Anda di halaman 1dari 89

HALAMAN JUDUL

HUBUNGAN PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA INSTAGRAM DAN YOUTUBE OLEH


KAUM MILENIAL TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK WASH (WATER,
SANITATION AND HYGIENE) SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2020

PROPOSAL

Diajukan Oleh:

SITTI ZAHRA AULIA NAZAR


J1A117336

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................8
1.6 Organisasi...........................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................10
2.1 Tinjauan Umum Tentang Sosial Media............................................................10
2.2 Tinjauan Umum Tentang Covid-19.................................................................12
2.3 Tinjauan Umum Tentang Praktik WASH.........................................................20
2.4 Tinjauan Umum Tentang Kaum Milenial.........................................................29
2.5 Tinjauan Penelitian Sebelumnya.......................................................................31
2.6 Kerangka Teori.................................................................................................33
2.7 Kerangka Konsep..............................................................................................35
2.8 Hipotesis Penelitian..........................................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................38
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................38
3.3 Populasi dan Sampel.........................................................................................38
3.4 Variabel Penelitian............................................................................................42
3.4 Protokol Kesehatan Penelitian..........................................................................43
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................45
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.......................................................46
3.7 Jenis Data Penelitian.........................................................................................52
3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data.........................................................53
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................56
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman


3.1 Jumlah Populasi Penelitian 41
3.2 Analisis Uji Chi Square 55

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian.................................................................................41


Tabel 3.2 Analisis Uji Chi Square.......................................................................................55

DAFTAR GAMBA

iv
No. Judul Gambar Halaman
2.1 Struktur Virus Covid-19 Secara Skematik 13
2.2 Kerangka Teori 34
2.3 Kerangka Konsep 35

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran

v
1. Informed Consent
2. Kuesioner Penelitian
3. Uji Validitas
4. Uji Reliabilitas

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

LAMBANG DAN SINGKATAN ARTI DAN KETERANGAN

vi
APD Alat pelindung diri
APJII Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia
CTPS Cuci tangan pakai sabun
Kepmenkes Keputusan Menteri Kesehatan
KLB Kejadian luar biasa
ODP Orang dalam pengawasan
PAMM-RT Pengelolaan air minum dan makanan
rumah tangga
PHBS Pola hidup bersih dan sehat
PSBB Pembatasan sosial berskala besar
SARS Severe Acute Respiratory Syndrome
UNICEF United Nations International
Children’s Emergency Fund
WASH Water, Sanitation and Hygiene
WFH Work From Home
WHO World Health Organization

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pentingnya air bersih dan sanitasi telah berkembang pada abad ke-20

di wilayah Amerika Serikat dan Eropa Tengah dengan menyediakan layanan

mengenai air dan sanitasi yang secara signifikan dapat mengurangi penyakit serta

kaitannya dengan hygiene. Disamping itu, dengan melihat betapa pentingnya

penggunaan air maka United Nation International Children’s Fund (UNICEF) hadir

dengan cara membangun dan mengimplementasikan Program WaSH (Water,

Sanitation and Hygiene) yang dibentuk dalam diskusi kelompok kerja terbuka oleh

PBB (Auliya, 2020).

Program WASH mengacu pada kerangka dasar Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan atau yang kita sering sebut dengan Sustainable Development Goals

(SDG’s). Adapun 17 target SDG’s, antara lain: 1) No Poverty (tidak ada

kemiskinan); 2) Zero hunger (nol kelaparan); 3) Good health and well-being

(kesehatan dan kesejahteraan yang baik); 4) Quality education (pendidikan

berkualitas); 5) Gender equality (kesetaraan gender); 6) Clean water and sanitation

(air bersih dan sanitasi); 7) Affordable and clean energy (energi yang terjangkau dan

bersih); 8) Decent work and economic growth (pekerjaan yang layak dan

pertumbuhan ekonomi); 9) Industry, innovation and infrastructure (industri, inovasi

1
dan infrastruktur); 10) Reduced inequalities (mengurangi kesenjangan); 11)

Sustainable cities and communities (kota

2
2

dan komunitas yang berkelanjutan); 12) Responsible production and consumption

(produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab); 13) Climate action (aksi iklim);

14) Life below water (kehidupan di bawah air); 15) Life on land (kehidupan di

darat); 16) Peace, justice, and strong institutions (perdamaian, keadilan dan institusi

yang kuat); 17) Partnership for goals (kemitraan untuk mencapai tujuan) (Auliya,

2020; Ishatono dan Santoso, 2016).

Dasar pelaksanaan Program WASH merujuk pada poin ke 6 SDG’s perihal air

bersih dan sanitasi. United Nation International Children’s Fund (UNICEF)

menyatakan bahwa air bersih dan mudah diakses merupakan bagian penting dari

dunia untuk menjaga agar dunia tetap sehat. Seperti kampanye yang dilakukan

UNICEF yang bertajuk “Clean water for a Healthy World”, UNICEF menyatakan

bahwa kualitas air berdampak pada setiap orang dan gaya hidup seseorang berdampak

terhadap kualitas air bersih. Kualitas air yang buruk, kelangkaan air dan sanitasi yang

tidak memadai akan berdampak pada terganggunya ketahanan pangan. Diduga pada

tahun 2050 satu dari empat orang kemungkinan akan tinggal di negara yang

mengalami krisis air bersih (Auliya, 2020).

Water, Sanitation, Hygiene (WASH) merupakan program yang terlahir dari

kekhawatiran para lembaga-lembaga internasional akan keadaan lingkungan dan

kesehatan masyarakat sipil. Salah satu permasalahan mendesak di dunia adalah

kurangnya akses terhadap air bersih, sanitasi dan kebersihan. Dalam hal ini, air sangat

penting untuk berbagai pemenuhan kebutuhan hidup seperti pembangunan,


3

kesehatan, dan mengurangi angka kematian anak. Tercatat bahwasanya 2,5 miliar

orang tidak memiliki akses ke sanitasi yang lebih baik, 748 juta orang tidak memiliki

akses terhadap sumber air minum yang lebih baik, 1 miliar orang melakukan Buang

Air Besar (BAB) sembarangan, 34% sekolah dasar dan 25% pusat layanan kesehatan

pedesaan kekurangan fasilitas sanitasi dan banyak negara yang tidak melaporkan

akses ke sanitasi yang memadai untuk berbagai sekolah, fasilitas publik, atau fasilitas

layanan kesehatan (Kusumawardhana dan Annisa, 2020).

Praktik WaSH (water, sanitation and hygiene) di masa pandemi Covid-19

mencakup penyediaan air bersih, sanitasi seperti penanganan tinja serta higiene

seperti kebiasaan mencuci tangan, penerapan etika batuk dan bersin, penerapan

physical distancing dan penggunaan masker. Hal ini merupakan salah satu upaya

pencegahan Covid-19 sehingga dianggap sangat penting pada saat pandemi Covid-19

seperti saat ini. Praktik WaSH yang dilakukan dengan benar dapat memutus mata

rantai penularan infeksi penyakit menular termasuk Covid-19, sebaliknya jika praktik

WASH dilakukan dengan tidak benar justru akan meningkatkan risiko penyebaran

infeksi penyakit menular yang dapat berakibat fatal (UNICEF, 2020).

Secara global, hingga pada tanggal 06 Oktober 2020 Covid-19 telah

menginfeksi 35.347.404 jiwa dengan 1.039.406 jiwa angka kematian. Amerika

Serikat menjadi negara dengan catatan kasus Covid-19 tertinggi yakni 7.341.406 jiwa

yang telah terkonfirmasi Covid-19. Diikuti oleh India yang menjadi negara kedua

dengan catatan kasus Covid-19 tertinggi yakni 6.685.082 jiwa yang telah
4

terkonfirmasi Covid-19 (World Health Organization, 2020). Adapun di Indonesia

hingga pada tanggal 06 Oktober 2020 tercatat terdapat 311.176 jiwa positif Covid-19

diantaranya 236.437 jiwa sembuh dan 11.374 jiwa meninggal dunia (Satuan Tugas

Penanganan Covid-19, 2020). DKI Jakarta menjadi provinsi dengan catatan kasus

Covid-19 tertinggi yakni 79,872 jiwa yang telah terinfeksi Covid-19, diikuti Jawa

Timur dengan catatan kasus Covid-19 yakni 45.135 jiwa yang telah terinfeksi Covid-

19 (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2020).

Kasus Covid-19 di Indonesia bermula pada 6 Maret 2020, pemerintah Indonesia

mengumumkan bahwa terdapat Warga Negara Indonesia terkonfirmasi positif Covid-

19. Hal ini berawal ketika Warga Negara Jepang yang berasal dari Malaysia

mengunjungi Indonesia, serta melakukan kegiatan dansa di Klub Paloma pada 14

Februari 2020 bersama Warga Negara Indonesia tersebut. Beberapa hari kemudian,

WNI tersebut merasakan beberapa gejala seperti batuk, dan memutuskan untuk

melakukan perawatan di Rumah Sakit. Pada tanggal 28 Februari 2020, Warga Negara

Jepang bersangkutan yang sedang berada di Malaysia, menginformasikan kepada

WNI tersebut bahwa ia telah terkonfirmasi positif Covid-19. Mengetahui hal tersebut,

pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan dengan mengisolasi WNI yang

bersangkutan (Tosepu, et.al; 2020).

Sulawesi Tenggara hingga pada tanggal 06 Oktober 2020, tercatat terdapat

3.161 jiwa terkonfirmasi Covid-19 diantaranya 2210 jiwa sembuh, 63 jiwa

meninggal, 127 suspek, 1 probable serta 1.907 kontak erat. Kota Kendari menjadi
5

daerah dengan catatan kasus Covid-19 tertinggi yakni 475 jiwa terkonfirmasi positif

Covid-19, 226 jiwa diantaranya sembuh serta 9 jiwa meninggal (Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Tenggara, 2020).

Selama pandemi Covid-19 beragam kebijakan pemerintah telah diterapkan

mulai dari PSBB hingga WFH (Work From Home). Tercatat jumlah pengguna media

sosial dan internet ikut mengalami peningkatan seiring dengan pandemi Covid-19.

Bila dibandingkan dengan 2019, maka pada tahun ini We Are Social menemukan ada

peningkatan 10 juta orang Indonesia yang aktif di media sosial (Karim, 2020).

Aplikasi yang paling sering digunakan diantaranya Instagram dan Youtube. Aplikasi

youtube memiliki total pengguna sebanyak 2 Milyar Jiwa, dan sosial media

selanjutnya yaitu aplikasi Instagram dengan total pengguna sebanyak 1 Milyar jiwa

(We Are Social & Hootsuite, 2020).

Berdasarkan data yang diungkapkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) pada tahun 2018, pengguna internet berjumlah 171,17 juta

sebagian besar dikuasai oleh generasi milenial atau kelompok usia muda yang

memiliki rentang umur antara 19 – 34 tahun, dan mahasiswa merupakan populasi

terbesar dalam rentang usia tersebut. Generasi milenial merupakan kelompok orang

yang lahir pasa awal tahun 2000-an (Sundari, 2019; Saputra, 2019).

Kelompok usia muda di masa pandemi seperti saat ini, turut menjadi penderita

Covid-19. Semua kelompok umur memiliki potensi yang sama untuk terkena Covid-

19, akan tetapi pada kelompok usia muda (kaum milenial) yang masih memiliki
6

imunitas tubuh cukup baik maka besar kemungkinan terpapar Covid-19 dengan tanpa

gejala. Dalam hal ini, kaum milenial memiliki jumlah yang begitu banyak dan tetap

memiliki mobilitas tinggi bahkan di situasi pandemi sekalipun, sehingga

kemungkinan menyebarkan paparan virus corona SARS CoV-2 semakin tinggi

(Kemenkes, 2020).

