Anda di halaman 1dari 9

MODUL

VULVA HIGINE

PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hygienes merupakan salah satu upaya dalam menjaga kesehatan. Khusus kepada para
ibu yang sedang hamil, sangat dibutuhkan panjagaan hygiene sebagai salah satu upaya
agar bayi yang dikandungnya hingga bayi terlahir serta ibu sendiri dalam menjaga
kesehatan. Salah satu bagian tubuh ibu yang paling penting dijaga higenitasnya adalah
vulva. Vulva hygiene merupakan sala satu dari personal hygiene. Vulva hygiene
adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang
nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Vulva adalah area genital eksternal
perempuan, termasuk klitoris, bibir vagina, dan pembukaan vagina kemudian juga
bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra, vagina, perineum, dan anus. Vulva
sangat penting untuk dijaga higenitasnya karena bagian ini dapat bersentuhan
langsung dengan tempat yang mengandung banyak bakteri seperti WC. Disamping
itupula, bagian ini pula akan menjadi sarang penyakit yang akan dapat tersalur
kebagian kehamilan sehingga akan berdampak pada kesehatan bayi yang
dikandungnya dan juga akan berdampak pada bayi yang akan dilahirkannya kelak.
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui
vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan
penampung lochea (pembalut) Make Google view image button visible again:
https://goo.gl/DYGbub

1.2 TUJUAN PENULISAN

Untuk mengathaui bagaimana cara merawat vulva higiene.


BAB II

VULVA HYGINE

2.1 DEFINISI VULVA HYGINE


Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri.Pasien yang harus istirahat
di tempat tidur (misalnya,karena hipertensi,pemberian infus,section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali
sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.Meskipun ibu yang akan
bersalin biasanya masih muda dan sehat,daerah daerah yang tertekan tetap
memerlukan perhatian serta perawatan protektif.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari),biasanya daerah
perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang
disediakan khusus untuk keperluan tersebut.Penggantian tampon harus sering
dilakukan,sedikitnya sesudah pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang
atau sehabis menggunakan pispot.Payudara harus mendapatkan perhatian khusus pada
saat mandi yang bisa dilakukan dengan memakai spons atau shower dua kali
sehari.Payudara dibasuh dengan menggunakan alat pembasuh muka yang disediakan
khusus untuk keperluan ini.Kemudian masase payudara dilakukan dilakukan dengan
perlahan – lahan dan puting secara hati – hati ditarik keluar.Jangan menggunakan
sabun untuk membersihkan putting.
Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan, yaitu
perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan
simpisis pubis, labia mayora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk
vulva, labia minora, dua lipatan kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah
jaringan eriktil yang serupa dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait
di sekitarnya seperti uretra, vagina, perineum, dan anus.
2.2 TUJUAN VULVA HYGINE
Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002),adalah mencegah terjadinya
infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.Sedangkan menurut Moorhouse et.
al. (2001),adalah pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi
dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
1. Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
a. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek
sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
b. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg,
A., 1996).Episiotomi,suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina
yang sedang dalam keadaan meregang.Tindakan ini dilakukan jika perineum
diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin,harus dilakukan infiltrasi
perineum dengan anestasi lokal,kecuali bila pasien sudah diberi anestasi
epiderual.Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau
mediolateral.Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak
pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki
(Jones Derek, 2002).
Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan
yaitu :
1) Episiotomi medial
2) Episiotomi mediolateral

Sedangkan rupture meliputi:

1) Tuberositas ischii
2) Arteri pudenda interna
3) Arteri rektalis inferior
2. Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui
vulva yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan
penampung lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah:
a) Mencegah kontaminasi dari rektum
b) Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
c) Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

3. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
a) Saat mandi
Pada saat mandi,ibu post partum pasti melepas pembalut,setelah terbuka maka
ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut,demikian pula pada perineum ibu,untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
b) Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil,pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri
pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c) Setelah buang air besar.
d) Pada saat buang air besar,diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum
yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan.

2.3 INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


Indikasi            : Dikhususkan pada area genital yang terkena edema
Kontra indikasi : berikan perhatian pada wanita yang mengalami menstruasi
2.4 DAMPAK DARI PERAWATAN LUKA PERINIUM
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini
a. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada
perineum.
b. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi
kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
c. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian
pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah
(Suwiyoga, 2004).
BAB III

PANDUAN BELAJAR VULVA HYGINE

3.1 VULVA HYGINE

FORMAT PENILAIAN UJI KOMPETENSI TAHAP


VULVA HYGIENE
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES WIDYA CIPTA HUSADA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Nama : …………………………………………………………………………………....
NIM : …………………………………………………………………………………....
PETUNJUK :
Berilah nilai untuk setiap langkah klinik dengan ketentuan sebagai berikut :
1 : Jika langkah klinik tidak dilakukan
2 : Jika langkah klinik dilakukan dengan tidak tepat
3 : Jika langkah klinik dilakukan dengan benar tapi tidak efektif
4 : Jika langkah klinik dilakukan dengan baik, benar dan tepat.

SKALA PENILAIAN
NO PROSEDUR / LANGKAH KLINIK
1 2 3 4

Persiapan Alat

Alat dan bahan :

a. Kapas sublimat atau desinfektan


b. Pinset
c. Bengkok
1.
d. Pispot
e. Tempat cebok yang berisi larutan
f. Desinfektan sesuai dengan kebutuhan
g. Pengalas
h. Sarung tangan
Persiapan Tindakan

2. Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun dan


dikeringkan dengan sabun
3. Memberi salam dengan ramah
4. Memperkenalkan diri sebagai petugas yang diberi wewenang
untuk melakukan tindakan.
5. Menjelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan
6. Memberitahu prosedur dari tindakan yang akan dilakukan
Prosedur Pelaksanaan

7. Cuci tangan
8. Atur posisi pasien (manusia coba) dengan dorsal recumben
9. Pasang pengalas dan pispot diletakkan pada bokong pasien
10. Gunakan sarung tangan
11. Lakukan tindakan hygiene vulva dengan tangan kiri
membuka vulva memakai kapas sublimat dan tangan kanan
menyiram vulva dengan larutan desinfektan. Membersihkan
vulva harus secara searah dari atas kebawah dan tidak boleh
dibolak balik.
12. Kemudian ambil kapas sublimat dengan pnset lalu bersihkan
vulva dari atas atau ke bawah dan kapas kotor dibuang ke
bengkok. Lakukan hingga bersih
13. Setelah selesai,ambl pispot dan atur posisi pasien
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
Evaluasi

15. Pastikan klien merasa aman dan nyaman setelah tindakan

16. Bereskan alat

17. Cuci tangan dengan sabun

18. Dokumentasi

NILAI = Ʃ nilai x 100


Malang, ………………………….
48
Penguji

(……………………..………………)
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai