Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Civic Hukum http://ejournal.umm.ac.id/index.

php/jch
Volume 3, Nomor 1, Mei 2018
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224 111

PENUMBUHAN RASA NASIONALISME DAN CINTA


BUDAYA INDONESIA MELALUI PROGRAM “KAMSI”
PADA SISWA SMP NEGERI 1 BATU

Syahrul Hadiyatullah, Nurbani Yusuf, Nurul Zuriah


FKIP Universitas Muhammadiyah Malang
Email : syahrulroma27@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penumbuhkan rasa
nasionalisme dan cinta budaya Indonesia melalui program Kamis Kreasi pada sisa SMP
Negeri 1 Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini
adalah deskriptif. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 1 Batu (Kelas VIII
F).Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batu pada tanggal 02 April 2018-10 Mei 2018.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu metode observasi, metode
wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan
panduan wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data pada
penelitian ini adalah dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penumbuhan rasa nasionalisme dan cinta
budaya Indonesia melalui program Kamsi dilakukan dengan proses latihan dan pertunjukan
kesenian Teater Calonarang dan seni tari Reog Ponorogo di kelas VIII F SMP Negeri 1 Batu.

Kata Kunci : Nasionalisme, Kebudayaan, Kamsi.

ABSTRACT
This research aimed at knowing and describing about the rising sense of
nationalism and love for Indonesian culture through Kamis Kreasi (Kamsi) program toward
the students of SMP Negeri 1 Batu. The research method used was descriptive qualitative.
The research subject was the students of SMP Negeri 1 Batu (VIII F Class). This research
was conducted at SMP Negeri 1 Batu started from April 2 to May 10 2018. The technique
used of this research was observation, interview and documentation. The instrument used
interview, observation and documentation guide. The data analysis used was data
collection, data reduction, data presentation and conclusion. To validate the data, the
researcher used source and technique triangulation. The result of this research was to
build a sense of nationalism and love for Indonesian culture through Kamsi program done
by training and showing the Calonarang theater and Reog Ponorogo Dance at class of VIII
F SMP Negeri 1 Batu.

Keywords: Nationalism, Culture, Kamsi

PENDAHULUAN sosial budaya, ekonomi, politik pertahanan


Globalisasi merupakan proses tatanan keamanan serta teknologi. Menurut
masyarakatyang tidak mengenal batas Sujanto (2007:10) globalisasi adalah
wilayah. Jaman globalisasi ditandai dengan sebuahdesakan paham dari negara-negara
makin menipisnya batas wilayah,paham yang kuat secarapolitik dan ekonomi, yang
sekat kelompok serta makin mengecilnya memiliki posisi tawar untukmempengaruhi
berbagai perbedaan yang ada di setiap negara-negara yang lemah agar modelsosial
negara, baik yang berhubungan dengan budaya, ekonomi dan politik yang mereka
Syahrul Hadiyatullah, dkk. Penumbuhan Rasa Nasionalisme dan
111 "Kamsi" Pada Siswa SMP Negeri 1 Batu
Cinta Budaya Indonesia Melalui Program
111
112