Adapun hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain, hasil

penelitian oleh Yuzi Akbari Vindita Riyanti (2016) dengan hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan signifikan antara intensitas mengakses

sosial media terhadap perilaku belajar mata pelajaran produktif pada siswa kelas XI

Jasa Boga di SMK N 3 Klaten. Penelitian lain oleh Delvinda Trie Febrya (2019)

dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Promosi kesehatan menggunakan

media instagram dan whatsapp dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa

tentang HIV/AIDS (Riyanti, 2016; Febrya, 2019).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dengan penjelasan bahwa praktik

WaSH dapat menjadi salah satu langkah efektif untuk mecegah penularan Covid-19

dengan memanfaatkan peningkatan pengguna media sosial oleh kaum milenial pada

masa pandemi seperti saat ini di tengah meningkatnya kasus terkonfirmasi positif

Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait hubungan penggunaan sosial media Instagram dan Youtube oleh

kaum milenial terhadap pelaksanaan Praktik WaSH (Water, Sanitation and Hygiene)
7

selama masa pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020 (Karim,

2020; Sabilu, et.al, 2020; UNICEF, 2020).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana hubungan penggunaan sosial media Instagram dan Youtube

oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH (water, sanitation and

hygiene) selama masa pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui hubungan penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH (water, sanitation

and hygiene) selama masa pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2020.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui hubungan durasi waktu penggunaan sosial media Instagram

dan Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama

masa pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara

b. Untuk mengetahui hubungan jenis informasi sosial media Instagram dan

Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara


8

c. Untuk mengetahui hubungan persepsi informasi sosial media Instagram dan

Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara.

d. Untuk mengetahui hubungan minat penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan kesehatan dan dapat dijadikan sumber informasi atau sebagai bahan

kajian pustaka bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis


Penelitian ini akan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

hubungan penggunaan sosial media Instagram dan Youtube oleh kaum milenial

terhadap pelaksanaan praktik WaSH (water, sanitation and hygiene) selama masa

pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi tenggara Tahun 2020 serta dapat

meningkatkan kepahamana kaum milenial terkait Covid-19 setidaknya untuk menjadi

duta keluarga dan sebagai promotor untuk keluarga masing-masing dalam rangka

pencegahan dan penanggulangan Covid-19.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti


9

Menambah wawasan dan tolak ukur bagi peneliti selanjutnya mengenai

hubungan penggunaan sosial media Instagram dan Youtube oleh kaum milenial

terhadap pelaksanaan praktik WaSH (water, sanitation and hygiene) selama masa

pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi tenggara Tahun 2020.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terfokus pada kaum milenial di Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2020 yakni masyarakat dengan tahun kelahiran antara

1980-2000 atau dengan kategori kelompok umur 20-39 Tahun. Dari segi pembahasan

peneliti membahas keterkaitan penggunaan sosial media Instagram dan Youtube

terhadap praktik WaSH (water, sanitation and hygiene) antara lain penyediaan air

bersih, penanganan tinja, kebiasaan mencuci tangan, penerapan etika batuk dan

bersin, penerapan physical distancing, serta penerapan kebiasaan penggunaan masker

di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020.

1.6 Organisasi

Penelitian ini berjudul “Hubungan penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube oleh kaum milenial terhadap pelaksanaan praktik WaSH (water, sanitation

and hygiene) selama masa pandemi Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2020”. Penyusunan penelitian ini dimbimbing oleh Bapak Ramadhan Tosepu,

S.K.M., M.Kes., Ph.D selaku Pembimbing I serta Ibu Dr. Nani Yuniar, S.Sos., M.Kes

selaku Pembimbing II.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Sosial Media

Media sosial adalah salah satu dampak dari semakin canggihnya teknologi saat

ini. Media sosial merupakan media internet yang memberikan beberapa kemudahan

bagi penggunanya baik beriteraksi, bekerja sama, berkomunikasi maupun membentuk

ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2016). Pendapat lain mengemukakan bahwa

media sosial adalah sebuah media daring, yang memberikan kemudahan bagi

penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi blog, jejaring sosial,

forum dan dunia virtual (Rahayu dan Uswatun, 2020).

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Media Sosial Instagram

Kata Instagram sendiri berasal dari kata Insta, yang berarti instan, dan Gram

yang diambil dari kata telegram (Aprillia, 2015). Dapat diartikan bahwa aplikasi

instagram adalah salah satu aplikasi media sosial yang memfasilitasi para

penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter digital (pemberian efek pada

foto), dan membagikannya ke khalayak luas. Berdasarkan fungsi nya aplikasi

Instagram lebih diarahkan kepada perangkat berjalan contohnya smartphone (Wifalin,

2016).

Instagram adalah aplikasi yang didirikan dibawah perusahaan Burbn, Inc. Pada

tahun 2010, aplikasi Instagram menjadi perusahaan teknologi startup dan memiliki

target untuk mengembangkan aplikasi pada telepon genggam serta pada awalnya

10
11

aplikasi Instagram pun merupakan aplikasi gratis berbasis iTunes dan hanya

diperuntukkan untuk pengguna iOs (Aprillia, 2015).

Pada Tahun 2012 dengan jumlah pengguna sebanyak 30 juta pengguna,

Perusahaan kemudian membuat inovasi terbaru dan mengeluarkan Instagram for

android dan seiring bertambahnya waktu bermunculan fitur aplikasi Instagram terbaru

seperti fitur video dan Instagram direct (Wifalin, 2016). Sebuah survei yang

dilakukan oleh We are social dan Hootsuite pada awal tahun 2020, menunjukkan

bahwa aplikasi Instagram memiliki total pengguna di dunia sebanyak 1 Milyar jiwa

(We Are Social & Hootsuite, 2020).

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Media Sosial Youtube


Youtube ialah media sosial berbasis video, mampu berperan sebagai media

penyaluran informasi bagi banyak orang. Berbagai informasi dapat ditemukan di

Youtube termasuk mengenai semua ilmu Videografi (Fikri, 2019). Pendapat lain oleh

David et.al, 2017 mengemukakan bahwa definisi dari youtube merupakan salah satu

bentuk media sosial berbasis video yang mulai naik daun sejak 5 tahun yang lalu..

Dilansir dari statistik dalam situsnya sendiri, Youtube memiliki lebih dari satu milyar

pengguna yang merupakan hampir sepertiga semua pengguna internet. Hingga Maret

2015, pembuat konten di Youtube sudah mengunggah 10.000 video. Hal ini

dikarenakan membuat akun atau channel di Youtube serta meraih pelanggan atau

penayangan dapat menghasilkan uang. Lama kelamaan, makin banyak orang

membuat akun Youtube yang membuka kesempatan sebagai lapangan pekerjaan.


12

Tiap hari pengguna Youtube bisa menonton ratusan juta jam video dan menghasilkan

miliaran kali penayangan (David et.al, 2017).

Youtube menjangkau penonton rata-rata berusia 18 sampai 34 tahun. Beragam

konten video bisa diakses dalam Youtube, mulai dari Musik, Film, Berita dan

Informasi, Olahraga, Gaya hidup, Gaming, dan Vlog (David et.al, 2017). Sebuah

survei yang dilakukan oleh We are social dan Hootsuite pada awal tahun 2020,

menunjukkan bahwa aplikasi Youtube memiliki total pengguna di dunia sebanyak 2

Milyar jiwa (We Are Social & Hootsuite, 2020).

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pandemik Covid-19

2.2.1 Pengertian Covid-19


Covid-19 merupakan akronim dari Coronavirus disease 2019. Coronavirus

adalah sejenis kelompok atau keluarga besar virus yang dapat menginfeksi bagi

manusia maupun hewan. Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui

menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih

parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernafasan

Akut Parah (SARS). Virus corona yang paling baru ditemukan menyebabkan

penyakit coronavirus COVID-19 ialah SARS CoV-2 (World Health Organization,

2020).

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona SARS

CoV-2. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di

Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. COVID-19 sekarang menjadi pandemi

yang menyerang banyak negara secara global (World Health Organization, 2020).
13

Gambar 2.1 Struktur Virus Covid-19 Secara Skematik


(Sumber : Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, Dulebohn SC, 2020)

2.2.2 Data Covid-19


Kasus manusia pertama COVID-19 diidentifikasi di Kota Wuhan, Cina pada

Desember 2019 (Pratiwi, 2020). Covid-19 merupakan infeksi virus baru yang pada

tanggal 06 Oktober 2020 dan secara global telah menyebar pada 216 negara dan

mengakibatkan terinfeksinya 35. 347. 404 jiwa di seluruh dunia dengan kejadian

meninggal sebanyak 1.039.406 jiwa (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2020).

Kasus Covid-19 di Indonesia bermula pada 6 Maret 2020, pemerintah Indonesia

mengumumkan bahwa terdapat Warga Negara Indonesia terkonfirmasi positif Covid-

19. Hal ini bermula ketika Warga Negara Jepang yang berasal dari Malaysia

mengunjungi Indonesia, serta melakukan kegiatan dansa di Klub Paloma pada 14

Februari 2020 bersama Warga Negara Indonesia tersebut. Beberapa hari kemudian,

WNI tersebut merasakan beberapa gejala seperti batuk, dan memutuskan untuk

melakukan perawatan di Rumah Sakit. Pada tanggal 28 Februari 2020, Warga Negara

Jepang bersangkutan yang sedang berada di Malaysia, menginformasikan kepada


14

WNI tersebut bahwa ia telah terkonfirmasi positif Covid-19. Mengetahui hal tersebut,

pemerintah Indonesia segera mengambil tindakan dengan mengisolasi WNI yang

bersangkutan (Tosepu et al., 2020).

Kasus pertama di Sulawesi Tenggara diketahui tanggal 19 Maret 2020. Kasus

ini dinyatakan positif setelah melakukan perjalanan dari luar negeri (umrah) (Pratiwi,

2020) Hingga 09 Juli 2020 telah terkonfirmasi 500 kasus positif dengan 290 kasus

sembuh dan 9 kasus meninggal (Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara, 2020).

2.2.3 Gejala Covid-19


COVID-19 mempengaruhi orang yang berbeda dengan cara yang berbeda.

Kebanyakan orang yang terinfeksi akan mengembangkan penyakit ringan hingga

sedang dan sembuh tanpa dirawat di rumah sakit (World Health Organization, 2020).

a. Gejala paling umum, antara lain :Demam, batuk kering serta kelelahan

b. Gejala yang kurang umum, antara lain: Sakit dan nyeri, sakit tenggorokan,

diare, konjungtivitis, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau serta ruam pada

kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.

c. Gejala serius, antara lain: Kesulitan bernafas atau sesak nafas, nyeri, atau

tekanan dada serta kehilangan bicara atau bergerak (World Health

Organization, 2020).

2.2.4 Cara penularan Covid-19

Hingga saat ini dikenal istilah trasnmisi langsung, yakni keadaan dimana virus

Covid-19 dapat tertular dari orang ke orang lain. Adapun cara penularan biasanya

dikarenakan oleh droplet (butiran air) dari hidung maupun mulut yang dikeluarkan
15

seseorang yang terinfeksi Covid-19 pada saat seseorang sedang melakukan

kegiatananya, baik pada saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi tanpa menggunakan

APD. Droplet (butiran air) yang dikeluarkan oleh seseorang terinfeksi Covid-19 dapat

dihirup oleh orang lain. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk menerapkan

perilaku phsyical distancing (+ 1 m) maupun selalu menggunakan masker ketika

bepergian demi meminimalisir kemungkinan terburuk yang dapat terjadi (World

Health Organization, 2020).

Selain itu, droplet (butiran air) ini dapat bertahan di permukaan benda yang

dapat dengan mudah dijangkau oleh manusia dan berisiko tinggi terinfeksi Covid-19

apabila orang tersebut kemudian memegang beberapa area tubuh seperti, mata,

hidung maupun mulut. Oleh karena itu, sangat ditekankan pula untuk selalu

menerapkan perilaku cuci tangan menggunakan sabun (CTPS) dengan air mengalir

sesuai langkah yang baik dan benar, jika sedang bepergian di luar minimal selalu

membawa handsanitizer untuk mensterilkan tangan dari berbagai kuman, maupun

virus corona Sars CoV-2 (World Health Organization, 2020).

