Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561

Vol. 6, No. 2, Hal. 146 – 165, Juni 2020 E-ISSN 2580-1430


DOI : 10.5281/zenodo.3881891

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan


pada SMP Negeri Se-Kabupaten Mukomuko melalui Pendekatan
Model Context, Input, Process & Product (CIPP)

Septian Raibowo 1), Yahya Eko Nopiyanto 2)


1) 2)
dan Prodi Pendidikan Jasmani Universitas Bengkulu
E-mail: 1) septianraibowo@unib.ac.id dan 2) yahyaekonopiyanto@unib.ac.id

ABSTRAK
Salah satu cara untuk meningkatkan dan memperbaiki program pendidikan yaitu dengan
melakukan evaluasi terhadap program tersebut. Tujuan penelitianini adalah untuk mendapatkan
data tentang kualitas program pendidikan jasmani dan olahraga, melalui evaluasi Context, Input,
Process dan Product. Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian ini dikategorikan sebagai
penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pemilihan subjek penelitian
menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini adalah SMP Negeri yang ada
dalam wilayah Kabupaten Mukomuko. Data penelitian diperoleh melalui sebaran angket guru
dan siswa, observasi, analisis dokumen, checklist, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil evaluasi program pembelajaran PJOK pada
SMP Negeri Se-Kabupaten Mukomuko, rata-rata penilaian menunjukan (1) komponen context
berada pada kategori “kurang baik”, dimana tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dengan baik
(44,50%); (2) komponen input pada kategori “cukup baik”, masih ada guru yang tidak memiliki
perangkat pembelajaran dan sarana prasarana serta kurangnya peran kepala sekolah dalam
pengawasan (59%); (3) komponen process dalam kategori “cukup baik”, yaitu waktu
pelaksanaan pembelajaran yang tidak efektif dan proses pembelajaran masih berpusat pada guru
sebagai sumber belajar utama serta kurangnya partisipasi siswa dalam aktifitas fisik (58,15%);
(4) komponen product berada pada kategori “tidak baik”, yaitu rendahnya minat siswa terhadap
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (45,1%).

Kata kunci : pendidikan jasmani, pendekatan model CIPP

ABSTRACT
One way to improve and improve education programs is to evaluate the program. The purpose
of this study is to obtain data about the quality of physical education and sports programs,
through the evaluation of Context, Input, Process and Product. In accordance with the research
objectives, this type of research is categorized as an evaluation research using a quantitative
approach. The selection of research subjects using purposive sampling techniques. The subject
of this research is the Public Middle School in the Mukomuko District. Research data obtained
through the distribution of teacher and student questionnaires, observation, document analysis,
checklist, interviews and documentation. Data analysis uses descriptive statistical methods. The
results of the evaluation of PJOK learning programs in Mukomuko District Public Middle
Schools, the average assessment shows (1) the context component is in the "poor" category,
where the learning objectives are not well formulated (44.50%); (2) the input component in the
"good enough" category, there are still teachers who do not have learning tools and
infrastructure and the lack of a principal's role in supervision (59%); (3) the process components
in the "good enough" category, namely ineffective learning implementation time and the
learning process are still centered on the teacher as the main source of learning and the lack of
student participation in physical activity (58.15%); (4) the product component is in the "not
good" category, namely the low interest of students in physical education in sports and health
(45.1%).

146
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

Keywords : physical education, CIPP model approach

PENDAHULUAN sekedar menggugurkan kewajiban saja.


Program pemerataan pendidikan Sarana dan prasarana disekolah kurang
telah dicanangkan oleh pemerintah untuk memadai dan hanya menggunakan
meningkatkan kualitas anak bangsa agar peralatan apa adanya serta kurang nya
mampu bersaing pada era globalisasi kreatifitas dari guru untuk memodifikasi
seperti saat ini. Salah satu caranya untuk peralatan dan metode pembelajaran.
meningkatkan kompetensi tenaga Pendidikan jasmani merupakan
pendidik adalah dengan dibuatnya aspek penting dari kurikulum sekolah
program Pendidikan Profesi Guru (PPG). menengah (Brezzo, et al., 2012). Dimana
Dari laporan yang dirilis UNESCO pada pada sekolah menengah peserta didik
Global Education Monitoring, Di sudah memasuki fase remaja. Masa
Indonesia masih terdapat 25% guru yang remaja merupakan periode antara masa
belum memenuhi syarat kualifikasi kanak-kanak dan dewasa, yang berusia
akademik dan 52% hampir setengah antara 13 sampai 19 tahun (Moshman,
lebih belum memiliki sertifikat profesi 2011). Dimana pada usia remaja, anak
(UNESCO, 2019). memiliki lebih banyak kebijaksanaan
Tunjangan yang diberikan kepada atas bagaimana dan dimana daya
guru saat ini sudah menjadi perhatian kognitif mereka akan dikerahkan
yang serius oleh pemerintah. Namun, (Damon & Lerner, 2008) dan pada masa
perhatian tersebut ternyata tidak remaja sebagian besar perubahan terjadi
sebanding dengan kinerja yang pada biologis, kognitif, psikologis, dan
dihasilkan oleh para guru.Kondisi yang karakteristik sosial (Lerner, et al., 2009).
ada di Kabupaten Mukomuko sendiri Pendidikan jasmani dan pendidikan
masih ada guru yang berada pada zona olahraga memiliki manfaat pada
merah (Radar Bengkulu, 2016). Selain perkembangan peserta didik (Bailey,
kendala yang terjadi pada guru itu 2006). Analisis bukti menunjukkan
sendiri, Kabupaten Mukomuko juga bahwa Physical Education and School
memiliki kendala dari segi sarana- Sport memiliki potensi untuk
prasarana, pembiayaan dan tenaga memberikan kontribusi pada
kependidikan serta sejumlah perkembangan di masing masing domain
permasalahan lainnya. yakni fisik, sosial, afektif dan kognitif
Pentingnya kualitas tenaga pendidik (Bailey, et al., 2009). Selain itu, terdapat
dan sarana prasarana pendukung untuk hubungan yang ditunjukkan secara total
mewujudkan tujuan pendidikan, antara prestasi akademik, prestasi
khususnya pada pendidikan jasmani matematika, dan prestasi membaca,
olahraga & kesehatan yang memiliki sehingga menunjukkan bahwa aspek
peran penting dalam tumbuh kembang kebugaran fisik mungkin secara global
peserta didik harus benar-benar terkait dengan prestasi akademik di pra-
diperhatikan. Hasil pengumpulan remaja (Castelli, et al., 2007) dan
informasi didapatkan bahwa rasio terdapat hubungan antara aktivitas fisik,
rombongan belajar dan guru PJOK tidak fungsi kognitif, dan prestasi akademik
seimbang. Sehingga proses pembelajaran siswa (Donnelly & Lambourne, 2011).
yang dilakukan berjalan dengan tidak Untuk mencapai tujuan pendidikan
maksimal dan ada sedikit kesan hanya jasmani disekolah, maka dibutuhkan

147
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

program pembelajaran yang belajar oleh pendidik dilakukan secara


berkualitas.Salah satunya adalah dengan berkesinambugan untuk memantau
meningkatkan kualitas dari guru itu proses, kemajuan dan perbaikan hasil
sendiri.Kualitas guru sebagai kunci dalam bentuk ulangan harian, ulangan
penentu pengalaman dan hasil siswa di tengah semester, ulangan akhir semester
sekolah (Rowe, 2003). Guru dan ulangan kenaikan kelas. Penialain
memberikan pengalaman dalam belajar hasil belajar memiliki pengaruh yang
dimana siswa akan mendapatkan berarti untuk meningkatkan dan
informasi selama proses pembelajaran. memperbaiki aspek belajar. Peranan
Jika interaksi ini didefinisikan sebagai penilaian bagi guru diantaranya sebagai
pengalaman, fungsi guru adalah untuk pemberian umpan balik yang efektif bagi
memilih, memulai, mengaktifkan, siswa, melibatkan siswa secara efektif
memantau, dan memanipulasi dalam pembelajaran, menyesuaikan
pengalaman ini untuk mencapai tingkat pengajaran dengan pertimbangan dari
harmoni dan kompatibilitas/kesesuaian hasil penilaian, penilaian memiliki
antara pelajar dan lingkungan mereka pengaruh besar pada motivasi dan
(Annarino, 1983). penghargaan diri bagi siswa, siswa
Peran guru pendidikan jasmani memerlukan hasil untuk menilai diri
begitu kompleks dalam program sendiri dan memahami bagaimana
pendidikan. Mulai dari merencanakan memperbaikinya (Hargreaves, et al.,
dan memeriksa keselarasan berbagai 2010).
langkah menuju hasil, keselarasan antara Evaluasi program harus dilakukan
instruksi, kegiatan praktik, dan untuk memperbaiki, memantau dan
kompetisi mengarah pada hasil yang mengembangkan program yang telah
diinginkan (Siedentop, 2011). dibuat, agar terwujudnya tujuan yang
Kemudian, menyediakan kerangka kerja telah dicanangkan. Tujuan dilakukannya
untuk mempelajari pengaruh setiap evaluasi adalah untuk mengetahui
pengalaman belajar-mengajar terhadap kefektifan sistem, ruang lingkup, mulai
perkembangan peserta didik (Mosston & dari proses pelaksanaan sampai hasil.
Ashworth, 2008). Guru pendidikan Newcomer, et al (2015) Hasil dari
jasmani adalah seorang teknisi, evaluasi digunakan dalam mengukur
teoritikus, praktisi reflektif, terapis, kekuatan yang dihasilkan; evaluasi untuk
pembuat keputusan dan peneliti (Rocha pembuat kebijakan, manajer, dan tujuan
& Clemente, 2012). Tugas guru yakni penggunaan yang lainnya; dan terutama
sebagai perancang program dalam penggunaan informasi evaluasi
pembelajaran, pelaksana, pemantau dan untuk meningkatkan kebijakan dan
sekaligus sebagai evaluator untuk program.
menilai apakah pengalaman belajar yang Standar terhadap program, tujuan
diberikan diterima dengan baik oleh program, praktik belajar mengajar, hasil
peserta didik. Guru menggunakan data belajar membutuhkan penilaian dan
hasil belajar siswa dari berbagai diintegrasikan ke dalam sistem evaluasi.
penilaian untuk terus menerus Untuk melakukan hal ini, selain analisis
mengevaluasi dan menyesuaik instruksi statistik dan dokumentasi pengolahan,
mereka (Hargreaves, et al, 2010). metode penelitian kualitatif untuk
Peraturan pemerintah No 19 Tahun evaluasi program juga harus digunakan
2005 Pasal 64 Ayat 1, penilaian hasil dalam memberikan analisis yang lebih

148
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

mendalam untuk mendapatkan informasi Coryn (2014) mendefinisikan evaluasi


(Mizikaci, 2006). Evaluasi model CIPP secara umum yakni merupakan
termasuk dalam kategori memperbaiki penyelidikan sistematis pada nilai-nilai
atau pertanggungjawaban, dan salah satu suatu objek, dan secara operasional,
model evaluasi yang paling banyak evaluasi merupakan proses
diterapkan (Zhang, et al., 2011). menggambarkan, memperoleh,
Konsep utama dari model CIPP pelaporan, dan menerapkan dan
adalah bahwa tujuan yang paling penting mendeskripsikan dan mengambil
dari evaluasi adalah tidak untuk keputusan dari informasi tentang nilai
membuktikan, tapi untuk meningkatkan suatu objek, seperti yang didefinisikan
(Stufflebeam, 2007). Stufflebeam (2002) oleh kriteria seperti kualitas, kegunaan,
konsep inti model CIPP adalah evaluasi kejujuran, ekuitas, kelayakan, biaya,
context, evaluasi input, evaluasi process, efisiensi, keamanan dan signifikansi.
dan evaluasi product. Evaluasi konteks Standar profesional untuk evaluasi
menilai kebutuhan, masalah, dan adalah prinsip-prinsip yang disepakati
kesempatan sebagai basis untuk bersama oleh spesialis atau para ahi
mendefinisikan tujuan dan prioritas dan dalam melakukan evaluasi untuk
menilai pentingnya hasil. Evaluasi menentukan kegunaan, kelayakan,
Masukan menilai pendekatan alternatif kebenaran, akurasi, dan akuntabilitas
untuk memenuhi kebutuhan sebagai alat evaluasi.
perencanaan program dan Stufflebeam dan Coryn (2014)
mengalokasikan sumber daya. Evaluasi mengatakan model ini dirancang karena
proses menilai pelaksanaan rencana evaluasi klasik dengan pendekatan
untuk membimbing kegiatan dan desain eksperimental (experimental
kemudian untuk membantu menjelaskan design), evaluasi berbasis tujuan
hasil. Evaluasi produk mengidentifikasi (objectives-based evaluation), peer or
hasil yang dimaksudkan dan hasil yang expert review sitevisits, dan uji
tidak diinginkan, baik untuk membantu pencapaian standar (standardized
menjaga proses dan menentukan achievement testing) terbukti memiliki
efektivitas suatu program. penggunaan yang terbatas dan sering
Mengingat pentingnya peranan tidak bisa dijalankan dan bahkan
pendidikan jasmani terhadap tumbuh kontraproduktif untuk mengevaluasi
kembang dan kemampuan gerak anak program yang muncul dalam konteks
khususnya pada tingkat satuan social yang dinamis dan pada beberapa
pendidikan dasar dan penengah. Maka sekolah umum, model ini mengalami
penelitian ini akan mengumpulkan perkembangan, diadaptasi dan
informasi tentang kualitas program diterapkan di Amerika Serikat dan
pembelajaran pendidikan jasmani pada banyak negara lain serta di berbagai
tingkat satuan pendidikan menengah disiplin ilmu.
melalui pendekatan model CIPP. Menurut Stavropoulou dan
Konsep Evaluasi Model CIPP Stroubouki (2014) Model CIPP
Model CIPP didasarkan pada digunakan untuk tujuan akuntabilitas
definisi evaluasi secara umum dan secara (pertanggungjawaban) karena
operasional, penggunaan evaluasi, dan merupakan alasan untuk membantu
standar profesional untuk membimbing pendidik bertanggung jawab atas
dan menilai evaluasi. Stufflebeam dan keputusan yang telah mereka buat untuk

