Format Laporan SKB Online
Format Laporan SKB Online
1
lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari
berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
d. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya, proyeksi
biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4. Tahap keputusan.
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah berikutnya
adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak dilakasanakan atau
tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko maka keputusan
bisnis biasanya didasarkan pada beberapa criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali
(Pay Back Period, PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat
Pengembalian Internal (Internal Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal
berikut:
a. Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang setiap harta
dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih. Keakuratan data tersebut,
jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh akuntan public yang bersertifikat.
b. Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang usaha.
Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh perusahaan selama ini.
Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis itu mampu ditagih dalam kurun
waktu tertentu dan apakah piutang dapat tertagih sesuai nilai ekonomisnya.
c. Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika tidak
strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk memindahkannya ke lokasi
lain yang lebih strategis, terutama dari sudut pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d. Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi, izin
khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah persyaratan
istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis. Dengan kata lain, apakah
persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan kepada pemilik baru.
e. Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan dialihkan
keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan praktis) yang akan
diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu dipindahtangankan kepada
pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh tempo.
2
Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
4
j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit margin
kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut
proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40%, berarti bisnis yang akan
dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi
atau operasi.
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek manajemen
5
3. Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi atau
milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih
tersebut? Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan
staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain
secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan yang dimiliki
wirausaha.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun kualifikasinya.
Bila dari analisis ketiga aspek diatas tidak menimbulkan permasalahan, maka analisis
bisnis dapat diteruskan ( go ) kepada analisis aspek keuangan.
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + ( 1 – tarif pajak ) bunga
B. Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu Payback period, Net
Present Value, Internal Rate of Return, dan Probability Index.
Periode pembayaran kembali ( PBP ) sangat penting untuk menghitung jangka waktu
pengembalian modal. Semakin cepat priode pembayaran kembalinya, maka semakin baik
bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi. Menghitung Payback Period digunakan rumus :
Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback period,
maka usulan investasi dapat diterima.
Contoh :
Investasi Rp 24.000.000.
Keuntungan setelah pajak Rp. 5.000.000
Depresiasi Rp. 3.000.000
Aliran kas masuk Rp 8.000.000
7
Payback period = x 1 tahun = 3 tahun
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai mamfaat ekononi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengan nilai uang yang
diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga ( interest rate ) yang besarnya tertenrtu
dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi kelayakan
usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.
Rumus :
Atau
Dimana :
t = Periode waktu
PF1 = ( 1 + i )-1
PF2 = ( 1 + i )-2
8
Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku adalah 24% maka PF2 = ( 1 + 0,24 )-2 = 0,6504
Indikator NPV :
Jika NPV > 0 (positif), maka bisnis layak (go) untuk dilaksanakan
Jika NPV < 0 (negatif), maka bisnis tidak layak (not go) untuk dilaksanakan
Contoh :
Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan biaya investasi awal
sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh perkiraan cash
flow ( penerimaan dan biaya ) adalah sebagai berikut :
9
Catatan PFt = ( 1 + i )-t = ( 1 + 0,18 )-t
Berdasarkan perhitungan NPV di atas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin
jahit baru sebesar Rp 33,93 juta. Karena NPV > 0 maka pembelian mesin untuk konveksi
tersebut layak berdasarkan pertimbangan ekonomi
B C R (i) =
Bt /(1 i)t )
(Co (Ct /(1 i )t )
Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR> 1. Dari kasus di atas besar BCR adalah
sebagai berikut:
BCR(i) = = = 1,35
Karena nilai BCR> 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi itu
layak secara ekonomis. Manfaat dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar dari
pada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18. Dengan besar BCR = 1,35
berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp !,35 sehingga
investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat dikatak layak. Bila BCR< 1, maka proyek
bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.
Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi nol atau
di sebut juga indeks keuntungan (profitability index–PI). Kriteria IRR adalah:
Dimana :
10
IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba (trial and eror) memasukan interest rate,
yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang membuat NPV = 0,
Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukan nilai interest rate 18% maka nilai NPV = Rp
33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0 maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18%
misalkan 24% sehingga hasilnya adalah sebagai berikut:
0 1 40 0 40,00 0 -40
Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV masih lebih besar dari pada nol.
Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya sebagai berikut:
0 1 20 0 40,00 0 -40
11
Ternyata NPV> 0, Maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar
48%. Hasil adalah sebagai berikut:
NPV (i=0,48)
0 1 20 0 40,00 0 -40
Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% TERNYATA NILAI NPV < 0.
NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48. Selain di antara angka-angka itu NPV tidak
sama dengannol. Dengan menggunakan interpolasi, maka;
maka,
12
3, 74 - 0
IRR =0,40 + ( 0, 48 - 0, 40)
3, 74 - (- 3, 09)
IRR = 0,4438
Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak
secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan
kalkulator finansial Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek
tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan kalkulator finansial.
Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara
ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
13
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN
14
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana
c. Proyeksi pendapatan
d. Proyeksi biaya
e. Proyeksi laba rugi
f. Proyeksi posisi keuangan
g. Proyeksi arus kas
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
a. Analisis Payback period
b. Analisis NPV
c. Analisi IRR
BAB V PENUTUP
a. KESIMPULAN
b. Saran
PUSTAKA
LAMPIRAN
15
Contoh format usulan / proposal studi kelayakan bisnis :
PROPOSAL USAHA
PENDIRIAN PERUSAHAAN.......................
LOGO
……………………………………………..
( Nama Pemilik )
……………………………………………….
( Nama Perusahaan )
…………………………………………………….
…………………………………………………….
