Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan

Volume 17, Nomor 2, Oktober 2016, hlm. 89-96


DOI: 10.18196/jesp.17.2.3735

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI
(Studi Kasus : Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul)
Vizia Lukri Damayanti, Rifki Khoirudin

Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Ahmad Dahlan


Jl. Kapas No. 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta
Email Korespondensi: vizialukrid@yahoo.co.id

Naskah Diterima: Juni 2016; Disetujui: Oktober 2016

Abstract: This study aims to determine the factors that affect food security of farm households in
Timbulharjo Village, Sewon, Bantul. Factors used in this study were income, head of family
education, age of head of household, marital status, number of family members and ownership of
savings account. This study uses primary data obtained from direct interviews by asking a list of
questions. The analytical technique used was logistic regression analysis, then completed by using
the maximum likelihood method which included Nagelkerke R Square equivalent to coefficient of
determination (R2), significance test Simultaneously (Overall Model Test) is equivalent to F test
in linear regression, Wald test is equivalent to t test on OLS. The income and education of the
head of the household have a positive effect on food security, while the number of family members
has a negative effect on food security. Based on the partial test, the income variable, the education
of the head of the household, the number of family members affect the food security, while the age
of the head of the family, marital status, and savings ownership have no effect on food security.
Keywords: food security, farm household
JEL Classifications: D1, D3

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi


ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul. Faktor yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan, pendidikan kepala keluarga, usia kepala
keluarga, status perkawinan, jumlah anggota keluarga dan kepemilikan simpanan tabungan.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
mengajukan daftar pertanyaan. Data yang digunakan yaitu 98 sampel secara insidental dari
4.628 petani di Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi logistik, selanjutnya diselesaikan dengan menggunakan metode maximum
likelihood yang meliputi Nagelkerke R Square setara dengan koefisien determinasi (R 2),
Pengujian signifikansi secara simultan (Overall Model Test) setara dengan uji F dalam regresi
linier, Uji Wald setara dengan uji t pada OLS. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan,
pendidikan kepala keluarga dan jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap ketahanan
pangan dengan tingkat signifikansi 5%. Nilai Nagekerke R Square 0,363. Pendapatan dan
pendidikan kepala keluarga berpengaruh positif terhadap ketahanan pangan, sedangkan jumlah
anggota keluarga berpengaruh negatif terhadap ketahanan pangan. Berdasarkan uji parsial maka
variabel pendapatan, pendidikan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap
ketahanan pangan, sedangkan usia kepala keluarga, status perkawinan, dan kepemilikan
tabungan tidak berpengaruh terhadap ketahanan pangan.
Kata kunci: ketahanan pangan, rumah tangga petani
Klasifikasi JEL: D1, D3
PENDAHULUAN petani di Kabupaten Bantul . Jumlah penduduk
Sewon yang berkerja sebagai petani sebanyak
Ketahanan Pangan merupakan hak asasi
15.166 orang atau 11,07% dari jumlah total
manusia (HAM). Setiap orang berhak
petani di Kabupaten Bantul 136.919 orang.
memperoleh makanan yang layak dan sesuai
Desa Timbulharjo merupakan salah satu
dengan kebutuhannya. Berdasarkan Undang-
Desa yang ada di Kecamatan Sewon, Desa
Undang No 18 tahun 2012, yang dimaksud
tersebut memiliki letak topografis tanah yang
dengan ketahanan pangan adalah ”kondisi
rata, sebagian besar lahannya dimanfaatkan
terpenuhinya pangan bagi negara sampai
oleh masyarakat untuk lahan pertanian,
dengan perseorangan, yang tercermin dari
sehingga sebagian besar masyarakat Desa
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
adalah petani. Jumlah penduduk Desa
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
Timbulharjo yang bekerja sebagai petani adalah
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
4.628 orang atau 30,51% dari 15.166 orang yang
dengan agama, keyakinan, dan budaya
terdiri dari 2.523 petani laki-laki dan 2.105
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
petani perempuan. Desa Timbulharjo
produktif secara berkelanjutan.”
merupakan Desa dengan jumlah petani
Pertanian merupakan sektor terpenting
terbanyak di Kecamatan Sewon.
sebagai penopang untuk memenuhi kebutuhan
Beberapa penelitian sebelumnya
hidup orang banyak, khususnya kebutuhan
menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor
hidup makanan pokok manusia sebagai wujud
yang mempengaruhi ketahanan pangan suatu
peningkatan kesejahteraan bangsa dan negara.
daerah. Faktor yang paling berpengaruh
Kabupaten Bantul merupakan salah satu daerah
terhadap ketahanan pangan rumah tangga
lumbung pangan yang potensial di Daerah
adalah jumlah anggota keluarga dan
Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya
pengeluaran RT. Penelitian yang dilakukan oleh
produksi tanaman padi. Luas Lahan Sawah
Sulistyowati (2014) tentang faktor yang
Kabupaten Bantul pada tahun 2014 menurut
mempengaruhi ketahanan pangan rumah
Dinas Pertanian dan Kehutanan tercatat 15.191
tangga miskin di Kecamatan Srandakan Bantul
Ha, Pada tahun 2014 produksi tanaman padi
menyatakan bahwa faktor jenis kelamin dan
sawah tercatat 192.711 ton dengan rata-rata
jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap
produksi sebesar 63,90 kw/ha, produksi
tingkat ketahanan pangan. Adapun faktor yang
tanaman padi ladang 136 ton dengan rata-rata
dapat mempengaruhi ketahanan pangan RTM
produksi 45,25 kw/ha. Selain produksi padi,
di Srandakan antara lain umur kepala RTM,
Kabupaten Bantul juga dapat memproduksi
status perkawinan, jumlah anggota keluarga
bahan pangan lain seperti jagung, kacang tanah,
dan pendapatan. Dan faktor yang paling
kedelai maupun berbagai produk pertanian
dominan mempengaruhi ketahanan pangan
lainnya.
RTM yaitu jumlah anggota keluarga dan
Sektor pertanian merupakan penyumbang
pendapatan rumah tangga.
terbesar perekonomian di Kabupaten Bantul
Supriyanto (2014) menyatakan bahwa
terutama produksi tanaman pangan (padi dan
faktor pendapatan kepala keluarga dan tingkat
palawija). Tanaman padi sawah merupakan
pendidikan berpengaruh positif terhadap
komoditas terbesar di Kecamatan Sewon.
ketahanan pangan, sedangkan kemampuan
Berdasarkan data kependudukan 2016 jumlah
memenuhi kebutuhan keuangan (simpanan)
penduduk Bantul produktif menurut jenis
berpengaruh negatif tehadap tingkat ketahanan
pekerjaan (Usia Angkatan Kerja) Kecamatan
pangan. Jumlah anggota keluarga, umur kepala
Sewon merupakan Kecamatan dengan
keluarga tidak mempengaruhi tingkat
penduduk terbanyak yang bekerja sebagai
ketahanan pangan rumah tangga tani.

90 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 17, Nomor 2, Oktober 2016: 89-96
METODE PENELITIAN mengumpulkan data-data yang ada di Biro
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul dan
Populasi dan Sampel monografi data kelurahan. Data yang diambil
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah merupakan data mengenai rumah tangga petani
tangga petani yang ada di Desa Timbulharjo, sebagai suatu penelitian empiris, maka data-
Sewon, Bantul. Adapun jumlah petani di Desa data sekunder dalam penelitian ini juga dapat
Timbulharjo sebanyak 4.628 orang petani yang diperoleh dari artikel, jurnal, dan penelitian-
terbagi dalam 16 Dusun dengan 123 Rukun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Tetangga (RT). Jadi jumlah populasi dalam tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani.
penelitian ini ada 4.628 petani. Penentuan
sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Teknik Pengumpulan Data
rumus Slovin (Hasan, 2000) sebagai berikut: 1. Metode Wawancara (Interview)
Penelitian ini menggunakan metode interview
n= secara terstruktur menggunakan panduan
kuesioner (angket) sebagai panduan utama.
Keterangan : Dalam metode ini digunakan untuk membantu
n = ukuran sampel menjelaskan kepada responden apabila
N = ukuran populasi responden kurang jelas dalam menjawab
e = error term (variabel pengganggu)
angket.
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan 2. Metode Kuesioner (Angket)
sampel yang dapat ditolelir atau diujikan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
Penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
yang ditolerir 10%. tertulis kepada responden untuk dijawab.
n= Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
n = 98 data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
Berdasarkan perhitungan Slovin, maka jumlah variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
sampel dalam penelitian ini sejumlah 98 bisa diharapkan dari responden (Sugiyono,
responden. 2009).

