Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK
GRAVIMETRI

Oleh:
KELOMPOK 3
1. Adelia Dwi

(H0916001)
2. Ariffa Fathonia
H (H0916008)
3. Asta Pramesisti (H0916011)
4. Ayodya (H0916014)
5. Dahlia Puspitasari (H0916020)
6. Dyah Ayuningtyas U (H0916029)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

ACARA IV
GRAVIMETRI

A. Tujuan
Tujuan praktikum Kimia Analitik acara IV Gravimetri ini adalah :
a. Mengetahui kadar dan ppm (part per million) sulfat dalam pupuk ZA.
b. Mengetahui kadar dan ppm (part per million) klorin dalam NaCl.

B. Tinjauan Pustaka
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unsur atau senyawa
berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan, diikuti dengan
pemisahan dan pemanasan endapan, dan diakhiri dengan penimbangan.
Untuk memperoleh keberhasilan pada analisis secara gravimetrik, maka
harus memperhatikan tiga hal, yaitu : unsur atau senyawa yang ditentukan
harus terendapkan secara sempurna, bentuk endapan yang ditibang harus
diketahui dengan pasti rumus molekulnya, endapan yang diperoleh harus
murni dan mudah ditimbang (Li, et al, 2009).
Menurut Kelly (2002) dalam Lestari (2007) metode gravimetri
digunakan untuk menentukan konsentrasi debu yang terdeposit pada filter.
Berat debu ditentukan dengan menimbang filter sebelum dan sesudah
pengambilan sampel. Metode gravimetri saat kini mulai banyak
ditinggalkan karena semakin berkembangnya instrumen analisis yang lebih
modern dan canggih. Namun, terdapat beberapa material yang hingga saat
ini masih dianalisis menggunakan metode gravimetri.
Pemisahan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu senyawa
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan pengendapan,
penguapan elektroanalisis, dan ekstraksi pelarut. Metode pemisahan yang
paling baik dan populer adalah ekstraksi pelarut, karena dapat dilakukan
baik dalam tingkat makro maupun mikro. Teknik pemisahan ion logam
berat dengan membran cair merupakan salah satu pengembangan metode
ekstraksi pelarut yang dapat digunakan untuk recovery ion logam berat dari
air limbah, eksplorasi logam berharga dari bahan tambang serta untuk
kepentingan analisis (Akita, 1967).
Metode gravimetri jauh sederhana dan lebih murah. Tetapi dalam
beberapa kasus mungkin tidak memberikan hasil yang akurat sebagai berat
dan bukan bahan aktif dalam cairan uji digunakan untuk mengukur
penetrasi. Dan metode gravimetri memakan waktu yang lebih lama
(Seo,2010).
Dalam metode gravimetri dapat dilakukan untuk mengetahui kadar
sulfat dan kadar klorin suatu sampel. Analisa ini digunakan jika massa
bahan, BM sulfat atau klorin, BM bahan dan volume masing-masing larutan
diketahui. Rumus matematis untuk menentukan kadar sulfat dan kadar
klorin, yaitu :

Kadar Sulfat / Klorin (%) = x 100 %

(Aziz, 2014).
Pencucian endapan bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi
(zat-zat pengotor) pada permukaan endapan. Pencucian endapan
menggunakan larutan elektrolit kuat yang mengandung ion sejenis yang
sama dengan endapan agar kelarutan endapan berkurang. Larutan harus
mudah menguap agar endapannya mudah untuk ditimbang. Larutan pencuci
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: larutan yang dapat mengurangi kelarutan
dari endapannya, larutan yang dapat mencegah hidrolosis garam dari basa
lemah atau asam lemah, dan larutan yang dapat mencegah terbentuknya
koloid yang mengakibatkan dapat lolos pada kertas saring (Venning, 1937).
Amonium sulfat (NH4)2SO4 merupakan pupuk yang menyediakan
nitrogen (N) dan sulfur (S) hara bagi tanaman. dibandingkan dengan pupuk
nitrogen seperti urea dan NH4NO3, (NH4)2SO4 memberikan manfaat
agronomi dan lingkungan yang lebih baik, yang meliputi (1) (NH 4)2SO4
adalah asam dalam larutan tanah, sehingga penguapan NH3, (2) (NH 4)2SO4
memiliki efek positif pada pengasaman tanah yang meningkatkan
ketersediaan fosfor tanah (P), (3) (NH4)2SO4 hasil dalam waktu kurang NO3-
(N) pencucian, sedangkan NO3- ion dalam NH4NO3 rentan terhadap
pencucian, dan (4) (NH4)2SO4 merupakan sumber S untuk tanah (Wang et
al, 2013).
Pupuk ZA ((NH 4)2SO4) merupakan pupuk anorganik terdiri atas
senyawa S Sulfur (24%) dalam Sulfat dan N Nitrogen (21%) dalam bentuk
ammonium yang mdah larut dan diserap oleh tanaman. Peran nitrogen
diantaranya
 Membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau segar karena
banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam
proses fotosintesis
 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan,
cabang dll)
 Menambah kandungan protein hasil panen
Selain peran nitrogen yang penting untuk tanaman, peran belerang
juga memberikan efek yang baik pada tanaman diantaranya :
 Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun lebih
hijau
 Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen
 Meningkatkan jumlah anakan yang menghasilkan (pada
tanaman padi)
 Berperan penting dalam pembulatan zat gula
(Kiswondo, 2011).
Barium klorida merupakan endapan kristalin. Ia hanya sangat sedikit
larut dalam air dan kehilangan akibat kelarutan kecil. Pengendapan
dilakukan dalam sekitar 0,01 M asam klorida untuk maksud memperoleh
partikel lebih besar, endapan lebih murni, dan untuk mencegah
pengendapan garam seperti BaCO3. Barium klorida biasa disaring dengan
kertas saring dan dicuci dengan air panas (Day and Underwood, 1992).
Desikator adalah alat/kontener yang bertutup dan terbuat dari kaca
dimana di dalamnya terdapat bahan kimia yang berfungsi sebagai penyerap
air dari udara atau yang dikenal dengan nama drying agent/desikan.
Desikator dengan bahan penyerap air di dalamnya sangat diperlukan dalam
analisis kadar air. Di laboratorium Fisiologi nutrisi Balitnak biasa
menggunakan silika gel sebagai desikan. Silika gel adalah bahan berbentuk
butiran kaca transparan, ada yang berwarna biru dan merah jambu
transparan, dimana warna akan berfungsi sebagai indikator banyaknya air
yang diserap . Silika gel dapat dipakai berulang dengan cara pengeringan
(Marina, 2006).
Kertas saring Whatman no 1 (Whatman Ltd., England) dibuat dalam
bentuk strip 3 x 1,5 cm dengan salah satu ujung dilapisi karton untuk
identifikasi sampel. Dalam pengukuran kertas filter, contoh tanah harus
dijaga agar tidak mengalami perubahan suhu yang drastis sehingga kadar
airnya konstan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa waktu yang
dibutuhkan untuk tercapainya kesetimbangan pada kertas filter adalah
sekitar 7 hari untuk sample glacial till (Natalia dan Priadi, 1998).

C. Metodologi
1. Alat
a. Corong
b. Desikator
c. Erlenmeyer
d. Gelas ukur
e. Kertas saring
f. Labu takar
g. Oven
h. Pipet ukur
i. Propipet
j. Timbangan analitik
2. Bahan
a. AgNO3 20% 0,1 M sebanyak 5 ml
b. Aquades
c. BaCl2 10% sebanyak 5 ml
d. Natrium Klorida (NaCl)
e. Pupuk ZA atau Amonium Sulfat (NH4)2SO4 sebanyak 5 gram
3. Cara Kerja
a. Penentuan kadar Klorin pada NaCl

5 gram NaCl

Aquades Pemasukkan sampai tanda tera dalam labu takar 100 mL


Pengambilan larutan NaCl sebanyak 25 mL

Pemasukan ke dalam erlenmeyer

5 ml Pemasukan larutan pengendap ke dalam beker glass


AgNO3 0,1
N

Pendiaman larutan selama 15 menit

Penyaringan larutan dengan kertas saring yang sudah diketahui


beratnya (a)

50 ml Pencucian
Aquades

Pengeringan endapan dan kertas saring di dalam oven dengan suhu


1050C selama 6 jam

Pendinginan endapan dan kertas saring dengan desikator selam 15


menit

Endapan dan kertas saring di timbang dengan timbangan analitik


sampai berat konstan (b)

Gambar 4.1 Diagram Alir Penentuan Kadar Klorin pada NaCl dengan
Gravimetri
b. Penetuan kadar Sulfat pada pupuk ZA