2.2.5 Pencegahan dan pengendalian Covid-19


Menurut (Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, 2020) terdapat

beberapa metode pencegahan dan pengendalian dalam menangani Pandemi COVID-

19 saat ini yang dibagi menjadi 2 (dua) kategori antara lain (Gugus tugas percepatan

penanganan Covid-19, 2020) :


16

a. Pencegahan level individu

1) Upaya Kebersihan Personal dan Rumah

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diikuti untuk membantu mencegah

persebaran virus pernapasan, yaitu menjaga kebersihan diri/personal dan

rumah dengan cara:

a) Mencuci tangan lebih sering dengan sabun dan air setidaknya 20 detik

atau menggunakan hand sanitizer, serta mandi atau mencuci muka jika

memungkinkan, sesampainya rumah atau di tempat bekerja, setelah

membersihkan kotoran hidung, batuk atau bersin dan ketika makan atau

mengantarkan makanan.

b) Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum

dicuci

c) Jangan berjabat tangan

d) Hindari interaksi fisik dekat dengan orang yang memiliki gejala sakit

e) Tutupi mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas dan ketiak atau

dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci

tangan

f) Segera mengganti baju/mandi sesampainya di rumah setelah berpergian

g) Bersihkan dan berikan desinfektan secara berkala pada benda- benda

yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot (meja,

kursi, dan lain-lain), gagang pintu, dan lain-lain


17

2) Peningkatan Imunitas Diri dan Mengendalikan Komorbid

Dalam melawan penyakit Covid-19, menjaga sistem imunitas diri

merupakan hal yang penting, terutama untuk mengendalikan penyakit

penyerta (komorbid). Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatan

imunitas diri pada orang yang terpapar Covid-19, yaitu sebagai berikut:

a) Konsumsi gizi seimbang

b) Aktifitas fisik/senam ringan

c) Istirahat cukup

d) Suplemen vitamin

e) Tidak merokok

b. Mengendalikan komorbid (misal diabetes mellitus, hipertensi, kanker)

Pencegahan level masyarakat, Pembatasan Interaksi Fisik (Physical

contact/physical distancing)

1) Tidak berdekatan atau berkumpul di keramaian atau tempat-tempat

umum,jika terpaksa berada di tempat umum gunakanlah masker.

2) Tidak menyelenggarakan kegiatan/pertemuan yang melibatkan banyak

peserta (mass gathering).

3) Hindari melakukan perjalanan baik ke luar kota atau luar negeri.

4) Hindari berpergian ke tempat-tempat wisata.


18

5) Mengurangi berkunjung ke rumah kerabat/teman/saudara dan mengurangi

menerima kunjungan/tamu.

6) Mengurangi frekuensi belanja dan pergi berbelanja. Saat benar-benar

butuh, usahakan bukan pada jam ramai.

7) Menerapkan Work From Home (WFH)

8) Jaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter (saat mengantri, duduk di

bus/kereta).

9) Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.

10) Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.

11) Menerapkan Etika Batuk dan Bersin

12) Jika terpaksa harus bepergian, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu

langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan

13) Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas dan

ketiak.

c. Karantina Kesehatan

Sesuai dengan Undang-undang No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan

Kesehatan, untuk mengurangi penyebaran suatu wabah perlu dilakukan

Karantina Kesehatan, termasuk Karantina Rumah, Pembatasan Sosial,

Karantina Rumah Sakit, dan Karantina Wilayah.

1) Jaga Jarak Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical and Social Distancing)

Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di
19

wilayah yang diduga terinfeksi penyakit. Pembatasan sosial berskala besar

bertujuan untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit di wilayah

tertentu. Pembatasan sosial berskala besar paling sedikit meliputi:

meliburkan sekolah dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan;

dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu,

pembatasan social juga dilakukan dengan meminta masyarakat untuk

mengurangi interaksi sosialnya dengan tetap tinggal di dalam rumah

maupun pembatasan penggunaan transportasi publik. Pembatasan sosial

dalam hal ini adalah jaga jarak fisik (physical distancing), yang dapat

dilakukan dengan cara:

2) Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jarak

terdekat sekitar 1-2 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan

berciuman.

3) Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot)

yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.

4) Bekerja dari rumah, jika memungkinkan dan kantor memberlakukan ini.

5) Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.

6) Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk

berkunjung/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama.

Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media sosial.

7) Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau

fasilitas lainnya.
20

8) Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda

tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan

mereka.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Praktik WASH

Menurut WHO (World Health Organization) praktik WASH (water, sanitation

and hygiene) ialah suatu tindakan yang meliputi penyediaan pasokan air bersih,

sanitasi serta higiene yang dapat meminimalisir tingkat kejadian penyakit termasuk

pandemi Covid-19. Dengan melaksanakan praktik WaSH secara baik dan benar maka

akan mengurangi tingkat risiko terinfeksi maupun penularan Covid-19 terlebih pada

saat era new normal seperti saat ini. Oleh karena itu, praktik WaSH sangat ditekankan

untuk di laksanakan mengingat angka kasus Covid-19 yang hari demi hari semakin

meningkat (WHO dan UNICEF, 2020).

2.3.1 Praktik Water

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada penyediaan air bersih, akibat

penurunan sektor ekonomi mengakibatkan sedikitnya permintaan sektor non-rumah

tangga. Padahal, dalam era new normal seperti saat ini penyediaan air bersih sangat

diperlukan. Hal ini dikarenakan untuk memperbanyak perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) , salah satunya dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air

mengalir. Sehingga dengan adanya masalah ini, diharapkan dapat menjadi pengingat

dan advokasi untuk para pemangku kebijakan agar dapat lebih memperhatikan
21

penyediaan air bersih sebagai fasilitas CTPS yang efektif untuk menghilangkan

kuman maupun virus corona Sars CoV-2 (Purwanto, 2020).

2.3.2 Praktik Sanitation


Menurut dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO (2020) selaku Direktur Kesehatan

Lingkungan Kemenkes Republik Indonesia dalam webinar terkait Tantangan WaSH

(Water, Sanitation and Hygiene), terdapat 5 aspek mengenai STBM (Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat), antara lain:

a. Tidak melakukan kegiatan BABS (Buang air besar sembarangan)

Praktik WASH yang baik seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan

sabun harus secara ketat dilakukan terus menerus karena memberikan manfaat

penting untuk mencegah penularan COVID-19 dan pencegahan penularan

penyakit infeksius lainnya secara umum. Perhatian perlu diberikan pada

penanganan tinja manusia secara aman melalui rantai pengelolaan sanitasi

mulai dari memastikan adanya toilet/ jamban yang berfungsi baik dan aman,

tangki septik yang aman, pengangkutan, pengolahan hingga sampai kepada

pembuangan (WHO dan UNICEF, 2020).

Dalam beberapa kasus, terdapat pasien positif Covid-19 yang diizinkan

dirawat di rumah oleh tenaga kesehatan dengan syarat tertentu. Terdapat

kekhawatiran tersendiri, yakni adanya berita bahwa saat ini tinja telah menjadi

media penularan Covid-19. Pernyataan ini dibuktikan oleh penelitian yang

dilakukan oleh Xiao et al, (2020) menunjukkan bahwa feses dapat menjadi

media penularan oleh seseorang yang terinfeksi Covid-19 dan dapat


22

menularkannya ke orang lain, pada saat berjabat tangan apabila dengan kondisi

seseorang dengan positif Covid-19 tidak mencuci tangan dengan sabun (CTPS)

sesuai arahan pemerintah yang baik dan benar (Xiao et al., 2020).

b. CTPS (Cuci tangan pakai sabun)

Hingga saat ini, vaksin yang dapat mencegah penularan Covid-19 masih

belum ditemukan. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk

melindungi diri dan melakukan tindakan pencegahan penularan virus corona.

Cuci tangan pakai sabun terbukti efektif mencegah penularan virus corona

karena tangan yang bersih setelah dicuci pakai sabun dapat mengurangi risiko

masuknya virus ke dalam tubuh mengingat:

1) Tanpa disadari, orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut

sehingga dapat menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh

2) Virus corona dari tangan yang tidak dicuci dapat berpindah ke benda lain

atau permukaan yang sering disentuh - seperti pegangan tangga atau

eskalator, gagang pintu, permukaan meja, atau mainan- sehingga

menimbulkan risiko penyebaran virus kepada orang lain (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

c. PAMM-RT (Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga)


23

Untuk saat ini, belum ada penelitian akurat yang menunjukkan bahwa

makanan dan minuman dapat menjadi media penularan Covid-19. Walaupun

makanan dan minuman belum dapat dibuktikan menjadi media penularan

Covid-19, tetap perlu diperhatikan terkait metode pengiriman makanan dan

minuman yang saat ini sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat

Indonesia sebagai bagian dari pola hidup konsumtif. Sebaiknya, untuk

menstrerilkan terlebih dahulu paket kiriman baik makanan dan minuman

sebelum dikonsumsi, dengan tujuan untuk lebih memastikan bahwa sudah tidak

terdapat lagi kuman, bakteri bahkan virus corona SARS CoV-2 yang dapat

mengontaminasi makanan dan minuman tersebut (UNICEF, 2020).

d. Pengelolaan sampah rumah tangga

Berdasarkan surat edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia Nomor:SE.2/PSLB3/PLB.3//3/2020 Terkait pengelolaan

limbah infeksius (Limbah B3) dan sampah rumah tangga dari penanganan

Corona Virus Disease (Covid-19), berikut hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam pengelolaan sampah rumah tangga di masa pandemi Covid-19, antara

lain:

1) Seluruh petugas kebersihan atau pengangkut sampah wajib dilengkapi

dengan APD khususnya masker, sarung tangan dan safety shoes yang

setiap hari harus disterilkan;


24

2) Untuk meminimalisir penumpukan sampah seperti masker di masa

pandemi Covid-19, maka dianjurkan kepada masyarakat untuk lebih

memilih menggunakan masker yang dapat digunakan berulang kali

seperti masker kain;

3) Kepada masyarakat yang sehat dan menggunakan masker sekali pakai

(disposable mask) diharuskan untuk merobek, memotong atau

menggunting masker tersebut dan dikemas rapi sebelum dibuang ke

tempat sampah untuk menghindari penyalahgunaan; dan

4) Pemerintah daerah menyiapkan tempat Sampah/drop box khusus masker

di ruang publik (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia, 2020).

e. Pengelolaan limbah cair rumah tangga (Tinja)

Praktik WASH yang baik seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan

sabun harus secara ketat dilakukan terus menerus karena memberikan manfaat

penting untuk mencegah penularan COVID-19 dan pencegahan penularan

penyakit infeksius lainnya secara umum. Perhatian perlu diberikan pada

penanganan tinja manusia secara aman melalui rantai pengelolaan sanitasi

mulai dari memastikan adanya toilet/ jamban yang berfungsi baik dan aman,

tangki septik yang aman, pengangkutan, pengolahan hingga sampai kepada

pembuangan (WHO dan UNICEF, 2020).


25

Pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini dan dengan adanya

penelitian yang menunjukkan bahwa tinja seseorang yang terinfeksi Covid-19

dapat menularkan nya ke orang lain (Xiao et al., 2020) seharusnya menjadi

perhatian lebih untuk setiap rumah tangga bahkan individu agar lebih

memperhatikan pengelolaan maupun penanganan limbah cair (tinja). Adapun

hal yang perlu diperhatikan antara lain memastikan adanya toilet/ jamban yang

berfungsi baik dan aman, tangki septik yang aman, pengangkutan, pengolahan

hingga sampai kepada pembuangan (WHO dan UNICEF, 2020).

Untuk pasien positif Covid-19 maupun terduga Covid-19 yang

diperbolehkan untuk melakukan perawatan di rumah, maka dibutuhkan

perhatian lebih untuk merawat pasien terlebih untuk memastikan agar anggota

keluarga yang berada dalam 1 rumah tersebut tidak ikut terjangkit Covid-19.

Adapun hal yang perlu diperhatikan antara lain, selalu membersihkan kamar

mandi minimal 1 kali sehari dapat menggunakan sabun atau detergen sebagai

cairan pembersih dan disinfeksi. Setelah dibilas cairan disinfektan yang

mengandung sodium hypocholorite 0.5% (setara dengan 5000ppm atau 1

bagian pembersih yang mengandung 5% sodium hypochlorite) dapat dicairkan

dengan menggunakan 9 takaran air (WHO dan UNICEF, 2020).

Kemudian, untuk anggota keluarga yang berada dalam 1 rumah tersebut

dianjurkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, menggunakan APD,

selalu menggunakan masker, serta sesering mungkin untuk mencuci tangan


26

menggunakan sabun dengan air mengalir maupun menggunakan cairan

pembersih tangan/handsanitizer. Bahkan bila perlu, gunakan pelindung

wajah/face shield, kacamata perlindung, sarung tangan maupun rompi anti air

(WHO dan UNICEF, 2020).

