Analisis Keanekaragaman Dan Kemelimpahan Relatif A
Analisis Keanekaragaman Dan Kemelimpahan Relatif A
1, April 2015
Email: ariyudasmara@gmail.com
Abstrak
Algae mikroskopis memiliki peranan yang penting karena merupakan organisme
autotrof yaitu organisme yang mampu menghasilkan makanan sendiri, sehingga
berperan sebagai produsen bagi konsumen yang hidup di lautan dan sangat erat
kaitannya dengan rantai makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
keanekaragaman dan kemelimpahan relatif algae mikroskopis serta tingkat
perbedaannya pada ekosistem Padang Lamun, Terumbu Karang dan Mangrove di
kawasan intertidal Pulau Menjangan Bali Barat. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif eksploratif dengan metode observasi lapangan. Populasi dari penelitian
ini adalah seluruh algae mikroskopis pada ekosistem Mangrove, Padang Lamun
dan Terumbu Karang, sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah algae
mikroskopis yang berhasil ditangkap pada sejumlah titik pengambilan sampel.
Analisis data menggunakan statistik ekologi. Hasil penelitian menunjukkan (1)
algae mikroskopis yang teridentifikasi pada ekosistem Mangrove sebanyak 20
jenis, ekosistem Padang Lamun 24 jenis, dan ekosistem Terumbu Karang 32 jenis;
(2) Indeks keanekaragaman pada ekosistem Mangrove dan Padang Lamun
tergolong sedang sedangkan ekosistem Terumbu Karang tergolong tinggi; (3)
Kemelimpahan relatif tertinggi pada Lamun adalah spesies Guinardia blavyana,
ekosistem Mangrove adalah Triceratium alternans dan ekosistem Terumbu karang
adalah Cocconeis scutelum; (4) terdapat perbedaan keanekaragaman dan
kemelimpahan relatif algae mikroskopis antara ketiga ekosistem di kawasan
intertidal Pulau Menjangan.
Abstract
Sea grape (Caulerpa racemosa) is a macro green algae are often used as food for
people around the coast. But supply is still in very limited quantities and seasonal,
because it still depends on the nature and has not been properly cultivated. It
required the cultivation to support continuity of production. This study aims to
examine and analyze the effectiveness and efficiency of rigid quadrant nets made
from bamboo in cultivation of Caulerpa racemosa and assess the quality and
quantity obtained from the application of rigid quadrant nets made of bamboo in the
golongan ini karena memiliki alat gerak mangrove. Ekosistem padang lamun
berupa bulu cambuk atau flagella dan merupakan suatu ekosistem yang
kandungan pigmen dalam selnya yang berada diantara kawasan ekosistem
sangat spesifik. Selain mengandung mangrove dan terumbu karang. Sama
klorofil-a dan klorofil-c, juga terdapat seperti ekosistem lain, dalam ekosistem
pigmen β-carotenedan lamun juga terbentuk rantai makanan
xanthophylls sehingga memberikan (food chain) dimana yang berperan
warna coklat kekuningan. sebagai produsen adalah lamun, alga
Golongan ketiga yang banyak makrobentos, dan fitoplankton. Sebagai
dijumpai di lautan adalah tempat mencari makan bagi beberapa
Trichodesmium. Nama Trichodesmium biota laut, padang lamun mengandung
berasal dari bahasa Yunani yaitu „tricho‟ material hayati dan non hayati baik yang
= rambut dan “desmus” = jalinan. bersumber dari lamun itu sendiri
Golongan ini termasuk ke dalam Divisi maupun dari biota-biota laut yang
Cyanobacteria (memiliki kekerabatan berasosiasi.
