-paru atau suara nafas dan jantung perkusi:
pada daerah paru
Jantung
Inspeksi : adanya pembesaran jantung atau tidak
Auskultasi : apakah bunyi jantung teratur atau tidak, irama, suara
jantung
Perkusi : apakah terdengar suara murmur atau gallops
Palpasi : terdapat pembengkakan atau tidak
Payudara
Inspeksi :kesimetrisan antara payudara yang kiri dan kanan,
kebersihan payudara, dilatasi vena, ada tidaknya pembengkakan pada
payudara, hiperpigmentasi pada areola dan putting, keadaan putting
susu menonjol atau tenggelam.
Palpasi : ada/tidak nyeri tekan pada payudara, ada tidaknya
benjolan di payudara, teraba panas atau tidak.
Abdomen
Inspeksi : apakah adanya line anigra, striae gravidarum dan bekas
luka
Auskultasi : bising usus dengan normal 6-12 kali per menit
Palpasi :
Leopod I
Pemeriksaan untuk menentukan tuanya kehamilan dari tinggi fundus
uteri dan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di fundus uteri.
Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum teraba dari luar, pada saat
umur kehamilan 12 minggu tinggi fundus 1-2 jari diatas simpisis, 16
minggu tinggi fundus per ½ jari diatas simpisis dan pusat, 20 minggu
tinggi fundus 3 jari jari dibawah pusat, 28 minggu tinggi fundus 3 jari
diatas pusat, 32 minggu tinggi fundus per ½ an prosesus xipoideus, dan
40 minggu tinggi fundus per ½ an prosesus xipoideus dan pusat.
Leopold II
Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil dari janin. Apabila teraba bagian keras
melintang berarti punggung, apabila teraba keras dan bundar berarti
kepala, apabila teraba bundar dan agak lembek berarti bokong. Kadang-
kadang disamping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
Leopod III
Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah, apakah kepala
atau bokong dan untuk menentukan apakah bagian yang terbawah dari
janin sudah masuk PAP atau belum.
Leopod IV
Untuk menentukan seberapa besar masuknya bagian terbawah dari
janin masuk ke dalam rongga panggul. Divergent yaitu ukuran yang
terbesar kepala sudah melewati PAP, sedangkan convergent yaitu
ukuran terbesar kepala belum melewati PAP.
Genitalia
Inspeksi : distribusi rambut pubis, vulva (adakah edema, varises,
selaput lender, keadaan perineum, ganda cheadwick, secret vagina,
perdarahan, volume, bau, dan ada massa atau tidak, ada haemoroid
atau tidak).
Ekstermitas atas dan bawah
Inspeksi : fungsi ekstermitas, LLA normal pada ibu hamil yaitu
minimal 23,5 cm, varises, edema, ada luka atau tidak, kekuatan otot .
Palpasi : CRT, turgor kulit
Perkusi : reflek patella
Pemeriksaan penunjang
Lab : Hb (Normal: 11,5 -16 gr/dl)
USG :melihat hasil konsepsi, jenis kelamin janin dan usia
kehamilan.
Rontgent :gambaran skelet (¿21mg )
555 555
5555
Harapan Keluarga
Di akhir pengkajian perawat menanyakan apa harapan keluarga terhadap petugas kesehatan.
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara berikut.
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.
2) Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan dengan bobot
Skor x bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
seluruh bobot.
Diagnosa keperawatan (Riasmini, 2017) yang mungkin muncul pada klien dengan
kehamilan resiko tinggi adalah sebagai berikut:
a) Aktual
(1) Gangguan rasa aman cemas.
(2) Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh.
(3) Gangguan rasa nyaman dan nyeri pinggang.
(4) Defisiensi pengetahuan (perubahan dan ketidaknyamanan terkait
kehamilan).
b) Resiko
(1) Resiko terjadi anemia
(2) Resiko pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.
(3) Resiko terjadi perdarahaan saat kehamilan atau persalinan.
(4) Resiko terjadi konflik peran pada keluarga.
c) Potensial
Perilaku sehat (persiapan untuk persalinan)
3. Intervensi
Merupakan rencana tindakan yang disusun berdasarkan prioritas masalah, yang
meliputi :
a) Aktual
Intervensi Diagnosa Aktual
2. Resiko
Intervensi Diagnosa Resiko
3. Potensial
Intervensi Diagnosa Potensial