2.3.3 Praktik Hygiene


a. Definisi Higiene

Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

untuk melindugi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring,

membuang bagianmakanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan

secara keseluruhan (Departemen Kesehatan RI, 2004). Terkait higiene maka,

erat pula kaitannya dengan personal hygiene. Personal hygiene berasal dari

bahasa Yunani yaitu personal, yang artinya perorangan dan hygiene berarti

sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan tiap individu demi mencapai tingkat kesejahteraan baik

secara fisik maupun psikis (Wartonah dalam Sari, 2019).

b. Jenis personal hygiene


Menurut (UNICEF, 2020) Personal Hygiene yang perlu diperhatikan pada

masa pandemi Covid-19, meliputi :

1) Tidak menyentuh wajah


27

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke

hampir semua negara termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa

bulan.Virus ini juga diduga menyebar di antara orang-orang terutama

melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk.

Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan pernapasan normal.

Selain itu, virus dapat menyebar akibat menyentuh permukaan benda

yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang

(Yuzar, 2020).

Oleh karena itu, Penggunaan masker di masa pandemi Covid-19

sangat dianjurkan dan menjadi hal yang sangat penting untuk

memproteksi diri dan juga orang lain dari risiko penularan virus ini.

Masker dapat menjadi penghalang pertama jika ada droplet/tetesan baik

dari diri sendiri maupun dari orang lain (Pratiwi, 2020). Ada 3 jenis

masker, masker kain, masker bedah, dan masker N95. Masker kain dapat

dipakai maksimal hanya 4 jam dan harus ganti dengan masker baru dan

bersih. Apabila masker yang dipakai basah atau lembab harus

segeradiganti. Masyarakat disarankan membawa beberapa masker untuk

beraktivitas, penggunaan maskerpun harus tepat seperti menutup hidung

dan mulut (Kemenkes, 2020).

2) Penerapan etika batuk dan bersin


28

Beberapa prosedur medis dapat menghasilkan tetesan yang sangat

kecil (disebut inti tetesan aerosol atau aerosol) yang dapat bertahan di

udara untuk jangka waktu yang lebih lama. Ketika prosedur medis

semacam itu dilakukan pada orang yang terinfeksi Covid-19 di fasilitas

kesehatan, aerosol tersebut dapat mengandung virus Covid-19. Aerosol

ini berpotensi terhirup oleh orang lain jika tidak memakai alat pelindung

diri yang sesuai (World Health Organization, 2020).

3) Physical distancing

Terdapat dua cara dalam transmisi Virus Corona SARS-CoV-2

yakni yang pertama dengan melalui percikan (droplet), dapat dihasilkan

etika seseorang batuk, bersin, menyanyi, dan aktifitas berisiko lainnya.

Serta yang kedua, yakni kontak. Setiap orang yang berada dalam kontak

erat (dalam radius 1 m) dengan orang yang menunjukkan gejala-gejala

gangguan pernapasan (batuk, bersin) berisiko terpapar percikan saluran

pernapasan yang kemungkinan dapat menyebabkan infeksi (infeksius).

Percikan juga dapat jatuh ke permukaan benda di mana virus tetap aktif;

oleh karena itu, lingkungan sekitar terdekat dari orang yang terinfeksi

dapat menjadi sumber penularan (penularan kontak) (World Health

Organization, 2020)

4) Kebiasaan mencuci tangan


29

Membiasakan pola hidup bersih dan sehat yang paling mudah

diterapkan untuk anak usia dini yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan

dengan sabun merupakan salah satu kegiatan yang dapat mencegah

penyakit menular pada tubuh (Arifiyanti dan Prasetyo, 2018). Tangan

menjadi salah satu media paling penting dalam hal penyebaran virus

(UNICEF, 2020).

Selama pandemi global terjadi salah satu cara paling mudah,

penting, dan tanpa biaya untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan

rutin cuci tangan pakai sabun dan air (UNICEF, 2020). Oleh karena itu,

kegiatan mencuci tangan menggunalan sabun dengan air mengalir dengan

waktu minimal 20 detik merupakan salah satu langkah efektif untuk

mencegah penularan Covid-19 (Pakpahan dan Yuni, 2020).

2.4 Tinjauan Umum Tentang Kaum Milenial

2.4.1 Definisi Kaum Milenial

Menurut Yuswohady dalam artikel Milennial Trends (2016) Generasi milenial

(Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun

1980 hingga tahun 2000. Generasi ini sering disebut juga sebagai Gen-Y, Net

Generation, Generation WE, Boomerang Generation, Peter Pan Generation, dan

lain-lain. Mereka disebut generasi milenial karena merekalah generasi yang hidup di
30

pergantian milenium. Secara bersamaan di era ini teknologi digital mulai merasuk ke

segala sendi kehidupan (Hidayatullah et al., 2018).

Berdasarkan hasil penelitian dari Lancaster & Stillman dalam Hidayatullah et

al., 2018) generasi Y dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium.

Ungkapan generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada

Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti

email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter, IG dan

lain-lain, sehingga dengan kata lain generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era

internet booming. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

generasi milenial adalah generasi yang lahir diantara tahun 1980-2000 saat terjadi

kemajuan teknologi yang pesat (Hidayatullah et al., 2018).

2.2.2 Karakteristik Kaum Milenial

Diketahui ada beberapa macam karakteristik dari generasi milenial yaitu: 1)

milenial lebih percaya user generated content (UGC) daripada informasi searah, 2)

milenial lebih memilih ponsel dibanding TV, 3) miilenial wajib punya media sosial,

4) milenial kurang suka membaca secara konvensional, 5) milenial cenderung tidak

loyal namun bekerja efektif, 6) milenial cenderung melakukan transaksi secara

cashless, 7) milenial lebih tahu teknologi dibanding orang tua mereka, 8) milenial

memanfaatkan teknologi dan informasi, 9) milenial cenderung lebih malas dan

konsumtif, dan lain-lain (Hidayatullah et al., 2018).

2.2.3 Kaum milenial dan bonus demografi


31

Bonus demografi pada dasarnya tidak terlepas dari generasi milenial.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, rasio ketergantungan Indonesia tahun 2015

sebesar 49,20 secara tidak langsung memiliki makna bahwa persentase jumlah

penduduk usia produktif mencapai sekitar 67,02 persen dari jumlah penduduk

keseluruhan. Selanjutnya, jika persentase jumlah penduduk usia produktif ini

dikaitkan dengan persentase generasi milenial tahun 2017 yang sebesar 33,75 persen

dari jumlah penduduk keseluruhan. Ini berarti bahwa sumbangan generasi milenial

dalam membentuk struktur jumlah penduduk usia produktif tergolong cukup tinggi,

karena sekitar 50,36 persen dari jumlah penduduk usia produktif pada dasarnya

merupakan generasi milenial (asumsi : rasio ketergantungan 2015 dan 2017 sama

besar) (Badan Pusat Statistik, 2018).

Sebagai penduduk terbesar, tentunya generasi milenial akan berperan besar

pada era bonus demografi. Generasi ini yang akan memegang kendali atas roda

pembangunan khususnya di bidang perekonomian yang diharapkan akan mampu

membawa bangsa Indonesia menuju ke arah pembangunan yang lebih maju dan

dinamis. Intinya, generasi milenial adalah modal besar untuk mewujudkan

kemandirian bangsa dalam segala aspek. Sebagai modal besar pembangunan suatu

bangsa, diharapkan generasi milenial memiliki potensi lebih unggul dibandingkan

generasi-generasi sebelumnya. Untuk mengetahui seberapa besar potensi dan

kemampuan yang dimiliki generasi milenial Indonesia sebagai bekal penggerak roda
32

pembangunan Indonesia, maka analisis gender tematik pada tahun ini mengambil

tema Profil Generasi Milenial Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2018).

2.5 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

a. Penelitian yang dilakukan oleh Alfadhila Khairil Sinatrya, Lailatul Muniroh

(2019) yang berjudul Hubungan Faktor Water, Sanitation and Hygiene (WaSH)

dengan stunting di wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten

Bondowoso. Jenis penelitian ini adalah penelian observasional analitik dengan

desain kasus kontrol. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Kebiasaan cuci

tangan (p<0,001; OR=0,12) adalah faktor risiko dari stunting pada balita

dengan besar risiko 0,12 kali lebih tinggi bagi ibu yang memiliki kebiasaan cuci

tangan kurang baik, sedangkan sumber air minum (p=0,415), kualitas fisik air

minum (p=0,58), kepemilikan jamban (p=0,22) bukan merupakan faktor risiko

dari stunting.

b. Penelitian oleh rika istawati yang berjudul Hubungan Keterpaparan Media

Massa, Peran Teman Sebaya Terhadap Tindakan Seksual Di Sma An-Naas

(2017). Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross

sectional study. Adapun kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara keterpaparan media massa dengan tindakan

seksual dengan p value 0,000.

c. Penelitian oleh Yuzi Akbari Vindita Riyanti (2016) yang berjudul Hubungan

Intensitas Mengakses Sosial Media Terhadap Perilaku Belajar Mata Pelajaran


33

Produktif Pada Siswa Kelas Xi Jasa Boga Di Smk 3 Klaten. Penelitian ini

merupakan penelitian survey deskriptif dengan jenis deskriptif kuantitatif. Hasil

penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan dan signifikan antara intensitas

mengakses sosial media terhadap perilaku belajar mata pelajaran produktif pada

siswa kelas XI Jasa Boga di SMK N 3 Klaten.

d. Penelitian oleh Sinta Nurhayati, Risna Dewi yanti (2017) yang berjudul

Efektifitas Penggunaan Media Sosial Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Perawatan Nifas Dan Kepatuhan Kunjungan Ulang Pada Ibu Nifas Di Kota

Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

media sosial terhadap peningkatan pengetahuan perawatan masa nifas dan

kepatuhan kunjungan ulang masa nifas di Kota Bogor. Adapun kesimpulan

dalam penelitian ini adalah bahwa media sosial efektif untuk meningkatkan

pengetahuan perawatan masa nifas dan kurang efektif dalam meningkatkan

kepatuhan kunjungan ulang.

e. Peneltian yang dilakukan oleh Delvinda Trie Febrya (2019) yang berjudul

Perbedaan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Hiv/Aids Melalui Media Instagram

Dan Whatsapp Pada Siswa Smkn 2 Padang Tahun 2019. Adapun kesimpulan

dalam penelitian ini yakni bahwa Promosi kesehatan menggunakan media

instagram dan whatsapp dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa

tentang HIV/AIDS. Penggunaan media ini dapat menjadi pilihan bagi pihak

sekolah dalam memberikan informasi tentang kesehatan terkhususnya tentang

HIV/AIDS.
34

2.6 Kerangka Teori

Media sosial adalah sebuah media daring, yang memberikan kemudahan bagi

penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi blog, jejaring sosial,

forum dan dunia virtual (Rahayu dan Uswatun, 2020). Aplikasi media sosial yang

paling diminati saat ini 2 diantaranya antara lain, Instagram dan Youtube. Media

sosial erat kaitannya dengan durasi waktu, jenis konten, persepsi informasi serta

minat yang didapatkan dari media sosial itu sendiri. Di masa pandemi Covid-19,

banyak platform media sosial tak terkecuali Instagram dan Youtube yang berisikan

informasi terkait pencegahan Covid-19 antara lain, dengan melaksanakan praktik

WaSH (Water, Sanitation and Hygiene). Praktik WaSH (Water, Sanitation and

Hygiene) meliputi penyediaan air bersih, sanitasi, kebiasaan mencuci tangan,

penerapan etika batuk dan bersin, penggunaan masker serta penerapan physical

distancing + 1 Meter (WHO dan UNICEF, 2020).

Pendapat Notoadmojo dalam Yasanti, (2018) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan praktik WaSH, meliputi : usia, pendidikan, pengetahuan,

serta faktor orang lain seperti sumber informasi dan dukungan sosial (orang tua, guru,

teman). Selain faktor diatas, Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) juga dapat

diterapkan sebagai poin lanjutan dalam pelaksanaan praktik WaSH.


35

Berdasarkan uraian tersebut maka skema kerangka teori dapat dilihat pada

Gambar 2., sebagai berikut:


Sosial Media

Media Penanda
Media Jurnal online
jejaring Jurnal Media sosial
berbagi sederhana atau
sosial online konten (social
(media microblog
(social (blog) bersama bookmarkin
sharing) (microblog)
networ g)
king)

Instagram
Youtube
Faktor Yang
Mempengaruhi
Praktik WaSH : 1. Durasi waktu
a. Usia
2. Jenis konten Pola Hidup Bersih
b. Pendidikan
3. Persepsi dan Sehat (PHBS)
c. Sumber
informasi
informasi
4. Minat
d. Dukungan
sosial
e. Pengetahuan
Pelaksanaan Praktik WaSH
(Water, Sanitation and Hygiene) Kaum
selama masa pandemi Covid-19 Milenial

Gambar 2.2 Kerangka Teori


(Sumber : Modifikasi oleh Tambunan, 2019; Yasanti, 2018; Riyanti, 2016; Setiadi, 2016)
36

2.7 Kerangka Konsep


Kerangka konsep ini dibuat berdasarkan kerangka teori yang menunjukkan

hubungan antara variabel independen (durasi penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube, jenis konten sosial media Instagram dan Youtube, persepsi informasi sosial

media Instagram dan Youtube, serta minat penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube) dan variabel dependen pelaksanaan praktik WaSH (Water, Sanitation and

Hygiene) sebagai berikut:

Durasi waktu penggunaan


sosial media Instagram dan
Youtube

Jenis konten sosial media


Instagram dan Youtube Pelaksanaan Praktik
WaSH (Water, Sanitation
and Hygiene)

Persepsi informasi
penggunaan sosial media
Instagram dan Youtube

Minat dalam menggunakan


sosial media Instagram dan
Youtube

Keterangan :

= Variabel independen/variabel bebas

= Variabel dependen/variabel terikat

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


37

2.8 Hipotesis Penelitian

a. H0 :  = 0 Tidak ada hubungan durasi waktu penggunaan sosial media

Instagram dan Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH

selama masa pandemi Covid-19 pada kaum milenial di

Provinsi Sulawesi Tenggara

Ha :  0 Ada hubungan durasi waktu penggunaan sosial media

Instagram dan Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH

selama masa pandemi Covid-19 pada kaum milenial di

Provinsi Sulawesi Tenggara

b. H0 :  = 0 Tidak ada hubungan jenis konten sosial media Instagram dan

Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 pada kaum milenial di Provinsi Sulawesi

Tenggara

Ha :  0 Ada hubungan jenis konten sosial media Instagram dan

Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 pada kaum milenial di Provinsi Sulawesi

Tenggara

c. H0 :  = 0 Tidak ada hubungan persepsi informasi sosial media

Instagram dan Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH

selama masa pandemi Covid-19 pada kaum milenial di

Provinsi Sulawesi Tenggara


38

Ha :  0 Ada hubungan persepsi informasi sosial media Instagram dan

Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 pada kaum milenial di Provinsi Sulawesi

Tenggara

d. H0 :  = 0 Tidak ada hubungan minat pengguanaan sosial media

Instagram dan Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH

selama masa pandemi Covid-19 pada kaum milenial di

Provinsi Sulawesi Tenggara

Ha :  0 Ada hubungan minat penggunaan sosial media Instagram dan

Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH selama masa

pandemi Covid-19 pada kaum milenial di Provinsi Sulawesi

Tenggara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian

dengan pengumpulan data yang berupa angka atau numerik, serta diolah atau

dianlisis dengan menggunakan teknik perhitungan statstik. Adapun jenis

penelitian cross sectional adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan di

satu periode tertentuu pada beberapa objek dengan tujuan untuk

menggambarkan keadaan (Siregar, 2017).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2020 dengan

cakupan lokasi penelitian yakni di Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Menurut Saryono (2011) populasi merupakan keseluruhan sumber

data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini ada

lah seluruh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tahun kelahiran

antara 1980-2000 atau masyarakat Sulawesi Tenggara yang berumur antara

20-39 Tahun yakni berjumlah 936.963 jiwa.

38
39

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi sebaga sumber data yang mewakili suatu

populasi tersebut (Saryono, 2011).

a. Besar sampel

Sampel dikelompokkan dalam 17 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bombana,

Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten

Buton Utara, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Kolaka Utara,

Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara,

Kabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten

Wakatobi, Kota Bau-Bau serta Kota Kendari. Untuk menentukan besar sampel,

peneliti menggunakan rumus lemeshow (1990) dalam (Arisanto, 2019) sebagai

berikut :

N Z 2 P(1−P)
1−a/2

n=⌊ ⌋
( N−1 ) d 2 + Z2 P(1−P)
1−a/2

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Besar populasi yaitu 936.963

Z1-a/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan (biasanya 95% = 1,96)

P : Proporsi kejadian, jika tidak diketahui dianjurkan = 0,5

d : Besat penyimpangan terhadap populasi = 0,05


40

Hasil perhitungan diperoleh :


2 a
1−
NZ 2
P ( 1−P )
n=⌊ 2 a

2 1−
( N−1 ) d + Z 2
P ( 1−P )

936.963 x (1,96)2 x 0,5(1−0,5)


n=⌊ ⌋
( 936.963−1 ) 0,05 2+(1,96)2 x 0,5(1−0,5)

369.639 48,3
x 52,0
x
n= ⌊ ⌋
239.639( 5200,0) 69,0
+

84,484.998
n= ⌊ ⌋
92,343.2

n=
383 58
, 483
≈ natalubmep
lisaH
( )

Jadi, berdasarkan populasi yaitu 936.963 orang maka besar sampel pada

penelitian ini sebesar 384 responden. Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap

kelas dilakukan dengan rumus sampling fraction per cluster agar sampel yang

diambil lebih proporsional dengan cara:

¿
ni = N . n

Dimana :

ni= Jumlah anggota sampel menurut startum

n= Jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni= Jumlah anggota populasi menurut startum

N= Jumlah anggota sampel seluruhnya


41

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

Kabupaten/Kota Populasi Perhitungan Jumlah Sampel


(20-39 Tahun) Sampel
Kabupaten Bombana 60.120 384 X 60.120 24,63 ≈ 25
936.963
Kabupaten Buton 27.254 384 X 27.254 11,16 ≈ 11
936.963
Kabupaten Buton 69.199 384 X 69.199 28,36 ≈ 28
Selatan 936.963
Kabupaten Buton 52.672 384 X 52.672 21,58 ≈ 22
Tengah 936.963
Kabupaten Buton 17.570 384 X 17.570 7,20 ≈ 7
Utara 936.963
Kabupaten Kolaka 84.413 384 X 84.413 34,59 ≈ 35
936.963
Kabupaten Kolaka 31.320 384 X 31.320 12,83 ≈ 13
Timur 936.963
Kabupaten Kolaka 34.130 384 X 34.130 13,98 ≈ 14
Utara 936.963
Kabupaten Konawe 73.801 384 X 73.801 30,24 ≈ 30
936.963
Kabupaten Konawe 73.096 384 X 73.096 29,95 ≈ 30
Kepulauan 936.963
Kabupaten Konawe 95.025 384 X 95.025 38,9 ≈ 39
Selatan 936.963
Kabupaten Konawe 20.360 384 X 20.360 8,34 ≈ 8
Utara 936.963
Kabupaten Muna 55.808 384 X 55.808 22,87 ≈ 23
936.963
Kabupaten Muna 20.826 384 X 20.826 8,53 ≈ 9
Barat 936.963
Kabupaten 25.402 384 X 25.402 10,41 ≈ 10
Wakatobi 936.963
Kota Bau-Bau 49.844 384 X 49.844 20,42 ≈ 20
936.963
Kota Kendari 146.123 384 X 146.123 59,88 ≈ 60
936.963
Total 936.963 384
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020
42

b. Teknik pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode probability

sampling dengan teknik proportional stratified random sampling. Proportional

stratified random sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan populasi

yang memiliki strata atau tingkatan, dan setiap tingkatan memiliki karakteristik

sendiri dimana jumlah sampel tersebut diambil dari setiap strata sebanding yakni

sesuai dengan proporsi ukurannya (Siregar, 2017).

c. Kriteria subyek penelitian

1. Kriteria Inklusi atau kriteria subjek yang memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian ini adalah :

1) Merupakan warga Sulawesi Tenggara dengan alamat sesuai yang tertera

pada KTP masing-masing

2) Warga Sulawesi Tenggara dengan tahun kelahiran antara 1980-2000

3) Memiliki akun sosial media Instagram dan Youtube

2. Kriteria eksklusi atau kriteria subjek yang tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian ini adalah :

1) Bukan merupakan warga Sulawesi Tenggara

2) Warga yang tidak bersedia menjadi responden

3) Warga Sulawesi Tenggara yang memiliki tahun kelahiran tidak termasuk

antara 1980-2000

4) Warga yang tidak memiliki akun sosial media Instagram dan Youtube
43

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas adalah durasi penggunaan sosial media Instagram dan Youtube,

jenis konten sosial media Instagram dan Youtube, persepsi informasi

penggunaan sosial media Instagram dan Youtube serta minat penggunaan sosial

media Instagram dan Youtube

b. Variabel terikat adalah pelaksanaan praktik WaSH (Water, Sanitation,

Hygiene)

3.4 Protokol Kesehatan Penelitian

a. Pembersihan dan desinfeksi

Protokol pembersihan dan desinfeksi meliputi:

1) Prosedur pembersihan dan desinfeksi untuk:

a) Area kegiatan

b) Sarana dan prasarana

c) Peralatan

2) Penggunaan bahan pembersih dan desinfektan sesuai dengan standar

kesehatan (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2020).

b. Perizinan Kegiatan
44

Protokol perizinan kegiatan yakni prosedur perijinan dari pemerintah setempat

untuk melaksanakan kegiatan di lokasi penelitian (Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2020).

c. Pembatasan Jumlah

Personel Protokol pembatasan jumlah personel meliputi:

1) Penerapan physical distancing di area kegiatan yakni tidak diperkenankan

melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau berpelukan

2) Pembatasan jumlah individu yang terlibat dalam kegiatan dalam satu

waktu sehingga dalam kegiatan yang harus melibatkan orang banyak

3) Ketentuan kondisi kesehatan peneliti saat melaksanakan kegiatan

(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan RI, 2020).

d. Perencanaan Kegiatan

Protokol perencanaan kegiatan meliputi:

1) Prioritasisasi kegiatan yang harus dilaksanakan di lapangan

2) Perencanaan teknis kegiatan agar dapat memaksimalkan waktu yang

terbatas dan minimalisasi kontak fisik. Durasi kegiatan maksimal 120

menit.

3) Ketentuan membersihkan diri sebelum memasuki area lokasi penelitian

4) Menyediakan APD yang diperlukan di lokasi penelitian

5) Persiapan sarana prasarana alat tulis peneliti


45

6) Penyiapan sarana dan prasarana untuk pembersihan dan desinfeksi di area

kegiatan yakni sebelum memasuki ruangan atau lokasi riset, melakukan

cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand

sanitizer

7) Ketentuan membersihkan diri selama di lingkungan kegiatan (Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

RI, 2020).

e. Penggunaan APD Protokol

Penggunaan APD meliputi:

1) Ketentuan penggunaan masker, yaitu peneliti wajib menggunakan masker

sejak perjalanan dari/ke rumah, dan selama melakukan kegiatan di lokasi

penelitian.