usung sedapat mungkin disamakan disemua berpakaian, gaya hidup, gaya berbahasa,
negara untukmempermudah pengawasan dan pola perilaku yang bertolak belakang
sesuai dengan kriteria yangmereka buat dengan kebudayaan lokal bangsa
sepihak demi kepentingan negara-negara Indonesia.
kuat tersebut. Upaya untuk mengatasi globalisasi yang
Perlunya penguatan dari negara untuk membuat terkikisnya rasa nasionalisme dan
mengantisipasi dampak negatif dari cinta budaya Indonesia tentunya perlu
globalisasi, salah satunya melalui sikap dilakukan. Salah satunya melalui jalur
nasionalisme. Pudarnya rasa nasionalisme pendidikan formal. Menumbuhkan kembali
pada masyarakat Indonesia menjadi rasa nasionalisme dan cinta budaya
permasalahan yang harus dihadapi oleh Indonesia pada generasi penerus bangsa,
bangsa Indonesia. Kuatnya arus globalisasi yaitu padaparasiswa, maka hal ini
ini dikhawatirkan menggerus perasaan merupakan sebuah investasi untuk
cinta bangsa dan tanah air.Nasionalisme mempertahankan keutuhan bangsa dan
merupakan salah satu nilai luhur yang negara dimasa depan.
terkandung dalam Pembukaan UUD Pendidikan formal memiliki peran yang
Negara Republik Indonesia 1945 dan penting dalam membentuk karakter
Pancasila yang perlu diwariskan kepada generasi penerus bangsa. Melalui kegiatan
generasi penerus bangsa Indonesia, dan belajar mengajar dalam kelas ataupun
dengan menanamkan sikap nasionalisme, kegiatan diluar kelas. Pembelajaran di
diharapkan masyarakat Indonesia sekolah yang memegang peranan untuk
tumbuh menjadi manusia pembangunan menunjang terhadap pencapaian
yakni generasi yang mampu mengisi dan tujuan tersebut adalah melalui mata
mempertahankan kemerdekaan bangsa dan pelajaran Pendidikan Pancasila dan
negaranya. Sehingga eksistensi negara Kewarganegaraan yang telah diajarkan di
Indonesia tidak hilang begitu saja digerus semua jenjang pendidikan mulai dari
oleh dampak negatif globalisasi. pendidikan dasar sampai denganPerguruan
Perkembangan globalisasi juga Tinggi. PPKn (Pendidikan Pancasila dan
menimbulkan masalah kepada kebudayaan Kewarganegaraan) merupakan wahana
masyarakat Indonesia. Derasnya arus untuk mengembangkan dan melestarikan
globalisasi juga mengakibatkan terkikisnya nilai luhur dan moral yang berakar pada
rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Sifat budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
yang tidak mengenal batas dari globalisasi dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
membuat gencarnya budaya bangsa luar dalam kehidupan sehari-hari siswa, baik
masuk kedalam kehidupan bangsa sebagai individu maupun sebagai anggota
Indonesia. Arus globalisasi begitu cepat masyarakat, warga negara, dan makhluk
merasuk ke dalam masyarakat terutama di ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
kalangan muda. Pengaruh globalisasi Kegiatan penumbuhan rasa nasionalisme
tersebut telah membuat banyak anak muda dan cinta budaya Indonesia tidak hanya
kita kehilangan kepribadian dan jati diri dapat disalurkan melalui mata pelajaran
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini PPKn saja. Ada banyak cara yang dapat
ditunjukkan dengan gejala-gejala yang dilakukan, salah satunya melalui sebuah
muncul dalam kehidupan sehari-hari anak program sekolah yang sifatnya di luar jam
muda pada era sekarang. Dari cara pelajaran sekolah. Berdasarkan observasi

