Kelompok F4
Email: tari.erasti@yahoo.com
Abstract
Tinea pedis is a fungal disease that is most common and is caused by the attack, especially in
between the toes and soles of the feet. Most are found between the fingers to the 4th and 5th,
and often extends to the bottom of the finger and between the fingers of the other. Tinea pedis
can occur at any age group, but usually occurs in the productive age, the age group 20-50
years, and are more likely to suffer are men than women. Usually the socio-economic
conditions and lack of personal hygiene also plays an important role in fungal infections
(incidence of fungal diseases on socioeconomic lower more often than socioeconomic better,
it is associated with nutritional status affect the durability of a person's body against
disease). Personal hygiene less attention contributed to the growth of mold.
Abstrak
Tinea pedis merupakan penyakit akibat jamur yang paling sering terjadi dan disebabkan oleh
yang menyerang terutama pada sela jari kaki dan telapak kaki. Paling banyak ditemukan
diantara jari ke-4 dan ke-5, dan seringkali meluas ke bawah jari dan sela jari-jari lain. Tinea
pedis dapat terjadi pada golongan umur berapa saja, tetapi biasanya terjadi pada usia
produktif, yaitu usia 20-50 tahun, dan yang lebih banyak menderita adalah pria dibanding
dengan wanita. Biasanya kondisi sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan pribadi juga
memegang peranan penting pada infeksi jamur (insiden penyakit jamur pada sosial ekonomi
Pendahuluan
Tinea Pedis atau sering disebut Athlete’s foot = Ring Worm of the Foot merupakan
penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur (dermafitosis) yang sering menyerang orang-
orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah dan lembab seperti tukang cuci, petani,
atau pekerjaan yang mengunakan sepatu tertutup terus-menerus seperti tentara. Di daerah
dengan iklim tropis seperti Indonesia, hampir seluruh jenis tanaman tumbuh subur, termasuk
juga berbagai jenis jamur (fungi/fungal) yang dapat hidup dan berkembangbiak di makhluk
hidup lainnya seperti manusia, bukan hanya sebagai parasit di kulit manusia, jamur dapat
menyebabkan gatal yang hebat dan juga nyeri jika diikuti dengan infeksi sekunder. Kasus
penyakit yang diakibatkan oleh jamur di Indonesia cukup tinggi, karena parasit ini dapat
menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Oleh sebab itu dibutuhkan kebersihan, gizi, dan
perlindungan yang memadai agar tidak terkena parasit ini.1,2
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik5
Digunakan untuk memeriksa tubuh pasien untuk menemukan gejala klinis pada
penyakit tersebut. Pemeriksaan fisik seharunya dilakukan secara sistematis dari kepala hingga
ke kaki agar tidak ada gejala klinis yang terlewat.Pada pemeriksaan fisik untuk Tinea Pedis
dapat di lihat dari macam-macam lesi yang ditimbulkan oleh parasit ini, apakah ada antara
lain :
- Kerak yang kering / bersisik putih - Eritema dengan papul
- Maserasi - Kerak putih
- Pengelupasan kulit - Hiperkeratosis
- Hiperhidrosis yang biasanya terjadi - Vesikel atau bula yang diisi dengan
pada sela jari kaki ke 4 dan ke 5 cairan bening
- Celah pada toe webs
Hasil Pemeriksaan fisik pada skenario ini adalah terdapat fissura pada sela jari kakinya dan
tampak maserasi.
Pemeriksaan Penunjang6
Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan secara klinikal dan berdasarkan
pemeriksaan dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya dengan
mengerok kulit untuk preparat KOH, biopsi kulit, atau kulture dari daerah yang terinfeksi
* KOH
Pemeriksaan langsung dengan preparat KOH dengan mengunakan mikroskop
dianggap kurang sensitive karena dapat menimbulkan hasil 15% negative palsu,
tergantung dari beberapa hal. Tapi pemeriksaan mikroskop dengan preparat KOH ini
dapat ditemukan hifa septate atau hifa yang bercabang, athrospore, atau dalam
beberapa kasus, ada sel budding yang menyediakan bukti adanya infeksi jamur.
* Kultur
Kultur untuk Tinea pedis di lakukan pada agar Subouraud’s dextrose(DSA), pH dari
medium ini (5,6) mematikan banyak bakteri, sehingga hasil yang didapatkan bisa
lebih spesifik walau hanya terbukti sekitar 60% dan pemeriksaan ini memerlukan
waktu yang lama 2-4 minggu.
* Periodic Acid Schiff Stain/ PAS Reaction Test
Tes PAS ini paling sering digunakan karena menghasilkan hasil yang spesifik untuk
Tinea Pedis sebanyak 98,8% dalam waktu yang singkat yaitu 15 menit. Tes PAS ini
mencari dinding polisakarida dan ikatan glikoprotein dari jamur penyebab Tinea
Pedis tersebut.
