Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDITING

PENGAUDITAN DAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah auditing
Dosen pengampu :
Dr. Suyatmini, S.E., M.Si

Disusun Oleh :
1. Aulia Ulfina (A210150193)

PRODI PENDIDIKAN AKUNTASI


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN GURU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan nikmat
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis diberikan kemudahan kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik “ Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Auditing.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
auditing yang telah banyak membantu Menyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Surakarta, 28 oktober 2020

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………....………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Auditing……………………………………………………………………….4
2.2 Tipe/Klasifikasi Audit…………………………………………………………………….5
2.3 Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanaan Audit………………………………………………6
2.4 Tipe Auditor………………………………………………………………………………7
2.5 Profesi Akuntansi Publik………………………………………………………………….8
BAB III
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi


akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak
terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (
Mulyadi dan puradiredja, 1998 : 3 ). Profesi akuntan public bertanggung jawab untuk
menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakt
memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan public maka auditor dalam
melaksanakan tugas auditing harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan. Standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor
dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan
audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan keuangan yang diauditnya
secara keseluruhan.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari uraian diatas adalah “ apakah Auditing itu dan
bagaimanakan profesi akuntan public pada suatu perusahaan ?

1.3 tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah auditing itu dan bagaimanakah profesi
akuntan public pada suatu perusahaan.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Auditing


ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts ) mendefinisikan auditing sebagai
suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi  untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan
menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.

Dari definisi diatas mengandung 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan  audit,
yaitu:

1. Proses yang sistematis, auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat
logis, terstruktur dan terorganisir.
2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif, proses sistematis yang
dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun bukti-bukti yang dibuat
individu maupun entitas. ..………………………………………...
3. Pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi, suatu rangkaian pernyataan
secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. Proses
akuntansi merupakan proses pengindentifikasian, pengukuran dan penyampaian
informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.
……………………………………………………………………
4. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence), menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai
tidak dengan kriteria yang telah ditetapkan.
5. Kriteria yang ditentukan, merupakan standar pengukur untuk mepertimbangkan
(judgement) pernyataan yang dapat berupa :
a. Peraturan yang ditetapkan legislative
b. Ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen
c. Prinsip akuntansi yang lazim ( PAI )
6. Menyampaikan hasil-hasilnya, dihasilkan melalui laporan tertulis yang mengidikasikan
tingkat kesesuaian antara asersi-sersi kriteria yang telah ditentukan. Penyampaian hasil
pemeriksaan akuntan sering disebut dengan pengesahan ( attestation ). Penyampaian hasil
ini umumnya dilakukan dalam bentuk laporan pemeriksaan akuntan / audit report.
7. Para pemakai yang berkepentingan, pengambil keputusan yang menggunakan dan
mengandalkan temuan-temuan yang menginformasikan melalui laporan audit dan laporan
lainya. Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan pemeriksaan akuntan adalah :
investor dan calon investor, kreditur dan calon kreditur, manajemen, pemerintah,
organisasi buruh.

Bentuk model auditing berdasar definisi diatas:

Kriteria yang ditetapkan


Pernyataan ( assertions ) ( established criteria)

Ukuran tingkat
kesesuaian
( degree of
correspondence

Penyampaian hasil
( communicate the results

Menurut definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 3
elemen fundamental dalam auditing, yaitu:
1.   Seorang auditor harus independen
2.   Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence)
3.   Hasil pekerjaan auditor ialah laporan (report)
2.2 Tipe/Kliasifikasi Audit

Klasifikasi berdasar tujuan audit

Menurut Kell dan Boynton audit terbagi ke dalam tiga kategori berdasar tujuan dilaksanakannya
audit:
1.     Audit laporan keuangan (financial statement audit)
2.     Audit kepatuhan (compliance audit)
3.     Audit operasional (operational audit)

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)