5 gram ZA

Aquades Pemasukkan sampai tanda tera dalam labu takar 100 mL


Pengambilan larutan ZA sebanyak 25 mL

Pemasukan ke dalam erlenmeyer

Pemasukan larutan pengendap ke dalam beker glass


5 ml BaCl2

10 %

Pendiaman larutan selama 15 menit

Penyaringan larutan dengan kertas saring yang sudah diketahui


beratnya (a)

50 ml Pencucian
Aquades

Pengeringan endapan dan kertas saring di dalam oven dengan suhu


1050C selama 6 jam

Pendinginan endapan dan kertas saring dengan desikator selam 15


menit

Endapan dan kertas saring di timbang dengan timbangan analitik


sampai berat konstan (b)

Gambar 4.2 Diagram Alir Penentuan Kadar Sulfat pada Pupuk ZA dengan
Gravimetri
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4.1 Hasil Penentuan Kadar Sulfat dan Klorin (%) dan ppm Sulfat dan
klorin

Kel Sampel Massa Massa Vol Massa Vol Kadar Ppm


a b Larutan Sampel Dipipet
% Sulfat/Klorin
(gram) (gram) (mL) (gram) (mL)
1 0,7961 1,2700 100 5 25 15,6204 156203,948
2 Za 0,7672 1,2513 100 5 25 15,9566 159566,009
3 0,7854 1,3644 100 5 25 19,0846 190846,3519
4 0,8107 0,9138 100 5 25 2,0404 20404,4599
5 NaCl 0,7643 0,8534 100 5 25 1,7634 17633,728
6 0,7799 0,8656 100 5 25 1,6961 16960,836
Sumber : Laporan Sementara
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif unsur atau senyawa
berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan, diikuti dengan
pemisahan dan pemanasan endapan, dan diakhiri dengan penimbangan.
Prinsip kerja analisis gravimetri yaitu, unsur atau senyawa yang dianalisis
dipisahkan dari komponen lain dari bahan yang dianalisis dengan cara
mengubahnya menjadi senyawa lain yang murni dan stabil sehingga dapat
diketahui berat tetapnya atau berat konstannya (Li, et al, 2009). Metode
gravimetri jauh sederhana dan lebih murah. Tetapi dalam beberapa kasus
mungkin tidak memberikan hasil yang akurat sebagai berat dan bukan bahan
aktif dalam cairan uji digunakan untuk mengukur penetrasi. Dan metode
gravimetri memakan waktu yang lebih lama (Seo,2010).
Metode gravimetri untuk menguji pupuk Za ((NH4)2SO4) dilakukan
dengan menambahkan larutan BaCl2 20% yang sudah diasamkan dengan HCl
dan didiamkan selama 15 menit. Penambahan larutan BaCl2 ini bertujuan
untuk mengendapkan BaSO4 berwarna putih. Sehingga kadar Sulfat dari
BaSO4 dapat dihitung (Yuanita, 2010). Sedangkan metode gravimetri untuk
menguji NaCl dilakukan dengan menambahkan larutan AgNO3. Penambahan
larutan AgNO3 ini bertujuan untuk mengendapkan klorin yang terkandung
dalam NaCl, karena NaCl akan bereaksi dengan AgNO3 (Rini, 2017).
Pencucian endapan bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi (zat-
zat pengotor) pada permukaan endapan. Pencucian endapan menggunakan
larutan elektrolit kuat yang mengandung ion sejenis yang sama dengan
endapan agar kelarutan endapan berkurang. Larutan harus mudah menguap
agar endapannya mudah untuk ditimbang. Larutan pencuci dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu: larutan yang dapat mengurangi kelarutan dari endapannya,
larutan yang dapat mencegah hidrolosis garam dari basa lemah atau asam
lemah, dan larutan yang dapat mencegah terbentuknya koloid yang
mengakibatkan dapat lolos pada kertas saring (Venning, 1937).
Reaksi kimia yang terbentuk saat pengendapan sulfat dari pupuk Za
((NH4)2SO4), yaitu :
(NH4)2SO4(aq) + BaCl2 (aq)  BaSO4(s) + 2Cl- + 2NH4+
BaSO4 secara komersial digunakan sebagai agen pencitraan resonansi
magnetik, tidak larut dalam air (0,31 mg / g H2Oat 25 1C) dan laju reaksi
presipitasi diketahui sangat cepat. Sulfat terbentuk dari reaksi tersebut dalam
bentuk padatan BaSO4, dan kemudian dapat dihitung kadar sulfatnya
(Su, et al, 2007).
Reaksi kimia yang terbentuk saat pengendapan klorin dari NaCl,
yaitu :
AgNO3(aq) + NaCl(aq)  AgCl(s) + NaNO3(aq)
Dalam reaksi ini AgNO3 yang ditambahkan untuk NaCl dapat
mengendapkan klorin dalam bentuk AgCl padat. Kemudian kadar klorin
dapat dihitung dari reaksi tersebut (Johnstone, 1980).
Praktikum acara IV ini terdapat 2 (dua) zat yang dicari kadarnya yatu
sulfat pada pupuk ZA dan klorin pada NaCl. Pada kedua percobaan tersebut
digunakan aquades sebagai pelarut sebanyak 100 mL. Sementara untuk
sampel yang digunakan (pupuk ZA dan NaCl) sebanyak 5 gram. Setelah
dilarutkan dengan aquades di dalam labu takar, diambil sebanyak 25 mL
sampel dengan pipet dan dipindahkan ke erlenmeyer. Kemudian dilakukan
penambahan 5 mL larutan pengendap yang berbeda untuk masing-masing
sampel. BaCl2 ditambahkan pada larutan pupuk ZA dan AgNO 3 ditambahkan
pada larutan NaCl. Setelah itu larutan tadi didiamkan hingga terbentuk
endapan untuk selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring.
Kemudian dikeringkan dalam oven bersuhu 1050C hingga didapatkan berat
konstannya.
Kemudian setelah berat konstan kertas saring dan endapan didapat,
maka dapat dihitung berat konstan dari endapan dengan rumus matematik
sebagai berikut :
Berat endapan = berat kertas saring dan endapan – berat kertas saring
Dari berat endapan tersebut dapat dihitung pula kadar sulfat dan klorin
(%) serta ppm sulfat dan klorin yang menjadi tujuan dalam praktikum ini.
Untuk kadar sulfat dan ppm sulfat dapat dihitung menggunakan rumus :

