Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kalimat Efektif
Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, pemakaian bahasa dikatakan berhasil apabila
maksud yang ingin disampaikan oleh penutur atau penulis dalam berbahasa Indonesia
dapat dipahami secara tepat dan cepat oleh pendengar atau pembaca. Karena itu, penutur
atau penulis hendaknya menggunakan kalimat yang tepat dan efektif ketika berbahasa.
Sebagai contoh dalam penulisan bahasa Indonesia saja misalnya, sering kita jumpai
beberapa kesalahan. Informasi dan makna yang ingin disampaikan oleh penulis atau
pembicara sering tidak diterima dengan tepat kepada pembaca atau pendengarnya. Untuk
mengurangi kesalahan makna yang diterima oleh pendengar atau pembaca tersebut maka
harus digunakan kalimat efektif dalam berbicara maupun menulis.
Sebuah tulisan yang susunan gramatikanya tidak benar, terlalu panjang atau terlalu
pendek sehingga tidak mengungkapkan maksud secara tepat bukanlah kalimat yang efektif.
Dalam berbahasa, penutur atau penulis dituntut memiliki kemahiran dalam membuat
kalimat-kalimat yang efektif agar tujuan berbahasanya dapat tercapai dengan baik.
Struktur kalimat hendaknya diatur dengan baik, pilihan kata yang digunakan juga
disesuaikan agar pesan yang akan disampaikan melalui tuturan atau tulisan dapat sampai
kepada pendengar atau pembaca persis seperti yang dikehendaki penutur atau penulis.
Kalimat efektif tidak akan menjadi efektif tanpa pemahaman terhadap EYD dan tanda
baca. Pada dasarnya kalimat yang hanya terdiri dari subjek dan predikat dapat menjadi
efektif jika memenuhi syarat-syarat kalimat efektif serta tepat dalam kaidah EYD dan
tanda bacanya. Sebaliknya, kalimat yang panjang dan luas terkadang tidak memiliki makna
jika tidak memenuhi syarat kalimat efektif.
Modul ini mengantarkan mahasiswa untuk mengenal pemakaian kalimat efektif dalam
berbahasa Indonesia. Di dalam modul ini disampaikan pengertian kalimat efektif, ciri-ciri
kalimat efektif, unsur-unsur kalimat, pola kalimat dasar, syarat kalimat efektif, dan jenis-
jenis kalimat.
1. Pengertian Kalimat efektif
Adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pendengar/pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara/penulis. Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah tulisan dapat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Hal ini
berarti suatu kalimat efektif harus disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi
yang tepat.
b) Ciri Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Contoh :
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara bertahap.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok,
memasang penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a) tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi
dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara mensejajarkan kedua bentuk itu menjadi :
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara bertahap.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecetan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu
akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c) Ciri Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.
Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
- Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan Presiden, rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah : Presiden mengharapkan. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan
dengan mengubah posisi kalimat.
- Membuat urutan kata yang logis.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, ia telah membantu anak-
anak terlantar.
Urutan yang benar adalah: Bukan seribu, seratus, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah
ia telah membantu anak-anak terlantar.
- Melakukan pengulangan kata.
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
- Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
- Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
d) Ciri Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan
kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah
kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti menghilangkan atau membuang
kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa criteria yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Menghilangkan subjek ganda.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
e) Ciri Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut.
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal. Mahasiswa atau perguruan
tinggi. Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah
atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
“Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri”.
Kalimat di atas salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat di tersebut dapat diubah menjadi:
“Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri”.
f) Ciri Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak
bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Karena itu,
hindari kalimat yang panjang dan berteletele.
Misalnya:
a) Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke
luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b) Surat itu saya sudah baca
c) Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkannya.
d) Mereka membicarakan tentang kehendak rakyat
e) Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
g) Ciri Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini.
a) Kepada Bapak Menteri waktu dan tempat kami persilahkan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut :
a) Bapak Menteri kami persilahkan.
b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Kelogisan sebuah kalimat ditandai pula oleh ejaan, seperti yang dibicarakan pada bab-
bab terdahulu. Perhatikan pula contoh berikut.