Pemeriksaan laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang
disajikan klien atas dasar prinsip akuntansi yang berlaku. Pemeriksaan ini dilakukan oleh
akuntan public ( external auditor).
Ukuran kesesuaian yang digunakan disini adalah kewajaran ( fairness ), misalnya kewajaran
laporan keuangan yang diukur atas dasar Prinsip Akuntansi Indonesia.
2. Audit kepatuhan (compliance audit)
Pemeriksaan kepatuhan meliputi pemeriksaan atas aktivitas keuangan atau aktivitas operasi
tertentu dengan tujuan untuk menentukan kesesuaian dengan kondisi atau aturan tertentu.
Kriteria dalam pemeriksaan ini biasanya datang dari penguasa, misalnya pemerintah.
Ukuran kesesuaian disini adalah ketepatan ( correctness ) . Misalnya ketepatan SPT tahunan
dengan undang – undang pajak penghasilan.
3.     Audit operasional (operational audit)
Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan sistematis atas aktivitas operasional organisasi
dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan ini adalah :
- Menilai prestasi
- Mengindentifikasi kesempatan untuk perbaikan
- Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan tindakan lebih lanjut.
Pemeriksaan operasional dapat dilakukan manajemen maupun pihak ketiga.
Ukuran kesesuaian disini adalah kedekatan ( closeness ) misalnya kedekatan antara realisasi
dengan standar.
Ketiga jenis auditing tersebut jika dinyatakan dalam model akan tampak seperti gambar berikut :

Laporan keuangan Prinsip Akuntansi Indonesia


( assertions ) ( established criteria )

WAJAR ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil
( communicate the results

Model pemeriksaan Laporan Keuangan

UU Pajak Penghasilan
SPT - Tahunan ( assertions ) ( established criteria )

BENAR ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil
( communicate the results
Model pemeriksaan Kepatuhan

Standar Produk tertentu


Hasil Produksi ( assertions ) ( established criteria )

DEKAT ?
( degree of
correspondence )

Penyampaian hasil
( communicate the results

Model pemeriksaan Operasional

2.3 Klasifikasi Berdasarkan Pelaksanaan Audit


Bila dilihat dari sisi untuk siapa audit dilaksanakan, auditing dapat juga diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu:

1.    Auditing Eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa untuk memenuhi
kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang diaudit. Auditornya adalah pihak luar
perusahaan yang independen, yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk
melaksanakan tugas tersebut. Para pemeriksa pada umumnya dibayar oleh manajemen organisasi
yang diperiksa.

2.   Auditing Internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas
organisasi yang menghasilkan informasi untuk manajemen organisasi itu sendiri. Auditornya
disebut auditor internal yang merupakan karyawan organisasi tersebut dan digaji oleh organisasi
tersebut, fungsinya membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan
perusahaan.

3.    Auditing Sektor Publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan
jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang mencakup
audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional. Auditornya adalah auditor
pemerintah dan dibayar oleh pemerintah. Pemeriksaan dapat mencakup pemeriksaan laporan,
pemeriksaan kepatuhan dan pemeriksaan operasional.

Klasifikasi Atas Dasar Audit Operasional


Menurut Ricchiute, tipe audit selain financial statement audit meliputi:
1.     Operational Audits, yaitu suatu audit yang dirancang untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari
prosedur-prosedur operasi manajemen. Pelaksananya adalah auditor internal.

2.    Financial dan Complience Audits, yaitu audit yang menyerupai financial statement audit yang
dilakukan oleh sektor publik seperti lembaga pemerintah, atau dapat pula oleh sektor audit
eksternal.

3.    Economy dan Efficiency Audits, yaitu audit yang dirancang untuk menentukan apakah organ-
organ pemerintah telah mengelola sumber ekonomi secara ekonomis dan efisien dan kepatuhan
organ tersebut terhadap peraturan yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi. Pelaksana
audit ini ialah sektor pemerintah.