149
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

jalannya suatu program. Evaluasi model menggunakan berbagai teknik untuk


CIPP adalah kerangka kerja yang menghasilkan dan menguji hipotesis
komprehensif untuk membimbing tentang layanan yang dibutuhkan atau
evaluasi program, proyek, personil, perubahan layanan yang ada.Teknik ini
produk, lembaga, dan sistem mungkin mencakup meninjau dokumen,
(Stufflebeam, 2007). menganalisis demografis data,
Evaluasi Context melakukan audiensi dan forum
Evaluator menggunakan evaluasi komunitas, melakukan sesi diskusi
konteks untuk menilai kebutuhan, kelompok, dan mewawancarai penerima
masalah,aset, dan peluang dalam manfaat dan pemangku kepentingan
lingkungan yang ditetapkan lainnya.
(Stufflebeam & Coryn, 2014). Evaluasi Input
Kebutuhan termasuk hal-hal yang Orientasi utama evaluasi masukan
diperlukan atau berguna untuk adalah membantu pendekatan sebuah
memenuhi tujuan. Masalah merupakan program dalam menciptakan perubahan
hambatan dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan (Stufflebeam &
yang ditargetkan. Aset meliputi keahlian Coryn,2014). Untuk tujuan ini, evaluator
dan layanan yang dapat diakses dan mencari dan memeriksa secara kritis
dapat digunakan untuk membantu potensi pendekatan yang relevan,
memenuhi tujuan yang termasuk pendekatan yang sudah
ditargetkan.Tujuan evaluasi konteks digunakan. Orientasi sekunder evaluasi
adalah untuk menentukan konteks yang masukan adalah menginformasikan
relevan, mengidentifikasi populasi pihak yang berkepentingan tentang
sasaran dan menilai kebutuhan, pendekatan program terpilih, alternatif
mengidentifikasi peluang untuk pendekatan, dan alasannya. Pada
memenuhi kebutuhan, mendiagnosa dasarnya, evaluasi masukan harus
masalah yang mendasari kebutuhan, dan melibatkan identifikasi pendekatan yang
menilai apakahtujuan proyek sudah relevan dan membantu para pengambil
dapat menjawab kebutuhan yang ada keputusan dalam penyusunan
(Zhang, et al., 2011). Peluang mencakup pendekatan yang dipilih untuk
sumber dana yang mungkin dilaksanakan. Metode yang digunakan
dimanfaatkan untuk mendukungupaya pada evaluasi masukan meliputi
untuk memenuhi kebutuhan dan inventarisasi dan menganalisis tersedia
memecahkan masalah terkait. Evaluasi sumber daya manusia dan material,
konteks dapat dimulai sebelum, selama, anggaran dan jadwal yang diusulkan,
atau bahkan setelah proyek, program, dan rekomendasi solusi untuk strategi
atau intervensi lainnya. Sebuah dan desain prosedural. Kriteria evaluasi
metodologi evaluasi konteks mungkin masukan utama meliputi relevansi
melibatkan pengumpulan berbagai rencana yang diusulkan, kelayakan,
informasi tentang anggota populasi keunggulan dengan berbagai
target dan lingkungan sekitar dan pendekatan, dan efektivitas biaya
melakukan berbagai jenis analisis. (Zhang, et al., 2011).
Diawali dengan meminta klien dan Evaluasi Process
stakeholder lainnya untuk membantu Evaluasi Proses meliputi
mendefinisikan batas-batas studi pemeriksaan pelaksanaan rencana yang
Selanjutnya evaluator dapat sedang berlangsung dan dokumentasi

150
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

dari proses yang terkait (Stufflebeam & Model CIPP menurut Stufflebeam
Coryn, 2014). Salah satu tujuannya (2002) adalah untuk memberikan
adalah untuk memberikan umpan balik informasi dan penilaian yang akan
pada stafdan manajer tentang sejauh membantu penyedia layanan secara
mana mereka melaksanakan kegiatan teratur dan meningkatkan layanan dan
yang direncanakan. Selain itu untuk membuat penggunaan sumber daya,
membimbing staf untuk meningkatkan waktu, dan teknologi secara efektif dan
prosedural dan anggaran rencana yang efisien. Stufflebeam dan Coryn (2014) :
tepat. Evaluator dalam evaluasi proses menjabarkannya sebagai berikut : a)
memiliki banyak pekerjaan yang harus Melibatkan dan Melayani Stakeholders
dilakukan dalam pemantauan dan Evaluasi CIPP harus didasarkan pada
mendokumentasikan kegiatan. Evaluator prinsip-prinsip demokrasi kesetaraan dan
bisa meninjau rencana untuk keadilan. Kunci konsep yangdigunakan
pengumpulan data lebih lanjut dan dalam model ini adalah bahwa
membuat laporan terhadap rencana stakeholder, yaitu mereka yang
tersebut. Teknik evaluasi proses dimaksudkan untuk menggunakan
dilakukan dengan observasi, wawancara temuan, mereka yang dinyatakan
peserta, skala rating, kuesioner, analisis mungkinakan terpengaruh oleh evaluasi,
catatan, catatan fotografi, studi kasus dan mereka diharapkan untuk
partisipasi, fokus kelompok, sesi refleksi berkontribusi pada evaluasi, b)
diri dengan anggota staf, dan pelacakan Peningkatan Orientasi Sebuah prinsip
pengeluaran (Zhang, et al., 2011). dasar dari model CIPP adalah bahwa
Evaluasi Product tujuan evaluasi tidak hanya untuk
Tujuan dari evaluasi produk adalah membuktikan tetapi untuk
untuk mengukur, menafsirkan, dan meningkatkan.Evaluasi demikian
menilai suatu hasil (Stufflebeam & dipahami sebagai aktivitas fungsional
Coryn, 2014). Dalam melakukan yang berorientasi dalam jangka panjang
evaluasi produk, evaluator harus menilai untuk merangsang dan membantu untuk
hasil yang diinginkan ataupun tidak memperkuat dan meningkatkan
diinginkan danhasil positif dan negatif. enterprises. Evaluasi model CIPP
Evaluator harus mengumpulkan dan termasuk dalam kategori
menganalisis penilaian stakeholders perbaikan/akuntabilitas, dan salah satu
terhadap program. Berbagai teknik yang model evaluasi yang paling banyak
berlaku dalam evaluasi produk, dan diterapkan (Zhang, et al., 2011), c)
termasuk catatan harian dari hasil, Orientasi Objektivist Orientasi
wawancara pada pemangku kepentingan, epistemologis model CIPP adalah
studi kasus, mendengarkan pendapat, objectivist atau tidak relativistik Evaluasi
fokus kelompok, dokumentasi dan objectivist didasarkan pada teori bahwa
analisis records, analisis fotografi nilaiyang baik adalah sikap objektif dan
catatan, tes prestasi, skala penilaian, independen atau bebas dari pribadi
perbandingan cross-sectional, dan atauperasaan manusia. Evaluator
perbandingan biaya proyek dan hasil melakukan evaluasi seperti melakukan
(Zhang, et al., 2011). pekerjaan yang tegas didasarkan pada
Komponen Nilai-nilai dari Model prinsip-prinsip etika. Pada dasarnya,
CIPP evaluasi onjectivist dimaksudkan untuk
menghasilkan kesimpulan yang benar, d)