Working Diagnosis
Work diagnosis adalah suatu kesimpulan yang dibuat oleh dokter mengenai
kemungkinan penyakit yang diderita pasien.7 Dilihat dari hasil pemeriksaan dermatologis
pada pasien di skenario ini, diagnosis yang diambil adalah pasien menderita penyakit yang
disebabkan oleh infeksi jamur (dermafitosis) yaitu Tinea Pedis tipe interdigitalis.
2. Dermatitis intertriginosa
Tinea pedisharus dibedakan dengan dermatitis, yang biasanya batas tidak jelas, bagian
tepi tidak lebih aktif dari bagian tengah. Predileksinya pada bagian yang terkena kontak
dengan sepatu, kaos kaki, dsb. Yang menjadi pembeda adalah tidak ditemukannya jamur
pada pemeriksaan kultur, tetapi hanya tanda-tanda peradangan.
3. Eritrasma
Eritrasma merupakan infeksi bakteri yang kronis disebabkam oleh Corynebacterium
minutissimum yang menyerang bagian tubuh seperti jari-jari kaki, sekitar paha dan kemaluan,
ketiak, dan lainnya, dan gejalanya mirip dengan infeksi dematopita epidermal. Bagian tubuh
Etiologi
Beberapa jenis jamur dapat berkembang biak di kulit (dermatomikosis, jamur yang
menyerang kulit). Sedangkan, dermatofitosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
golongan jamur dermatofita, golongan jamur ini dapat mencerna jaringan yang mengandung
zat tanduk (keratin), misalnya pada stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku.
Dermatofitosis sering disebut dengan tinea, ringworm, kurap, dan lainnya. Setiap spesies
dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu, yaitu:
a. Zoofilik : Terutama menyerang binatang
b. Geofilik : yang hidup di tanah
c. Antrofilik : Menyerang manusia
Golongan dermatofitosis diklasifikasi berdasarkan lokasinya. Disebut Tinea kapitis
jika menyerang kulit kepala, rambut, alis, dan bulu mata. Tinea korporis, jika menyerang
badan dan anggota badan, termasuk Tinea kruris yang khusus menyerang lipat paha, daerah
bawah perut, dan sekitar anus. Tinea barbae menyerang daerah dagu, jenggot dan jambang.
Tinea manum menyerang tangan dan telapak tangan Tinea pedis menyerang sela-sela kaki
dan telapak kaki, dan Tinea unguinum menyerang kuku.9
Tinea pedis merupakan penyakit akibat jamur yang paling sering terjadi dan
disebabkan oleh `yang menyerang terutama pada sela jari kaki dan telapak kaki. Paling
banyak ditemukan diantara jari ke-4 dan ke-5, dan seringkali meluas ke bawah jari dan sela
jari-jari lain. Oleh karena daerah kaki sering lembab, maka sering terlihat maserasi, yaitu
Epidemiologi
Tinea pedis dapat terjadi pada golongan umur berapa saja, tetapi biasanya terjadi pada usia
produktif, yaitu usia 20-50 tahun, dan yang lebih banyak menderita adalah pria dibanding
dengan wanita (Beberapa faktor dalam tubuh hospes juga berperan dalam menghambat
patogenitas. Progesteron dapat menghambat pertumbuhan jamur golongan dermatofita,
karena itu insidens dermatofitosis lebih banyak di alami oleh pria).10 Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti panas, kelembapan, keringat yang berlebihan, dan pemakaian
sepatu tertutup terus-menerus. 5
Patofisiologi
Pada jamur hidup di lapisan tanduk kulit manusia, dapat melepaskan toksin yang bisa
menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa
bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula
infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Hal itu tergantung pada jenis jamur
yang menyerang. Masuknya jamur dalam tubuh dapat melalui:
a) Luka kecil atau aberasi pada kulit, misalnya golongan dermatofitosis,
kromoblastomikosis.
Jamur golongan dermatofita selain mengeluarkan enzim kreatinase yang mampu mencerna
kreatin pada stratum kroneum kulit, rambut, dan kuku, patogenitasnya juga meningkat karena
produksi mannan yaitu suatu komponen dinding sel yang bersifat immunoinhibitory. Mannan
juga memiliki kemampuan untuk menghambat eleminasi jamur oleh hospes dengan menekan
kerja cell mediated immunity.10
Manifestasi Klinis5,8-9
Beberapa manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada Tinea pedis adalah
1. Bentuk interdigitalis yang merupakan kelainan berupa maserasi, skuamasi serta erosi
di celah-celah jari terutama jari ke-4 dan 5. Kulit terlihat putih, dapat berbentuk fisura
dan sering tercium bau yang tidak enak. Lesi dapat meluas ke bawah jari dan telapak
kaki. Ada 2 bentuk, yang pertama adalah interdigitalis yang kering dapat ditemukan
kerak putih pada sela-sela jari kaki, dan yang lembab dapat ditemukan maserasi.