4.  Program Result Audits, yaitu audit yang dilakukan untuk pemerintah, pelaksananya sektor publik
atau sektor eksternal yang dirancang untuk menentukan apakah suatu entitas telah mencapai hasil
yang diinginkan lembaga legislatif dan apakah entitas tersebut telah mempertimbangkan
alternatif yang tersedia dengan hasil yang sama namun dengan biaya yang lebih rendah.

Selain berbagai audit diatas, beberapa audit jenis baru muncul akhir-akhir ini, misalnya social
auditing, environmental auditing, dan audit forensik.
2.4 Tipe Auditor

1.    Auditor Internal merupakan karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit dengan
tujuan untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif yang
terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit kepatuhan. Para auditor internal
kebanyakan adalah pemegang sertifikat CIA (Certified Internal Auditors) yang beberapa
diantaranya bersertifikat CPA.

2.   Auditor Pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya
adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang bekerja di BPKP/BPK.
Disamping itu, ada auditor pemerintah yang bekerja di Direktorat Jendral Pajak yang tugasnya
memeriksa pertanggungjawaban keuangan para wajib pajak baik perseorangan maupun yang
berbentuk organisasi kepada pemerintah.

3.    Auditor Independen (Akuntan Publik) adalah para praktisi individual atau anggota kantor
akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional  kepada klien. Disamping itu, auditor
juga menjual jasa konsultasi pajak, konsultasi manajemen, penyusunan sistem akuntansi,
penyusunan laporan keuangan, serta jasa-jasa lainnya.

Disamping ketiga jenis auditor tersebut, sering dikenal juga istilah akuntan pendidik. Akuntan
pendidik ialah ahli-ahli akuntansi yang menjadi pengajar akuntansi terutama disuatu fakultas
ekonomi jurusan akuntansi.

Di USA, untuk menjadi akuntan publik harus mengantongi sertifikat yang disebut Certified
Public Accountant (CPA). Sertifikat ini dikeluarkan oleh AICPA dan ujiannya dilaksanakan tiga
kali setahun. Ujian CPA mencakup:

a.      Praktek Akuntansi (Accounting Practice)


b.     Pemeriksaan Audit
c.      Teori Akuntansi (Accounting Theory)
d.     Hukum Dagang (Business Law)

2.5 Profesi Akuntansi Publik


Profesi berasal  dari kata latin profess yang berarti pengakuan atau pernyataan di muka
umum.Menurut Buchori dalam Harefa (1999) konsep profesi mengandung dua dimensi
pengertian. Dimensi pertama berkaitan dengan sifat kegiatan, di dalam dimensi ini dapat
dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan mencari nafkah (occupation) dan kegiatan untuk
kesenangan semata-mata (hobi atau kegemaran). Dimensi kedua berkaitan dengan tingkat
kemahiran, yang dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan tingkat
kemahiran yang sangat tinggi, kemahiran sedang, dan kemahiran rendah atau tidak memiliki
kemahiran sama sekali.

Dalam menjalankan profesinya, salah satu jasa yang diberikan oleh public adalah memberikan
jasa pemeriksaan laporan keuangan agar dapat dipergunakan oleh pihak – pihak yang
berkepentingan. Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada
tiga hal yakni : norma pemeriksaan akuntan, prinsip akuntansi Indonesia, kode etik profesi.
Norma pemeriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntan. Prinsip akuntansi
Indonesia merupakan kriteria penilaian terhadap laporan keuangan yang diperiksa. Kode etik
harus pula dijunjung tinggi oleh kauntan agar jasanya dapat dipertanggung jawabkan dan
dipercaya oleh masyarakat. Berikut ini dikemukakan sekilas tentang kode etik tersebut.