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 111-118


113

awal di SMP Negeri 1 Batu, dalam usaha digunakan untuk meneliti keadaan yang
meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta alamiah. Peneliti merupakan instrumen
kebudayaan terdapat pada proses belajar kunci yang mengumpulan data secara
mengajar didalam kelas dan beberapa triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan induktif dan hasil dari penelitian lebih
ekstrakulikuler itu antara lain, pramuka, menekankan makna dari generalisasi.
paskibra, seni karawitan, pencak silat dan Penelitian ini penulis menggunakan
seni tari tradisional. Namun tidak semua jenis penelitian deskriptif melalui metode
siswa mengikuti ektrakulikuler tersebut. kualitatif yaitu memberikan gambaran
Sehingga pihak SMP Negeri 1 Batu tentang masalah yang diteliti terkait
menyusun suatu program yang sifatnya bagaimana penumbuhan rasa nasionalisme
menyeluruh dan bisa dilaksanakan oleh dan cinta budaya Indonesia pada siswa
para siswa di SMP Negeri 1 Batu. Nama melalui Program Kamsi di SMP Negeri 1
program tersebuat ialah Kamis Kreasi. Batu. Peneliti menggunakan jenis
Kamis Kreasi adalah program yang penelitian ini karena penelitian kualitatif
ditujukan kepada siswa terhadap digunakan untuk meneliti suatu perilaku
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan tindakan suatu organisasi dalam upaya
dengan menampilkan pertunjukan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
kreativitas dan kesenian yang dilaksanakan mengenai penumbuhan nasionalisme dan
pada setiap hari kamis. cinta budaya Indonesia pada siswa melalui
Pada program tersebut para siswa Program Kamsi di SMP Negeri 1 Batu
dituntut untuk menampilkan kreasi yang yang menjadi fokus perhatian peneliti.
bertemakan kebudayaan asli tanah air, dan Peneliti menghasilkan data-data deskriptif
tidak diperbolehkan menampilkan berupa kata-kata tertulis dari prilaku
pertunjukan yang berbau budaya barat. orang yang diamati, yang kemudian data
Sehingga para siswa dapat lebih mengenal tersebut yang telah diperoleh di lapangan
budaya asli Indonesia beserta maknanya dikumpulkan dalam bentuk data-data
serta diharapkan mampu menumbuhkan seperti kata maupun prilaku dan kalimat,
rasa nasionalisme yang lebih baik. Program dengan latar belakang alamiah yang mana
Kamis Kreasi juga dapat menjadikan siswa manusia merupakan instrumennya.
untuk berani tampil didepan banyak orang Tempat penelitian ini berada di SMP
dan juga dapat melatih kreativitas. Negeri 1 Batu yang beralamatkan di Jalan
Berdasarkan latar belakang yang telah Agus Salim Nomor 55 Kota Batu. Tempat
dikemukakan di atas rumusan masalah ini dipilih berdasarkan observasi sebelumnya.
penelitian ini adalah : (1) Bagaimana Adapun hasil observasi adalah sekolah
penumbuhan rasa nasionalisme siswa SMPN tersebut menerapkan suatu Program
1 Batu melalui program“KAMSI”? (2) unggulan dibidang kesenian dan
Bagaimana penumbuhan rasa cinta budaya kreativitas pada siswa. Waktu pelaksanaan
Indonesia siswa SMPN 1 Batumelalui penelitian pada tanggal 02 April 2018 s.d
program “KAMSI”? 10 Mei 2018.
Prosedur penelitian merupakan
METODE penjelasan langkah-langkah yang harus
Menurut Sugiyono (2013: 1) penelitian ditempuh peneliti dalam suatu penelitian.
kualitatif adalah metode penelitian yang Menurut Moleong (2004:127), langkah-

Syahrul Hadiyatullah, dkk. Penumbuhan Rasa Nasionalisme dan


Cinta Budaya Indonesia Melalui Program "Kamsi" Pada Siswa SMP Negeri 1 Batu
113
114

