3 - Fira Hidayati - 1811012120014
3 - Fira Hidayati - 1811012120014
net/publication/331125947
Analisis Kadar Tanin dalam Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica a. Juss)
dengan Pelarut Air dan Etanol
CITATIONS READS
0 1,419
3 authors, including:
Purnama Ningsih
Universitas Tadulako
35 PUBLICATIONS 24 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Purnama Ningsih on 05 July 2019.
Abstract
Neem plant is a widely used in agriculture as green fertilizer, pesticides and insecticides. People usually use the
leaves as for lowering blood sugar, skin diseases, preventing infection, and reducing itching. This study aims to identify
and determine tannins levels containing in neem leaves extracts. This study applied extraction by maceration method
using 2 different solvents, water and ethanol. Tannin is a metabolite secondary compound belong to phenolic
compound groups which oxidized easily by strong oxidization agent (potassium permanganate) so then its
determination utilized permanganate method (Lowenthal-Procter). The results showed that neem leaves in 250 mL
water solvent contains 0.55% of tannin, while in 250 mL ethanol solvent and concentration of 96% contains 0.27%
of tannin.
Keywords: Neem leaves, tannin, permanganometry method
mengalami oksidasi, sehingga dalam penelitian ini Mengulangi cara kerja (2 dan 3) sebanyak 2 kali dan
digunakan daun mimba yang masih muda dan segar. masing-masing volume titrasi dicatat.
Pemisahan senyawa tanin salah satunya
dipengaruhi oleh pelarut, sehingga dalam penelitian Normalitas larutan standar KMnO4 dihitung dengan
ini digunakan pelarut air dan etanol, pelarut yang menggunakan persamaan (Taty, 2009):
digunakan adalah pelarut yang bersifat polar karena
tanin merupakan senyawa polar. Pemilihan metode W (mg)/BM x 2 x FP
Normalitas KMnO4 =
aktivitas tanin yang diekstrak dengan pelarut yang V (mL)
berbeda adalah untuk mengetahui pelarut yang dapat
mengekstrak tanin dengan kadar tertinggi (Lailis, dimana W adalah berat kristal asam oklasat yang
2010). ditimbang (mg); BM adalah Berat molekul kristal
Tulisan ini mendeskripsikan potensi senyawa asam oksalat; V adalah volume titrasi; FP adalah
tanin yang terdapat dalam daun mimba yang diduga faktor pengenceran (25/100); dan 2 adalah elektron
mempunyai kemampuan sebagai antibakteri. valensi asam oksalat.
180
Volume, 7, No. 4, 2018, 179-184 Jurnal Akademika Kimia
Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar pada ekstrak maka senyawa tersebut mengandung
dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam tanin (Moelyono, 1996). Hasil uji fitokimia antara
senyawa non polar (Lailis, 2010). Metode ekstraksi ekstrak daun mimba menggunakan pelarut air dengan
melibatkan pemisahan bagian aktif dari jaringan FeCl3 dalam penelitian ini yakni berwarna coklat
tanaman dengan menggunakan pelarut selektif. kemerahan. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa
Selama ekstraksi, pelarut berdifusi ke dalam bahan ekstrak daun mimba menggunakan pelarut air
tanaman padat dan melarutkan senyawa dengan mengandung senyawa tanin.
polaritas yang sama (Tiwari, dkk., 2011). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pengujian tanin pada ekstrak daun mimba dengan
adalah ekstraksi maserasi. Maserasi adalah salah satu larutan gelatin dan hasil uji fitokimia menunjukkan
metode pemisahan senyawa dengan cara perendaman adanya endapan berwarna putih. Dimungkinkan
menggunakan pelarut organik pada temperatur ekstrak daun mimba mengandung senyawa tanin.
ruangan. Proses ekstraksi ini tidak dilakukan dengan Penetapan kadar tanin dalam ekstrak daun mimba
metode soxhlet karena dikhawatirkan ada golongan menggunakan metode Lowenthal-Procter
senyawa tanin yang tidak tahan panas, selain itu (permanganometri). Metode ini melibatkan proses
senyawa tanin mudah teroksidasi pada suhu yang oksidasi-reduksi atau redoks. Pada penelitian ini
tinggi yaitu 98,89 – 101,67 ℃. Proses maserasi sangat digunakan larutan KMnO4 sebagai larutan standar
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena termasuk oksidator kuat, umum digunakan,
karena selain murah dan mudah dilakukan, dengan mudah diperoleh, dan tidak mahal (Ryanata, 2014).