Kode etik akuntan yang berlaku di Indonesia mengatur etika yang harus dipatuhi oleh akuntan
yang berpraktek di indonesoa baik akuntan public maupun tipe akuntan yang lain.
Kode etik akuntan Indonesia terdiri dari 3 bagian :
1. Kode etik akuntan secara umum
Mengatur hal – hal sebagai berikut :
- Kepribadian
- Kecakapan professional
- Tanggung jawab
- Pelaksanaan kode etik
- Pelaksanaan kode etik dan penyempurnaannya

2. Kode etik khusus untuk akuntan public


- Kepribadian
- Kecakapan professional
- Tanggung jawab kepada klien
- Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
- Tanggung jawab lainnya.

3. Penutup
Hanya berisi satu pasal yaitu mengatur tanggal berlakunya kode etik akuntan Indonesia.
1. Kepribadian
Kepribadian akuntan disini diartikan sebagai kepribadian yang independen dan obyektif.
Independen diartikan sebagai sikap yang bebas dan tidak tergantung kepada pihak lain.
Sedangkan sikap yang obyektif diartikan sebagai sikap yang tidak memihak dalam
mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.

Indenpendensi akuntan public mempunyai tiga aspek yaitu :


1. Independen dalam diri akuntan yang berupa kejujuran dalam melakukan pemeriksaan
fakta yang ditemukan. Sikap ini disebut independence in fact
2. Independen dalam penampilan atau independence in appearance. Independence ini
dipandang dari sudut pandang pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkutan dengan diri akuntan.
3. Independence dipandang dari sudut keahlian
Misalnya akuntan yang tidak mengetahui tentang computer jika memeriksa laporan
keuangan yang diolah dengan computer dikatakan tidak independence. Hal ini
disebabkan akuntan tidak mempertimbangkan dengan obyektif informasi keuangan
yang dihasilkan computer.
Independence merupakan hal yang unik dalam profesi akuntan, karena akuntan dituntut
independence dari pengaruh klien sedangkan dilain sisi akuntan dituntut memenuhi keinginan
klien karena klienlah yang membayar honorarioum.
2. Kecakapan professional
Hal – hal yang diatur pada bagian ini adalah :
a. Kewajiban akuntan public untuk menjelaskan kepada staf dan ahli yang bekerja
padanya tentang keterikatannya dengan kode etik akuntan Indonesia
b. Akuntan public tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia atau kantornya mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan kompetensi professional
c. Melarang akuntan public mengaitkan namanya dengan prediksi untuk mencegah
timbulnya kesan bahwa ia menjamin terwujudnya prediksi.

3. Tanggung jawab akuntan public terhadap kliennya


Disini mengatur tentang dua hal yaitu :
a. Mengatur mengenai penjagaan kerahasiaan informasi yang diperoleh akuntan selama
penugasan professional. Informasi yang diperoleh tidak boleh diungkapkan kepada
pihak ketiga kecuali :
- Atas izin dari klien
- Dikehendaki oleh hukum atau Negara
b. Mengatur mengenai honorarium untuk jasa yang diserahkan. Akuntan tidak boleh
menerima honorarium berdasarkan atas manfaat yang akan diterima klien.

4. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi


Tanggung jawab kepada rekan seprofesi ini mengatur dua hal yaitu :
a. Akuntan public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila klien
memutuskan menggunakan akuntan lain.
b. Jika orang atau badan yang sedang diperiksa suatu kantor akutnan meminta saran atau
pendapat dari akuntan public lain , akuntan public ini harus berkonsultasi dulu dengan
kantor akuntan yang sedang memeriksanya.
5. Tanggung jawab lain
Terdapat tiga perilaku lain yang dipandang tidak etis dalam profesi akuntan public :
a. Mengiklankan diri atau mengijinkan pihak lain mengiklankan nama atau jasa yang
dijualnya
b. Membayar imbalan untuk memperoleh pekerjaan
c. Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien

Pelanggaran kode etik yang diadukan secara tertulis akan ditindak oleh dewan kehormatan yang
dibentuk Ikatan Akuntan Indonesia. Dewan kehormatan akan menjatuhkan sanksi kepada
anggota IAI yang melanggar kode etik. Sanksi tersebut dapat berupa peringatan tertulis, teguran
tertulis, pemberhentian sementara atau pemberhentian.