langkah prosedur penelitian meliputi tiga Penelitian menggunakan metode


hal yaitu: observasi untuk mengetahui secara langsung
Tahap Pra Lapangan penelitianyang apa yang terdapat di lapangan tentang
dilakukan oleh peneliti antara lain: bagaimana penumbuhan rasa nasionalisme
menentukan topik atau permasalahan, dan cinta budaya Indonesia melalui
mencari informasi dan data mengenai program kamis kreasi di SMP Negeri 1
permasalahan, merumuskan masalah Batu. (2) Metode wawancara. Metode
penelitian, , menyusun pedoman observasi ini mencakup cara yang dipergunakan
dan wawancara, mencari subjek dan seseorang untuk suatu tujuan tertentu,
tempat penelitian. mencoba mendapatkan keterangan atau
Tahap ini peneliti berusaha pendapat secara lisan langsung dari
mempersiapkan diri untuk menggali dan seseorang atau informan. Dengan
mengumpulkan data-data untuk dibuat wawancara ini kreatifitas pewawancara
suatu analisis data mengenai penumbuhan sangat diperlukan. Hasil wawancara
rasa nasionalisme dan cinta budaya banyak bergantung pada pewawancara.
Indonesia melalui Program Kamsi pada Pewawancara bertujuan untuk mengetahui
siswa SMP Negeri 1 Batu. Secara intensif bagaimana penumbuhan rasa nasionalisme
setelah mengumpulkan data, selanjutnya dan cinta budaya Indonesia melalui
data dikumpulkan dan disusun. program kamis kreasi di SMP Negeri 1
Tahap ini dilakukan dengan kegiatan Batu dan hal-hal yang berkaitan dengan
yang berupa mengolah dan menganilisis fokus penelitian. (3) Studi dokumentasi.
data yang diperoleh dari tahap pengerjaan Metode dokumentasi adalah suatu teknik
lapangan yang berfokus pada penumbuhan yang digunakan untuk mengumpulkan data
rasa nasionalisme dan cinta budaya dari sumber noninsani, sumber ini terdiri
Indonesia siswa. dari dokumen, dan rekaman seperti surat
Subjek penelitian adalah subjek yang kabar, buku harian, naskah pribadi, foto-
dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek foto, catatan kasus, dan lain sebagainya
penelitian pada penelitian ini adalah siswa (Arifin, 1996: 82). Melalui teknik
siswi SMP Negeri 1 Batu ( Kelas VIII dokumentasi ini peneliti mengumpulkan
F). Pemilihan subjek tersebut berdasarkan data-data yang diperlukan yang ada di
saran dan rekomendasi dari Wakil Kepala tempat atau lokasi penelitian.
Sekolah bagian hubungan masyarakat.
Sedangkan yang menjadi objek penelitian
adalah hasil dari diadakannya Program HASIL DAN PEMBAHASAN
Kamsi terhadap penumbuhan rasa Pembahasan berisi tentang hasil
nasionalisme dan cinta budaya Indonesia. penelitian yang dibahas oleh peneliti.
Penelitian ini menggunakan metode Pembahasan akan dibagi dua yaitu
pengumpulan data sebagai berikut: pembahasan penumbuhan rasa nasionalisme
(1) Metode observasi. Metode observasi siswa melalui program Kamsi dan
yaitu cara pengumpulan data yang penumbuhan rasa cinta budaya Indonesia
dilakukan secara sistematis dan sengaja, siswa melalui program Kamsi.
diawali dengan mengadakan pengamatan Penumbuhan Rasa Nasionalisme Siswa
dan pencatatan atas gejala yang sudah Melalui Program Kamsi
diteliti dengan melibatkan diri dalam latar Berdasarkan hasil penelitian dari
yang sedang diteliti (Arifin,1996:10) metode observasi, wawancara dan studi
Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 111-118
115

dokumentasi yang telah dipaparkan bahwa dan dilakukan melalui tercapainya indikator
rumusan masalah dan tujuan penelitian nasionalisme menurut Agustarini dalam
pada penelitian ini dapat terjawab. Proses Nurhayati (2013;7).
penumbuhan rasa nasionalisme dijelaskan
Tabel 1 Indikator Nasionalisme

Indikator Nasionalisme Pencapaian


1. Menjaga dan melindungi Negara Tercapai
2. Sikap rela berkorban/patriotism Tercapai
3. Indonesia bersatu Tercapai
4. Melestarikan budaya Indonesia Tercapai
5. Cinta tanah air Tercapai
6. Bangga berbangsa Indonesia Tercapai
7. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan Tercapai