Kadar sulfat (%) =

Ppm sulfat =

Keterangan :
a = berat kertas saring kosong konstan (gram)
b = berat kertas saring dan endapan konstan (gram)
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan kadar (%) sulfat dari pupuk ZA
yaitu 15,6204 %; 15,9566 % ; 19,0846 %. Sementara kadar klorin dalam
NaCl yaitu 2,0404 % ; 1,7633 % ; 1,6961 %. Selain kadar (%) dari sulfat dan
klorin, pada praktikum ini juga diperoleh ppm sulfat dan klorin. Untuk nilai
ppm sulfat yang didapat yaitu 156203,948 ppm ; 159566,009 ppm ;
190846,3519 ppm. Kemudian untuk nilai ppm klorin yaitu 20404,4599 ppm ;
16960,836 ppm ; 17633,728 ppm. Hasil perolehan kadar klorin data
praktikum ini belum sesuai dengan teori, namun mendekati nilai yang
tercantum dalam teori yaitu kadar klorin dalam NaCl sebesar 19000,000 ppm
(Hasan, 2006). Dan hasil perolehan kadar sulfat pada pupuk Za ((Nh 4)2So4)
menyimpang dari teori yang dikemukakan Alviyulita (2014) bahwa kadar
sulfat yang terdapat pada pupuk Za ((Nh4)2So4) yaitu 24% senyawa sulfur
dalam sulfat dan 21% senyawa Nitrogen dalam bentuk ammonium yang
mudah larut dan diserap tanaman. Seharusnya semakin besar nilai berat
endapan sulfat, maka semakin tinggi pula kadar larutan tersebut. Demikian
juga untuk nilai ppm, jika massa endapan semakin tinggi, maka ppm larutan
juga akan besar. Hal tersebut menunjukan kadar dan ppm berbanding lurus.
Begitupun dengan perhitungan kadar klorin dalam NaCl dan sulfat dalam ZA
(Day and Underwood, 1992).
Pada tiap prosedur gravimetri yang mengenai pengendapan, pada
akhirnya praktikan akan mengubah zat yang dipisahkan ke dalam suatu
bentuk yang cocok untuk penimbangannya. Perlu diketahui zat yang akan
ditimbang adalah zat yang murni, stabil, dan mempunyai susunan tertentu
agar analisa teliti. Beberapa endapan ditimbang dalam bentuk kimia yang
sama seperti bentuk sewaktu mengendap. Beberapa endapan dapat
dikeringkan dengan oven untuk penentuan analitik,menentukan berat konstan
bahan, dan penghilangan kadar air pada endapan dengan menggunakan suhu
tinggi. Air dapat menguap pada suhu tinggi, karena peledakan kristal akibat
tekanan uap air yang ditimbulkan. Penggunaan desikator dalam prosedur
gravimetri diperlukan untuk menghilangkan air secara lengkap, yang dioklusi
atau diserap sangat kuat, dan untuk mengubah secara sempurna endapan
menjadi senyawa yang diinginkan (Day and Underwood, 1981).
Faktor yang mempengaruhi kemurnian kadar sulfat dalam pupuk ZA
dan klorin adalah proses penyaringan dan proses pencucian. Kemurnian
endapan bergantung antara lain pada zat-zat yang ada dalam larutan, baik
sebelum maupun setelah penambahan reagensia, dan juga pada kondsi
eksperimen pengendapan yang tepat. Fungsi dari pencucian adalah untuk
mengumpulkan endapan yang tersaring pada kertas saring agar tidak tercecer
di permukaan kertas saring. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan
kadar dan ppm sulfat pada pupuk ZA dan klorin dalam pupuk NaCl yaitu