Jenis Data Dan Sumber Data Alat Analisis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini Metode analisis data dalam penelitian ini
diantaranya adalah : menggunakan teknik analisis kuantitatif.
(1) Data Primer; Data primer yang diperoleh Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
dengan memberikan kuesioner yang ditujukan menganalisis permasalahan yang diwujudkan
kepada responden (rumah tangga petani di dengan data yang dapat dijelaskan secara
Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul) meliputi kuantitatif. Metode analisis yang digunakan
pengeluaran pangan dan non pangan rumah dalam penelitian ini adalah analisis regresi
tangga, pendapatan, jumlah anggota keluarga, logistik.
umur kepala keluarga, pendidikan kepala Logistic regresi merupakan teknik statistik
keluarga, status perkawinan. Tujuannya untuk yang tepat ketika variabel dependen berbentuk
memperoleh informasi yang relevan dalam diskret atau kategorial (non-metrik) dan
penelitian ini. variabel independennya dapat berbentuk
(2) Data Sekunder; Data sekunder merupakan metrik atau non-metrik. Dengan kata lain
sumber penelitian yang diperoleh secara tidak logistic regresi merupakan pendekatan model
langsung. Data diperoleh dengan matematika yang dapat digunakan untuk

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi… (Vizia Lukri Damayanti, Rifki Khoirudin) 91


menggambarkan hubungan dari beberapa X Tabel 2. Pengujian Koefisien Determinasi
variabel untuk sebuah dikotomi dependen (Nagelkerke R Square Model Summary)
variabel. Cox &
-2 Log Nagelkerke R
Pada logistic regresi tidak mensyaratkan Step Snell R
likelihood Square
Square
banyak asumsi seperti normalitas data serta
1 103.000a .270 .363
hasilnya tetap robust walaupun ada asumsi
a= estimation terminated at iteration number 5
yang dilanggar. Jika kita hanya ingin because parameter estimates changed by less than
memprediksi dua kategorial dependen variabel ,001.
maka analisis ini disebut binary logistic variabel, Sumber : Hasil Output SPSS 16
tapi jika kita ingin memprediksi lebih dari dua
kategori dependen variabel maka kita harus Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,363 yang
menggunakan analisis multnominal logistic menunjukan bahwa kemampuan variabel
regresi. independen dalam menjelaskan variabel
dependen adalah sebesar 0,363 atau 36,3% dan
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat 100% - 36,3% = 63,7% faktor lain di luar
model yang menjelaskan variabel dependen.
1. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) Variabel pendapatan, pendidikan kepala
keluarga, usia kepala keluarga, status
Tabel 1. Hosmer and Lemeshow Test
perkawinan, jumlah anggota keluarga dan
Step Chi-square Df Sig.
kepemilikan simpanan tabungan dapat
1 6.906 8 0.547
menjelaskan ketahanan pangan sebesar 36,3%
Sumber : Hasil Output SPSS 16
sisanya dijelaskan di luar model.
Hipotesis :
3. Pengujian Presentase Ketepatan Model
Ho: Model telah cukup mampu menjelaskan
Penelitian
data/sesuai
Berdasarkan tabel pengujian presentase
Ha: Model tidak cukup mampu menjelaskan ketepatan model penelitian pada Classification
data Table, jumlah sampel yang tidak tahan pangan
Terlihat dari tabel bahwa nilai sig = 0,547 47 + 9 = 56 orang. Yang benar-benar tidak tahan
yang berarti lebih dari 0,05 maka keputusanya pangan sebanyak 47 orang dan yang
adalah menerima Ho sehingga kesimpulanya seharusnya tidak mengalami tidak tahan
pangan namun justru mengalami sebanyak 9
adalah model telah cukup mampu menjelaskan
orang. Jumlah sampel yang tahan pangan 14 +
data sesuai dengan kata lain model dinyatakan
28 = 42 orang. Yang benar-benar tahan pangan
layak atau fit untuk digunakan analisis sebanyak 14 orang dan yang seharusnya tahan
selanjutnya. pangan tetapi tidak mengalaminya sebanyak 28
orang.
2. Pengujian Koefisien Determinasi Tabel 3. Pengujian Presentase Ketepatan
(Nagelkerke R Square) Model Penelitian
Classification Tablea
Hasil output estimasi dapat dilihat pada Predicted
tabel 2. Untuk melihat kemampuan variabel Ketahanan
Observed Percentage
independen dalam menjelaskan variabel pangan
Correct
0 1
dependen, digunakan nilai Cox & Snell R Square Step 1 Ketahanan 0 47 9 83.9
dan Nagelkerke R Square. Nilai-nilai tersebut pangan 1 14 28 66.7
disebut juga dengan Pseudeo R Square atau jika Overall 76.5
Percentage
pada regresi (OLS) lebih dikenal dengan istilah
a= the cut value is ,500
R Square. Sumber : Hasil Output SPSS 16

92 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 17, Nomor 2, Oktober 2016: 89-96
Dalam interprestasi regresi logistik dengan perkawinan, jumlah anggota keluarga dan
SPSS: tabel di atas memberikan nilai overall kepemilikan simpanan tabungan terhadap
percentage sebesar (47+28)/ 98 = 76,5% yang ketahanan pangan.
berarti ketapatan model penelitian ini adalah Ha: Ada pengaruh signifikan secara simultan
sebesar 76,5%. pendapatan, pendidikan kepala keluarga, usia
kepala keluarga, status perkawinan, jumlah
4. Uji Simultan anggota keluarga dan kepemilikan simpanan
Tabel 4. Uji Simultan (Overall Test)
tabungan terhadap ketahanan pangan.
Omnibus Test of Model Coefficients
Nilai p-value Chi-Square sebesar 0,000 di
Chi-square Df Sig.
Step 1 Step 30.850 6 .000 mana alpha<0,05 maka Ho ditolak sehingga
Block 30.850 6 .000 jawaban terhadap hipotesis pengaruh simultan
Model 30.850 6 .000 variabel independen terhadap variabel
Sumber : Hasil Output SPSS 16 dependen. Kesimpulanya adalah ada pengaruh
signifikan secara pendapatan, pendidikan
Hipotesis :
kepala keluarga, usia kepala keluarga, status
Ho: Tidak ada pengaruh signifikan secara
perkawinan, jumlah anggota keluarga dan
simultan pendapatan, pendidikan kepala
kepemilikan simpanan tabungan terhadap
keluarga, usia kepala keluarga, status
ketahanan pangan.
5. Uji Parsial
Tabel 5. Uji Parsial
Variables in The Equations
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a Pendapatan .000 .000 7.864 1 .005 1.000
Pendidikan_KK .743 .302 6.005 1 .014 2.103
Usia_KK -.003 .025 .017 1 .896 .997
Status_Perkawinan 1.007 .676 2.224 1 .136 2.739
JAK -.702 .303 5.375 1 .020 .495
Simpanan_Tabungan -.481 .546 .776 1 .378 .618
Constant -1.361 1.949 .488 1 .485 .256
a. Variable(s) entered on step 1: Pendapatan, Pendidikan_KK, Usia_KK, Status
Perkawinan, JAK, Simpanan_Tabungan, Constant.
Sumber : Hasil Output SPSS 16
pangan meskipun kemungkinan peningkatan
a. Pendapatan (X1) probabilitas pendapatan hanya sebesar 0,00%.
Hipotesis :
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Ho: Tidak ada pengaruh pendapatan terhadap
penelitian yang diperoleh oleh (Supriyanto,
ketahanan pangan
2014) yang menyatakan bahwa pendapatan
Ha: Ada pengaruh pendapatan terhadap
mempunyai pengaruh positif terhadap peluang
ketahanan pangan
rumah tangga petani untuk tahan pangan
Dari hasil analisis variabel pendapatan nilai
dengan menganggap variabel lain konstan.
signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 sehingga
menolak Ho, sehingga ada pengaruh b. Pendidikan Kepala Keluarga (X2)
pendapatan terhadap tingkat ketahanan pangan Hipotesis :
rumah tangga petani di Desa Timbulharjo, Ho: Tidak ada pengaruh pendidikan kepala
Sewon, Bantul. Hal tersebut menunjukan bahwa keluarga terhadap ketahanan pangan.
kenaikan pendapatan diikuti dengan ketahanan Ha: Ada pengaruh pendidikan kepala keluarga
terhadap ketahanan pangan.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi… (Vizia Lukri Damayanti, Rifki Khoirudin) 93


