Anda di halaman 1dari 3

Justifikasi:

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling besar. Pendapatan
pajak negara pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 1.332,1 triliun atau hanya 84,4% dari target di APBN
2019 sebesar Rp 1.577,6 triliun (https://www.cnbcindonesia.com/). Menururunnya tax ratio ini
mengindikasikan terjadinya penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang ada di
Indonesia.

Pajak berperan besar untuk pembiayaan suatu negara , oleh karena itu pemerintah
berupaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Sedangkan perusahaan justru sebaliknya,
mereka ingin mengurangi beban pajak agar mendapat keuntungan yang lebih. Usaha-usaha yang
dilakukan untuk mengurangi beban pajak inilah yang disebut dengan penghindaran pajak/tax
avoidance.

Ada beberapa kasus penghindaran pajak yang tejadi di Indonesia, yang terbaru ialah kasus
yang menimpa PT Adaro Energy Tbk. Laporan yang belum lama ini dikeluarkan oleh Global Witness
itu cukup menghebohkan. Laporan itu menyebutkan bahwa perusahaan tambang besar di Indonesia,
PT Adaro Energy Tbk melakukan akal-akalan pajak.

Adaro disebut melakukan transfer pricing melalui anak usahanya di Singapura, Coaltrade Services
International. Upaya itu disebutkan telah dilakukan sejak 2009 hingga 2017.

Adaro diduga telah mengatur sedemikian rupa sehingga mereka bisa membayar pajak US$
125 juta atau setara Rp 1,75 triliun (kurs Rp 14 ribu) lebih rendah daripada yang seharusnya
dibayarkan di Indonesia. Adaro memanfaatkan celah dengan menjual batu baranya ke Coaltrade
Services International dengan harga yang lebih murah. Kemudian batu bara itu dijual ke negara lain
dengan harga yang lebih tinggi. Alhasil pendapatan yang dikenakan pajak di Indonesia lebih murah.
Memang cara itu tidak melanggar aturan, tapi tidak etis dilakukan. Sebab perusahaan yang
mendulang keuntungan melalui sumber daya di Indonesia, namun pemasukan pajak yang diterima
negara tidak maksimal. Malah keuntungan itu dilarikan ke negara dengan pajak yang lebih rendah.
(https://finance.detik.com/)

Jadi, penelitian ini di dasari oleh beberapa permasalahan atau fenomena diatas. Peneliti
ingin melihat seberapa besar pengaruh transfer pricing dan profitabilitas terhadap tax avoidance.
Rumusan masalah dan penelitian terdahulu yang peneliti ajukan untuk bahan penelitian ini sudah
cukup tepat. Rumusan masalah yang peneliti ajukan yaitu, apakah transfer pricing dan profitabilitas
mempengaruhi terjadinya penghindaran pajak.

Peneliti membandingkan 3 penelitian terdahulu dari masing masing variabel. Hasilnya, 2 dari
3 penelitian tentang transfer pricing berpengaruh negatif bagi tax avoidance, sedangkan untuk
penelitian mengenai profitabilitas, semuanya berpengaruh negatif bagi tax avoidance. Metode yang
digunakan untuk mengukur transfer pricing yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda dan dengan menggunakan rumus perhitungan total piutang usaha kepada pihak yang
memiliki hubungan istimewa dibagi dengan total piutang. Metode yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas juga menggunakan analisis regresi linier berganda.

Justifikasi (lanjutan)

Menurut Suryana (2012)) dalam Ita Salsalina Lingga (2012), tujuan dilakukannya transfer pricing,
pertama untuk mengakali jumlah profit sehingga pembayaran pajak dan pembagian dividen menjadi
rendah. Kedua, menggelembungkan profit untuk memoles (window-dressing) laporan keuangan.
Negara dirugikan triliunan rupiah karena praktik transfer pricing perusahaan asing di Indonesia
(Kontan, 20 Juni 2012). Beberapa metode yang umum digunakan dalam penentuan harga transfer.
Menurut Yenni (2000) dalam Tri Marta Chandraningrum, terdapat tiga cara yaitu penentuan harga
transfer atas dasar biaya (cost based-transfer pricing), penentuan harga transfer atas dasar harga
pasar (market basedtransfer pricing) dan negosiasi (negotiated transfer pricing). (dikutip dari
Paskalis, Erik, & Audita, 2018)