faktor penimbangan (NH4)2SO4 / NaCl sebelum dan sesudah dioven, faktor
pengenceran larutan (NH4)2SO4 yang ditambah BaCl2 / NaCl yang ditambah
AgNO3 (Basset et al., 1994).
Pemisahan unsur atau senyawa dapat dicapai dengan beberapa
metode ,yang terpenting darinya adalah: (a) pengendapan, (b) metode
penguapan atau pembebasan gas, (c) metode elektroanalisis dan , (d) metode
ekstraksi dan kromatografi. Pada tahap ini dapatlah disebutkan kelebihan
yang penting dari analisis gravimetri, dibandingkan analisis titrimetri adalah
bahwa bahan penyusun zat telah diisolasi, dan jika perlu dapat diselidiki
terhadap ada tidaknya zat pengotor, dan diadakan koreksi. Kekurangan dari
metode gravimetri adalah bahwa metode ini umumnya lebih memakan waktu
yang lama (Basset et al., 1994).
Pemisahan unsur-unsur yang terkandung dalam suatu senyawa
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan pengendapan,
penguapan elektroanalisis, dan ekstraksi pelarut. Selain pemisahan unsur
dengan metode gravimetri, suatu unsur juga dapat dipisahkan dengan metode
kromatografi pasangan ion. Kromatografi pasangan ion (KPI) saat ini
merupakan metode alternatif untuk memisahkan campuran senyawa polar
yang bersifat asam ataupun basa, yang ionik maupun yang tidak meng-ion.
Penggunaan KPI untuk pemisahan delapan komponen vitamin larut air, yaitu
asam askorbat, tiamin hidroklorida, riboflavin, nikotinamida, piridoksin
hidroklorida, asam folat, sianokobalamin, dan menadion natrium bisulfit
(Yantih, 2009).
Pemisahan unsur juga dapat dilakukan secara sederhana dengan
distilasi. Distilasi adalah salah satu proses pemisahan komponen-komponen
kimia yang sudah sangat lama dikenal. Proses ini memanfaatkan perbedaan
komposisi setimbang pada fasa uap dan cair. Operasinya berupa penguapan
dan pengembunan dan pada umumnya dijalankan berkali-kali (bertingkat).
Karena melibatkan penguapan dan panas laten penguapan biasanya besar,
maka proses ini memerlukan banyak energi. Meskipun distilasi sudah cukup
lama dikenal, pengembangan proses ini dan penelitian penelitian yang terkait
masih banyak dilakukan (Sediawan, 2000).
Penerapan analisis gravimetri dalam bidang pangan diantaranya
menentukan kadar mineral seng (Zn) dan fosfor (P) dalam nugget ikan gabus,
dan contoh lain untuk menganalisis kualitas tepung glukomanan komersial.
Metode gravimetri digunakan untuk penentuan kadar air nugget, selanjutnya
dilakukan juga pada proses penentuan kandungan Zn pada nugget. Dari
dilakukannya penelitian gravimetri kita dapat mengetahui bahwa kandungan
mineral dan Zn dalam nugget ikan gabus sudah maksimum dan memenuhi
kebutuhan tubuh manusia secara maksimal (Astuti dan Djarot, 2015).
Kemurnian glukomanan adalah indikator utama dalam mengevaluasi kualitas
tepung glukomanan komersial. Metode gravimetri dalam penelitian ini
digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kandungan glukomanan pada
tepung Konjak (Widjanarko dan Johana, 2015).