151
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

Standar dan Metaevaluasi model ini kualitas pelaksanaan program


mengarahkan evaluator untuk memenuhi pembelajarannya ditinjau menggunakan
standar profesional evaluasi dan subjek model CIPP (Context, Input, Process,
evaluasi mereka baik formatif dan Product), sebagai berikut :
danmetaevaluasi sumatif. Dalam laporan Aspek Context
evaluasi akhir, evaluator harus Evaluasi yang mempelajari realitas
menyatakan dan menjelaskan dimana program dijalankan. Evaluasi
penilaiannya tentang sejauh mana konteks untuk menilai kebutuhan,
kesesuaianevaluasi dengan standar yang masalah, aset, danpeluang dalam
telah ditetapkan. lingkungan yang ditetapkan. Kebutuhan
Evaluasi Program Pembelajaran termasuk hal-hal yangdiperlukan atau
Pendidikan Jasmani Olahraga & berguna untuk memenuhi tujuan.
Kesehatan melalui Pendekatan Model Indikator yang diidentifikasi pada
CIPP evaluasi context adalah identifikasi
Program pendidikan jasmani tujuan pembelajaran Pendidikan
merupakan suatu sistem. Terdapat Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
komponen-komponen yang saling Aspek Input
berkaitan dalam proses pendidikan dan Evaluasi memberikan informasi
saling mendukung satu dengan yang untuk menentukan bagaimana alternatif
lainnya. Evaluasi bertujuan untuk strategi pembelajaran akan mampu
memperbaiki dan merekomendasikan memberikan kontribusi pada pencapaian
temuan evaluasi dan dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Pada aspek input
acuan untuk pengambilan keputusan akan mengidentifikasi komponen
terhadap program yang ada. program pembelajaran Pendidikan
Kompleksitas pada program Jasmani dan Olahraga, yaitu : (a) Guru,
pendidikan sangat beragam, oleh karena (b) siswa, (c) tenaga kependidikan, (d)
itu dibutuhkan model evaluasi terhadap sarana prasarana dan (e) pembiayaan.
program pendidikan sesuai dengan Aspek Process
tingkat kompleksitasnya. Model ini Mengevaluasi pelaksanaan program
sudah banyak digunakan pada berbagai pembelajaran Pendidikan Jasmani,
disiplin ilmu dan memiliki keterikatan Olahraga dan Kesehatan.
dan kesesuaian dengan komponen- Aspek Product
komponen yang ada pada suatu program Mengevaluasi tingkat minat siswa
yang akan dievaluasi. terhadap pelayanan program
Evaluasi dilakukan pada program pembelajaran Pendidikan Jasmani,
pembelajaran pendidikan jasmani dan Olahraga dan Kesehatan yang
olahraga di tingkat SMP. Untuk melihat diselenggarakan sekolah.

152
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

METODE PENELITIAN dalamnya mengidentifikasi komponen


Rancangan Penelitian program pembelajaran pendidikan
Penelitian ini bertujuan untuk jasmani olahraga dan kesehatan, yaitu :
mengumpulkan informasi tentang (a) Guru, (b) siswa, (c) tenaga pendidik,
kualitas program pembelajaran (d) sarana dan prasarana, serta (e)
pendidikan jasmani dan olahraga pada pembiayaan, (3) komponen Process,
jenjang SMP untuk membuat kebijakan yaitu mengevaluasi pelaksanaan program
atau keputusan terhadap program pembelajaran, dan (4) pada komponen
pembelajaran pendidikan jasmani dan Product, yakni evaluasi terkait dengan
olahraga yang diselenggarakan oleh pelayanan yang diberikan pada program
sekolah. Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu minat siswa terhadap pendidikan
maka jenis penelitian menggunakan jasmani olahraga dan kesehatan.
rancangan penelitian Evaluasi dengan Penelitian ini menggunakan SMP
Model CIPP dengan menggunakan sebagai subjek penelitian. Sekolah yang
pendekatan kuantitatif. digunakan merupakan sekolah yang
Prosedur penelitian yakni dengan berstatus negeri. Evaluasi dilakukan
mendeskripsikan data berdasarkan fakta pada setiap komponen pada model
yang diperoleh dari lapangan. Deskripsi evaluasi yang digunakan.
untuk setiap hasil penilaian pada aspek Populasi dan Sampel
model CIPP, mulai dari data : (1) Populasi pada penelitian ini, yaitu
Komponen Context, yang meliputi data pada SMP Negeri di Kabupaten
evaluasi konteks untuk menilai Mukomuko yang berjumlah 45 sekolah.
kebutuhan, masalah, aset, dan peluang Adapun sampel yang digunakan dalam
dalam lingkungan yang ditetapkan. Di penelitian adalah :
dalam evaluasi konteks yakni termasuk Sampel Tempat/Wilayah
hal-hal diperlukan untuk memenuhi Sampel tempat pada penelitian ini
tujuan, dimana indikatornya yaitu menggunakan 20 sekolah diantara 45
mengidentifikasi tujuan pembelajaran sekolah yang ada di Kabupaten
pendidikan jasmani olahraga dan Mukomuko. Peneliti yakin dan percaya
kesehatan, (2) komponen Input, yang di bahwa sampel yang dipilih dapat

153
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

mewakili populasi dan bentuk dan siswa terhadap pembelajaran pendidikan


merupakan bentuk dari purposive jasmani, olahrga dan kesehatan
sampling yaitu sampel tidak diharapkan Instrumen untuk Guru
dipilih untuk mewakili populasi, Instrumen ini berbentuk kuesioner
melainkan bahwa sampel memiliki yang diisi oleh guru pendidikan jasmani
informasi yang diperlukan tentang olahraga dan kesehatan yang menjadi
populasi (Sugiyono, 2010). objek penelitian. Guru yang menjadi
Pertimbangan ini terkait dengan objek penelitian guru yang mengajar
keterbatasan peneliti dalam hal waktu, pada kelas VIII. Kuesioner untuk guru
biaya dan tenaga serta jaminan ketelitian terdiri dari 31 butir pernyataan.
serta bobot hasil. Kuesioner ini untuk penilaian komponen
Sampel Anggota/Penduduk evaluasi yaitu untuk evaluasi konteks
Langkah selanjutnya memilih (context), evaluasi masukan (input) dan
sampel sebagai objek penelitian, yaitu : evaluasi proses (process). Selain guru
(a) Guru dan Tenaga pendidik mengisi kuesioner untuk evaluasi proses,
menggunakan teknik sampling guru juga diminta untuk menunjukkan
insidental, yakni teknik penentuan dokumen yang terkait dengan
sampel berdasarkan kebetulan yaitu perencanaan yang dibuat serta instrumen
siapa saja yang secara kebetulan bertemu penilaian yang digunakan dalam proses
dengan peneliti dapat digunakan sebagai pembelajaran.
sampel, bila dipandang orang yang Instrumen untuk Observer
kebetulan ditemui itu cocok sebagai Instrumen yang digunakan adalah
sumber data (Sugiyono, 2010). Guru instrument observasi pada proses
yang dijadikan sebagai objek penelitian pembelajaran. Dimana instrument ini
adalah guru yang mengajar pada hari diisi oleh observer yang dijadikan
efektif, (b) siswa dipilih menggunakan sebagai ahli dalam proses pemantauan
random sampling, yaitu dipilih secara pembelajaran pendidikan jasmani,
acak tanpa memperhatikan strata yang olahraga dan kesehatan. Terdapat 6 ahli
ada dalam populasi (Sugiyono, 2010). sebagai observer, 2 diantaranya dari
Kelas yang digunakan pada penelitian ini perguruan tinggi dan 4 merupakan
sebanyak 1 kelas pada setiap SMP tenaga pendidik. Kriteria observer
Negeri dengan jumlah 250 siswa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada,
Instrumen Penelitian antara lain: a) memiliki sertifikasi
Instrumen yang digunakan yaitu pendidik; b) linieritas bidang keilmuan;
berupa instrument non-tes dalam bentuk c) lama pengabdian minimal 10 tahun.
angket. Angket penilaian dengan skala Lembar observasi berisikan
bertingkat, yaitu skala dengan rentang 1- penilaian pada proses pembelajaran yang
4. Instrumen penelitian terdiri dari berjumlah 25 butir pernyataan. Penilaian
instrumen penilaian yang diisi oleh guru, dilakukan pada aktivitas pembelajaran
instrument penilaian untuk observer yang dilaksanakan oleh guru beserta
pada proses pembelajaran, instrument siswa.Pelaksanaan observasi dilakukan
penilaian untuk sarana dan prasarana sebanyak 4 kali pertemuan pada setiap
pendidikan jasmani olahraga dan guru yang menjadi objek penelitian.
kesehatan dan instrument pengukuran Instrumen Sarana Prasarana
untuk pengambilan data tingkat minat Instrumen penilaian untuk sarana
dan prasaran menggunakan teknik