Bentuk yang tidak efektif Bentuk yang efektif
Untuk mengetahui baik atau Baik atau buruknya pribadi seseorang
buruknya dapat dilihat dari tingkah lakunya
pribadi seseorang dapat dilihat dari sehari-hari.
tingkah lakunya sehari-hari.
Pekerjaan itu Ayah tidak cocok Perkara yang diajukan ke meja hijau
Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok Perkara yang diajukan ke meja hijau
Perkara yang diajukan ke meja 51, sedangkan yang telah selesai
hijau disidangkan 23.
berjumlah 51 buah. Sedangkan
perkara
yang telah selesai disidangkan
berjumlah
23 buah.
3. Unsur-unsur Kalimat
a) Subjek sebagai unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.
Ciri-ciri subjek:
- Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa.
- Berupa kata benda atau frase bendaan.
- Disertai kata itu, ini, dan tersebut.
- Didahului kata bahwa.
- Tidak didahului preposisi.
Contoh :
Rangga adalah seorang aktor dan penyanyi.
Super Junior adalah boyband favoritku.
Buku itu dibeli oleh Kyla.
c) Objek sebagai unsur yang dikenai kerja oleh subjek. Ciri-ciri objek :
- Langsung di belakang predikat.
- Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
- Didahului kata bahwa.
- Ada dua macam objek,
Objek penderita: kata benda atau yang dibendakan yang berupa kata atau kelompok kata
yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh
subjek.
d) Keterangan.
Ciri-ciri keterangan:
- Hubungannya dengan predikat renggang.
- Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
- Terdiri dari beberapa jenis:
Keterangan Tempat. (Agnes Monica akan konser di Amerika).
Keterangan Alat. (Aci memasak sayur dengan panci).
Keterangan Waktu. (Ayah akan pulang kerja pukul 3 sore).
Keterangan Tujuan. (Kita harus rajin berolahraga agar sehat).
Keterangan Cara. (Mereka memerhatikan pelajaran dengan seksama).
Keterangan Penyerta. (Ibu pergi bersama ayah).
Keterangan Similatif . (Rahmat Darmawan memberikan arahan kepada pemain sebagai
pelatih).
Keterangan Sebab. (Rianto sangat sukses sekarang karena giat bekerja).
e) Pelengkap
Pelengkap yakni unsur yang melengkapi kalimat.
Ciri-ciri pelengkap:
- Terletak di belakang predikat. (Hampir sama dengan objek. Perbedaannya, objek
langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain,
yaitu objek.
Misalnya:
Diah mengirimi saya buku baru
Mereka membelikan ayahnya motor baru
- Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Misalnya :
Pemuda itu bersenjatakan parang. (Parang sebagai pelengkap)
Budi membaca buku. (Buku sebagai objek karena dapat menjadi subjek)
4. Pola Kalimat Dasar
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990:32) mengungkapkan pola:
S-P = Aris tidur.
S-P-O = Alya makan nasi.
S-P-Pel = Cincinnya bertahtakan berlian.
S-P-K = Karis pergi ke Taman Safari.
S-P-O-Pel = Ihsan menamai kucingnya Ligo.
K-S-P-O-Pel = Setiap pagi Bu Diah membuatkan anak-anaknya roti panggang.
S-P-O-K = Erisa minum susu putih setiap pagi.
S-P-O-Pel-K = Semua anggota keluarga sedih ketika kakek meninggal.
Seorang penulis yang baik tidak hanya mementingkan gaya bahasa dan kecermatan
ejaan saja, penggunaan kalimat efektif juga perlu diperhatikan agar informasi yang ingin
disampaikan penulis dapat tersampaikan dengan baik.
Di samping itu, perlu diperhatikan juga tata kaidah ejaan yang benar. Misalnya
penggunaan tanda baca yang tidak tepat dapat menyebabkan tidak tersampaikannya
informasi dengan baik.
Kalimat tidak dapat disebut kalimat efektif jika tidak tepat dalam penggunaan tata
kaidah ejaan meskipun ketujuh syarat kalimat efektif sudah terpenuhi.
a) Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan yang dimaksud adalah setiap kalimat, baik itu kalimat tunggal atau
kalimat majemuk, harus mengandung satu ide pokok atau satu ide utama saja.
Syarat utama kalimat yaitu terdiri seminimalnya satu subjek dan predikat. Rangkaian
kata yang panjang tidak dapat disebut kalimat tanpa adanya subjek dan predikat.
Kesalahan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut:
- Kalimat Tunggal atau Majemuk Tidak Bersubjek
Subjek merupakan unsur penting dalam suatu kalimat.Subjek menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok, atau sesuatu dalam pokok pembicaraan.
Umumnya subjek berupa nomina (kata benda). Perlu diperhatikan bahwa kata yang
diawali dengan kata depan, seperti di, ke, dari, buat, bagi, untuk, kepada, tidak akan pernah
menjadi subjek dalam kalimat karena subjek tidak boleh diawali oleh kata depan.
Contoh kalimat yang tidak memiliki subjek :
Di samping rumput, dapat juga memberikan leguminosa, baik secaea sengaja ditanam
maupun legum yang tercampur pada rumput alam.
Kalimat di atas tidak dijelaskan siapa yang dapat memberikan leguminosa. Kalimat di atas
akan menjadi kalimat efektif jika ditambahkan subjek. Maka kalimat di atas seharusnya
menjadi :
Disamping (memberi) rumput, peternak dapat juga memberikan leguminosa, baik secara
sengaja ditanam maupun legum yang tercampur pada rumput alam.
b) Kekoherenan
Kepaduan dalam kalimat adalah hubungan timbal balik yang benar di antara unsur
pembentuk kalimat, yaitu antara subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Kelima unsur tersebut harus memiliki hubungan yang harmonis dalam sebuah kesatuan
kalimat.
Kekoherenan adalah bentuk dari hubungan harmonis unsur penyusun kalimat tersebut.
Misalnya, unsur keterangan, meskipun dalam kalimat bersifat dapat dipindahtempatkan,
pada beberapa konteks kalimat, keterangan tidak dapat ditempatkan di antara predikat dan
objek atau di antara predikat dan pelengkap.
Demikian pula halnya apabila kata tugas ditempatkan di depan sebuah kata atau
konstituen yang dianggap pokok kalimat, akan menyebabkan pokok kalimat itu berubah
fungsinya menjadi keterangan, sehingga kalimat itu menjadi tidak memiliki subjek.
Orang yang terbiasa tinggal di daerah berhawa panas, akan merasa tersiksa jika
berada pagi hari di Pangalengan, Bandung.
Kata berada selalu diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat. Kalimat di atas tidak
tepat karena setelahnya diikuti dengan keterangan waktu. Kalimat di atas seharusnya :
Orang yang terbiasa tinggal di daerah panas, akan merasa tersiksa jika pagi hari
berada di Pangalengan, Bandung.
c) Kesejajaran (Keparalelan)
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya,
pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam sebuah kalimat.
Kesejajaran yaitu penyamaan jenis atau bentuk kata yang digunakan dalam kalimat,
misalnya dalam sebuah rincian, jika unsur pertama menggunakan verba, unsur-unsur
rincian lainnya harus menggunakan verba.
Jika unsur pertama berbentuk pasif, maka unsur berikutnya pun berbentuk pasif.
e) Kehematan
Kalimat efektif adalah kalimat yang hemat, tidak berlebihan, namun strukturnya tetap
benar sehingga kalimat tersebut padat dan berisi.
Kehematan dalam kalimat efektif mengandung arti tidak memakai kata-kata mubazir
atau tidak menjamakkan kata yang sebenarnya sudah menunjukkan makna jamak.
Berikut contoh dari kalimat yang tidak hemat:
Biopori adalah merupakan lubang resapan air yang ditunjukkan untuk mengatasi
banjir dengan cara meningkatkan daya resap air.
Kesalahan yang terdapat pada kalimat di atas yaitu terdapat
kata adalah dan merupakan yang memiliki arti sama atau dapat digunakan salah satunya
saja.
Kalimat diatas seharusnya menjadi
Biopori adalah lubang resapan air yang ditunjukkan untuk mengatasi banjir dengan
cara meningkatkan daya resap air.
Terdapat dua cara untuk memenuhi unsur kehematan, yaitu menghindari kata-kata
mubazir dan hindari hiponim.
Hiponim merupakan kata yang memiliki arti hierarkis atau kata-kata yang terwakili
maknanya oleh kata yang lebih umum. Contoh kalimat yang mengandung hiponim
Laju inflasi naik ke atas menjadi 11%
Binatang kucing dan anjing sering dijadikan binatang peliharaan.
Setelah kata naik seharusnya tidak perlu ditambahkan kata ke atas. Begitu juga dengan
kata binatang sebelum kata kucing dan anjing. Kalimat tersebut jika memenuhi syarat
kehematan menjadi :
Laju inflasi naik menjadi 11%
Anjing dan kucing sering dijadikan binatang peliharaan
f) Kelogisan
Kelogisan dapat diartikan sebagai masuk akal. Kalimat logis adalah kalimat yang dapat
diterima sesuai dengan penalaran.
Suatu kalimat dapat dikatakan lemah maknanya jika tidak logis meskipun sudah benar
struktur, pemakaian tanda baca, kata maupun frasanya.
Contoh kalimat yang tidak sesuai dengan penalaran
Pembuangan tempat sampah di mana-mana dilakukan untuk menjada kebersihan
lingkungan kampus.
Kalimat di atas tidak dapat diterima oleh penalaran. Cara untuk menjaga kebersihan
lingkungan kampus adakag dengan menyediakan tempat sampah bukan dengan membuang
tempat sampah.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi :
Penyediaan tempat sampah di mana-mana bertujuan untuk menjada kebersihan
lingkungan kampus.
g) Kecermatan
Kecermatan penulisan kalimat efektif harus didukung dengan pemakaian EYD.
Sekalipun struktur dan kelogisannya terpenuhi, kalimat tidak dapat dikatakan sebagai
kalimat efektif jika tidak didukung dengan penggunaan EYD.
Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, tidak hanya memperkecil
kualitas kalimat, melainkan juga menyebabkan kesalahan kalimat.
Contoh kalimat yang tidak disertai kecermatan penulisan
Baik mahasiswa maupun dosen IPB bisa unduh 4 peranti lunak.
Kalimat di atas tidak menggunakan aturan EYD. Angka yang terdapat pada kalimat di
atas seharusnya ditulis menggunakan huruf karena hanya terdiri dari satu kata. Penggunaan
kata dapat juga kurang tepat. Kalimat di atas seharusnya menjadi
Baik mahasiswa maupun dosen IPB dapat mengunduh empat peranti lunak.
6. Jenis-jenis Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sehari-hari maupun untuk kepentingan umum memiliki
macam yang perlu kita ketahui sebgai penempatan yang baik dan benar. Berikut macam-
macam kalimatnya :
a) Berdasarkan isi atau informasi
- Kalimat berita : Kalimat berita merupakan kalimat yang digunakan untuk
menginformasikan sesuatu. Biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) contohnya :
Harimau liar menyerang warga dengan ganasnya.
- Kalimat Tanya : Kalimat tanya mengharapkan jawaban sebagi respon atau reaksi
pemberitahuan informasi yang diharapkan, biasanya diakhiri dengan tanda tanya (?).
kata tanya yang digunakan bagaimana, mengapa, apa kapan, dimana dsb. Contoh
kalimat tanya : bagaimana proses mesin itu dirangkai?
- Kalimat perintah : Kalimat yang bertujuan untuk mengintruksikan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru. Tapi, jika
diakatan langsung atau lisan biasanya ditandai dengan intonasi tinggi. Contoh :
Ambilkan kopi di atas meja !
- Kalimat ajakan : Kalimat ajakan merupakan kalimat yang memancing minat lawan
bicara. Kata yang sering digunakan adalah Ayo, Mari dsb. Biasanya ada pada iklan.
Contoh kalimat ajakan : Ayo, pakai pembersih pakaian merek ini!
- Kalimat pengandaian : Kalimat pengandaian menggambarkan keinginan atau tujuan dari
penulis atau pembicara yang belum atau tidak kesampaian. Contoh : Andai saja aku bisa
jadi dokter bedah.