2) Penggunaan sarung tangan saat menggunakan peralatan bersama

3) Ketentuan pembuangan APD yang telah digunakan

4) Ketentuan membersihkan diri seperti mencuci tangan sebelum dan setelah

menggunakan APD (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 2020).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau

kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen


46

yang baik (Arifin dan Asfani, 2014). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuisioner/daftar pertanyaan terkait variabel-variabel

yang diteliti. Kuesioner dibagi menjadi dalam 2 bentuk, yakni kuesioner manual ialah

kuesioner yang disebar langsung kepada responden secara tatap muka, serta kuesioner

online ialah kuesioner yang disebar menggunakan aplikasi google form kepada

responden secara online.

c.6 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Pelaksanaan Praktik WaSH (Water, Sanitation and Hygiene)

Definisi Operasional

Pelaksanaan praktik WaSH (Water, Sanitation and Hygiene) adalah

bentuk dasar dari pencegahan maupun intervensi kesehatan masyarakat untuk

mengontrol penyakit menular termasuk Covid-19 yang saat ini tengah

berlangsung di berbagai belahan dunia (Prendergast et al., 2019). WaSH

(Water, Sanitation and Hygiene) meliputi:

Wa (Wash) : Penyediaan air bersih

S (Sanitation) : Pengelolaan dan penanganan tinja

H (Hygiene) : Kebiasaan mencuci tangan, penerapan etika batuk dan bersin,

physical distancing serta kebiasaan menggunakan masker

Pengukuran berdasarkan kemampuan responden dalam menjawab dengan

benar 11 pertanyaan yang terdiri dari 9 pertanyaan Favorable serta 2


47

pertanyaan Unfavorable, dengan instrumen tes pelaksanaan praktik WaSH yang

diajukan dan diukur dengan menggunakan skala Likert. Untuk pertanyaan

Favorable dengan skala ini akan diberi bobot 4 untuk jawaban selalu, 3 untuk

sering, 2 untuk kadang-kadang, dan 1 untuk sangat tidak pernah. Untuk

pertanyaan Unfavorable akan diberi bobot 4 untuk jawabantidak pernah, 3

untuk kadang-kadang, 2 untuk sering, dan 1 untuk selalu. Skor pelaksanaan

praktik WaSH akan dikategorikan menurut baik dan kurang.

Nilai jawaban responden : 4, 3, 2, 1

Skor tertinggi = 4 x 11 = 44 (100%)

Skor terendah = 1 x 11 = 11 (25%)

Range = 100 – 25 = 75 (75%)

Maka interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dimana :

I = Interval

R = range/ kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah

K = jumlah kategori ( 2 )

R
I=
K

75
I=
2

I = 37,5 ≈ 38

Batas Atas = Skor tertinggi = 100%


48

Batas Bawah = (BA-I) = (100 - 25) = 75%

Kriteria Objektif:

Kurang : Jika jawaban responden memperoleh skor < 38%

Baik : Jika jawaban responden memperoleh skor > 38%

b. Durasi penggunaan sosial media Instagram dan Youtube

Definisi Operasional

Durasi penggunaan sosial media Instagram dan Youtube terkait waktu

yang digunakan oleh responden untuk mengakses sosial media Instagram dan

Youtube. Durasi penggunaan sosial media dapat dikelompokkan menjadi 2

kategori antara lain, durasi singkat ialah penggunaan sosial media selama < 80

menit/hari serta durasi lama ialah penggunaan sosial media selama > 80

menit/hari. Cara pengukuran dengan menanyakan langsung kepada responden.

Kriteria Objektif

Tidak pernah : Bila responden tidak rutin mengakses informasi terkait

praktik WaSH (Water, Sanitation and hygiene) pada

platform sosial media Instagram dan Youtube

Durasi singkat : Bila responden mengakses informasi terkait praktik

WaSH (Water, Sanitation and hygiene) pada platform

sosial media dan Youtube dengan durasi waktu < 80

menit/hari

Durasi lama : Bila responden mengakses informasi terkait praktik

WaSH (Water, Sanitation and hygiene) pada platform


49

sosial media Instagram dan Youtube dengan durasi waktu

> 80 menit/hari

c. Jenis konten sosial media Instagram dan Youtube

Definisi Operasional

Jenis konten sosial media Instagram dan Youtube terkait bentuk informasi

yang diakses meliputi, visual dan audovisual serta tidak pernah. Media visual

ialah jensi media yang berfokus pada penggunaan indera penglihatan serta

media audio-visual ialah jenis media yang berfokus pada perpaduan antara

media yang berkonsentrasi pada penggunaan audio dengan media yang

berkonsentrasi pada penggunaan visual (Aghni, 2018). Cara pengukuran dengan

menanyakan langsung kepada responden.

Kriteria Objektif

Tidak pernah : Bila responden tidak mengakses informasi terkait praktik

WaSH (Water, Sanitation and hygiene) pada platform

sosial media Instagram dan Youtube dalam jenis konten

apapun

Media visual : Bila responden mengakses informasi terkait praktik WaSH

(Water, Sanitation and hygiene) pada platform sosial

media Instagram dan Youtube yang berfokus pada indera

penglihatan, seperti infografis, pamphlet dan foto naratif.

Media audiovisual : Bila responden mengakses informasi terkait praktik

WaSH (Water, Sanitation and hygiene) pada platform


50

sosial media Instagram dan Youtube yang berfokus pada

indera pendengaran dan penglihatan, seperti video.

d. Persepsi informasi sosial media Instagram dan Youtube

Definisi Operasional

Persepsi informasi sosial media Instagram dan Youtube terkait pandangan

responden berdasarkan informasi yang diakses dari platform sosial media

Instagram dan Youtube terbagi menjadi 2 kategori yakni biasa saja dan tertarik.

Pengukuran berdasarkan kemampuan responden dalam menjawab dengan benar

7 pertanyaan, dengan instrumen tes yang diajukan dan diukur dengan

menggunakan skala Likert. Pertanyaan ini memiliki bobot 5 untuk jawaban

sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 untuk ragu-ragu, 2 untuk tidak setuju dan 1

untuk sangat tidak setuju.

Nilai jawaban responden : 5, 4, 3, 2, 1

Skor tertinggi =5x7 = 35 (100%)

Skor terendah =1x7 = 7 (20%)

Range = 100 – 20 = 80 (80%)

Maka interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dimana :

I = Interval

R = range/ kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah

K = jumlah kategori ( 2 )
51

R
I=
K

80
I=
2

I = 40

Batas Atas = Skor tertinggi = 100%

Batas Bawah = (BA-I) = (100 - 20) = 80%

Kriteria Objektif:

Biasa saja : Jika jawaban responden memperoleh skor < 80%

Tertarik : Jika jawaban responden memperoleh skor > 80%

e. Minat dalam menggunakan sosial media Instagram dan Youtube

Definisi Operasional

Menurut KBBI (2020) Minat berarti keinginan. Minat berarti alasan yang

mendasari keinginan seseorang untuk mengakses informasi dalam hal ini

informasi pelaksanaan praktik WaSH pada platform sosial media Instagram dan

Youtube. Cara pengukuran dengan menanyakan langsung kepada responden.

Pengukuran berdasarkan kemampuan responden dalam menjawab dengan benar

9 pertanyaan yang diajukan dan diukur dengan menggunakan skala Likert.

Pertanyaan ini memiliki bobot 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk setuju, 3

untuk ragu-ragu, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. Skor
52

minat dalam menggunakan sosial media Instagram dan Youtube akan

dikategorikan menurut minat tinggi, minat sedang dan minat rendah.

Nilai jawaban responden : 5, 4, 3, 2, 1

Skor tertinggi =5x9 = 45 (100%)

Skor terendah =1x9 = 9 (20%)

Range = 100 – 20 = 80 (80%),

Maka interval (I) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana :

I = Interval

R = range/ kisaran yaitu nilai tertinggi – nilai terendah

K = jumlah kategori ( 3 )

R
I=
K

80
I=
2

I = 40

Batas Atas = Skor tertinggi = 100%

Batas Bawah = (BA-I) = (100 - 40) = 60%

Kriteria Objektif:

Minat rendah : Jika jawaban responden memperoleh skor < 60%

Minat tinggi : Jika jawaban responden memperoleh skor > 60%


53

3.7 Jenis Data Penelitian

3.7.1 Data Primer


Data primer diperoleh melalui wawancara baik secara langsung secara tatap

muka maupun secara tidak langsung menggunakan google form kepada responden

dengan menggunakan untuk mendapatkan data terkait penyediaan air bersih,

penanganan tinja, kebiasaan mencuci tangan, penerapan etika batuk dan bersin,

physical distancing serta penggunaan masker di masa pandemi Covid-19 pada kaum

milenial di Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.7.2 Data Skunder


Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan berbagai buku, jurnal dan

literatur-literatur yang relevan sebagai bahan kepustakaan. Sedangkan data

pendukung lainnya diperoleh melalui hasil pencatatan dan pelaporan (dokumentasi)

di Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.8 Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data

3.8.1 Pengolahan Data


Data yang diperoleh dari wawancara baik langsung di lapangan dan tidak

langsung melalui google form dengan menggunakan kuesioner yang diolah dengan

menggunakan laptop.

3.8.2 Analisis data


Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Adapun model

analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Univariat
54

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel.

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan variabel

independent dan dependent antara hubungan penggunaan sosial media

Instagram dan Youtube terhadap pelaksanaan praktik WaSH (Water, Sanitation

and Hygiene) selama masa pandemi Covid-19 pada kaum milenial di Provinsi

Sulawesi Tenggara. Dalam analisis ini dilakukan dengan pengujian statistik

yaitu dengan uji chi-square pada taraf kepercayaan 95%. Adapun rumus dari

chi-square yaitu :

X 2 =∑ ¿ ¿ ¿

Keterangan:

X2 : Nilai chi-kuadrat

fe : Frekuensi yang diharapkan :

f0 : Frekuensi yang diperoleh/diamati

Pengambilan keputusan diterima atau ditolak dengan melihat taraf

signifikansi. Pada penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0,05)

dengan kriteria pengujian ditetapkan diterima apabila p≥ 0,05, H0 ditolak

apabila p ≤ 0,05.

a. H0 diterima jika X 2 hitung ≤ X² tabel atau nilai signifikansi (P) > 0,05
55

b. H0 ditolak jika X 2 hitung ≥ X² tabel atau nilai signifikansi (P) < 0,05

Menurut Hastono dan Sutanto (2007) dalam Agustika (2019) terdapat

aturan yang berlaku untuk uji Chi-Square untuk program komputerisasi seperti

SPSS adalah sebagai berikut :

1) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari

5, lebih dari 20 % dari jumlah sel.

2) Jika keterbatasan tersebut terjadi pada saat uji chi square, peneliti harus

menggabungkan kategori-kategori yang berdekatan dalam rangka

memperbesar frekuensi harapan dari sel-sel tersebut (penggabungan ini

dapat dilakukan untuk analisis tabel silang 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 4,

dsb).

3) Andai saja keterbatasan tersebut terjadi pada tabel 2 x 2, maka dianjurkan

menggunakan uji fisher exact.

Tabel 3.1 Analisis Uji Chi Square

Jumlah Tabel Nilai Expected (E) Ρ Value


2X2 Tidak ada nilai E < 5 Contuinity
correction
2X2 Ada nilai E < 5 Fisher’s exact test
> 2 X 2 (3 x 2, 3 x 3, dll Person chi square

3.8.3 Penyajian Data


Data yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi disertai dengan penjelasan.


DAFTAR PUSTAKA

Agustika, Riman. 2019. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (Ispa) Pada Usia 0-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mekar Kota Kendari Tahun 2019. Skripsi. Universitas Halu Oleo. Kendari.