Dari hasil analisis variabel pendidikan Ho: Tidak ada pengaruh status perkawinan
kepala keluarga nilai signifikansi sebesar 0,014 terhadap ketahanan pangan.
<0,05 sehingga menolak Ho, sehingga ada Ha: Ada pengaruh status perkawinan terhadap
pengaruh pendidikan kepala keluarga terhadap ketahanan pangan.
tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani
Dari hasil analisis variabel status
di Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul.
perkawinan nilai signifikansi sebesar 0,136>0,05
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
sehingga menerima Ho. Sehingga, tidak ada
tinggi tingkatan pendidikan kepala keluarga
pengaruh status perkawinan terhadap tingkat
diikuti dengan ketahanan pangan. Hasil
ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Timbulharjo, Sewon, Bantul.
yang diperoleh oleh (Supriyanto, 2014) yang
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
menyatakan bahwa pendidikan kepala
penelitian yang diperoleh oleh (Sulistyowati,
keluarga mempunyai pengaruh positif terhadap
2014) yang menyatakan bahwa status
peluang rumah tangga petani untuk tahan
perkawinan mempunyai pengaruh terhadap
pangan dengan menganggap variabel lain
peluang rumah tangga petani untuk tahan
konstan.
pangan. Perbedaan tersebut terjadi karena pada
c. Usia Kepala Keluarga (X3) penelitian (Sulistyowati, 2014) didominasi
Hipotesis : rumah tangga yang berstatus nikah. Penelitian
Ho: Tidak ada pengaruh usia kepala keluarga tersebut menyatakan bahwa rumah tangga
terhadap ketahanan pangan. yang berstatus nikah lebih tahan pangan
Ha: Ada pengaruh usia kepala keluarga dikarenakan dengan status nikah, maka suami
terhadap ketahanan pangan. istri tersebut bisa bekerjasama untuk memenuhi
Dari hasil analisis variabel usia kepala kebutuhan pangan sehari-hari.
keluarga nilai signifikansi sebesar 0,896>0,05 Berbeda dengan penelitian ini karena
sehingga menerima Ho, sehingga tidak ada dalam penelitian ini membahas mengenai
pengaruh usia kepala keluarga terhadap tingkat rumah tangga petani yang pendapatannya tidak
ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa menentu tergantung iklim, hasil panen, dan
Timbulharjo, Sewon, Bantul. faktor lainya. Meskipun hasil pengujian
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil signifikansi 0,136>0,05 berarti bahwa tidak
penelitian yang diperoleh oleh (Sulistyowati, signifikan atau tidak ada pengaruh antara status
2014) yang menyatakan bahwa usia kepala perkawinan dengan ketahanan pangan, akan
keluarga tidak mempunyai pengaruh terhadap tetapi hasil pengujian dari hipotesis
peluang rumah tangga petani untuk tahan menunjukan positif. Hal ini terjadi karena
pangan. Hal tersebut terjadi karena sebagian meskipun rumah tangga petani berstatus
besar responden (petani) berusia inproduktif menikah, akan tetapi penghasilan yang
atau telah berusia >65 tahun, sedangkan usia diperoleh oleh suami/istri petani tersebut tidak
seseorang dapat mempengaruhi produktivitas banyak, sehingga meskipun suami istri
dalam bekerja. Semakin tua umur seseorang, bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan
maka produktivitaspun semakin menurun. Hal pangan sehari-hari masih belum mencukupi
itu karena kekuatan fisik yang ada tidak sekuat dikarenakan pengeluaran yang dikeluarkan
sewaktu seseorang itu masih muda. tidak sebanding dengan pendapatan yang
diperoleh. Selain itu juga beberapa istri petani
d. Status Perkawinan (X4)
di Desa Timbulharjo tidak bekerja dan menjadi
Hipotesis :
ibu rumah tangga.