154
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

checklist pada setiap temuan yang ada Pengumpulan data menggunakan


terkait dengan peralatan dan saran yang teknik observasi, analisis dokumen,
terdapat pada sekolah. Butir point wawancara, dan dokumentasi. Data yang
checklist sebanyak 55 butir yang memuat dikumpulkan melalui angket berbentuk
diantaranta seperti : daftar sarana data kuantitatif dan kualitatif.
prasarana olahraga serta temuan-temuan Analisis Data
baru. Analisis data menggunakan analisis
Instrumen untuk Siswa Deskriptif Kuantitatif dan Deskriptif
Instrumen berbentuk angket yang Kualitatif. Langkah-langkah analisis data
diisi oleh siswa yang dijadikan sebagai yaitu mengelompokkan data yang
sampel penelitian. Angket ini terdiri dari berjenis kuantitatif dan kualitatif. Hasil
20 butir soal yang dilakukan pada dari pengumpulan data mulai dari angket
komponen evaluasi produk (product), observasi, wawancara, analisis dokumen,
yaitu mengukur tingkat minat siswa dan dokumentasi pada aspek-aspek
terhadap layan program pendidikan komponen CIPP di analisis
jasmani olahraga dan kesehatan yang menggunakan statistik deskriptif untuk
diberikan oleh guru ataupun sekolah. data kuantitatif, sedangkan untuk data
Metode penyebaran angket yang kualitatif perlu untuk melakukan reduksi.
digunakan adalah dengan memberikan Kemudian hasil dari analisis akan
langsung kepada siswa dan dideskripsikan menjadi informasi
menggunakan aplikasi google form. tentang kualitas setiap aspek penelitian
Pengumpulan Data dalam bentuk persentase (%). Skor yang

155
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

diperoleh (dalam %) dari hasil angket dianalisis dengan menggunakan ms excel


dengan analisis deskriptif persentase. 2016, data hasil penelitian aspek konteks
pada SMP Negeri 01 berada pada
HASIL DAN PEMBAHASAN kategori “baik” dengan persentase
Hasil Penelitian dan Analisis Data 66,1%, kemudian SMP Negeri 02, SMP
Pada Komponen Evaluasi Context Negeri 04, SMP Negeri 05 dan SMP
Hasil dari evaluasi konteks Negeri 07 serta SMP Negeri 38 berada
(Context) didapatkan melalui angket pada kategori “cukup baik” dengan
yang diisioleh guru pendidikan jasmani persentase dapat dilihat pada Gambar 1.
dan olahraga, dimana pada aspek Selanjutnya SMP Negeri 08, SMP
konteks untuk menilai kesesuaian tujuan Negeri 10, SMP Negeri 11, SMP Negeri
pembelajaran yang dipilih oleh guru 13, SMP Negeri 14, SMP Negeri 16,
ataupun sekolah. SMP Negeri 19, SMP Negeri 20 dan
Data hasil penelitian dirincikan SMP Negeri 42 sertaSMP Negeri 43
secara berurutan dengan catatan berada pada kategori “kurang baik”
lapangan serta temuan-temuan di dengan persentase dapat dilihat pada
lapangan pada setiap komponen. Skor Gambar 1. Berikutnya adalah SMP
dari setiap komponen diperoleh dari skor Negeri 14, SMP Negeri 17, SMP Negeri
data indikator pada setiap komponen 22, SMP Negeri 35, SMP Negeri 37
evaluasi yang digunakan yaitu pada berada pada kategori “tidak baik”
model CIPP. Pada komponen Context dengan persentase dapat dilihat pada
memiliki satu indikator dengan 4 butir Gambar 1.
pernyataan. Hasil analisis persentase Data hasil identifikasi tujuan
dilakukan pada aspek konteks untuk pembelajaran pada program pendidikan
menilai kesesuaian pemilihan tujuan jasmani didapat berdasarkan dokumen
pembelajaran pada program yang dimiliki oleh guru/sekolah, yang di
pembelajaran PJOK di Kabupaten dalamnya memuat tujuan pembelajaran
Mukomuko. pendidikan jasmani dan olahraga.
Analisis data evaluasi konteks Hasil ini menunjukkan masih

156
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

banyaknya guru/sekolah yang tidak Negeri 04 berada pada kategori “baik”,


memperhatikan prosedur perumusan dengan persentase dapat dilihat pada
tujuan pembelajaran yang tepat untuk Gambar 2. Kemudian sekolah lainnya
peserta didik. Guru hanya menggunakan berada pada kategori “cukup baik”
tujuan pembelajaran yang ada atau dengan persentase dapat dilihat pada
tujuan pada perangkat yang Gambar 2.
pembelajaran yang lama, serta kurang Pada aspek masukan ini yang di
relevan dengan kebutuhan peserta didik dalamnya adalah guru, tenaga pendidik,
dan tuntutan masa kini. Hal ini sangat siswa, sarana prasarana dan pembiayaan
perlu diperhatikan mengingat pentingnya untuk program pendidikan jasmani dan
perumusan tujuan pembelajaran sebagai olahraga masih tergolong cukup baik.
acuan yang akan dicapai dan pentingnya Dimana masih banyak guru yang belum
kesesuaian tujuan dengan perkembangan profesional dalam menjalankan tugas,
peserta didik. serta peran kepala sekolah dalam
Hasil Penelitian dan Analisis Data pengawasan juga belum maksimal
Pada Komponen Evaluasi Input dilakukan.
Evaluasi masukan (Input) untuk Hasil Penelitian dan Analisis Data
melihat kualitas sumber daya yang Pada Komponen Evaluasi Process
terdapat pada program pembelajaran Evaluasi proses (Process) untuk
pendidikan jasmani dan olahraga mulai melihat kualitas proses pelaksanaan
dari guru, tenaga pendidik, sarana dan program pembelajaran pendidikan
prasarana, siswa, serta pembiayaan. jasmani dan olahraga yang di dalamnya
Analisis data evaluasi konteks yakni kegiatan guru dan siswa selama
dianalisis dengan menggunakan ms excel pembelajaran.
2016. Hasil ditunjukan dari identifikasi Data hasil obersvasi pada aspek
pada aspek masukan (input) yaitu proses yaitu pemantauan pelaksanaan
kualifikasi sumber daya yang dimiliki, pembelajaran pendidikan jasmani
sarana dan prasarana serta pembiayaan olahraga dan kesehatan pada SMP
pada program pembelajaran pendidikan Negeri Se-Kabupaten Mukomuko.
jasmani olahraga dan kesehatan pada Analisis data evaluasi proses (process)
SMP Negeri 01, SMP Negeri 02, SMP dianalisis dengan menggunakan ms excel

157
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

2016. Hasil menunjukan bahwa proses dengan persentase dapat dilihat pada
pembelajaran pada SMP Negeri 01 Gambar 3.
berada pada kategori “baik”, SMP Hasil pengamatan secara
Negeri 02, SMP Negeri 04, SMP Negeri keseluruhan dan hasil dari catatan
07, SMP Negeri 08, SMP Negeri 10, lapangan menunjukan bahwa guru dalam
SMP Negeri 11, SMP Negeri 13, SMP pembelajaran PJOK kurang disiplin
Negeri 14, SMP Negeri 17, SMP Negeri dalam pelaksanaannya, hal ini ditandai
22, SMP Negeri 35 dan SMP Negeri dengan banyaknya guru mengajar tidak
serta SMP Negeri 38 berada pada sesuai dengan waktu yang sudah
kategori “cukup baik’ dengan persentase dijadwalkan. Selanjutnya, guru tidak
dapat dilihat pada Gambar 3. Kemudian menyusun RPP dan hanya
SMP Negeri 16, SMP Negeri 19, SMP mengggunakan RPP yang lama
Negeri 20, SMP Negeri 42, SMP Negeri kemudian di edit dengan kondisi
43 berada pada kategori kurang baik, sekarang, sehinga proses pembelajaran

158
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

tidak berlangsung efektif. pembelajaran. Tahap evaluasi ini juga


Hasil Penelitian dan Analisis Data dilakukan oleh Zhang, et al., (2011)
Pada Komponen Evaluasi Product untuk mengidentifikasi tujuan proyek
Evaluasi product untuk mengetahui layanan belajar di luar universitas (bisa
tingkat minat siswa terhadap pelayanan disebut Kuliah Kerja Nyata) bagi
program pembelajaran PJOK yang pendidikan guru.Hasil penelitian yaitu
diselenggarakan oleh Sekolah. tujuan proyek ditentukan berdasarkan
Hasil evaluasi produk menandakan dari hasil assessment kebutuhan pada
kualitas layanan yang diberikan oleh wilayah tersebut. Penelitian ini sejalan
guru atau sekolah pada program dengan penelitian Bhavard (2010)
pembelajaran PJOK. Kualitas layanan bahwasanya penggunaan evaluasi
dilihat dari tingkat minat siswa terhadap konteks yakni mempelajari keadaan
program pembelajaran tersebut. Adapun dimana menentukan tujuan untuk
hasil data evaluasi produk pada SMP program yang akan dijalankan.
Negeri Se-Kabupaten Mukomuko Hasil penelitian pada SMP Negeri
menunjukan hasil pada SMP Negeri 01, Se-Kabupaten Mukomuko bisa dilihat
SMP Negeri 02, SMP Negeri 04 dan juga masih ada guru untuk pemilihan
SMP Negeri 14 berada pada kategori tujuan pembelajaran tidak mengacu pada
“cukup baik”. Kemudian pada SMP tujuan pendidikan jasmani secara
Negeri 05, SMP Negeri 07, SMP Negeri nasional dan menggunakan prosedur
08, SMP Negeri 10, SMP Negeri 11, yang tepat. Guru menentukan tujuan
SMP Negeri 13 dan SMP Negeri 14 pembelajaran masih menggunakan
berada pada kategori “kurang baik”. perspektif yang lama atau tidak melihat
Selanjutnya pada SMP Negeri 16, SMP kebutuhan peserta didik pada masa
Negeri 17, SMP Negeri 19, SMP Negeri sekarang dimana tujuan pendidikan
20, SMP Negeri 22, SMP Negeri 37, masih terfokus pada ketrampilan gerak
SMP Negeri 38, SMP Negeri 42, SMP saja. Tujuan pendidikan jasmani dan
Negeri 43, berada pada kategori “tidak olahrag hanya bertujuan pada olahraga
baik”. saja (Saryono & Nopembri, 2013).
Data ini menunjukan bahwa tingkat Sehingga asumsi guru tentang tujuan
minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani belum ideal dengan
PJOK masih sangat kurang. Hal ini amanat pendidikan sesuai undang-
disebabkan siswa masih merasa jenuh undang yang berlaku.
dan bosan dalam mengikuti Program Pembelajaran PJOK Pada
pembelajaran, dan juga masih banyak SMP Negeri Se-Kabupaten
siswa yang merasa gembira ketika jam Mukomuko dilihat dari Komponen
pelajaran PJOK kosong. Ini menandakan Evaluasi Input
bahwasanya layanan yang diberikan Evaluasi masukan digunakan untuk
guru belum terlalu dirasakan dengan analisis sumber daya yang ada di
baik oleh peserta didik. sekolah. Hasil temuan, yaitu masih
Program Pembelajaran PJOK Pada banyak guru yang belum profesional
SMP Negeri Se-Kabupaten dalam menjalankan tugas. Hasil
Mukomuko dilihat dari Komponen penelitian yang sama juga diungkapkan
Evaluasi Context oleh Baan (2012) bahwa guru
Komponen evaluasi konteks pendidikan jasmani membutuhkan
digunakan untuk analisis tujuan kompetensi profesional. Sejalan juga

159
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

dengan Maksum (2007) dimana penelitian. Tidak adanya upaya dari guru
komptensi guru pendidikan jasmani untuk meningkatkan kualitas proses atau
berada pada kondisi kritis, yang praktik dalam mengajar. Bakkenes, et
ditunjukan oleh turunnya setiap al., (2010) bahwa guru lebih banyak
kompetensi guru seiring bertambahnya menggunakan cara mereka sendiri
masa kerja. Liansoro (2016) guru adalah (melakukan percobaan) dalam mengajar
kunci yang memiliki pengaruh yang dan jarang sekali menerima masukan
sangat besar terhadap keberhasilan eksternal (literatur) atau gagasan dari
proses pembelajaran. orang lain seperti rekan kerja untuk
Evaluasi masukan memungkinkan merubah cara mengajar. Ketika guru
kita untuk memahami cara terbaik menggunakan beragam model dalam
mengalokasikan sumber daya secara pembelajaran akan memberikan motivasi
efisien (Wen-wei Ho,et al, 2011). Serta siswa dalam belajar pendidikan jasmani
evaluasi masukan memberikan informasi (Clemente, et al, 2017). Kemudian
untuk memilih alternative strategi agar evaluasi proses yang standar juga telah
mencapai tujuan yang diinginkan terbukti dapat memprediksi hasil belajar
(Bhavard, 2010). siswa dan produktivitas pembelajaran
Kemudian kurangnya sarana dan yang dilaksanakan oleh guru (Hammond,
prasarana untuk pendidikan jasmani dan et,al, 2012).
olahraga. Jika kualitas sarana prasarana Prosedur pelaksanaan pembelajaran
rendah seperti yang ditunjukkan dari masih kurang efektif, dimana guru tidak
temuan penelitian Musa dan Ahmad membuat perencanaan pembelajaran dan
(2012), maka kualitas staf dan siswa masih menggunakan RPP yang lama,
yang membutuhkannya untuk sehingga berdampak proses
pencapaian tujuan pengajaran dan pembelajaran yang tidak efektif dan
pembelajaran yang efektif akan tidak tepat sasaran. Rancangan
mendapatkan hasil yang rendah pula. pembelajaran disusun untuk membantu
Kemudian kendala yang dihadapi guru siswa mengembangkan pengetahuan,
selanjutnya adalah tidak adanya sarana ketrampilan dan sikap (Widodo, 2014).
dan prasaran yang mencukup untuk Kemudian tujuan merancang
pelaksanaan pembelajaran yang lebih pembelajaran adalah memperbaiki dan
menarik (Dwiyogo, 2014) dan harus meningkatkan kualias pembelajaran
mendapat dukungan pembinaan dan (Dwiyogo, 2014).
pembiyaan (Widodo, 2014). Selanjutnya masih banyak sisswa
Program Pembelajaran PJOK Pada yang melakukan kegiatan lain ketika
SMP Negeri Se-Kabupaten proses pembelajaran berlangsung. Hal
Mukomuko dilihat dari Komponen itu dilihat dari partisipasi belajar dari
Evaluasi Process keikutsertaan, keterlibatan, kesediaan,
Hasil pengamatan secara kemauan dan keaktifan siswa. Hasil
menyeluruh pada proses pembelajaran, partisipasi siswa dalam pembelajaran
bahwa guru pada pembelajaran masih kurang hal itu disebabkan oleh
pendidikan jasmani kurang disiplin model pembelajaran yang diterapkan
dalam pelaksanaan pembelajaran dan oleh guru tidak menarik perhatian dari
model pembelajaran yang diterapkan siswa tersebut (Fikri & Mudjihartono,
masih berfokus pada guru dan tidak ada 2016).
perubahan gaya mengajar selama

160
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

Program Pembelajaran PJOK Pada dilaksanakan oleh sekolah. Perlunya


SMP Negeri Se-Kabupaten peningkatan layanan program
Mukomuko dilihat dari Komponen pendidikan untuk menambah minat
Evaluasi Product siswa dalam belajar. Salah satunya
Hasil menunjukan bahwa minat adalah dengan melakukan evaluasi.
siswa pada program PJOK masih rendah. Saran
Dampak yang dihasilkan pada program Hasil evaluasi memungkinkan untuk
pendidikan seringkali bergantung pada meningkat dan memperbaiki program
ukuran seperti tingkat partisipasi dan pembelajaran pendidikan jasmani,
kepuasan peserta didik (Kreber, et al, olahraga dan kesehatan, tidak menutup
2011). Pada penilaian efektifitas kemungkinan juga pada bidang atau
pembelajaran pendidikan jasmani dilihat program lainnya. Sesuai dengan tujuan
dari minat siswa, hasil yang didapat penelitian yaitu evaluasi dilakukan untuk
hanya 64,6% siswa yang beranggapan memperoleh informasi sebagai acuan
bahwa pendidikan jasmani itu menarik mengambil kebijakan dan keputusan
untuk dilakukan dan sebagian lainnya terhadap program yang dijalankan,
beranggapan membosankan untuk diikuti dimana kebijakan dan keputusan
(Husain, et al, 2015). ditetapkan oleh pihak yang bertanggung
Semua komponen saling memiliki jawab dan memiliki wewenang atas hal
keterkaitan dengan proses pembelajaran, tersebut. Sehingga peran peneliti dalam
dimana siswa tersebut akan memberikan hal ini untuk memberikan rekomendasi
manfaat, diantaranya adalah : a) siswa kepada pemangku kepentingan,
mendapatkan manfaat sosial secara pelaksana program pembelajaran dan
signifikan dan b) mereka yang terlibat segenap pihak yang memiliki wewenang.
dalam kegiatan di sekolah memberi Adapun rekomendasi yang dapat
kesempatan untuk mengembangkan diberikan antara lain : 1) Bagi
ketrampilan sosial, membangun pemerintah daerah dan kepala sekolah,
persahabatan, dan terlibat dalam perilaku perlunya peningkatan program KKG
kooperatif. ataupun MGMP bagi guru PJOK agar
terjalin komunikasi yang baik dan
SIMPULAN DAN SARAN kerjasama untuk bagaiaman
Simpulan merumuskan dan menentukan serta
Secara garis besar dapat menyamakan persepsi tentang tujuan
disimpulkan kualitas program pembelajaran. Kegiatan ini mengacu
pembelajaran PJOK pada SMP Negeri kepada peningkatan pemahaman guru
Se-Kabupaten Mukomuko termasuk terhadap karakteristik siswa pada setiap
kedalam kategori “Kurang Baik” yang sekolah, agar tujuan pembelajaran yang
dilihat dari hasil seluruh komponen ditetapkan sesuai dengan karakteristik
evaluasi model CIPP. Hasil ini siswa di masing-masing sekolah, 2) Bagi
ditunjukkan oleh data dimana pada Guru pendidikan jasmani dan olahraga,
setiap komponen evaluasi menunjukkan pentingnya pengembangan diri untuk
kualitas yang masih rendah. Terutama menambah wawasan dalam menentukan
pada hasil analisis data untuk kualitas tujuan mengajar, sehingga sesuai dengan
aspek produk yang menunjukkan sangat karakteristik peserta didik dan siswa
rendahnya minat siswa terhadap senantiasa aktif dan bersemangat
pendidikan jasmani dan olahraga yang mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat

161
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

dilakukan dengan menambah bahan Bailey, R., Armour, K., Kirk, D., Jess,
bacaan terkait dengan teori mengajar M., Pickup, I., Sandford, R. &
baik itu berupa hasil penelitian, buku BERAPhysical Education & Sport
serta video pembelajaran yang memiliki Pedagogy Special Interest Group.
aspek keterbaharuan, 3) Bagi guru 2009. The Educational Benefits
pendidikan jasmani dan olahraga, agar Claimed For Physical Education
senantiasa membangun kedisiplinan diri, and School Sport : An Academic
terutama pada penyusunan perangkat Review. Research Papers in
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran Education 24:1, 1-27.
yang sering kali melenceng dari waktu Bakkenes, I., Vermunt, J. D. & Wubbels,
yang ditetapkan, dan memanfaatkan T. 2010. Teacher learning in the
waktu di sekolah untuk meningkatkan contextof educational innovation :
kualitas diri dengan membaca atau Learning activities and learning
merancang permainan dan aktifitas fisik outcomes ofexperienced teachers.
untuk kegiatan pembelajaran Elsevier Ltd. Journal Learning and
selanjutnya. Instruction 20 (2010) 533-548.
Bharvad, A. J. 2010. Curriculum
DAFTAR PUSTAKA Evaluation. Research Analysis and
Annarino, A. A. 1983. The Teaching- Evaluation, International Research
Learning Process : A Journal ISSN- 0975-3486 RNI :
SystematicInstructional Strategy. Rajbil 2009/30097 Vol I, Issue 12.
Journal of Physical Education, Brezzo, R.D., Glave, A.P., Gray, M. &
Recreation &Dance, 54:3, 51-53 Lirgg, C. D. 2012. Comparison of
Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar PE4LIFE Curriculum to a
Evaluasi Pendidikan : Edisi 2. Traditional Physical Education
Jakarta : PT Bumi Aksara. Curriculum. Journal of Physical
Baan, A. B. 2012. The Development of Education and Sports (JPES), 12(3),
Physical Education Teacher Art 38, pp.245-252.
Professional Standards Castelli, D. M., Hillman, C. H., Buck, S.
Competency. Journal of Physical M. & Erwin, H. E. 2007. Physical
Education and Sports, ISSN 2252- Fitness and Academic Achievement
6900 in Third- and Fifth-Grade Students.
Bailey, R. 2006. Physical Education and Human Kinetics, Inc. Journal of
Sport in Schools : A Review of Sport & Exercise Psychology, 29,
Benefitsand Outcomes. Journal of 239- 252.
School Health, Vol. 76, No. 8, Clemente, F., Rocha, R. F. & Korgaokar,
American SchoolHealth A. 2012. Teaching Physical
Association. Education : The Usefulness of the
Brezzo, R. D., Glave, A. P., Gray, M. & Teaching Games for Understanding
Lirgg, C. D. 2012. Comparison of and theConstraints-Led Approach.
aPE4LIFE Curriculum to a Journal of Physical Education and
Traditional Physical Education Sport (JPES), 12(4), Art 62, pp. 417
Curriculum. Journal of Physical – 426.
Education and Sport (JPES), 12(3), Damon, W. & Lerner, R. M. 2008. Child
Art 38, pp.245-252. and Adolescent Development an

