Anda di halaman 1dari 4

Dimensi, Motif dan Manfaat

Organizational Citizenship Behavior


(OCB)
Apa itu Organizational Citizenship Behavior (OCB) 
Organizational Citizenship Behavior disingkat OCB adalah perilaku karyawan atau anggota
organisasi yang bersifat sukarela diluar job deskripsi dan tidak diatur dalam peraturan
perusahaan, namun sangat menguntungkan perusahaan karena dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi dan tidak terkait dengan sistem penghargaan formal.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali diperkenalkan oleh Organ et al


tahun 1988. Konsep yang sama juga telah dikenalkan oleh Bamard (1938) yang disebut
kerelaan bekerja sama (Willingness to Coorporate) dan oleh Katz (1964) yang menyebutnya
inovatif dan perilaku spontan (Innovative and Spontaneous Behaviours). Istilah lain yang
mengacu pada Organization Citizenship Behaviour (OCB) adalah Prosocial Organizational
Behaviour (POB), Extra Role Behaviour (ERB), dan Counter Role Behaviour (CRB).

Beberapa pengertian OCB

 Menurut Organ et.al. (2006), organizational citizenship behavior adalah perilaku


individu yang mempunyai kebebasan untuk memilih, yang secara tidak langsung
atau tidak secara eksplisit dikaitkan dengan sistem reward, dan memberi kontribusi
pada efektivitas dan efisiensi fungsi organisasi.
 Menurut Robbins (2008), organizational citizenship behavior adalah perilaku individu
atau perseorangan yang sukarela dan bukan bagian dari syarat formal pekerjaan,
tetapi dapat meningkatkan fungsi efektif organisasi.
 Menurut Aldag & Resckhe (1997), Organizational Citizenship Behavior merupakan
kontribusi individu dalam melebihi tuntutan peran di tempat kerja. OCB ini melibatkan
beberapa perilaku meliputi perilaku suka menolong orang lain, menjadi volunteer
untuk tugas-tugas ekstra, patuh terhadap aturan-aturan dan prosedur-prosedur di
tempat kerja. 
 Menurut Richard (2003), Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku kerja
yang melebihi persyaratan kerja dan turut berperan dalam kesuksesan organisasi.
Perilaku OCB ditampilkan dengan membantu rekan sekerja dan pelanggan,
melakukan kerja ekstra jika dibutuhkan, dan membantu memecahkan masalah
dalam memperbaiki produk dan prosedur. 
 Menurut Steers et.al. (1996), Organizational Citizenship Behavior adalah sikap
membantu yang ditunjukkan oleh anggota organisasi, yang sifatnya konstruktif,
dihargai oleh perusahaan tapi tidak secara langsung berhubungan dengan
produktivitas individu.

Dimensi Organizational Citizenship Behavior 


Menurut Podsakoff et.al. (2000), terdapat tujuh dimensi Organizational Citizenship Behavior,
yaitu:

1. Sportmanship, merupakan kemauan atau keinginan untuk bertoleransi terhadap


ketidaknyamanan yang muncul dan penentuan kerja tanpa komplain. 
2. Civic virtue, merupakan komitmen karyawan terhadap perusahaan secara
keseluruhan seperti menghadiri rapat, menyampaikan pendapat, atau berpartisipasi
aktif dalam kegiatan perusahaan. 
3. Helping behavior, merupakan perilaku sukarela karyawan untuk menolong rekan
kerja atau mencegah terjadinya permasalahan terkait dengan pekerjaan. 
4. Organizational loyalty, merupakan bentuk perilaku kesetiaan karyawan terhadap
perusahaan seperti menampilakan image positif mengenai perusahaan, membela
perusahaan dari ancaman eksternal, dan mendukung serta membela tujuan
organisasi. 
5. Organizational compliance, merupakan perilaku individu yang mematuhi segala
peraturan, prosedur, dan regulasi organisasi meskipun tidak ada pihak yang
mengawasi. 
6. Individual initiative, merupakan bentuk dorongan dari dalam diri individu untuk
melaksanakan tugas secara lebih baik atau melampaui standar yang telah
ditetapkan. 
7. Self development, merupakan perilaku individu secara sukarela untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sendiri, seperti mengikuti
kursus, pelatihan, seminar, atau mengikuti perkembangan terbaru dari bidang yang
dikuasai.

Sedangkan menurut Graham (1991), terdapat tiga dimensi Organizational Citizenship


Behavior, yaitu:
1. Obedience, yaitu kemauan karyawan untuk menerima dan mematuhi peraturan dan
prosedur organisasi. 
2. Loyalty, yaitu kemauan karyawan untuk menempatkan kepentingan pribadi mereka
untuk keuntungan dan kelangsungan organisasi. 
3. Participation, yaitu kemauan karyawan untuk secara aktif mengembangkan seluruh
aspek kehidupan organisasi.

Motif Organizational Citizenship Behavior 


Menurut McClelland (Hardaningtyas, 2005:14), Organizational Citizenship Behavior seperti
perilaku organisasi lain memiliki tiga motif, yaitu:

a. Motif Berprestasi 
Motif ini mendorong orang untuk menunjukkan suatu standart istimewa (excellence),
mencari prestasi dari tugas, kesempatan atau kompetisi. Perilaku seperti menolong orang
lain, membicarakan perubahan dapat mempengaruhi orang lain, berusaha untuk tidak
mengeluh dan berpartisipasi dalam rapat unit dan hal-hal kecil yang membentuk OCB
benar-benar dianggap sebagai kunci untuk kesuksesan.

b. Motif Afiliasi 
Motif ini mendorong orang untuk mewujudkan, memelihara dan memperbaiki hubungan
dengan orang lain. Afiliasi merupakan perilaku extra-role yang melibatkan OCB dan perilaku
prososial untuk membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain atau organisasi.
Masyarakat yang berorientasi pada afiliasi menunjukkan OCB karena mereka menempatkan
nilai orang lain dan hubungan kerja sama.

c. Motif Kekuasaan 
Motif ini mendorong orang untuk mencari status dan situasi dimana mereka dapat
mengontrol pekerjaan atau tindakan orang lain. Individu yang berorientasi pada kekuasaan
menganggap OCB merupakan alat yang mendapatkan kekuasaan dan status dengan figur
otoritas dalam organisasi. Individu yang berorientasi pada kekuasaan mengkalkulasi
kesempatan perilaku mereka, kemudian berjuang untuk organisasi selama organisasi
tersebut membantu mereka mencapai agenda pribadi mereka.

Manfaat Organizational Citizenship Behavior 


Menurut Organ et.al. (2006), manfaat Organizational Citizenship Behavior bagi sebuah
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas manager dan rekan kerja. 
2. Menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara
keseluruhan.
3. Menjadi sarana yang efektif untuk mengkoordinasi kegiatan tim kerja secara efektif. 
4. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk merekrut dan mempertahankan
karyawan dengan kualitas performa yang baik. 
5. Mempertahankan stabilitas kinerja organisasi.
6. Membantu kemampuan organisasi untuk bertahan dan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan.
7. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi pada perubahan lingkungan.
8. Menciptakan organisasi menjadi lebih efektif dengan membuat modal sosial.

TUGAS MANDIRI :

1. JELASKAN KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PERILAKU OCB DALAM


ORGANISASI
2. MENGAPA OCB MEMBERI KONTRIBUSI POSITIF BAGI ORGANISASI
3. JELASKAN DAMPAK PSIKOLOGIS YANG DITIMBULKAN DARI PERILAKU OCB

Anda mungkin juga menyukai