Selain jasa pemeriksaan akuntan, akuntan public juga memberikan jasa lain yaitu jasa
perpajakan, jasa konsultasi manajemen, jasa akuntansi( pembuatan system )

Berikut hirarki organisasi kantor akuntan public:


1. Partners
2. Manajer
3. Akuntan senior
4. Akuntan yunior
5. Asisten

PEMERIKSAAN AKUNTAN LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGANNYA


Pelaku-pelaku penting dalam perekonomian seperti birokrat, banker, dan investor
membutuhkan informasi keuangan sebagai dasar pembuatan kepurusan mereka. Sebagai
pengguna informasi keuangan, mereka menginginkan kualitas laporan keuangan yang relative
tinggi. Artinya, informasi keuangan yang mereka peroleh benar-benar mamu mencerminkan
keadaan sebenarnya.

Sementara itu, pihak-pihak yang menyajikan laporan keuangan, seperti menejemen


perusahaan, memiliki kecendrungan untuk selalu menampakkan gambaran yang positif mengenai
keadaan keuangan perusahaan mereka dan berusaha menutupi hal-hal yang bersifat negative.
Artinya, mereka kadang-kadang melupakan aspek reliabilitas laporan keuangan demi mencapai
tujuan-tujuan tertentu.
Konflik kepentingan antara pihak yang independen sebagai jembatan komunikasi mereka.
Pihak yang independen ini adalah akuntan public yang menyelenggarakan pemeriksaan yang
independen atas laporan keuangan. Akuntan public bertugas memberikan jaminan reliabilitas
laporan keuangan yang disajikan manajemen. Pihak pengguna laporan keuangan, dengan
demikian, memperoleh keyakinan yang cukup akan keandalan laporan keuangan sebagai dasar
pembuatan keputusan ekonomi mereka.

Perkembangan-perkembangan penting di bidang pemeriksaan akuntan ( auditing) pada


akhir abad ke-20 ini adalah:

a. Pergeseran tujuan pemeriksaan dari penemuan kecurangan ke penentua kewajaran


laporan keuangan.
b. Peningkatan tanggung jawab para auditor kepada pihak-pihak ketiga, seperti pemerintah,
pengelola pasar modal, dan masyarakat investor.
c. Perubahan metode pemeriksaan dari pengujian yang terinci ke pengguna teknik
sampling, termasuk sampling statistic.
d. Munculnya factor pengendalian intern sebagai dasar penetuang jumlah sampel pengujian.
e. Perkembangan prosedur pemeriksaan yang menggunakan system pemrosesan data
elektronik serta alat bantu computer.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa


“ Auditing dan profesi akuntan public merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti – bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang kejadian dan
tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.”

“Dalam melakukan pemeriksaan tersebut akuntan harus selalu berpedoman pada tiga hal
yakni : norma pemeriksaan akuntan, prinsip akuntansi Indonesia, kode etik profesi. Norma
pemeriksaan akuntan merupakan tolak ukur mutu pekerjaan akuntan.”

3.2 SARAN

Berdasarkan dengan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya ada beberapa saran yang
kami rangkum :
Saran bagi kantor akuntan public
Kantor akuntan public diharapkan dapat lebih baik dalam pengangkatan auditor jika
menggunakan auditor junior harus terlebih dahulu diberi pelatihan yang memadai sehingga ia
mampu melaksanakan tugasnya secara kompeten.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2001). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid Satu.
Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Media Akuntansi, Edisi 13/ Sept/2000

Media Akuntansi, Edisi 22 / Nov – Des / 2001

Media Akuntansi, Edisi 24/ Maret /2002

http://masphatar.blogspot.com/2013/03/auditing-profesi-akuntan-publik.html

http://id.scribd.com/doc/931629/Auditing-dan-profesi-akuntan-publik

Anda mungkin juga menyukai