Aghni, Rizqi Illyasa. 2018. Fungsi dan Jenis Media Pembelajaran Dalam
Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 16(1): 98-107
Aprillia, N. 2015. Instagram sebagai ajang eksistensi diri (Studi Fenomenologi
Mengenai Pengguna Instagram Sebagai Ajang Eksistensi Diri Pada Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Fisip Unpas).Skripsi. Universitas Pasundan Bandung.
Bandung
Arifin, M., dan Asfani, K. 2014. Instrumen Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan
Pengembangan. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang
Arifiyanti, N., dan Prasetyo, I. (2018). Personal Hygiene Learning in Preschool
Classroom. Indonesian Journal Of Early Childhood Education Studies 7(2):
118-124 p-ISSN 2252-8415 e-ISSN 2476-9584
Arisanto, Zuing Putra. 2019. Hubungan Sanitasi Perumahan Dengan Keberadaan
Vektor Di Lingkungan Padat Penduduk Wilayah Kecamatan Kendari Kota
Kendari Tahun 2019. Skripsi. Universitas Halu Oleo. Kendari
Auliya, Annisa Asti Nur. 2020. Peran UNICEF Dalam Menyelesaikan Masalah
Sanitasi dan Meningkatkan Ketersediaan Air Bersih di India Melalui Program
Water, Sanitation and Hygiene (WaSH) Pada Tahun 2015-2017. Skripsi.
Universitas Pertamina. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Profil Generasi Milenial Indonesia. Jakarta :
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
__________. 2020. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Per
Kabupaten/Kota. Badan Pusat Statistik
Cascella M, Rajnik M, Cuomo A, Dulebohn SC, D. N. R. 2020. StatPearls. Features,
Evaluation, and Treatment of Coronavirus (COVID-19).
David, E. R., Sondakh, M., dan Harilama, S. 2017. Pengaruh Konten Vlog Dalam
Youtube Terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sam Ratulangi. E-Journal Acta Diurna
Komunikasi 6(1): 1-18.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta :

56
Dirjen PPL dan PM
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 2020. Info Covid-19 Sulawesi
Tenggara. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI.
2020. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Gasal 2020/2021 di
Perguruan Tinggi (Edisi Juli). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Febrya, Delvinda Trie. 2019. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Tentang HIV/AIDS
Melalui Media Instagram dan Whatsapp Pada Siswa SMKN 2 Padang Tahun
2019. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
Fikri, Muhammad Syihabbudin Al. 2019. Peran Youtube Sebagai Media Belajar
Editing Video (Studi Kasus Videographer di Surabaya). Skripsi. Universitas 17
Agustus 1945. Surabaya.
Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. 2020. Pedoman Penanganan Cepat
Medis dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di Indonesia. Gugus tugas
percepatan penanganan Covid-19.
_______ .2020. Data Sebaran Covid-19. Gugus tugas percepatan penanganan Covid-
19.
Hidayatullah, S., Waris, A., Devianti, R. C., Sari, S. R., Wibowo, I. A., & PW, P. M.
2018. Perilaku Generasi Milenial dalam Menggunakan Aplikasi Go-Food.
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan 6(2): 240-249.
Ishatono dan Santoso.T.,R. 2016. Sustainable Development Goals (SDGs) Dan
Pengentasan Kemiskinan. Social Work Journal 6(2): 154-272 p-ISSN: 2339-
0042 e-ISSN: 2528-1577
Karim, A. 2020. Peningkatan Ekonomi Pedesaan dalam Menunjang Pergerakan
Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan di Masa Pandemic Global. Universitas
Negeri Makassar. Makassar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2020. Panduan Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI).
____________. 2020. Aturan Pemakaian Masker Kain Yang Benar. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2020. Surat
Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor:SE.2/PSLB3/PLB.3//3/2020 Terkait pengelolaan limbah infeksius
(Limbah B3) dan sampah rumah tangga dari penanganan Corona Virus Disease
(Covid-19),. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

57
Indonesia.
Kusumawardhana, I., dan Annisa, A.N.A 2020. UNICEF and the WASH: Analisis
Terhadap Peran UNICEF Dalam Mengatasi Masalah Ketersediaan Air Bersih di
India. Frequency of International Relations (FETRIAN) 1(2): 341-378.
Nasrullah, Rulli. 2016. Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya dan
sosioteknologi). Bandung : Dirjen PPL dan PM
Pratiwi, A. D. 2020. Gambaran Penggunaan Masker di Masa Pandemi Covid-19 Pada
Masyarakat di Kabupaten Muna. Prosiding Seminar Nasional (Problematika
Sosial Pandemi Covid-19 : Membangun Optimisme Di Tengah Pandemi Covid-
19) (ISBN : 978-602-5722-33-2), P: 52–57.
Prendergast, A.J., Gharpure, R., Mor, S., Viney, M., Dube, K., Lello, J., Berger, C.,
Siwila,J., Joyeux, M., Hodobo, T., Hurt, L., Brown, T., Hoto, P., Tavengwa, N.,
Mutasa, K.,Craddock, S., Chasekwa, B., Robertson, R.C., Evans, C.,
Chidhanguro, D., Mutasa, B.,Majo, F., Smith, L.E., Hirai, M., Ntozini, R.,
Humphrey, J.H., Berendes, D. 2019. Putting the“A”into WaSH: a call for
integrated management of water, animals, sa-nitation, and hygiene. The Lancet
Planetary Health. 3(8), e-ISSN: 336–e337.
Purwanto, E. W. 2020. Pembangunan Akses Air Bersih Pasca Krisis Covid-19
Pembangunan Akses Air Bersih Pasca Krisis Covid-19. The Indonesian Journal
of Development Planning 4(2): 2017-214.
Rahayu, E., dan Uswatun, H. 2020. Sosial Media Dan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Mahasiswa Memilih STMIK Royal. Journal of Science and Social
Research 3(1): 33-40 p-ISSN: 2615-4307 e-ISSN: 2615-3262.
Ramadhan, H.W., dan Sri, R.G. 2017. Hubungan Media Sosial Dengan Persepsi
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Menurut Wilayah Perkotaan dan
Pedesaan di Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia p: 1-13
Riyanti, Y. A. V. 2016. Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media terhadap
Perilaku Belajar Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Kelas XI Jasa Boga di
SMK N 3 Klaten. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sabilu, Y., Asnia, Z., Lisnawaty., Arum, D. P., Fifi, N. G. 2020. Peningkatan
Kesadaran Terhadap Pencegahan Covid-19 Melalui Upaya Tracking dan
Promosi Kesehatan Berbasis Daring di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Anoa, 1(3): 200-212
Saputra, A. 2019. Survei Penggunaan Media Sosial Di Kalangan Mahasiswa Kota
Padang Menggunakan Teori Uses and Gratifications. Baca: Jurnal Dokumentasi
Dan Informasi 40(2): 207-216 p-ISSN: 0125-9008 e-ISSN: 2301-8593.

58
Sari, D. F. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video Tentang
Personal Hygiene Terhadap Tingkat Kemandirian Pada Anak Retardasi Mental
Di Sekolah Luar Biasa Siwi Mulia Kota Madiun. Skripsi. (Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun. Madiun.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan keempat. Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press.
Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara. 2020. Update Data Perkembangan Covid-19
Provinsi Sulawesi Tenggara. Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara.
Setiadi, A. 2016. Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas Komunikasi.
Cakrawala- Jurnal humaniora. 16(2)
Siregar, S. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif . Cetakan Kelima.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sundari, C. 2019. Revolusi Industri 4.0 Merupakan Peluang Dan Tantangan Bisnis
Bagi Generasi Milenial Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Dan Call For
Papers p:555–563.
Tambunan, Y. P. 2019. Hubungan Pengguna Media Sosial Pada Perilaku
Menyimpang Remaja di Kota Palembang Studi di SMA Negeri 1 Palembang.
Skripsi. Universitas Sriwijaya Palembang. Palembang.
Tosepu, R., Devi, S. E., Laode, A.I.A. 2020. The First Confirmed Cases Of Covid-19
In Indonesian Citizens. Public Helath of Indonesia 6(2): 70-71, ISSN: 2477-
1570.
United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF). 2020. Cleaning
and hygiene tips to help keep the COVID-19 virus out of your home. UNICEF.
Https://www.unicef.org/indonesia/coronavirus/cleaning-and-hygiene-tipsduring-
covid-19. 20 Agustus 2020 (09:00)
_______. 2020. Fakta penting tentang cuci tangan pakai sabun untuk melindungi
anda dari Coronavirus (Covid-19). UNICEF.
Https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/cuci-tangan. 20 Agustus 2020
(04:30)
_______. 2020. Panduan Praktis Untuk Pelaku Bisnis Dalam Mendukung Air,
Sanitasi dan Kebersihan. UNICEF.
Https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/panduan-praktisuntukpelakubisnis-
dalam-mendukung-air-sanitasi-dan-kebersihan. 20 Agustus 2020 (07:30)
We Are Social & Hootsuite. (2020). Digital 2020 :Global Digital Overview.
WHO dan UNICEF. 2020. Air, Sanitasi, Higiene, dan Pengelolaan Limbah yang
Tepat Dalam Penanganan Wabah COVID-19. World Health Organization,

59
UNICEF.
Wifalin, M. 2016. Efektivitas Instagram Common Grounds. Jurnal E-Komunikasi
4(1): 1-9.
World Health Organization. 2020. Anjuran mengenai penggunaan masker dalam
konteks COVID-19. World Health Organization.
Https://www.who.int/docs/defaultsource/searo/indonesia/covid19/anjuranmenge
naipenggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19-june20. 20 Juli 2020 (09:30)
________. 2020. Corona Virus. World Health Organization.
Https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019. 20 Juli
2020 (10:00)
________. 2020. Q & A Coronaviruses (Covid-19). World Health Organization.
Https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/question-
and-answers-hub. 15 Juli 2020 (8:00)
________. 2020. WHO Coronavirus Disease (Covid-19) Dashboard. World Health
Organization. Https://covid19.who.int/. 6 Oktober 2020 (10:00)
Xiao, F., Jing, S., Yonghao, X., Fang, L., Xiaofang, Huang., Heying, Li., Jingxian, Z.,
Jicheng, H., Jincun, Z. 2020. Infectious SARS-CoV-2 in Feces of Patient with
Severe Covid-19. Emerging Infectious Diseases 26(8): 1920-1922
Yasanti, N. K. T. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Praktik Kebersihan
Menstruasi Siswi SD Dengan Pemanfaatan Sarana WASH (Water, Sanitation
and Hygiene) Di Dua SD Full Day School Kota Malang. Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang
Yuzar, D. N. 2020. Penyakit Menular dan Wabah Penyakit Covid-19.
Https://osf.io/5bqvw/. 5 September 2020 (10:30)

60
LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent

INFORMED CONSENT

Kepada Yth. Reponden

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Saya Sitti Zahra Auli Nazar mahasiswi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu

Oleo Kendari, saat ini sedang melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan

Penggunaan Sosial Media Instagram dan Youtube Oleh Kaum Milenial Terhadap

Pelaksanaan Praktik WaSH (Water, Sanitation and Hygiene) Selama Masa Pandemi

Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2020”.

Penelitian ini merupakan bagian dari tugas akhir untuk mencapai derajat

sarjana kesehatan masyarakat. Saya sangat mengharapkan partisipasi Saudara(i)

untuk menjadi responden saya dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Jawaban

Saudara (i) akan dirahasiakan, dan tidak akan disalahgunakan untuk keperluan

apapun. Atas partisipasi dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Pernyataan :

Saya menyatakan bahwa saya secara sukarela bersedia untuk menjadi responden

dalam penelitian ini

Kendari, Oktober 2020

Peneliti

Sitti Zahra Aulia Nazar


Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA INSTAGRAM DAN YOUTUBE


OLEH KAUM MILENIAL TERHADAP PELAKSANAAN PRAKTIK WASH
(WATER, SANITATION AND HYGIENE) SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2020

No. Responden....................................(diisi oleh peneliti)


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan terakhir :

Alamat sesuai KTP :

Keterangan Kuesioner :
Untuk mempermudah pemahaman responden dalam mengisi kuesioner, maka
peneliti memilih untuk mengganti istilah “WaSH (Water, Sanitation and Hygiene)
menjadi “3 M (Mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak) pada
kuesioner. Adapun Informasi terkait 3M pada platform sosial media Instagram dan
Youtube bisa diperoleh dari akun unofficial pemerintah dengan catatan
mencantumkan rekomendasi sumber pemerintah.
1. Identifikasi Umum
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda check list ( ✓ ) pada jawaban yang
dianggap benar
No. Kriteria STS TS RR S SS
A001 Saya menggunakan sosial media
untuk mendapatkan berbagai
informasi baru
A002 Saya menggunakan jejaring sosial
Instagram
A003 Saya menggunakan jejaring sosial
Youtube
A004 Saya sering mengakses informasi
terkait Covid-19 untuk menambah
pengetahuan agar mengetahui
update informasi
A005 Saya mengakses mengakses
informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan) untuk mengetahui
cara pencegahan dari
virus corona Sars CoV-2
Jika ya, kapan terakhir kali anda mengakses informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan) pada platform sosial media
Instagram dan Youtube?
a. < 1 Bulan terakhir
b. 1-2 Bulan terakhir
c. > 3 Bulan terakhir
2. Pelaksanaan Praktik 3M (Memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci
tangan)
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda check list ( ✓ ) pada jawaban yang
dianggap benar
No. Kriteria Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
B001 Saya mencuci tangan menggunakan
sabun dengan air bersih yang mengalir
B002 Saya mencuci tangan setelah BAB
(Buang Air Besar)
B003 Saya menggunakan sabun ketika
mencuci tangan setelah BAB
(Buang Air Besar)
B004 Ketika berada di rumah, saya tidak
perlu mencuci tangan dikarenakan
virus corona SARS CoV-2 tidak
dapat masuk ke dalam rumah
B005 Saya berusaha rutin mencuci tangan
di tempat umum

