Disusun Oleh :
Raehani (200102109)
KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2020
بسم هللا الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan berbagai rahmat, karunia, dan
hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas individu ini
dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya.
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini
Semoga Tugas Individu ini diterima oleh bapak atau ibu dosen .
PENDAHULUAN
Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
PEMBAHASAAN
menunjukkan bahwa tauhid memiliki kedudukan yang mulia. Saya menyebutkan sepuluh
manusia berada di muka bumi ini. Itulah yang ditunjukkan Allah dalam firman-Nya,
Cَو َما َخلَ ْقتُ ْال ِجنَّ َواإْل ِ ْن َسإِاَّل ِليَ ْعبُد
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
Frasa “beribadah kepada-Ku” berarti “menauhidkan-Ku”.
Dengan begitu tauhid adalah tujuan penciptaan kita dalam kehidupan ini. Allah ta’ala
Hal ini cukup sebagai indikator akan keagungan dan kemuliaan tauhid.
2) Tauhid adalah inti dakwah para nabi dan rasul sehingga dakwah setiap nabi
yang diutus Allah ta’ala berpusat dan berporos pada tauhid. Dalil akan hal ini
ََولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُكلِّ أُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
36].
Allah ta’ala berfirman,
ك ِم ْن َرسُو ٍل إِاَّل نُو ِحي ِإلَ ْي ِه أَنَّهُ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُدُو ِن
َ َِو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum
َ ت النُّ ُذ ُر ِم ْن بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن خَ ْلفِ ِه أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل هَّللا ِ ََو ْاذ ُكرْ أَ َخا عَا ٍد إِ ْذ أَ ْن َذ َر قَوْ َمهُ بِاأْل َحْ ق
ِ َاف َوقَ ْد َخل
“Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia memberi peringatan
النُّ ُذ ُرadalah para rasul, yang berarti segenap rasul yang diutus sebelum dan sesudah
Hud memiliki tujuan yang sama, yaitu menyeru agar umat tidak menyembah kecuali
kepada Allah semata. Dengan demikian tauhid merupakan inti dakwah para nabi dan
rasul, sehingga kata yang pertama kali didengar oleh mereka dari para nabi dan yang
menjadi prioritas dalam berdakwah kepada Allah adalah seruan untuk menauhidkan
Allah karena tauhid adalah pondasi, di atasnya agama ini terbangun. Agama layaknya
seperti pohon yang memiliki akar dan dahan. Sebagaimana diketahui pohon tak akan
tegak berdiri kecuali memiliki akar yang kuat. Demikian pula dengan agama yang
ٌ ِب هَّللا ُ َمثَاًل َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة أَصْ لُهَا ثَاب
ت َوفَرْ ُعهَا فِي ال َّس َما ِء َ َأَلَ ْم ت ََر َك ْيف
َ ض َر
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
Suatu pohon yang akarnya tercerabut, niscaya akan mati, maka demikian pula dengan
agama yang tidak tegak di atas tauhid, niscaya tidak akan bermanfaat. Kedudukan
tauhid bagi agama layaknya akar suatu pohon atau pondasi suatu bangunan.
Dan salah satu dalil yang menunjukkan bahwa tauhid merupakan inti dakwah dan
risalah para nabi dan rasul adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan
Artinya, akidah mereka satu dan mereka semua adalah da’i yang menyeru untuk
menauhidkan Allah. Dan maksud “ibu mereka berlainan” adalah syari’at mereka
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang.” [al-Maidah: 48].
3) Tauhid merupakan kewajiban yang pertama kali dibebankan pada hamba.
Kewajiban yang harus dilaksanakan bagi seorang yang masuk ke dalam agama Islam
adalah tauhid. Itulah mengapa ketika berdakwah kepada Allah, tauhid menjadi
prioritas pertama.
Sejumlah dalil mendukung hal di atas. Di antaranya adalah sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
Demikian pula sabda beliau kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu ketika
mengutusnya ke Yaman,
hendaklah yang pertama kali kau serukan, adalah supaya mereka beribadah
kepada Allah.”[3]
jadikanlah dakwah engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka
داCCه إال هللا و أن محمCCإنك ستأتي قوما من أهل كتاب فإذا جئتهم فادعهم إلى أن يشهدوا أن ال إل
رسول هللا
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum dari Ahli Kitab. Lalu
Tauhid adalah kewajiban pertama yang dibebankan kepada setiap hamba. Hal itulah
yang menjadi pokok dakwah mereka dan hal pertama yang menjadikan seseorang
dinamakan sebagai muslim. Semua itu dikarenakan agama Islam tegak berdiri di atas
tauhid yang merupakan pondasi agama seperti yang telah dijelaskan pada poin
sebelumnya.
dan akhirat.
َ ِالَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم أُو ٰلَئ
َك لَهُ ُم اأْل َ ْمنُ َوهُ ْم ُم ْهتَ ُدون
Keamanan berada di Tangan Allah dan Dia tidak akan memberikannya kecuali
kepada ahli tauhid yang beribadah dengan ikhlas kepada-Nya. Ketika ayat ini
diturunkan, kandungannya terasa berat oleh para sahabat. Mereka pun datang kepada
ْ َأَيُّنَا الَ ي
ظلِ ُم نَ ْف َسهُ؟
sendiri?”
Mereka mengatakan demikian karena pada dasarnya setiap orang pasti pernah berbuat zalim
pada diri sendiri dengan dosa. Dari teks ayat, para sahabat menganggap bahwa mereka tidak
memperoleh keamanan dan petunjuk karena setiap orang pernah berbuat zalim.
“Maksud ayat tersebut tidak seperti anggapan kalian, tetapi maksudnya bahwa kata
adalah kesyirikan seperti ucapan Luqman kepada anaknya, “Wahai Anakku janganlah kamu
besar.” [Luqman: 13].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan kezaliman pada ayat di atas dengan kesyirikan
sehingga redaksi ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman dan tidak
berbuat kesyirikan, niscaya akan memperoleh keamanan dan petunjuk di dunia dan akhirat.
Inilah salah satu karakteristik tauhid bahwa setiap ahli tauhid niscaya akan dianugerahi
5) Tauhid adalah keyakinan yang terbebas dari cacat dan kontradiksi, berbeda
dengan berbagai agama dan keyakinan yang lain. Allah menerangkan hal itu dalam
firman-Nya,
ْ أَفَاَل يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ آنَ ۚ َولَوْ َكانَ ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر هَّللا ِ لَ َو َجدُوا فِي ِه
اختِاَل فًا َكثِيرًا
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
Agama dan keyakinan yang difabrikasi dan diadakan manusia tentu akan banyak
mengandung cacat dan kontradiksi. Sedangkan keimanan yang shahih, keyakinan yang salim,
dan tauhid yang kokoh dan bertopang pada kitabullah dan sunnah nabi-Nya shallallahu ‘alaihi
3.1 Kesimpulan
Tauhid dari segi bahasa ‘mentauhidkan sesuatu’ berarti ‘menjadikan sesuatu itu esa’.
Dari segi syari’ tauhid ialah ‘mengesakan Allah didalam perkara-perkara yang Allah sendiri
tetapkan melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Was
Sifat’.
mengetahui serta mengenal at tauhid itu adalah kewajiban yang paling pokok & utama
sebelum mengenal yang lainya serta beramal ( karena suatu amalan itu akan di terima jika
tauhidnya benar ).
DAFTAR PUSTAKA