Ny. S merupakan pasien yang di rawat inap Rambang II onkologi kebidanan RSUP Moh.
Hoesin Palembang tanggal 10 April 2016 dengan keluhan perdarahan dikemaluan dan
disertai nyeri perut di bagian bawah. Pasien mengatakan perdarahan dari kemaluan diawali
dengan siklus menstruasi yang memanjang. Sedangkan untuk nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk dengan skala nyeri 3, frekuensi tiba- tiba. Pasien tampak memegangi perutnya,
wajah meringis, wajah tegang dan tidak rileks. Setelah dilakukan pengkajian pasien terlihat
meringis sambil memegangi perutnya. Seminggu sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh badan terasa lemas, lemah, pusing, tidak nafsu makan terdapat bercak darah dari
arah kemaluan. Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri hebat di perut
bagian bawah dan terjadi perdarahan dari arah kemaluan dengan menghabiskan 1 pempers
dewasa. Pasien kemudian dibawa dari pagar alam ke IGD RSMH palembang dengan
menggunakan mobil pribadi. Pasien sudah 1,5 tahun sudah terdiagnosa kanker serviks dan
menjalani terapi kemoterapi dan kini telah 4 siklus yang pasien jalani. Saat ini pasien
Pasien berusia 53 tahun dan memiliki 3 orang anak, 1 laki- laki dan 2 perempuan, dan
tidak pernah keguguran dan usia koitus pertama 16 tahun. Pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga dengan pendidikan terakhir sekolah dasar dan hanya mengurus suami dan anak-
anaknya. suami pasien bekerja sebagai buruh. Pemeriksaan fisik didapatkan hasil
pengukuran tanda-tanda vital dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 89x/menit,
pernafasan 30x/menit dengan irama regular, suhu 37,5oC, CRT 3, berat badan 42 kg, LILA
19 cm dan tinggi badan 159 cm. Kesadaran compos mentis, keadaan umum pasien berbaring
di tempat tidur, dengan terpasang IVFD RL tangan sebelah kiri dengan GTT 20x/menit dan
terpasang pempers dewasa. Rentang gerak terbatas. Pasien mengatakan belum mampu
bergerak untuk ke WC karena masih lemas namun pasien mampu untuk duduk dan miring
kanan-kiri serta aktivitas makan mampu dipenuhi sendiri tanpa bantuan. Pasien bertanya
tentang kondisi penyakitnya. Pasien berkata pasrah akan penyakitnya, Pasien juga
mengatakan lemah dan pusing. Kebiasaan buang air kecil 4-5x sehari kadang disertai darah
system sensori persepsi semuanya normal namun di area wajah ditemukan kongjungtiva
anemis, muka tampak pucat, bibir pecah-pecah, dan stomatitis. Saat pengkajian didapatkan
bahwa pasien makan 1/2 porsi dan bahkan kurang karena tidak nafsu dan mual-muntah, dan
hanya minum 5x sehari dan saat pengkajian urine 150cc pada pukul 8.30 . Sedangkan untuk
ekstrimitas terdapat kelemahan namun ROM normal, turgor kulit elastic, kulit pucat dan
kering, gatal dan terdapat bekas garukan, terdapat permukaan kering kehitaman di area perut
akibat radiasi. Tidak ada perubahan untuk pola tidur pasien maupun gangguan psikologi
lainnya.
2. Kasus Ny. PR
Ny. PR merupakan pasien yang dirawat inap di ruang rambang 2.2 RSUP Dr.
Mohammad Huoesin Palembang dengan kondisi ruangan rawat tidak bising, tidak panas dan
nyaman. Pasien datang pada tanggal 1 april 2017 jam 16.13 dengan keluhan utama nyeri di
daerah abdomen menjalar ke pinggang, nyeri seperti ditusuk- tusuk. Nyeri terus menerus dan
hilang apabila diberikan obat analgesic, nyeri dirasakan sejak 2 bulan yang lalu dan skala
nyeri 7. Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri yang dirasakannya, jumlah jam tidur
hanya 2-3 jam/hari jika nyeri hilang setelah minum obat analgesic. Pasien berusia 32 tahun
dengan pendidikan terakhir SLTP dan bekerja sebagai petani bersama suami. Berdasarkan
hasil pengkajian perawat pada tanggal 03 april 2017 dari jam 09.15 didapatkan data bahwa
keadaan umum sistem sensori persepsi pasien dalam keadaan baik dan normal, namun
konjungtiva pasien tampak anemis. Hasil pengukuran dan pengkajian system kardiovaskuler
didapatkan nadi : 75x/menit dengan irama reguler, tekanan darah : 120/70 mmHg, T : 36,4oC,
bunyi jantung normal, tidak ada pembesaran dan tidak ada nyeri. Frekuensi pernafasan pasien
23x/ menit dengan irama regular, tidak ada pergerakan dinding dada, bentuk dada simetris,
serta kondisi payudara normal. Bunyi nafas pasien vasikuler, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan dan tidak nyeri saat bernafas. Saat anamnesa pasien dapat berkoordinasi dengan
baik, dalam keadaan sadar, dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat secara
terarah. Dalam keadaan berdiri dan berjalan pasien merasa sempoyongan dan rentang gerak
terbatas namun reflex patellanya normal dan akralnya hangat. Ny. PR mengatakan badannya
lemas dan sakit kepala seperti berkunang-kunang, sakit kepala bertambah jika berdiri dan
berjalan. Warna kulit pasien tampak pucat namun tidak terdapat lesi dan edema , tidak ada
Saat pengkajian pasien telah menghabiskan 1 porsi makan pada jam 08.00 wib dan
minum 1 gelas pada jam 10.45 wib. Nafsu makan pasien baik dan tidak mengalami gangguan
dalam mengunyah dan menelan makanan, peristaltic usus 7x/ menit. Pasien mengatakan
merasa buang air kecilnya tidak lancar, sedikit- sedikit, terputus- putus, dan nyeri. Tampak
distensi abdomen bagian bawah atau di daerah simpisis pubis. Frekuensi buang air kecil 3x
sehari dengan jumlah 400cc/ jam kateter. Terakhir buang air kecil jam 09.30 wib dengan
jumlah 50 cc. Frekuensi buang air besar 1x, teksturnya lunak dan terakhir buang air besar
jam 06.30 wib. Pasien beralamat di Bengkulu, beragama islam, dan sudah menikah. pasien
memiliki tiga orang anak yang semuanya perempuan dan dilahirkan dengan bantuan bidan.