dekat dengan bakteri). Sel-selnya tidak Sebagai bagian dari ekosistem
memiliki inti sel yang jelas, dan biasanya laut, ekosistem terumbu karang
hidup dengan cara membentuk rantai merupakan ekosistem yang memiliki
berupa filament yang mengelompok sejumlah kekhasan dan nilai yang
dalam agregat koloni berbentuk seperti penting ditinjau dari sudut ekologi
jalinan rambut. maupun ekonomi. Kekhasan yang
Golongan keempat dari dimaksud adalah: 1) ekosistem terumbu
fitoplankton yang umumnya dijumpai karang hanya dijumpai di lautan tropis
adalah Kokolitoforid, yang tergolong dan tidak dijumpai di lautan dingin; 2)
dalam kelas Prymnesiophyceae atau ekosistem terumbu karang biasanya
Haptophyceae. Warna tubuhnya coklat terdapat pada kedalaman laut yang
keemasan dan hidup secara uniselular. relatif dangkal yaitu 0-70 meter; 3)
Golongan ini memiliki kemampuan untuk ekosistem terumbu karang merupakan
berfotosintesis dan warna coklat ekosistem dengan tingkat keragaman
keemasan pada tubuhnya disebabkan dan produktivitas yang tinggi; dan 4)
oleh kandungan pigmen β-carotene, ekosistem terumbu karang merupakan
fucoxanthin, diadinoxanthin dan ekosistem yang penuh dengan biota
diatoxanthine. Ciri khusus yang dimiliki yang berwarna-warni serta bentuk
oleh kokolitoforid adalah cocolith pada pertumbuhan yang indah (Nybakken,
sel tubuhnya yang bentuknya 1988 dan Nontji, 1986 dalam Swasta,
menyerupai perisai atau sisik sebagai 2010).
alat proteksi terhadap lingkungan luar. Mangrove merupakan kawasan
Jika cocolith merupakan pelindungnya, hutan yang tersusun atas komunitas
maka sel yang memiliki cocolith disebut tumbuhan halofit (tanaman yang mampu
dengan kokolitofor. bertahan hidup di daerah dengan kadar
Fitoplankton banyak dijumpai pada garam tinggi). Hutan mangrove
kawasan pesisir yang didominasi atas merupakan ekosistem yang umumnya
tiga corak ekosistem yakni ekosistem ditemukan di wilayah tropis serta terdiri
padang lamun, terumbu karang dan atas berbagai jenis biota yang sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik yang padang lamun, terumbu karang dan
ada disekitarnya, antara lain: susunan hutan bakau (mangrove), yang mana
zat kimia air, aliran dan pergerakan arus diketiga ekosistem ini terdapat
serta proses-proses alam yang terjadi di komunitas plankton yang perlu diteliti
laut. Dilihat dari posisinya, hutan termasuk komunitas fitoplanktonnya.
mangrove pada umumnya tumbuh di Permasalahannya adalah hingga saat
zone pasang surut pada pantai yang ini belum ada penelitian yang
berteluk dengan topografi yang landai membandingkan keanekaragaman dan
(Boaden dan Seed, 1985 dalam Swasta, kemelimpahan fitoplankton antara
2010). ekosistem padang lamun, terumbu
Dalam setiap ekosistem terdapat karang dan mangrove di kawasan Pulau
komponen biotik dan abiotik yang saling Menjangan Bali Barat. Dengan
berinteraksi satu sama lain, begitu pula melakukan pendekatan statistik ekologi
pada ekosistem pesisir. Komponen akan diketahui struktur komunitas
biotik merupakan bagian dari ekosistem fitoplankton yang hidup di kawasan
yang terdiri dari seluruh tingkatan tersebut.
makhluk yang ada di wilayah ekosistem Tujuan dari penelitian ini adalah:
tersebut seperti tumbuhan, hewan, (1) mengetahui komposisi spesies
jamur dan bakteri. Komponen biotik ini fitoplankton yang hidup pada ekosistem
akan membentuk suatu hubungan padang lamun, terumbu karang dan
memakan dan dimakan yang disebut mangrove di kawasan intertidal Pulau
dengan rantai makanan. Sedangkan Menjangan Bali Barat; (2)
komponen abiotik adalah bagian dari mengidentifikasi besar indeks
ekosistem yang terdiri atas unsur fisika keanekaragaman fitoplankton yang
dan kimia (non-hidup). Unsur fisika dan hidup pada ekosistem padang lamun,
kimia akan membentuk lingkungan. terumbu karang dan mangrove di
Lingkungan memegang peranan penting kawasan intertidal Pulau Menjangan Bali
bagi keberlangsungan hidup komponen Barat; (3) mengidentifikasi
biotik dalam suatu ekosistem. Faktor- kemelimpahan relatif spesies
faktor lingkungan yang banyak fitoplankton yang hidup pada ekosistem
mempengaruhi kehidupan dalam padang lamun, terumbu karang dan
ekosistem pesisir antara lain: gerakan mangrove di kawasan intertidal Pulau
air, salinitas, suhu, dan cahaya Menjangan Bali Barat; (4) mengetahui
matahari. tingkat perbedaan keanekaragaman
Pulau Menjangan merupakan fitoplankton yang hidup pada ekosistem
pulau kecil yang terletak di area Taman padang lamun, terumbu karang dan
Nasional Bali Barat yang secara mangrove di kawasan intertidal Pulau
administratif terletak di Kabupaten Menjangan Bali Barat; (5) mengetahui
Jembrana dan Kabupaten Buleleng. tingkat perbedaan kemelimpahan
Area Pulau Menjangan merupakan fitoplankton yang hidup pada ekosistem
kawasan pelestarian yang terdiri dari padang lamun, terumbu karang dan
wilayah daratan dan perairan. Perairan mangrove di kawasan intertidal Pulau
pantainya memiliki tiga corak ekosistem Menjangan Bali Barat.