( Alamat dan Telepon )
TAHUN
16
RINGKASAN PROYEK
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan)
B. Organisasi / Manajemen
1. Nama Perusahaan :
2. Nama Pemilik / Pimpinan perusahaan :
3. Bidang Usaha :
4. Jumlah Karyawan / Tenaga Kerja : orang
C. Pemasaran
1. Produk yang dipasarkan :
2. Sasaran Konsumen / Pembeli :
3. Wilayah Pemasaran :
4. Rencana Penjualan Tahunan : unit
D. Teknik / Produksi / Operasi Usaha
1. Kapasitas Produksi : unit
2. Ketersediaan Bahan Baku :
3. Fasilitas dan Sarana Produksi :
4. Masa Implementasi : tahun / bulan
E. Keuangan’
1. Total pembiayaan Proyek : Rp
2. Modal Sendiri : Rp
3. Pinjaman yang diajukan : Rp
4. Jangka Waktu Pengembalian : tahun / bulan
5. Penjualan Per Tahun : Rp
6. Keuntungan Per Tahun : Rp
7. Return On Invesment ( ROI ) :
8. Break Even Point ( BEP ) :
1. Latar Belakang
1.1 Dasar Gagasan Usaha (baru atau perluasan usaha)
Kebutuhan akan …… akhir – akhir tampak semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
PT …….. yang berlokasi di Jl……..…No….Telp….. berusaha di bidang
……….. bertujuan untuk mendirikan/memperluas dan meningkatkan
kapasitas produksi dengan harapan dapat memenuhi permintaan
konsemuen yang terus meningkat.
Dalam rangka mendirikan/memperluas dan meningkatkan kapasitas
17
produksi tersebut, maka kami PT………… memerlukan dana untuk
pembelian……….. dan modal kerja sebagaimana tercantum dalam usaha
proyek proposal ini.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam ruang lingkup ini dijelaskan gambaran umum usaha yang mau
didirikan, potensi usaha, visi, misi dan tujuan dari pendirian perusahaan.
Usulan proposal ini berisikan empat aspek penting, yaitu:
1. Aspek Organisasi, Manajemen dan hukum, yang berkaitan dengan nama
perusahaan dan perijinan , bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan
dan organisasi.
2. Aspek Pemasaran, yang berkaitan dengan perkembangan pasar saat ini,
prospek pasar dan pemasaran, rencana penjualan pertahun dari produk
yang akan dipasarkan.
3. Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan rencana pendirian, lokasi,
kebutuhan bahan baku, kebutuhan alat/asset tetap, amdal dan
pengoperasian.
4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk
investasi dan modal kerja, penggunaan dana, kalkulasi biaya, proyeksi
pendapatan, proyeksi laba rugi, proyesksi posisi keuangan, proyeksi arus
kas dan jadwal pengembalian pinjaman.
2. Bidang Organisasi dan Manajemen
2.1 Umum
Nama Perusahaan : PT
Nama Pemilik/ Pimpinan :
Alamat Kantor dan Tempat Usaha :
Bentuk Badan dan Tempat Usaha :
Bentuk Badan Hukum : No.
18
Bagan/ Struktur Organisasi
KOMISARIS
Nama Komisaris
DIREKTUR
Nama Direktur
19
a. Perizinan
20
1. 1.Survei Pasar
2. 2.Menyusun Rencana
3. 3.Perizinan
4. 4.Survei Tempat
5. 5.Survei Peralatan
6. 6.Instalasi Air, Listrik,
7.Telepon
7. 8.Mencari Tenaga Kerja
8. 9.Uji Coba Produksi
9. 10.Operasional
3. Aspek Pemasaran
3.1.Gambaran Umum
1 Jenis Produk yang dipasarkan : ……………
2 Cakupan Pemasaran meliputi : ………......
3.2.Permintaan
1. Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran pembeli/ konsumen : ………………………
b. Jumlah konsumen : ………………………
c. Jumlah kebutuhan : ………………………
d. Jumlah kebutuhan pertahun : ………………………
21
Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)
2020
2021
2022
2023
2024
Dst
22
4. Promosi
4.Aspek Produksi
4.1.Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ………………..
2. Kegunaan utama produk : ………………..
4.3.Kapasitas Produksi
Tahun Rencana Produk (dalam unit)
2020
2021
2022
2023
2024
Dst
4.4.Tanah/ Bangunan
1. Beli (…..m2) Rp. …………….
4.5.Utilitas/ Sarana
4. Lain-lain
Jumlah
23
4.6 peralatan/ Mesin/ Kendaraan
Beli/ Sewa Nama Merek Jumlah Harga (Rp)
1. Beli
2. Sewa
3. Hibah
4. Pemeliharaan Bangunan
4.8 Limbah
5. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana
BIAYA PROYEK
(dalam Rp)
INVESTASI
1. Tanah
2. Bangunan
24
3. Mesin dan Peralatan
4. Inventaris Kantor
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Asset Tetap
B. INVESTASI PRA-
OPERASIONAL
1. Rencana usaha
2. Perizinan
3. Pelatihan
4. Uji coba produksi
5. Lin-lain
Total Pra-Operasi
C. TOTAL INVESTASI
(A+B)
D. MODAL KERJA
BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Produksi
3. Biaya Umum Pabrik
Total biaya produksi
Biaya Operasional
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Alat Tulis Kantor
5. Biaya Sewa
6. Lain-lain
Total biaya usaha
25
TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN
PERSENTASE
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba periode lalu
3. Laba
26
Total Modal
Total kewajiban dan modal
(A+B+C)
27
H. PAJAK
I. LABA (G-H)
J. BEP (D/C)
Investasi Pra-operasi
28
3. Biaya Usaha Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas Keluar
Keterangan :
E. NILAI SEKARANG (C D)
F. FAKTOR DISKON F2 = T2
29
G. NILAI SEKARANG (C F)
7. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
8. Pustaka
9. Lampiran-lampiran
30