162
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

Advanced Course. John Wiley & forAcademic Development, 6:2, 96-


Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. 108.
Donnelly, J. E. & Lambourne, K. 2011. Liansoro, A. 2016. Kompetensi Guru
Classroom-Based Physical Pendidikan Jasmani : Analisis dari
Activity,Cognition, and Academic Perspektif Manajemen. STKIP
Achievement. Energy Balance Pasundan. Jurnal Pendidikan
Laboratory & Center for Physical Jasmani dan OlahragaVolume 2
Activity & Weight Management, Nomor 1.
University of Kansas, USA. Lerner, R. M., Boyd, M. J. & Du, D.
Published by Elsevier Inc. 2010. Adolescent Development.
Dwiyogo, W. D. 2014. Analisis Wiley & Sons, Inc.
Kebutuhan Pengembangan Model Maksum, A. 2007. Paradoks Guru
Rancangan Pembelajaran Berbasis Pendidikan Jasmani. FIK :
Blended Learning (PBBL) Untuk Universitas Negeri Surabaya,
Meningkatkan Hasil Belajar Journal of Physical Education and
Pemecahan Masalah. Universitas Sport Volume 1 Nomor 1.
Negeri Malang. JurnalPendidikan Mizikaci, F. 2006. A Systems Approach
dan Pembelajaran, Volume 21, to Program Evaluation Model for
Nomor 1. Quality in Higher Education :
Fikri, I. K. & Mudjihartono. 2016. The Program Evaluation Model.
Application of Game Models to Emerald Group Publishing Limited.
PromoteStudent Participation in Quality Assurance in Education,
Learning Rounders Game Activities. Vol. 14 No. 1, 2006pp. 37-53 q.
Jurnal Pendidikan Jasmani dan Moshman, D. 2011. Adolescent
Olahraga Volume 1 Nomor 1. Rationality and Development ;
Hammond, L. D., Beardsley, A. A., Cognition, Morality, and Identity:
Haertel, E. & Rothstein, J. 2012. Third Edition. Psychology Press,
Teacher Evaluation. Oakland Taylor & Francis Group.
University, Sagepublisher Vol 93, Mosston, M. & Ashworth, S. 2008.
No. 6. Teaching Physical Education: First
Hargreaves, A., Lieberman, A., Fullan, OnlineEdition. Pearson Education
M. & Hopkins, D. 2010. Springer (www.aw.com/bc) , (Online),
International Handbooks of Diakses pada 20 Oktober 2019.
Education. Springer Dordrecht Musa, M. F. & Ahmad, Z. 2012. Higher
Heidelberg, London New York. Vol Education Physical Assets and
23. Facilities. Procedia - Social and
Husain, M. Z., Hasan, A., Wahab, N. B. Behavioral Sciences 50 472 – 478.
A., & Jantan, J. 2015. Determining Newcomer, K. E., Hatry, H. P. &
Teaching Effectiveness for Physical Wholey, J. S. 2015. Handbook of
Education Teacher. practicalprogram evaluation:
ElsevierPublisher, Procedia - Social Fourth edition. Published by John
and Behavioral Sciences 733 – 740. Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New
Kreber, C., Brook, P. & Educational Jersey, Canada.
Policy. 2001. Impact Evaluation of Radar, Bengkulu, 20 Oktober 2016.
Educational Development Guru Mukomuko Masuk Zona
Programmes. International Journal Merah. Radarbengkulu.co.id: Portal

163
S. Raibowo & Y.E. Nopiyanto, Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes Melalui Pendekatan CIPP

Berita Bengkulu Terdepan dan Models :Viewpoints on Educational


Terpercaya.(http://www.radarbengk and Human Services Evaluation,
ulu.co.id/guru-mukomuko-masuk- SecondEdition (hlm. 279-317).
zona-merah.html). Boston : Kluwer Academic
Rocha, R. F. & Clemente, F. M. 2012. Publishers.
Expertise in Sport and Physical Stufflebeam, D. L. 2007. CIPP
Education: Review through Evaluation Model Checklist :
Essential Factors. Journal of Second Edition. Evaluation
Physical Education andSport Checklists Project
(JPES), 12(4), Art 82, pp. 557-559 (www.wmich.edu/evalctr/checklists),
Rowe, K. 2003. The Importance of (Online), diakses 10 November
Teacher Quality as a Key 2019.
Determinant ofStudents’ Stufflebeam, D. L. & Coryn, C. L. S.
Experiences and Outcomes of 2014. Evaluation, Theory, Models,
Schooling. Australian Council for and Applications. Second Edition.
Educational Research : Jossey-Bass: San Fransisco.
ACEReSearch. Wen-Wei Ho, Chen, Wei-Jen., Ho, Chi-
Saryono & Nopembri, S. 2013. Analisis Kung., Lee, Ming-Been., Chen, CC.
Kebutuhan Pembelajaran & Chou, F. HC. 2011. Evaluation of
Pendidikan Jasmani Olahraga the Suicide Prevention Program in
Kesehatan Berbasis Integrated Kaohsiung City, Taiwan, Using the
Physical Education Di Sekolah CIPP Evaluation Model. Springer
Dasar. Pendidikan Olahraga. FIK : Science+Business Media, LLC.
Universitas Negeri Yogyakarta. Community Ment Health Journal,
Jurnal Pendidikan Jasmani 47:542–550.
Indonesia Volume 9, Nomor 2, Widodo. 2014. Strategi Peningkatan
November 2013. Aktivitas Jasmani Siswa Sekolah
Siedentop, D. 2011. Complete guide to Dasar di Luar Pembelajaran
sport education : 2nd ed. Daryl Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Siedentop, Peter A. Hastie, Hans Kesehatan diIndonesia. Jurnal
van der Mars., United States of Pendidikan dan Kebudayaan, Vol.
America. Human Kinetics. 20, No. 2.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian UNESCO, 2019. Global Education
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Monitorin Report-Migration,
kualitatif, dan R&D. Bandung : Displacement and Education, Paris :
ALFABETA. Buliding Bridges.
Stavropoulou, A. & Stroubouki, T. 2014. Zhang, G., Zeller, N., Griffth, R.,
Evaluation of Educational Metcalf, D., Williams, J., Shea, C.
Programmes : The Contribution of & Misulis,K. 2011. Using the
History to Modern Evaluation Context, Input, Process, and
Thinking. HealthScience Journal, 8 Product Evaluation Model (CIPP)
(2): 193-204. as a Comprehensive Framework to
Stufflebeam, D. L. 2002. The CIPP Guide the Planning,
Model for Evaluation. Dalam D.L. Implementation, and Assessment of
Stufflebeam, G.F. Madaus and T. Service-learning Programs. Journal
Kellaghan (Eds.). Evaluation ofHigher Education Outreach and

164
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 6, No. 2, Juni 2020

Engagement, Volume 15, Number 4, p. 57.

165

Anda mungkin juga menyukai