94 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 17, Nomor 2, Oktober 2016: 89-96
e. Jumlah Anggota Keluarga (X5) Dari hasil analisis variabel kepemilikan
simpanan tabungan nilai signifikansi sebesar
Hipotesis : 0,378>0,05 sehingga menerima Ho. Sehingga,
Ho: Tidak ada pengaruh jumlah anggota tidak ada pengaruh kepemilikan simpanan
keluarga terhadap ketahanan pangan. tabungan terhadap tingkat ketahanan pangan
rumah tangga petani di Desa Timbulharjo,
Ha: Ada pengaruh jumlah anggota keluarga
Sewon, Bantul.
terhadap ketahanan pangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang diperoleh oleh (Supriyanto,
Dari hasil analisis variabel jumlah anggota
2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan
keluarga nilai signifikansi sebesar 0,020<0,05 simpanan tabungan mempunyai tidak ada
sehingga menolak Ho. Sehingga, ada pengaruh pengaruh terhadap peluang rumah tangga
jumlah anggota keluarga terhadap tingkat petani untuk tahan pangan dengan
ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa menganggap variabel lain konstan. Hal ini
Timbulharjo, Sewon, Bantul. disebabkan karena masih rendahnya
pendapatan masyarakat Desa Timbulharjo
Jumlah anggota keluarga mempunyai
sebagai faktor penyebab rendahnya masyarakat
pengaruh yang beragam, di satu sisi jumlah belum dapat menabung, karena pendapatanya
anggota keluarga menurunkan ketahanan hanya cukup untuk memenuhi kehidupan
pangan karena semakin banyak anggota sehari-hari. Selain itu sebagian besar tabungan
keluarga dianggap akan menambah beban rumah tangga petani di Desa Timbulharjo selain
keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan berupa hewan ternak (ayam, bebek, kambing,
(Pratiwi, 2016). Namun di sisi lain jumlah sapi). Ketika para petani membutuhkan uang
untuk biaya sekolah anak ataupun biaya lainya
keluarga akan meningkatkan ketahanan
mereka bisa menjual hewan ternaknya sesuai
pangan, karena banyaknya jumlah keluarga dengan kebutuhannya.
memungkinkan banyaknya anggota keluarga
yang bekerja, sehingga dapat meningkatkan 6. Uji Apriori Teoritik
ketahanan pangan (Susilowati, 2014). Tabel 6. Uji Apriori Teoritik
Variabel Hipotesis Hasil Keterangan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Pendapatan + + Sesuai
penelitian yang diperoleh oleh (Pratiwi, 2016) Pendidikan
+ + Sesuai
yang menyatakan bahwa jumlah anggota Kepala Keluarga
Usia Kepala
keluarga mempunyai pengaruh negatif - - Sesuai
Keluarga
terhadap peluang rumah tangga petani untuk Status
-/+ + Sesuai
tahan pangan dengan menganggap variabel lain Perkawinan
konstan. Hal itu terjadi karena beberapa Jumlah Anggota
-/+ - Sesuai
Keluarga
anggota keluarga petani bekerja menjadi buruh Kepemilikan
harian lepas, laden tukang, penjahit, dan lain- Simpanan -/+ - Sesuai
lain sehingga penghasilanya tidak menentu Tabungan
Sumber : Data Primer Tahun 2017
atau tidak dapat dipastikan. Selain itu beberapa
dari anggota keluarga petani di Desa Pengujian apriori teoritik dilakukan
Timbulharjo masih belum bekerja atau masih dengan cara membandingkan kesesuaian tanda
sekolah sehingga belum menghasilkan diantara variabel estimasi yang digunakan
pendapatan. dengan teori ekonomi. Apabila telah sesuai
maka dapat dikatakan model yang diestimasi
f. Kepemilikan Simpanan Tabungan (X6)
Hipotesis : telah lolos dalam uji ini. Tanda positif
Ho: Tidak ada pengaruh kepemilikan simpanan menunjukan variabel independen searah
tabungan terhadap ketahanan pangan. dengan variabel dependen, sedangkan tanda
Ha: Ada pengaruh kepemilikan simpanan negatif menunjukan arah yang berlawanan.
tabungan terhadap ketahanan pangan.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi… (Vizia Lukri Damayanti, Rifki Khoirudin) 95