Menurut Syafri (2008) dalam Pontoh (2016) rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya. Penelitian ini memfokuskan pada return on assets (ROA), karena ROA berfungsi untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimilikinya. Semakin tinggi
ROA, semakin tinggi keuntungan perusahaan sehingga semakin baik pengelolaan aktiva perusahaan.
(dikutip dari Anggi, Yusnaini, & Eka (2019)

Dari penelitian terdahulu mayoritas variabel berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Jadi, peneliti ingin meneliti ulang dengan menggunakan teknik atau metode yang sedikit berbeda
dari penelitian terdahulu, apakah hasil yang di dapatkan masih sama atau justru ada perubahan.
Sampel yang gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) melalui akses situs ( https://www.idx.co.id/ ).

Justifikasi:

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling besar. Pendapatan pajak negara
pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 1.332,1 triliun atau hanya 84,4% dari target di APBN 2019 sebesar
Rp 1.577,6 triliun (www.cnbcindonesia.com). Menururunnya tax ratio ini mengindikasikan terjadinya
penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang ada di Indonesia.
Pajak berperan besar untuk pembiayaan suatu negara , oleh karena itu pemerintah
berupaya meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Sedangkan perusahaan justru sebaliknya,
mereka ingin mengurangi beban pajak agar mendapat laba yang besar. Usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengurangi beban pajak inilah yang disebut dengan penghindaran pajak/tax avoidance.

Terdapat beberapa kasus penghindaran pajak (tax avoidance) yang terjadi di Indonesia, salah
satunya adalah kasus yang di alami oleh PT. Adaro Energy Tbk. Menurut Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan (dikutip dari Pande dan Ni Ketut, 2019) menemukan sebanyak 2000
perusahaan multinasional yang sedang beroperasi di Indonesia tidak melakukan pembayaran Pajak
Penghasilan (PPh) Badan pasal 25 dan pasal 29 dengan alasan perusahaan tersebut dalam kondisi
merugi. Berdasarkan fenomena inilah peneliti ingin melakukan penelitian kembali mengenai praktek
penghindaran pajak (tax avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan. Disini peneliti mencoba
mencari apakah ada pengaruh Transfer Pricing dan Profitabilitas terhadap Tax Avoidance.

Menurut anggota Dewan Pengurus Nasional IAI (dikutip dari Paskalis, Erik, & Audita, 2018)
transfer pricing digunakan oleh perusahaan multinasional dengan tujuan untuk meminimalkan
jumlah pajak yang dibayar ke negara melalui rekayasa harga yang ditransfer antar divisi. Sedangkan
profitabilitas, Menurut Putri (dikutip dari I Made & Putu Ery, 2017) rasio profitabilitas merupakan
salah satu bentuk penilaian terhadap kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan
yang ditunjukan oleh laba perusahaan selama periode tertentu. Dengan demikian pengaruh transfer
pricing dan profitabilitas akan berdampak pada penurunan pendapatan melalui penerimaan pajak
yang sebenarnya berpotensi memperoleh pendapatan dengan jumlah besar dari target yang sudah
ditetapkan.

Dalam peneletian terdahulu menyatakan bahwa 2 dari 3 penelitian tentang transfer pricing
berpengaruh negatif bagi tax avoidance, sedangkan untuk penelitian mengenai profitabilitas,
semuanya berpengaruh negatif bagi tax avoidance. Pengukuran variabel dependen pengaruh
transfer pricing terhadap tax avoidance menggunakan BTD (Book – Tax Difference). Sedangkan
pengukuran variabel dependen pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance menggunakan ROA
(Return on Assets).

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan mengidentifikasi data dari laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI selama kurun waktu 2016 hingga 2018 dengan populasi
yang diambil sebanyak 627 perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik analisis
regresi data panel. Analisis regresi data panel merupakan gabungan antara data cross section dan
time series, dimana unit cross section yang sama diukur pada waktu yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai