SERAT KAPAS
KELOMPOK 1
AFIFAH ROHIMAH 19440001
ANDIEN NOOR A. 19440002
ANISSYA FAUZIA K. 19440003
ARSYIA ZACHWA19440004
ASHILA ADINDA Z. 19440005
TUJUAN
Untuk mengetahui karakterristik serat kapas melalui identifikasi sifat kimia, fisika, dan morfologi
serat kapas. Serta mengetahui kegunaan dari serat tersebut.
TEORI DASAR
Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain. Serat
tekstil ada yang dibuat dari bahan baku bersumber dari alam atau dari hasil manufaktur atau disebut
serat sintetis yang pembuatannya secara kimia. Semua serat memiliki ciri-ciri bawaan dan sifat
masing-masing serat yang beragam, tidak dapat dipisahkan dari karakteristik dan
mempunyai/memiliki berbagai macam sifat. Beberapa bahan yang termasuk tekstil adalah seperti
benang, tali, kain, karpet dan lain sebagainya.
Serat dibagi menjadi berberapa jenis berdasarkan sumbernya salahsatu nya adalah serat alam.
Serat tanaman terdiri atas selulosa, sementara serat hewan (rambut, sutera, dan wol) terdiri atas
protein-protein. Serat tanaman meliputi serat kulit pohon (atau stem atau sklerenkima halus), daun
atau serat-serat keras , buah, kayu, sereal gandum, serat-serat rumput lain, dan biji seperti kapas.
Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskerta karpasa[1]) adalah serat
halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut "pohon"/tanaman kapas),
tumbuhan 'semak' yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan
penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain.
Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10% dari berat kotor (bruto)
produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein, malam (lilin), dan lain-lain residu
disingkirkan, sisanya adalah polimer selulosa murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa
sehingga memberikan kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun
disukai orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala dingin dan
menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).
II. ISI
SIFAT FISIKA
1. Warna Kapas
Warna kapas pada umumnya sedikit krem. Beberapa kapas yang seratnya panjang, warnanya
lebih krem dari pada jenis kapas yang serat-seratnya lebih pendek. Warna krem ini disebabkan
oleh pengaruh cuaca yang lama, debu atau kotoran. Tumbuhnya jamur pada kapas sebelum
pemetikan menyebabkan warna putih kebiru-biruan yang tidak bisa dihilangkan dalam
pengelantangan.
2. Kekuatan
Kekuatan serat kapas sangat dipengaruhi oleh kadar selulosa yang dikandungnya. Dalam
keadaan basah serat kapas akan memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan serat
ketika dalam keadaan kering. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan basah, serat akan
menggelembung sehingga berbentuk silinder yang akan menyebabkan berkurangnya bagian-
bagian serat yang terpuntir, dalam kondisi seperti ini distribusi tegangan akan diterima di
sepanjang serat secara lebih merata. Kekuatan serat kapas dalam keadaan kering berkisar 3,2 –
5,2 g/denier dan dalam keadaan basah lebih tinggi lagi.
3. Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi di antara serat-serat selulosa alam yang lainnya.
Mulur serat kapas berkisar antara 4 – 13% tergantung dari jenis serat kapasnya dan rata-rata
mulurnya adalah 7%.
4. Moisture Regain
Serat kapas memiliki afinitas yang besar terhadap air, dan air memiliki pengaruh yang nyata
pada sifat-sifat serat. Serat kapas yang sangat kering bersifat kasar, rapuh dan kekuatannya
rendah. Moisture Regain (MR) serat kapas bervariasi sesuai dengan perubahan kelembaban
relatif tertentu. MR kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 – 8,5%.
5. Berat Jenis
Berat jenis serat kapas adalah 1,50 sampai 1,56.
SIFAT KIMIA
Pengaruh asam
Selulosa tahan terhadap asam lemah, sedangkan terhadap asam kuat akan menyebabkan
kerusakan. Asam kuat akan menghidrolisa selulosa yang mengambil tempat pada jembatan oksigen
penghubung sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa (hidroselulosa). Rantai molekul
menjadi lebih pendek dan menyebabkan penurunan kekuatan tarik selulosa. Reaksi hidroselulosa
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Pengaruh alkali
Alkali mempunyai pengaruh pada kapas. Alkali kuat pada suhu rendah akan
menggelembungkan serat kapas seperti yang terjadi pada proses merserisasi, sedangkan pada suhu
didih air dan dengan adanya oksigen dalam udara akan menyebabkan terjadinya oksiselulosa.
Pengaruh panas
Serat kapas tidak memperlihatkan perubahan kekuatan bila dipanaskan pada suhu 120OC
selama 5 jam, tapi pada suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan penurunan kekuatan. Serat
kapas kekuatannya hampir hilang jika dipanaskan pada suhu 240OC.
Pengaruh oksidator
Oksidator dapat mengoksidasi selulosa sehingga terjadi oksiselulosa, rantai molekul selulosa
terputus dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya oksiselulosa lanjutan yang mengubah gugus
aldehid menjadi gugus karboksilat. Pada oksidasi sederhana dalam suasana asam tidak terjadi
pemutusan rantai, hanya terjadi pembukaan cincin glukosa. Pengerjaan lebih lanjut dengan alkali
akan mengakibatkan pemutusan rantai molekul sehingga kekuatan tarik akan turun. Oksiselulosa
terjadi pada proses pengelantangan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau
pemanasan yang lama pada suhu diatas 140OC.
MORFOLOGI
Serat kapas mempunyai bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi dari elips
sampai bulat. Tetapi pada umumnya berbentuk seperti ginjal. Bentuk membujur serat kapas adalah
pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk penampang melintang dan membujur serat kapas dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Struktur Molekul
Komposisi selulosa murni diketahui sebagai suatu zat yang terdiri dari unit-unit anhidro-β-
glukosa dengan rumus empiris (C6H10O5)n , dimana n merupakan derajat polimerisasi yang
tergantung dari besarnya molekul. Hubungan antara selulosa dan glukosa telah lama dikenal yaitu
pada peristiwa hidrolisa selulosa oleh asam sulfat dan asam klorida encer, yang menghasilkan suatu
hasil akhir yang memiliki bentuk glukosa.
Hal ini membuktikan bahwa selulosa terbentuk dari susunan cincin glukosa. Glukosa diketahui
sebagai turunan (derivate) pyranosa yang berarti memilki enam segi (sudut), dan struktur kimia dari
glukosa sendiri memiliki dua bentuk tautomeri yaitu α-glukosa dan β-glukosa
CH 2 OH H OH
H O H
H O OH H
OH H H
HO H H OH
O
H OH CH 2 OH
KEGUNAAN
9. Cotton Bud
Manfaat serat kapas terakhir adalah pembuatan cotton bud yang merupakan salah satu
produk kapas yang sering dimanfaatkan oleh kita sebagai salah satu alat yang sangat pentin guntuk
membantu membersihkan bagian telinga kita. Dengan teksturnya yang lembut dan halus, maka tidak
perlu khawatir cotton bud akan menimbulkan infeksi dan luka pada baian telinga kita.