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi Prinsip dari metode ini adalah mengukur volume
pemecahan dinding dan membran sel akibat KMnO4 yang dibutuhkan dalam proses titrasi sampel
perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sampai terjadi perubahan warna kuning keemasan.
sehingga metabolit sekunder yang ada dalam Ekstrak tanin yang diperoleh sebelumnya
sitoplasma akan terlarut dalam pelarut (Ummah, dilarutkan dalam aquades lalu dipanaskan pada suhu
2010). 40-60 oC selama 30 menit dengan tujuan untuk
Menurut Wardani & Leviana (2010) bahwa mempercepat pelarutan, larutan sampel selanjutnya
cairan penyari yang digunakan untuk proses ekstraksi disaring untuk memisahkan antara filtrat dan residu.
berpengaruh terhadap rendemen ekstrak dan kadar Filtrat yang diperoleh kemudian diencerkan hingga
tanin, dimana semakin besar kepolaran cairan mencapai volume 250 mL. Selanjutnya ke dalam 25
penyari, semakin besar pula jumlah tanin yang dapat mL larutan sampel ditambahkan tetes demi tetes
diperoleh dari proses ekstraksi. Suhu dan waktu larutan indigocarmin dan dititrasi dengan larutan
sangat berperan penting dalam menentukan hasil KMnO4 yang sebelumnya telah distandarisasi.
tanin yang diperoleh dalam proses ekstraksi. Suhu Indigocarmin sendiri berfungsi sebagai indikator
ekstraksi dalam penelitian ini adalah 60 oC dan lama untuk mendeteksi terjadinya titik akhir titrasi. Warna
ekstraksi ± 5 jam. Suhu yang paling baik dalam proses larutan yang terbentuk sebelum titrasi adalah
ekstraksi tanin adalah 70 oC dikarenakan jumlah berwarna biru, selanjutnya titrasi dilakukan dengan
tanin yang diperoleh pada suhu tersebut paling ditambahkan sebanyak 1 mL KMnO4 hingga warna
banyak. Hasil ekstraksi yang diperoleh selanjutnya berubah dari biru menjadi hijau. Titrasi dilakukan
disaring dengan tujuan untuk memisahkan antara tetes demi tetes hingga warna hijau sebelumnya
filtrat dan residunya, filtrat yang didapat kemudian berubah menjadi warna kuning yang menandakan
dipekatkan dengan cara pemanasan untuk tercapainya titik akhir titrasi.
menghilangkan pelarut yang digunakan dalam proses Kalium permanganat berperan sebagai
ekstraksi (Kusumaningsih, dkk., 2015). oksidator yang akan mengoksidasi fenolat yang
Hasil ekstraksi menggunakan pelarut air terkandung dalam sampel. Untuk 1 mL KMnO4 0,1
berwarna coklat kemerahan dengan massa diperoleh N akan mengoksidasi tanin sebanyak 0,004157 gram
47,61 g. Nilai rendemen dari ekstrak tanin yang (Atanassova & Christova, 2009). Titrasi
diperoleh pada penelitian ini adalah 95,22%, hal ini permanganometri dilakukan sebanyak 3 kali untuk
diduga senyawa dalam daun mimba yang terekstrak mendapatkan hasil yang lebih akurat dan penetapan
dengan pelarut air memiliki kepolaran yang sesuai blanko juga dilakukan untuk mengetahui seberapa
sehingga dapat menghasilkan rendemen paling tinggi. banyak KMnO4 yang bereaksi dengan indigocarmin.