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum acara IV Gravimetri yang telah dilakukan,
dapat disimpulan bahwa :
1. Analisis gravimetri digunakan untuk mengetahui berat konstan suatu
senyawa yang telah dianalisis menjadi senyawa murni dan stabil.
2. Kadar sulfat dalam (NH4)2SO4 dengan cara presentase sebesar 15,6204 %;
15,9566 % ; 19,0846 %. Kadar sulfat dalam (NH4)2SO4 dengan cara
perhitungan ppm adalah 156203,948 ppm ; 159566,009 ppm ;
190846,3519 ppm. Menyimpang dengan teori yaitu kadar sulfat sebesar
24% pada (Nh4)2SO4 (Alviyulita, 2014).
3. Kadar klorin dalam NaCl dengan cara presentase sebesar 2,0404 % ;
1,7633 % ; 1,6961 %. Kadar klorin dalam NaCl dengan cara perhitungan
ppm adalah 20404,4599 ppm ; 16960,836 ppm ; 17633,728 ppm.
Menyimpang dengan teori yaitu sebesar 19000,000 ppm (Hasan, 2006).
DAFTAR PUSTAKA

Akita, K., and M. Kase. 1967. Determination of Kinetic Parameters for Pyrolysis
of Cellulose and Cellulose Treated with Ammonium Phosphate by
Differential Thermal Analysis and Thermal Gravimetric Analysis.
Journal Of Polymer Science Vol. 5, Page 833-848.
Alviyulita, Mitha., Pinta Rizki Mala Hasibuan.,dan Farida Hanum. 2014.
Pengaruh Penambahan Ammonium Sulfat (Nh4)2so4 Dan Waktu
Perendaman Buffer Fosfat Terhadap Perolehan Crude Papain Dari Daun
Pepaya (Carica Papaya, L). Jurnal Teknik Kimia USU Vol.3 No.3
Astuti, Rahayu Dwi dan Djarot Sugiarso K.S. 2015. Penentuan Kadar Mineral Seng
(Zn) dan Fosfor (P) dalam Nugget Ikan Gabus (Channa Striata) Rumput
Laut Merah (Eucheuma Spinosum). Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 4, No.2
2337-3520.
Aziz, Isalmi., Hendrawati., dan Nani Suryani. 2014. Pembuatan Pupuk Kalium
Sulfat Dari Produk Samping Biodisel Dengan Bahan Baku Minyak
Goreng Bekas. Jurnal Riset Sains Dan Kimia Terapan ISSN: 2302-8467
Basset, R.C Denny, G.H Jeffrey, J.Mendham. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik Edisi Empat. London : Buku Kedokteran EGC.
Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1981. Analisis Kimia Kuatitatif Edisi Keempat.
Jakarta : Erlangga.
Day, R. A. dan A. L. Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuatitatif Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga.
Hasan, Achmad. 2006. Dampak Penggunaan Klorin. Jurnal Teknik Lingkungan
P3TL-BPPT Vol. 7 No. 1, hal 90-96
Johnstone, A. H., and N. C. Kellett. 1980. Learning Difficulties in SchoolScience
Towards a Working Hypothesis. Journal Science and Education Europe
Vol. 2 No. 2, page 175-181.
Kiswondo, Sumiarjo. 2011. Penggunaan Abu Sekam dan Pupuk ZA terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat. Jurnal Embryo vol 8 (1) : 9 –
17.
Lestari, Fatma. 2007. Bahaya Kimia Sampling & Pengukuran Kontaminan Kimia
di Udara. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Li, Qingzhao., Changsui Zhao., Xiaoping Chen., Weifang Wu., and Yingjie Li.
2009. Comparison Of Pulverized Coal Combustion In Air And In O 2/CO2
Mixtures By Thermo-Gravimetric Analysis. Journal Analysis
Application Pyrolysis Vol. 85, page 521-52.
Marlina, Nina. 2006. Masa Pemakaian Silika Gel sebagai Desikan pada Penentuan