Tabel 9 menunjukan bahwa hasil penelitian pengaruh jumlah anggota keluarga
ini sesuai dengan hipotesis yang telah disusun terhadap tingkat ketahanan pangan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan rumah tangga petani di Desa
penelitian terdahuu yang relevan. Variabel Timbulharjo, Sewon, Bantul.
pendapatan, pendidikan kepala keluarga, status 6. Hasil analisis variabel kepemilikan
perkawinan searah dengan ketahanan pangan, simpanan tabungan nilai signifikansi
sedangkan variabel usia kepala keluarga, sebesar 0,378 > 0,05 sehingga Ho ditolak.
jumlah anggota keluarga dan kepemilikan Sehingga, tidak ada pengaruh
tabungan berlawanan dengan ketahanan kepemilikan simpanan tabungan
pangan. terhadap tingkat ketahanan pangan
rumah tangga petani di Desa
SIMPULAN Timbulharjo, Sewon, Bantul.
Simpulan 7. Secara simultan, pendapatan, pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kepala keluarga, usia kepala keluarga,
dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa status perkawinan, jumlah anggota
hal di bawah ini : keluarga dan kepemilikan simpanan
1. Hasil analisis variabel pendapatan nilai tabungan berpengaruh terhadap
signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 sehingga ketahanan pangan rumahtangga petani di
Ho ditolak. Jadi ada pengaruh Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul.
pendapatan terhadap tingkat ketahanan
DAFTAR PUSTAKA
pangan rumah tangga petani di Desa
Timbulharjo, Sewon, Bantul. Hasan, 2000. Pokok-Pokok Materi Metodologi
2. Hasil analisis variabel pendidikan kepala Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
keluarga nilai signifikansi sebesar 0,014 < Indonesia.
Rosiana, Pratiwi, 2016. Analisis Tingkat
0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi ada
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani
pengaruh pendidikan kepala keluarga
Di Desa Kenongorejo Kecamatan Bringin
terhadap tingkat ketahanan pangan Kabupaten Ngawi. Swara Bhumi. Vol 4,
rumah tangga petani di Desa No 02.
Timbulharjo, Sewon, Bantul. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis.
3. Hasil analisis variabel usia kepala Alfabeta. Bandung.
keluarga nilai signifikansi sebesar 0,896 > Supriyanto, Teguh. 2014 di Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali.
0,05 sehingga Ho ditolak. Jadi tidak ada
“Analisis tingkat ketahanan pangan
pengaruh usia kepala terhadap tingkat rumah tangga tani Desa Mandiri
ketahanan pangan rumah tangga petani Pangan”. Skripsi. Surakarta: Universitas
di Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul. Sebelas Maret.
4. Hasil analisis variabel status perkawinan Susilowati, Heni. 2014. Faktor-Faktor Yang
nilai signifikansi sebesar 0,136>0,05 Mempengaruhi Ketahanan Pangan Rumah
Tangga Miskin di Kecamatan Srandakan
sehingga Ho ditolak. Sehingga, tidak ada
Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
pengaruh status perkawinan terhadap
Negeri Yogyakarta.
tingkat ketahanan pangan rumah tangga Undang-Undang Ketahanan Pangan No 18
petani di Desa Timbulharjo, Sewon, tahun 2012: Ketentuan Umum Pasal 1
Bantul. ayat (4). Didapatkan:
5. Hasil analisis variabel jumlah anggota http://jdih.bpk.go.id/wp-
keluarga nilai signifikansi sebesar 0,020 < content/uploads/2012/03/UU-Nomor-
18-Tahun-2012.pdf
0,05 sehingga Ho ditolak. Sehingga, ada

96 Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 17, Nomor 2, Oktober 2016: 89-96

Anda mungkin juga menyukai