Indikator menjaga dan melindungi berbangsa Indonesia diwujudkan dengan


Negara tercapai dengan perwujudan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang baik
para siswa menjaga kebudayaan dan benar dan penggunaan pakaian produk
Indonesia dengan cara menampilkan dalam negeri dalam pertunjukan, pakaian
pertunjukan kreativitas dan kesenian asli tersebut menggunakan pakaian adat yang
Indonesia dan tidak menampilkan disesuaikan dengan drama teater
pertunjukan kesenian dari Negara lain, hal Calonarang dan seni tari Reog Ponorogo.
tersebut termasuk dalam menjaga Negara Indikator menjunjung tinggi nilai
yaitu dengan menjaga aset Negara berupa kemanusiaan diwujudkan ketika para siswa
seni budaya tradisional. Selanjutnya adalah berdiskusi dan bermusyawarah bertukar
tercapainya indikator sikap rela berkorban pendapat ketika menentukan pertunjukan
diwujudkan dengan para siswa rela pada kegiatan Kamis Kreasi. Rasa
berkorban waktu, pikiran dan materi demi nasionalisme pada hasil yang diperoleh pada
pertunjukan Kamis Kreasi yang baik dan penelitian ini tergambar dan sesuai dengan
menarik. Indikator Indonesia bersatu jenis-jenis Nasionalisme menurut Lisyarti
dengan perwujudan dengan para siswa (2007:28), nasionalisme tersebut adalah
bersatu berlatih bersama dengan kompak nasionalisme kewarganegaraan, etnis,
tanpa membedakan suku, ras, dan agama budaya dan kenegaraan. Hal tersebut
demi tercapainya pertunjukan Kamis Kreasi berkaitan dengan indikator Nasionalisme
yang berhasil, tanpa rasa bersatu maka yang telah dipaparkan.
tidak akan tercapainya koordinasi yang Hasil wawancara kepada Wakil
baik dalam pertunjukan Kamis Kreasi. Kepala Sekolah bagian Kesiswaan yaitu ,
Indikator melestarikan budaya tercapai Menurut Bapak EP program Kamis Kreasi
dengan perwujudan penampilan para siswa bisa menumbuhkan rasa cinta budaya
kelas VIII F dengan menampilkan kesenian Indonesia kepada para siswa di SMP
asli Indonesia, yaitu drama teater kisah Negeri 1 Batu, hal tersebut dibuktikan
Calonarang yang berasal dari Bali dan tari dengan pementasan pada Kamis Kreasi
tradisional Reog Ponorogo. Setelah itu dengan menampilkan kebudayaan khas
indikator cinta tanah air dan bangga Indonesia.

Syahrul Hadiyatullah, dkk. Penumbuhan Rasa Nasionalisme dan


Cinta Budaya Indonesia Melalui Program "Kamsi" Pada Siswa SMP Negeri 1 Batu
115
116

Hal ini juga sejalan dengan hasil di depan kelas ketika ditunjuk oleh guru,
wawancara yang ditujukan kepada AD menjadi berani tampil dengan baik. Rasa
yaitu siswa kelas VIII F. Menurut AD kepercayaan diri siswa meningkat ketika
bahwa rasa Nasionalisme dapat tumbuh, mereka tampil di depan orang banyak.
berkat penampilannya pada kegiatan Penumbuhan Rasa Cinta Budaya
Kamis Kreasi tersebut. Nasionalisme Indonesia Melalui Program Kamsi
tumbuh dikarenakan siswa menampilkan Rasa cinta budaya Indonesia
kebudayaan asli Indonesia, sehingga siswa ditumbuhkan pada kegiatan Kamsi dengan
merasa tumbuh perasaan mencintai tanah tercapainya indikator kebudayaan menurut
air. Program Kamis Kreasi juga berefek C. Klcukhohn dalam Koentjoroningrat
positif kepada pembelajaran akademik (1994;2). Berikut ini tabel pencapaian
bagi siswa di dalam kelas, contohnya siswa indikator kebudayaan.
yang awalnya takut dan malu untuk tampil
Tabel 2 Indikator Kebudayaan
Indikator Kebudayaan Pencapaian
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia Tercapai
2. Sistem kemasyarakatan Tercapai
3. Bahasa Tercapai
4. Kesenian Tercapai
5. Sistem pengetahuan Tercapai
6. Religi Tercapai

Berdasarkan indikator kebudayaan Kamis Kreasi dengan baik dan menarik.


yang telah dipaparkan bahwa setiap Indikator bahasa tercapai dengan
indikator dapat tercapai. Indikator perwujudan penggunaan bahasa yang ramah
perlengkapan dan peralatan hidup manusia dan santun. Perwujudan dengan bahasa
diwujudkan dengan pementasan Kamis tersebut sesuai dengan karakteristik bangsa
Kreasi yang menggunakan peralatan Indonesia yang menjungjung tinggi tata
tradisional khas Indonesia, peralatan itu karma dan sopan santun.
berupa alat musik gamelan bali dan jawa Indikator kesenian tercapai dengan
pada pementasan Calonarang dan seni tari perwujudan kesenian yang ditampilkan
Reog Ponorogo. Selain itu peralatan berupa adalah kesenian berupa tarian, musik dan
pakaian adat Bali dan pakaian adat khas drama teater yang berasal dari kebudayaan
Jawa Timur juga digunakan dalam Indonesia. Indikator sistem pengetahuan
pementasan tersebut. tercapai dengan perwujudan pengetahuan
Indikator sistem kemasyarakatan tentang kebudayaan, dalam hal ini para
tercapai dengan perwujudan para siswa siswa mencari tahu dan mengeksplorasi
yang kondisi sosial masyarakatnya berbeda kebudayaan yang ditampilkan serta
antara anggota kelas dan juga masyarakat disesuaikan dengan kebudayaan yang ada
Indonesia yang memiliki system masyarakat di Indonesia. Selanjutnya ialah indikator
gotong royong. Para siswa bergotong- religi tercapai dengan perwujudan para
royong dengan berlatih dan tampil pada siswa tidak menimbulkan pertunjukan yang