3. Bentuk vesikular/bulla subakut yaitu kelainan timbul pada daerah sekitar jari
kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki, disertai rasa gatal yang hebat.
Bila vesikel/bulla pecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut koloret.
Bila terjadi infeksi akan memperberat keadaan sehingga terjadi erysipelas.
Penatalaksanaan
Medika Mentosa
Untuk penatalaksanaan secara medika mentosa biasanya akan diberikan obat anti
jamur secara topikal karena dianggap merupakan pengobatan yang adekuat di infeksi Tinea
Pedis . obat-obatan yang membunuh jamur (seperti terbinafine, butenafine, dan naftifine)
sering digunakan karena pemakaiannya yang setiap hari dalam seminggu memiliki angka
kesembuhan yang tinggi, berikut adalah tabel obat topikal untuk mengatasi Tinea pedis.9
Non-medika Mentosa
Penyakit Tinea pedis sering kambuh sehingga untuk menghindari faktor risiko dapat
melakukan hal, seperti kaus kaki yang digunakan, hendaknya dapat menyerap keringat dan
diganti tiap hari, kaki harus bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup, sepatu
sempit, sepatu olah raga, dan sepatu plastik, terutama yang digunakan sepanjang hari.Tidak
bertelanjang kaki atau selalu memakai sandal sehingga dapat menghindari kontak dengan
jamur penyebab Tinea pedis. pencucian kaki setiap hari diikuti dengan pengeringan yang baik
di daerah sela jari. Untuk mencegah penularan juga harus selalu memakai sepatu/sendal jika
ke fasilitas umum seperti wc umum, kolam renang. Memakai bedak anti jamur pada kaki dan
sepatu atau kaus kaki untuk membunuh jamur dan mencegah pertumbuhan jamur baru. 8-9
Komplikasi1-2.8
Bila penyakit Tinea pedistidak ditangani dengan baik, kemungkinan untuk terjadinya
komplikasi menjadi tinggi, kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
- Tinea unguinum
Jamur Tinea pedis, yaitu, T. rubrum juga dapat menyebabkan penyakit jamur pada
kuku, kemungkinan besar jamur akan menjalar dari sela-sela jari ke kuku yang akan
mengakibatkan kerusakan pada kuku seperti tampak menebal, dan pecah-pecah.
- Selulitis
Selulitis dapat terjadi akibat dari infeksi sekunder pada lesi yang di sebabkankan oleh
jamur T. rubrum, pada keadaan lembab, kulit akan mudah mengalami maserasi dan
fissura yang menyebabkan pertahanan dari kulit akan menurun dan menyebabkan
bakteri beta-hemolytic streptoccoci (group A, B, C, F, dan G), S. aureus, S.
pneumonae, dan lainnya akan mudah masuk ke dalam tubuh.
Pencegahan pada Tinea pedisdapat dengan melakukan beberapa cara yang sederhana
seperti menjaga kebersihan diri, pakaian yang digunakan, penggunaan sepatu sebaiknya
jangan terlalu tertutup dan sering di cuci atau jemur, memakai sepatu boot untuk orang-orang
yang bekerja di bidang perairan, menjaga agar kaki tetap bersih, menggunakan kaus kaki
yang menyerap keringat, dan lainnya.9
Prognosis
Untuk kasus Tinea pedisyang ringandan segera ditangani, prognosisnya adalah baik,
tetapi apabila kasusnya sudah berat, dapat menimbulkan komplikasi seperti limfangitis dan
selulitis, apalagi pada orang-orang yang sebelumnya pernah menjalani pemasangan kateter
dari pembuluh darah vena pada kakinya ke jantung, hal ini bisa mengubah prognosis menjadi
buruk.5
Kesimpulan
Daerah tropik seperti Indonesia yang memiliki kelembapan yang tinggi merupakan
tempat yang cocok untuk berbagai jenis jamur tumbuh, jamur bukan hanya dapat hidup di
tanah, tetapi juga dapat di makhluk hidup lainnya seperti juga manusia, jamur yang dapat
hidup di manusia memiliki suatu enzim yang dinamakan kreatinase yang mampu melisiskan
kreatin pada lapisan stratum korneum kulit manusia dan meninggalankan rasa gatal dan perih,
salah satunya adalah T. pedis. Penyakit T. pedis biasanya menyerang orang-orang yang
bekerja dengan air seperti pemancing, tukang cuci baju, atau yang selalu menggunakan
sepatu tertutup seperti tentara. Dalam kasus yang ringan penyakit ini dapat disembuhkan
dengan menggunakan obat-obatan topikal dan memiliki angka kesembuhan yang tinggi walau
dapat kembali lagi jika kebersihannya tidak terjaga, tapi dalam kasus berat, pengobatan
secara oral atau sistemik mungkin akan dibutuhkan.
Daftar Pustaka