Kadar Air. Pusat Penelitian dan Pengennbangan Peternaka : 236-238.
Natalia, Lily dan Adin Priadi. 1998. Penggunaan Kertas Saring sebagai Alat
Transpor Sampel Darah untuk Uji Serologi Pasteurella Multocida : Analisi
dan Perbandingan Komposisi Protein Antara Ekstrak Kertas Saring dan
Serum. Jurnal Ilmu Ternak don Veteriner Vol. 3 No. 3 : 182-187.
Rini, Yuli Puspito., Hery Setiyawan., Amelia Handayani Burhan., Tri Sumarlini.,
dan Harmawati. 2017. Uji Formalin, Kandungan Garam dan Angka
Lempeng Total Bakteri Pada Berbagai Jenis Ikan Asin Yang Beredar Di
Pasar Tradisional Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sains Universitas
Muhammadiyah Semarang Vol. 5 No. 1.
Sediawan, Wahyudi Budi. 2000. Berbagai Teknologi Proses Pemisahan.
Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU dan
P2BGN-BA TAN ISSN 1410-1998.
Seo, Dong Kyun., Sang Shin Park., Jungho Hwang., and Tae-U Yu. 2010. Study
of The Pyrolysis of Biomass Using Thermo-Gravimetric Analysis (TGA)
and Concentration Measurements of The Evolved Species. Journal of
Analytical and Applied Pyrolysis Vol. 89, page 66-73.
Su, Y. F., H. Kim., S. Kovenklioglu., and W. Y. Lee. 2007. Continuous
Nanoparticle Production by Microfluidic Based Emulsion, Mixing and
Crystallization. Journal of Solid State Chemistry Vol. 180, page 2625-
2629.
Venning, Eleanor Hill. 1937. Gravimetric Method for The Determination of
Sodium Pregnandiol Glucuronidate (An Excretion Product of
Progesterone). Journal Biology and Chemistry Vol. 119, page 473-480
Wang, Guanda et al. 2013. Granulation by Spray Coating Aqueous Solution of
Ammonium Sulfate to Produce Large Spherical Granules in A Fluidized
Bed. Journal of Particuology 11 : 483-489.
Widjanarko, Simon Bambang dan Johana Megawati. 2015. Analisis Metode
Kalorimetri dan Gravimetri Pengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak
(Amorphophallus Konjac). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4
p.1584-1588.
Yantih, Novi. 2009. Pemisahan Delapan Vitamin Larut Air secara Kromatografi
Pasangan Ion. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 7 No. 2 : 85-90.
Yuanita, Leny., Aline Puspita., Suzana Surodjo., Sri Hidayati., Farid Al Amin.,
dan Arif Budiman. 2010. Isolasi, Pemurnian dan Karakterisasi Fitase
Bacillus subtilis dari Holiwood Gresik. Jurnal Berkala Penelitian Hayati
Vol. 15, hal. 113-119
LAMPIRAN

A. PERHITUNGAN

Rumus Umum:

% Sulfat = x 100%

% Klorin = x 100%

ppm Sulfat = x 1000

ppm Klorin = x 1000

Perhitungan:

1. % sulfat = x 100%

= 15,6204 %

ppm = x 1000

= 156203,948 ppm

2. % sulfat = x 100%

= 15,9566 %

ppm = x 1000

= 159566,009 ppm
3. % sulfat = x 100%

= 19,0846 %

ppm = x 1000

=190846,3519 ppm

4. % klorin = x 100%

= 2,0404 %

ppm = x 1000

= 20404,4599 ppm

5. % klorin= x 100%

= 1,7633 %

ppm = x 1000

= 17633,728 ppm

6. % klorin= x 100%

= 1,6961 %

ppm = x 1000

= 16960,836 ppm
B. Dokumentasi

Gambar 4.3 Melarutkan (NH4)2SO4 Gambar 4.4 Alat dan Bahan pada
Acara IV Gravimetri

Gambar 4.5 Pengukuran massa Gambar 4.6 Pendinginan endapan


kertas saring dan kertas saring dengan desikator

Anda mungkin juga menyukai