Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 PENGOLAHAN AIR DAN AIR LIMBAH

SIKLUS HIDROLOGI AIR

Disusun Oleh:

Juwita Nur Astuti


11/319032/TK/38169

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
PENDAHULUAN

Bumi yang dihuni oleh manusia dan berbagai makhluk terdiri dari dua bagian yaitu
bagian daratan dan bagian lautan. Lautan memiliki wilayah yang jauh lebih luas daripada
wilayah daratan. Jika antara wilayah lautan dan wilayah daratan dibandingkan dalam
bentuk persen, maka wilayah lautan sekitar 70% dan wilayah daratan hanya sekitar 30%
dari seluruh wilayah permukaan bumi.

Dari data tersebut, terlihat bahwa sebagian besar wilayah bumi terdiri dari air. Di
bumi terdapat tiga kelompok air yaitu air laut, air sungai, dan air limbah. Dalam kehidupan
sehari-hari pun semua makhluk sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya.
Manusia membutuhkan air untuk berbagai kebutuhan seperti untuk minum, untuk mencuci,
untuk mandi, dan berbagai kebutuhan lainnya. Hewan juga membutuhkan air untuk minum,
bahkan hewan bisa mati karena kehausan jika tidak mendapatkan cukup air untuk
kebutuhannya. Begitu pula tumbuhan, tumbuhan akan layu dan bahkan mati jika tidak
mendapatkan air yang cukup.

Sehingga, bisa dinyatakan bahwa air sangat penting bagi keberlangsungan hidup
makhluk di muka bumi. Air yang ada di bumi tidak berubah dan cenderung tetap.
Perubahan yang dialami air di bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya.
Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus air tetap
berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan.
Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat. Air di alam dapat berupa air tanah, air
permukaan, dan awan.

Siklus air yang terus menerus berlangsung di bumi disebut siklus hidrologi. Kunci
utama dari keberlangsungan siklus ini secara terus menerus yaitu pemanasan air laut oleh
sinar matahari. Sehingga, matahari pun sangat berperan penting dalam siklus hidrologi air
ini.
ISI

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
ataupun kabut.

Berdasarkan jarak perputarannya, siklus hidrologi dibagi tiga jenis, yaitu:

1. Siklus pendek, yaitu siklus yang hanya terjadi di laut.


2. Siklus sedang, yaitu siklus yang meliputi darat dan laut.
3. Siklus panjang, yaitu siklus yang meliputi laut, darat hingga kutub.

Gambar 1. Siklus hidrologi air

Dari gambar tersebut, ditunjukkan proses bagaimana siklus hidrologi di bumi


berlangsung sehingga tidak ada air yang hilang. Air tetap ada di bumi walaupun dengan
bentuk atau fase yang berbeda.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda, yaitu:

 Evaporasi / transpirasi. Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman akan
menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan
jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-
celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak
akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

 Air Permukaan. Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama
dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran
permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada
daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai
utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju
laut.

Gambar 2. Proses dalam siklus hidrologi


Siklus hidrologi air dan proses terjadinya, yaitu :

1) Siklus Pendek / Siklus Kecil


1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas.
3. Terjadi kondensasi atau pengembunan.
4. Pembentukan awan
5. Awan yang tertiup angina, menyebabkan turun hujan.
6. Hujan jatuh di wilayah laut.

Pada siklus pendek ini, hujan terjadi di permukaan laut dan prosesnya hanya
melibatkan wilayah laut saja.

Gambar 3. Siklus hidrologi pendek

2) Siklus Sedang
1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
2. Terjadi kondensasi atau pengembunan.
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai dan selanjutnya menuju laut kembali.

Siklus sedang melibatkan wilayah daratan dan lautan. Siklus ini yang biasa terjadi
di Indonesia.
Gambar 4. Siklus hidrologi sedang

3) Siklus Panjang / Siklus Besar


1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.
2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju di daerah kutub
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

Gambar 4. Siklus hidrologi panjang


PENUTUP

Dari beberapa uraian tersebut, siklus hidrologi yang biasa terjadi di Indonesia yaitu
siklus hidrologi sedang. Siklus ini melibatkan wilayah daratan dan lautan. Wilayah
Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan dengan sebagian besar wilayah laut
memiliki siklus yang berbeda di tiap daerahnya.

Wilayah Indonesia yang merupakan Negara iklim laut, menjadikan Indonesia adalah
negara dengan curah hujan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak mata air yang
tersebar di wilayah Indonesia, seperti sungai, danau, rawa, dan air bawah tanah.

Di wilayah Indonesia sendiri, beberapa kali terjadi gangguan siklus hidrologi air.
Sebagai contoh yaitu tsunami yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 dan juga banjir
yang melanda berbagai kota besar di Indonesia.

Oleh karena itu, seharusnya manusia bisa lebih bijak dalam memanfaatkan air dan
tetap menjaga keberlangsungan siklus hidrologi air dengan baik. Hal ini sebaiknya
dilakukan agar tidak terjadi gangguan siklus air yang berpotensi menyebabkan bencana
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Anda mungkin juga menyukai