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 111-118


117

berbau unsur SARA (Suku, Agama, Ras, berlatih, sehingga semua siswa dapat
dan Antar golongan). berlatih bersama dengan baik. Menurut
Hasil wawancara kepada Wakil kedua informan tersebut, bahwa orang tua
Kepala Sekolah bagian Kesiswaan siswa juga sangat antusias terhadap
Menurut EP penumbuhan rasa cinta budaya Program Kamis Kreasi. Para orang tua
Indonesia siswa ditumbuhkandengan siswa sangat mendukung program ini,
pementasan pada Kamis Kreasi bahkan orang tua siswa tidak segan untuk
dengan menampilkan kebudayaan khas mengeluarkan dana dan sumbangan
Indonesia. Serta tidak diperkenankan kepada para siswa agar penampilan siswa
menampilkan kebudayaan luar negeri atau pada kegiatan Kamis Kreasi berjalan baik
kebudayaan berasal dari budaya luar. dan menarik.
Ketika kebudayaan khas Indonesia Nasionalisme dan cinta budaya
ditampilkan maka siswa akan menghayati Indonesia berkaitan dengan pembelajaran
kebudayaan tersebut, sehingga tentu saja PPKn. Pembelajaran PPKn yang inti
dapat menumbuhkan kecintaan terhadap ajarannya menurut PP Nomor 32 tahun
budaya asli Indonesia. 2013 adalah sebagai wadah untuk
Hal ini juga sejalan dengan hasil menjadikan manusia Indonesia untuk
wawancara yang ditujukan kepada lebih mencintai budaya bangsanya dan
Abdullah Dhani yaitu siswa kelas VIII F. sebagai sarana untuk membangun rasa
Menurut AD bahwa cinta budaya nasionalisme. Hal tersebut tidak
Indonesia dapat tumbuh, berkat bertentangan pada kegiatan Kamis
penampilannya pada kegiatan Kamis Kreasi Kreasi. Kamis kreasi justru dapat dijadikan
tersebut bahwa Abdullah Dhani semakin sarana untuk pengaplikasian manusia
penasaran tentang kebudayaan daerah lain Indonesia yang mencintai budaya dan
yang ada di Indonesia sehingga membangun rasa nasionalisme. Menurut
membuatnya ingin belajar lagi tentang hasil penelitian yang diperoleh bahwa rasa
kebudayaan dari daerah lain. Nasionalisme dan cinta budaya Indonesia
Pelaksanaan Program Kamis Kreasi dapat tumbuh, sehingga tujuan
juga mengalami hambatan. Hambatan itu pembelajaran PPKn saling berkaitan
berupa seringnya siswa mengambil jam dengan Program Kamis Kreasi.
pelajaran untuk digunakan sebagai waktu Era pemerintahan presiden Ir. Joko
latihan, tentunya hal ini dapat mengganggu Widodo pada saat ini ialah
kegiatan belajar mengajar dalam kelas. mengembangkan pendidikan penguatan
Namun hal itu dapat ditanggulangi karakter. Pendidikan karakter menjadi
dengan saling berkoordinasinya guru kelas salah satu hal yang diutamakan. Dasar
dan Wakil Kepala Sekolah bagian hukum ditetapkannya Program Penguatan
Kesiwaan agar para siswa mengambil jam Pendidikan Karakter adalah Perpres
latihan di luar jam pelajaran sekolah. Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Hambatan pada siswa menurut AD yaitu Pendidikan Karakter. Pengembangan
ketua kelas VIII F ialah ada saja anggota karakter RENAMAGI (Religius,
kelas yang malas dan tidak bisa hadir Nasionalis. Mandiri, gotong royong dan
ketika latihan dilaksanakan, namun integritas) dapat dituangkan pada kegiatan
hambatan itu bisa dilalui dengan saling Kamis Kreasi. Berdasarkan hasil penelitian
berkoordinasinya para anggota kelas dalam yang diperoleh bahwa kelima karakter

Syahrul Hadiyatullah, dkk. Penumbuhan Rasa Nasionalisme dan


Cinta Budaya Indonesia Melalui Program "Kamsi" Pada Siswa SMP Negeri 1 Batu
117
118

tersebut tercapai pada penelitian ini tentang


Nasionalisme dan cinta budaya Indonesia.
Karakter nasionalis dan integritas tercapai
dengan tercapainya indikator nasionalisme
yang telah dipaparkan di atas, sedangkan
karakter religius, mandiri, dan gotong
royong tercapai dengan cakupan indikator
kebudayaan yang telah dipaparkan di atas.

SIMPULAN
Berdasarkaan hasil dan pembahasan
penelitian yang terdapat pada bab IV, maka
dapat disimpulkan: Penumbuhan rasa
nasionalisme dan cinta budaya Indonesia
siswa melalui Program Kamsi ditumbuhkan
melalui proses latihan dan penampilan
drama teater Calonarang dan seni tari
Reog Ponorogo. Proses latihan dan
penampilan tersebut telah memenuhi
indikator nasionalisme dan indikator
kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam
ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan.
Malang: Kalimas sahada.
Lisyarti, Retno. 2007. Pendidikan
Kewarganegraanuntuk SMA dan
MA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
Nurhayati, Yanti. 2013. Pengaruh
Upacara Bendera Terhadap Sikap
NasionalismeDi SMPN 14
Bandung.Bandung:Universitas
Pendidikan Indonesia.
PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
Sugiyono, P. D. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Bandung: CV Alfabeta.
Sujanto, Bedjo. 2007. Pemahaman
Kembali makna Bhineka Tunggal
Ika . Jakarta: CV Sagung Seto.

Jurnal Civic Hukum Volume 3, Nomor 1, Mei 2018, hal. 111-118

Anda mungkin juga menyukai