Anda di halaman 1dari 21

Diberlakukannya UU No.

28 Tahun 2009 tentang Pajak


Daerah dan Retribusi Daerah adalah untuk
menyesuaikan kebijakan otonomi daerah

 UU PDRD berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010


 Pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan
sebagai Pajak Daerah sampai 31 Desember
2013 sepanjang belum ada Perda terkait.
 Pengalihan BPHTB sebagai Pajak Daerah
setelah 1 (satu) tahun sejak berlakunya
Undang-Undang ini.
 Ketentuan mengenai Pajak Rokok mulai
berlaku pada tanggal 1 Januari 2014.
Definisi
1. Daerah tidak boleh memungut
pajak daerah selain yang
CLOSED ditetapkan dalam UU.
LIST
2. Daerah tidak boleh memungut
retribusi daerah selain yang
tercantum dalam UU dan PP.
DAFTAR PAJAK DAERAH
UU 28/2009
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Pajak Kendaraan Bermotor 1. Pajak Hotel
2. Bea Balik Nama Kendaraan 2. Pajak Restoran
Bermotor 3. Pajak Hiburan
3. Pajak Bahan Bakar 4. Pajak Reklame
Kendaraan Bermotor 5. Pajak Penerangan Jalan
4. Pajak Air Permukaan 6. Pajak Parkir
5. Pajak Rokok 7. Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. PBB Perdesaan & Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
Retribusi Daerah

Retribusi jasa
umum

Retribusi Retribusi jasa


usaha

Retribusi
perizinan
tertentu
Retribusi Daerah
UU 28/2009
Retribusi Jasa Umum
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
2. Retribusi Persampahan/Kebersihan
3. Retribusi KTP dan Akte Capil
4. Retribusi Pemakaman/Pengabuan Mayat
5. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum
6. Retribusi Pelayanan Pasar
7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
10. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
11. Retribusi Penyedotan Kakus
12. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
13. Retribusi Pelayanan Pendidikan
14. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
UU 28/2009

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah


2. Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan
3. Retribusi Tempat Pelelangan
4. Retribusi Terminal
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir
6. Retribusi Tempat Penginapan/
Pesanggrahan/Villa
7. Retribusi Rumah Potong Hewan
8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan
9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga
10. Retribusi Penyeberangan di Air
11. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
Retribusi Perizinan Tertentu
UU 28/2009

1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan


2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol
3. Retribusi Izin Gangguan
4. Retribusi Izin Trayek
5. Retribusi Izin Usaha Perikanan
TARIF PAJAK DAERAH

1. Tarif efektif ditetapkan dalam Peraturan Daerah


2. Tarif efektif tidak boleh melampaui tarif maksimum yang
ditetapkan dalam UU 28/2009

TARIF RETRIBUSI DAERAH

1. Tarif Retribusi Daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah


2. Tarif Retribusi ditetapkan sesuai prinsip dan sasaran
penetapan tarif untuk masing-masing golongan retribusi.
TARIF MAKSIMUM
No. PAJAK PROVINSI TARIF MAKSIMUM

1 PAJAK KENDARAAN BERMOTOR 10%


 KB Pribadi (Pertama) 1% - 2%
 KB Pribadi (Kedua, dst) 2% - 10%
 KB Umum 0,5% - 1%
 KB Pemerintah/TNI/POLRI 0,5% - 1%
 Alat Berat 0,1% - 0,2%

2 BEA BALIK NAMA KEND BERMOTOR 20%


 Penyerahan Pertama 20%
 Penyerahan Kedua, dst 1%
 Alat Berat (Penyerahan I) 0,75%
 Alat Berat (Penyerahan II,dst) 0,075%