Rendemen ekstrak yang berbeda pada setiap Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 50 g
perlakuan bergantung pada kemampuan masing- sampel ekstrak daun mimba menggunakan pelarut
masing pelarut. Tanin merupakan senyawa polar air mengandung senyawa tanin sebesar 0,55%.
maka akan larut baik dalam pelarut-pelarut yang Sedangkan ekstrak daun mimba menggunakan
bersifat polar, sedangkan hasil ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% mengandung senyawa tanin
pelarut etanol 96% berwarna hijau kehitaman dengan 0,27%.
massa diperoleh 27,3 g dan nilai rendemen dari
ekstrak tanin adalah 54,6%. Kadar air
Uji fitokimia senyawa tanin pada penelitian Pada penelitian ini menganalisis kadar air dalam
ini yaitu dengan menambahkan ekstrak dengan ekstrak daun mimba dengan menggunakan pelarut air
larutan FeCl3 hasil positifnya akan terbentuk warna dan etanol 96%. Hasil analisis kadar air dalam
hijau kehitaman dan yang kedua adalah dengan ekstrak daun mimba dengan berat awal sampel 10
menggunakan gelatin jika terbentuk endapan putih gram dan berat akhir 7,77 gram setelah proses
181
Mihra Analisis Kadar Tanin dalam ekstrak daun mimba……….
pengovenan dan penimbangan, maka diperoleh Kadar tanin dalam ekstrak daun mimba
persentase kadar air sebesar 22,3 %. Berdasarkan hasil ekstraksi dari daun mimba
dengan pelarut air dan pelarut etanol 96% diperoleh
hasil kadar tanin sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil penetapan kadar senyawa tanin pada daun mimba
Pelarut Sampel Filtrat Titran Massa Kadar Standar
(gr) V-V0 Tanin Tanin Deviasi
(mL)
0,2 0,55 %
Air 50 47,61 g 0,2 0,008314 0,55 % 0
0,2 0,55%
Etanol 0,1 0,27%
96% 50 27,3 g 0,1 0,004157 0,27% 0
0,1 0,27%
182
Volume, 7, No. 4, 2018, 179-184 Jurnal Akademika Kimia
Moelyono, M. W. (1996). Panduan Praktikum Timothy, S. Y., Goji, S. Y., A. B., Mava, Y., &
Analisis Fitokimia. Laboratorium Farmakologi Galadima, I. H. (2011). Antibacterial and
Jurusan Farmasi FMIPA. Bandung: Universitas phytochemical screening of the ethanolic leaf
Padjajaran. extract of azadirachta indica (Neem) (Meliceae).
Rishika, D., & Sharma, R. (2012). An update of International Journal of Applied Biology and
pharmacological activity of psidium guajava in Pharmaceutical Technology, 2(3), 194-199.
the management of various disorders. Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., & Kaur,
International Journal of Pharceutical Science H. (2011). Phytochemical screening and
Research, 3(10), 3577-3584. extraction: A review. Internationale
Ryanata, E. (2014). Penentuan jenis tanin dan Pharmaceutica Sciencia, 1(1), 98-106.
penetapan kadar tanin dari kulit buah pisang Ummah, M. K. (2010). Ekstraksi dan pengujian
masak (Musa paradisiaca L.) secara aktivitas antibakteri senyawa tanin pada daun
spektrofotometri dan permanganometri. Jurnal belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L.). Skripsi
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), 1- Sarjana Fakultas Sains dan Teknologi. Malang:
16. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Sudarmadji, S., & Haryono, B. S. (2003). Analisa Ibrahim.
bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta: Wardani, A., & Leviana, F. (2010). Pengaruh cairan
Liberty. penyari terhadap rendemen dan kadar tanin
Taty, S. (2009). Analisis kadar tanin ekstrak air dan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.).
ekstrak etanol pada bji pinang sirih (Areca Jurnal Farmasi Indonesia, 7(2), 57-61.
catechu L.). Jurnal Chemica, 10(1), 59-63.
183