Dua belas tahun yang lalu anak pertama lahir dengan bb : 2,8 kg dan pb : 47 cm. Anak kedua
lahir dengan bb : 2,9 kg dan pb : 49 cm saat ini berumur 6 tahun. Satu tahun berselang,
Hasil pemeriksaan USG pada tanggal 03 april 2017 menghasilkan kesan massa
malignansi serviks dan hedronefrosis bilateral. Tampak endometrial line (+) tipis ukuran 0,32
cm, stratum basalis regular. Uterus AF, fundus dan corpus normal, kedua ovarium normal,
Serviks membesar, mengandung massa padat in homogen, gambaran arus darah meningkat,
ukuran 8,53x7,56 cm, kemungkinan berasal dari massa malignansi serviks. Tampak
gambaran kaliks melebar, kanan 1,88 dan kiri 1,81. Hasil pemeriksaan laboratorium pada
tanggal 5 april 2017 didapatkan Hb 7,6 g/dl, HT 25%. Pada 19 agustus 2016 telah dilakukan
pemeriksaan patologi anatomi dengan diaknosa klinik : PUA ec. Susp. Ca Cerviks st. III +
anemia. Histologik sesuai dengan karsinoma sel skuamosa serviks tidak berkeratin dan
berdiferensiasi baik. Saat ini pasien sedang menjalani terapi cefraxone 1 gr tiap 12 jam per
IV, Asam trancksamat 500 gr tiap 8 jam per IV, pronalges Supp 100 mg tiap 8 jam per rectal
dan omerprazole 40 gr tiap 24 jam per IV. Pasien merasa sedih karena jauh dan sudah lama
tidak berjumpa dengan anak- anaknya. Pasien bertanya tentang kondisi penyakitnya dan
tampak kebingungan. Pasien juga sangat sedih dengan penyakit yang dideritanya dan hanya
bisa pasrah dengan mengikuti prosedur pengobatan yang akan dilakukan padanya.
Pengobatan sempat terhambat sehingga mengalami keterlambatan karena tidak adanya biaya.
Pasien juga mengalami kesulitan dalam membiayai biaya sehari- hari selama di rumah sakit
namun saat ini pengobatan pasien selama di RSMH ditanggung oleh jaminan kesehatan.
3. Kasus Ny. A
Ny. A mulai dirawat inap di Ruang rawat Rambang II onkologi kebidanan RSUP Moh.
Hoesin Palembang sejak tanggal 18 Mei 2016 dengan keluhan pasien mengeluh nyeri di
bagian perut disertai perdarahan dari kemaluan. Menurut pengakuan Tn. K nyeri yang
dialami pasien terasa tertusuk pada bagian bawah dengan skala nyeri 4 dan muncul tiba-tiba.
Tn. K mengatakan pasien pernah datang ke RS dengan keluhan yang sama. Pasien datang ke
RS melalui IGD RSMH dengan alasan nyeri sejak ± 3 bulan yang lalu disertai dengan
keluarnya darah dari vagina secara terus-menerus, nafsu makannya menurun dan rasa nyeri
yang dirasakan pasien ketika kencing. Ny. A menderita kanker serviks stadium IIIB.
Pasien berusia 50 tahun dan memiliki 4 orang anak (3 hidup dan 1 meninggal) 1 laki- laki
dan 2 perempuan, tidak ada riwayat arbotus dan usia koitus pertama 17 tahun. Pasien bekerja
sebagai wiraswasta dan untuk pendidikan pasien merupakan tamatan sekolah menengah atas.
Saat ini pasien merupakan janda dan tinggal bersama Tn. K. Hasil pemeriksaan fisik didapat
tanda-tanda vital tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 30 x/menit, suhu
36 ºC, berat badan 52 Kg, tinggi badan 153 cm. Kesadaran compos mentis, keadaan umum
pasien berbaring ditempat tidur, pasien tampak lemah dan memegangi perutnya. Pasien
sedang terpasang IVFD RL tangan sebelah kanan dengan GTT 20x/menit dan terpasang
cateter urine dan pempers dewasa. Keluarga pasien mengungkapakan nafsu makan pasien
menurun namun tidak ada gangguan dalam menelan makanan dan badan terasa lemas dan
lemah terutama saat nyeri timbul. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9 gr/dl Ht
26 %. Pada pemeriksaan di area wajah ditemukan kongjungtiva anemis, muka dan mucosa
tampak pucat, dan bibir pecah-pecah, namun untuk keseluruhan system sensori tampak baik.
Sedangkan untuk ekstrimitas terdapat kelemahan namun ROM normal, tidak ada edema,
kulit pucat dan kering. Untuk eliminasi saat pengkajian urin jumlah 100cc (12.30-14.00)
Pasien tampak terlihat sedih, pasien tidak ingin membebankan anaknya dalam mengurusi
pengobatannya, namun pasien tidak memiliki pilihan lain dikarenakan suaminya telah
meninggal dunia.