3 PAJAK BAHAN BAKAR KEND BERMOTOR 10%


4 PAJAK AIR PERMUKAAN 10%

5 PAJAK ROKOK 10%


PAJAK KABUPATEN/KOTA TARIF MAKSIMUM

1. Pajak Hotel 10%

2. Pajak Restoran 10%

3. Pajak Hiburan 75%

4. Pajak Reklame 25%

5. Pajak Penerangan Jalan 10%

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 25%

7. Pajak Parkir 30%

8. Pajak Air Tanah 20%

9. Pajak Sarang Burung Walet 10%

10. BPHTB 5%

11. PBB Perdesaan & Perkotaan 0,3%


KETENTUAN PEMUNGUTAN PDRD
1. Raperda PDRD dievaluasi oleh Pemerintah
2. Hasil evaluasi Raperda digunakan oleh daerah untuk
menyempurnakan Raperda sebelum ditetapkan menjadi
Perda
3. Perda yang telah ditetapkan disampaikan kepada Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri
4. Perda yang sudah dibatalkan Pemerintah, harus dihentikan
pemungutannya.
SANKSI
1. Atas pelanggaran ketentuan PDRD dikenakan SANKSI.
2. Bentuk Sanksi:
a. Penundaan Dana Perimbangan
b. Pemotongan Dana Perimbangan
c. Restitusi (Pengembalian)
3. Tatacara Pengenaan sanksi diatur dalam PMK
11/PMK.07/2010.
BAGI HASIL PAJAK PROVINSI

JENIS PAJAK PEMBAGIAN


Provinsi Kabupaten/Kota
1. PKB 70% 30%

2. BBN-KB 70% 30%

3. PBB-KB 30% 70%

4. Pajak Air 50% 50%


Permukaan 20%* 80%*

5. Pajak Rokok 30% 70%

*) untuk air permukaan yang berada hanya pada 1 kabupaten/kota


PENGELOLAAN
EARMARKING

JENIS PAJAK Penerimaan


Porsi Peruntukan
1. PKB Minimal Pembangunan dan/atau
10% pemeliharaan jalan serta peningkatan
moda dan sarana transportasi umum.

2. Pajak Rokok Minimal Pelayanan kesehatan masyarakat dan


50% penegakan hukum.

3. Pajak Penerangan Jalan Sebagian Penyediaan penerangan jalan.


Cara Penghitungan Pajak Daerah

Dasar Pengenaan Pajak x


Tarif Pajak Daerah
Sistem Pemungutan Pajak Daerah

Official assessment
Pemungutan pajak daerah berdasarkan ketetapan
Kepala Daerah dengan menggunakan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD)

Sistem
pemungutan Self assessment
pajak - Wajib pajak menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri pajak daerah yang terutang
- Dokumen yang digunakan Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah (SPTPD)
- SPTPD merupakan formulir untuk menghitung,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak daerah
yang terutang
PENGALIHAN PAJAK PUSAT (Kabupaten/Kota)

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan & Perkotaan


1. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan
pertambangan.

Objek Pajak Bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau


dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan dan
pertambangan.
Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan arau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Wajib Pajak Orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan arau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Tarif Maksimum 0,3% dari nilai jual objek pajak (NJOP)
Menghitung PBB sektor P2
Pasal 81 UU 28/2009
Contoh:
Wajib pajak A mempunyai objek pajak berupa:
- Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp300.000,00/m2;
- Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp350.000,00/m2;
- Taman seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp50.000,00/m2;
- Pagar sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai
jual Rp175.000,00/m2.
Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut:
1. NJOP Bumi: 800 x Rp300.000,00 = Rp240.000.000,00
2. NJOP Bangunan
a. Rumah dan garasi
400 x Rp350.000,00 = Rp140.000.000,00
b. Taman
200 x Rp50.000,00 = Rp10.000.000,00
c. Pagar
(120 x 1,5) x Rp175.000,00 = Rp 31.500.000,00 +
Total NJOP Bangunan Rp181.500.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp10.000.000,00 -
Nilai Jual bangunan Kena Pajak = Rp171.500.000,00 +
3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp411.500.000,00
4. Tarif pajak efektif yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah 0,2% .
5. PBB terutang: 0,2% x Rp411.500.000,00 = Rp823.000,00

Anda mungkin juga menyukai