B006 Jika tidak menemukan sarana cuci


tangan di tempat umum, saya memilih
untuk rutin menggunakan
Handsanitizier
B007 Saya mencuci tangan
menggunakan sabun secara teratur
selama 15-20 detik
B008 Jika tidak memiliki tisu di tangan, saya
akan batuk dan bersin ke
telapak tangan

B009 Saya menggunakan masker saat


berada di luar rumah
B010 Ketika berada di luar rumah, saya
menjaga jarak dengan orang yang
terlihat sakit dengan gejala flu maupun
suhu tubuh tinggi
B011 Saya berusaha selalu menjaga jarak
sosial (membatasi kontak yang tidak
perlu dengan orang-orang) + 1, 5 meter
untuk menghindari Covid-19
3. Penggunaan sosial media

C001. Durasi waktu 1) Tidak pernah


Durasi waktu yang diperlukan untuk 2) Durasi singkat
mengakses informasi terkait 3M (> 80 menit/hari)
(Memakai masker, menjaga jarak 3) Durasi lama
aman, mencuci tangan) pada (> 80 menit/hari)
platform sosial media Instagram dan
Youtube

C002. Jenis konten 1) Tidak pernah


Jenis konten yang paling sering 2) Visual
diakses untuk mendapatkan (Infografis, pamflet, foto
informasi terkait 3M (Memakai naratif)
masker, menjaga jarak aman, 3) Audovisual
mencuci tangan) pada platform (Video)
sosial media Instagram dan Youtube

a. Persepsi penggunaan sosial media


Persepsi responden terhadap informasi terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci tangan) yang tersedia pada platform sosial
media Instagram dan Youtube
Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju


TS = Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

No. Kriteria STS TS RR S SS


C004 Ketika saya menemukan
konten terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan), saya akan
menyimak dan memahami
dengan baik

C005 Saya menekan tombol like


pada konten terkait 3M
(Memakai masker, menjaga
jarak aman, mencuci tangan)
yang ditemukan pada platform
media sosial Instagram dan
Youtube
C006 Saya memfollow akun sosial
media yang aktif memposting
informasi terkait 3M
(Memakai masker, menjaga
jarak aman, mencuci tangan)
pada platform media sosial
Instagram
C007 Saya mengsubscribe akun
sosial media Youtube yang
aktif memposting informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan)
C008 Saya sangat mendukung terkait
partisipasi masyarakat untuk
mengupload konten terkait 3M
(Memakai masker, menjaga
jarak aman, mencuci tangan)
guna edukasi pencegahan
Covid-19 sesuai kreativitas
mereka sendiri
C009 Ketika mendapatkan informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) pada platform sosial
media Instagram dan Youtube,
saya akan merepost ataupun
menyimpan informasi tersebut
ke akun sosial pribadi saya
C010 Saya turut memposting konten
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) pada akun sosial media
Instagram maupun Youtube
pribadi
b. Minat penggunaan sosial media
Isilah pertanyaan dibawah ini dengan tanda check list ( ✓ ) pada jawaban yang
dianggap benar
Keterangan :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
RR = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

No. Kriteria STS TS RR S SS


C011 Saya mengakses informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) pada platform sosial
media Instagram dan Youtube,
karena dorongan diri sendiri

C012 Saya mudah mengingat


informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan) pada platform
sosial media Youtube, lalu
mengaplikasikannya di
keseharian
C013 Saya sangat khawatir dengan
penambahan kasus Covid-19
per hari, oleh karena itu saya
rutin mengakses informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) pada platform sosial
media Youtube
C014 Saya tidak bisa sehari tanpa
informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan) pada platform
sosial media Instagram
danYoutube
C015 Saya berharap menemukan
informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan) pada platform
sosial media Instagram dan
Youtube yang menambah
ilmu dan kesiapsiagaan
C016 Alasan saya mengakses informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) pada platform sosial
media Instagram dan Youtube
sebagai salah satu upaya
pencegahan dalam menghadapi
Covid-19
C017 Informasi terkait 3M (Memakai
masker, menjaga jarak aman,
mencuci tangan) pada platform
sosial media Instagram dan
Youtube yang bersumber dari
akun resmi pemerintah
menambah minat saya untuk
mengakses informasi tersebut

C018 Saya mengakses informasi terkait


3M (Memakai masker, menjaga
jarak aman, mencuci tangan) pada
platform sosial media Instagram
dan Youtube, hanya pada saat
kasus Covid-19 mengalami
lonjakan drastis
C019 Saya senang berdiskusi dengan
kerabat mengenai informasi
terkait 3M (Memakai masker,
menjaga jarak aman, mencuci
tangan) yang saya dapatkan,
ketika mengakses platform sosial
media dan Youtube
Lampiran 3. Uji Validitas

a. Identifikasi Umum

Correlations

A001 A002 A003 A004 A005 Total

A001 Pearson Correlation 1 .334 .485** .291 .115 .606**

Sig. (2-tailed) .054 .004 .095 .516 .000

N 34 34 34 34 34 34

A002 Pearson Correlation .334 1 .828** .121 .007 .659**

Sig. (2-tailed) .054 .000 .496 .969 .000

N 34 34 34 34 34 34

A003 Pearson Correlation .485** .828** 1 .352* .180 .821**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .041 .307 .000

N 34 34 34 34 34 34

A004 Pearson Correlation .291 .121 .352* 1 .645** .716**

Sig. (2-tailed) .095 .496 .041 .000 .000

N 34 34 34 34 34 34

A005 Pearson Correlation .115 .007 .180 .645** 1 .613**

Sig. (2-tailed) .516 .969 .307 .000 .000

N 34 34 34 34 34 34

Total Pearson Correlation .606** .659** .821** .716** .613** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


b. Praktik WaSH

Correlations

B00
1 B002 B003 B004 B005 B006 B007 B008 B009 B010 B011 Jumlah

B00 Pearson
1 .587** .483** .260 .564** .140 .617** .040 .671** .193 .350* .720**
1 Correlation

Sig. (2-
.000 .004 .137 .001 .431 .000 .821 .000 .274 .042 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B00 Pearson .
2 Correlation 587* 1 .681** .479** .705** .145 .588** .132 .595** .118 .220 .755**
*

Sig. (2-
.000 .000 .004 .000 .412 .000 .456 .000 .506 .211 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B00 Pearson .
3 Correlation 483* .681** 1 .399* .564** .144 .578** .294 .695** .211 .478** .801**
*

Sig. (2-
.004 .000 .019 .001 .415 .000 .092 .000 .230 .004 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B00 Pearson
.260 .479** .399* 1 .468** .089 .296 .801** .363* -.048 .029 .598**
4 Correlation

Sig. (2-
.137 .004 .019 .005 .618 .089 .000 .035 .789 .870 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Correlation

B00 B00 B00 B01 Jumla


B001 B002 B003 B004 5 6 B007 8 B009 0 B011 h

B005 Pearson
.564** .705** .564** .468** 1 .239 .530** .212 .602** .184 .247 .770**
Correlation

Sig. (2-
.001 .000 .001 .005 .174 .001 .229 .000 .298 .159 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B006 Pearson
.140 .145 .144 .089 .239 1 .337 .044 .244 .134 .071 .374*
Correlation

Sig. (2-
.431 .412 .415 .618 .174 .052 .806 .164 .448 .689 .030
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B007 Pearson .
** ** **
Correlation .617 .588 .578 .296 530* .337 1 .096 .720** .300 .347* .796**
*

Sig. (2-
.000 .000 .000 .089 .001 .052 .590 .000 .084 .044 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B008 Pearson -.01


.040 .132 .294 .801** .212 .044 .096 1 .204 -.084 .394*
Correlation 1

Sig. (2-
.821 .456 .092 .000 .229 .806 .590 .247 .949 .635 .021
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Correlation
B00 B00 B00
B001 B002 B003 B004 B005 6 B007 8 9 B010 B011 Jumlah

B009 Pearson
.671** .595** .695** .363* .602** .244 .720** .204 1 -.082 .335 .777**
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .035 .000 .164 .000 .247 .646 .053 .000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B010 Pearson -.01 -.08


.193 .118 .211 -.048 .184 .134 .300 1 .289 .351*
Correlation 1 2

Sig. (2-tailed) .274 .506 .230 .789 .298 .448 .084 .949 .646 .097 .042

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

B011 Pearson -.08


.350* .220 .478** .029 .247 .071 .347* .335 .289 1 .501**
Correlation 4

Sig. (2-tailed) .042 .211 .004 .870 .159 .689 .044 .635 .053 .097 .003

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
c. Penggunaan Sosial Media

Correlation

C01 C03 C04 C05 C06 C07 C008 C009 C010 C011 C012 Jumlah

C01 Pearson
1 .005 .160 -.133 .138 .200 .188 .357* .262 -.087 .399* .384*
Correlation

Sig. (2-
.980 .365 .454 .437 .256 .287 .038 .134 .625 .020 .025
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C03 Pearson .
Correlation .005 1 .280 .405 468* .380* .441**
*
.224 .316 .308 .204 .578**
*

Sig. (2-
.980 .108 .018 .005 .027 .009 .204 .069 .076 .246 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C04 Pearson .
Correlation .160 .280 1 .434 493*
*
.202 .290 .420* .363* .043 .297 .582**
*

Sig. (2- .365 .108 .010 .003 .251 .096 .013 .035 .807 .088 .000
tailed)
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C05 Pearson .
-.13 * *
Correlation .405 .434 1 657* .429* .509** .473** .433* -.027 .153 .629**
3 *

Sig. (2-
.454 .018 .010 .000 .011 .002 .005 .010 .879 .388 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Correlation
C01 C01
C01 C03 C04 C05 C06 C07 C008 C009 0 1 C012 Jumlah

C06 Pearson .
** ** **
Correlation .138 .468 .493 .657 1 555* .472** .633** .312 .037 .343* .777**
*

Sig. (2-
.437 .005 .003 .000 .001 .005 .000 .072 .834 .047 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C07 Pearson .
.
*
Correlation .200 .380 .202 .429 555* *
1 .413* .402* .054 .371* .673**
358*
*

Sig. (2-
.256 .027 .251 .011 .001 .015 .019 .037 .760 .031 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C00 Pearson .
. .
**
8 Correlation .188 .441 .290 .509 472* **
1 .493** .150 .580** .705**
*
413 349*
*

Sig. (2-
.287 .009 .096 .002 .005 .015 .003 .043 .397 .000 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C00 Pearson . .
. -.06
* * ** * **
9 Correlation .357 .224 .420 .473 633 .493 1 442* .321 .705**
*
402 8
* *

Sig. (2-
.038 .204 .013 .005 .000 .019 .003 .009 .703 .064 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Correlation
C01 C01 Jumla
C01 C03 C04 C05 C06 C07 C008 C009 0 C011 2 h

C01 Pearson .
.262 .316 .363* .433* .312 .358* .349* .442** 1 .051 .620**
0 Correlation 361*

Sig. (2-
.134 .069 .035 .010 .072 .037 .043 .009 .775 .036 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C01 Pearson -.08 .


.308 .043 -.027 .037 .054 .150 -.068 .051 1 .316
1 Correlation 7 360*

Sig. (2-
.625 .076 .807 .879 .834 .760 .397 .703 .775 .037 .069
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

C01 Pearson .
.399* .204 .297 .153 .343* .371* .580** .321 .360* 1 .667**
2 Correlation 361*

Sig. (2-
.020 .246 .088 .388 .047 .031 .000 .064 .036 .037 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Jum Pearson . .
* ** ** ** ** ** ** ** *
lah Correlation .384 .578 .582 .629 .777 .673 .705 .705 620 .316 667* 1
* *

Sig. (2-
.025 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .069 .000
tailed)

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

*. Correlation is significant at the **. Correlation is significant at the 0.01


0.05 level (2-tailed). level (2-tailed).
Lampiran 4. Uji Reliabilitas

a. Identifikasi Umum

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.707 5

b. Praktik WaSH

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.835 11

c. Penggunaan sosial media

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.803 11

Anda mungkin juga menyukai