yang saling berkaitan yaitu ekosistem
dan jika nilai R > 5.0 maka kekayaan atau struktur komunitas dalam
jenis tergolong tinggi. keadaan stabil
Tingkat kemerataan spesies C = 1, berarti terdapat spesies yang
merupakan gambaran sebaran individu mendominasi spesies lainnya atau
dalam komunitas dan dapat dihitung struktur komunitasnya labil, karena
dengan memakai rumus tingkat terjadi tekanan ekologis
kemerataan yang ditemukan oleh Pielou
dalam Swasta (2003). Adapun Untuk nilai kemelimpahan relatif
rumusnya sebagai berikut. dapat dihitung dengan rumus berikut:
0.9 0.8
0.85 0.8303
0.75
0.8 P. Lamun T. Karang Mangrove
1 0.9
0.9497
0.95 0.9338 0.85 0.8303
0.9 0.8
0.85 0.8303 0.75
P. Lamun T. Karang Mangrove
0.8
0.75
P. Lamun T. Karang Mangrove Gambar 4. Perbandingan Tingkat
Kemerataan Spesies (E) pada
Gambar 2. Perbandingan Indeks Ekosistem Padang Lamun, Terumbu
Dominansi (C) pada Ekosistem Padang Karang dan Mangrove
Lamun, Terumbu Karang dan Mangrove
Kemudian berdasarkan analisis
yang dilakukan menggunakan uji t (t
test), maka diperoleh nilai thitung dan ttabel
yang dirangkum dalam matriks berikut
ini.
Padang
Lamun
thitung = 15,0110
Terumbu
ttabel = 1,9600
Karang
berbeda signifikan
thitung = 21,1395
thitung = 5,7917
ttabel = 1,9600
Mangrove ttabel = 1,9600
berbeda
berbeda signifikan
signifikan
Dari identifikasi yang telah penulis jumlah 107, Guinardia balvyana dengan
lakukan tampak beberapa spesies jumlah 77, Triceratium alternans dengan
fitoplankton yang menonjol pada jumlah 77, dan Licmophora flabellata
ekosistem padang lamun, terumbu dengan jumlah 74. Sedangkan pada
karang dan mangrove. Pada ekosistem ekosistem mangrove ditemukan spesies
padang lamun spesies fitoplankton yang fitoplankton yang menonjol antara lain
paling banyak ditemukan adalah Triceratium alternaus dengan jumlah
Guinardia balvyana dengan jumlah 321, 134, Cocconeis scutelum dengan jumlah
Tintinnopsis beroidea dengan jumlah 129, Coscinodiscus excentricus dengan
283, Tintinnopsis lobiancoi dengan jumlah 121, dan Navicula elegana
jumlah 169, Rhizosolenia styliformis dengan jumlah 100.
dengan jumlah 196, dan Coscinodiscus Jika dilihat dengan cermat dari
excentricus dengan jumlah 188. Pada ketiga ekosistem tersebut, terdapat
ekosistem terumbu karang beberapa beberapa spesies fitoplankton yang
spesies yang menonjol yakni Cocconeis menonjol dan ditemukan tidak hanya
scutelum dengan jumlah 149, pada satu ekosistem saja yaitu
Coscinodiscus excentricus dengan Guinardia blavyana, Tintinnopsis