615-Article Text-837-1-10-20191014 PDF
615-Article Text-837-1-10-20191014 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMP Negeri se-Ampelgading Malang serta menghasilkan
rekomendasi bagi para pengambil keputusan untuk menindaklanjuti program pembelajaran yang
telah berjalan. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi CIPP
dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan persentase. Teknik ini digunakan
untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket, dan menggunakan model
yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam (1967), yakni (1) context, (2) input, (3) process, dan
(4) product atau yang disebut dengan CIPP. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara,
angket, studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keseluruhan SMPN 1
Ampelgading memperoleh persentase 70% dengan kriteria baik, SMPN 2 Ampelgading memperoleh
76% dengan kriteria baik, SMPN 3 Ampelgading memperoleh 73% dengan kriteria baik, SMPN 4
Ampelgading memperoleh 64% dengan kriteria baik, SMPN 5 Ampelgading memperoleh 62%
dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan pembelajaran pendidikan seluruh SMP Negeri di Kecamatan Ampelgading Kabupaten
Malang berada pada kriteria baik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah melanjutkan
program pembelajaran, akan tetapi disertai dengan revisi pada beberapa variabel.
Kata kunci: Evaluasi Pembelajaran, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan , CIPP
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 6
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 7
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042
SELAMA SETELAH
baik sekali, SMPN 4 Ampelgading
KESIMPULAN
memperoleh persentase 66% dengan kriteria
SELAMA SETELAH
baik, dan SMPN 5 Ampelgading memperoleh
persentase 79% dengan kriteria baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kelima
Gambar 1 Analisis Data Kualitatif (Sugiyono, 2011)
guru SMP tersebut telah memahami
Berdasarkan komponen dalam kebutuhan-kebutuhan dalam mengajar
analisis data, dalam menganalisis data seperti perangkat pembelajaran. Selain itu,
kualitatif harus dilakukan dalam beberapa guru juga memahami tujuan pembelajaran
tahap yaitu reduksi data (data reduction), pada pendidikan jasmani, olahraga, dan
pemaparan data (data display) dan kesehatan (penjaskes).
kesimpulan data (data conclusion).
Sedangkan data kuantitatif dianalisis Variabel Input
menggunakan analisis statistik deskriptif Secara evaluatif hasil variabel context
persentase. Adapun rumusnya adalah keseluruhan SMPN 1 Ampelgading
sebagai berikut: memperoleh persentase 60% dengan kriteria
F cukup, SMPN 2 Ampelgading memperoleh
P= ×100%
N persentase 72% dengan kriteria baik, SMPN
P : Persentase 3 Ampelgading memperoleh persentase 62%
F : Jumlah skor yang dicari dari dengan kriteria baik, SMPN 4 Ampelgading
seluruh responden memperoleh persentase 69% dengan kriteria
N : Jumlah skor maksimal dari
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 8
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 9
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042
tidak sesuai bidangnya maka akan kesulitan dan kesehatan di SMP Negeri se-
khususnya dalam pengelolaan kelas, skill dan Ampelgading Malang yang berhubungan
mental dalam mengajar. dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran memperoleh kriteria
Variabel Process baik; Dalam product evaluasi program
Dari hasil pembahasan variabel pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga
process di atas dan hasil wawancara terjadi dan kesehatan di SMP Negeri se-
sebuah kesesuaian dalam hal tercapainya Ampelgading Malang yang berhubungan
target yang dinginkan yaitu tentang rencana dengan hasil belajar siswa (afektif,
dalam pembelajaran yang tidak dapat psikomotor, kognitif, psikomotor) memperoleh
sepenuhnya dapat sesuai. Ini disebabkan kriteria baik.
karena kondisi dan situasi dalam belajar Maka dapat diputuskan bahwa
misalnya alokasi waktu, kegiatan sekolah, evaluasi program pembelajaran pendidikan
dan cuaca. Sedangkan sarana dan prasarana jasmani, olahraga dan kesehatan di SMP
tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak Negeri se-Ampelgading Malang secara
melakukan pembelajaran yang keseluruhan dengan kriteria baik akan tetapi
menyenangkan karena dengan ada banyak hal yang harus diperbaiki
memanfaatkan sarpras yang dimodifikasi (rekomendasi)
siswa akan lebih tertarik, menantang dan
menyenangkan. Hal yang harus diperhatikan Rekomendasi
yaitu siswa mempunyai kesempatan untuk Rekomendasi ini digunakan untuk
mengeksploitasi gerak secara bebas memperbaiki konsep dan rumusan program
meskipun terkendala sarana dan prasarana. untuk memperbaiki implementasi
Berhubungan dengan hambatan yang pembelajaran. rekomendasi ini
ditemukan dalam pembelajaran yaitu mempertimbangkan kelayakan sesuai
berhubungan dengan tuntutan nilai akademik dengan kemampuan atau sumber yang
yang baik, motivasi belajar siswa, cuaca, dan dimiliki sekolah. Adapun penjabarannya
sarana prasarana. adalah sebagai berikut :
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 10
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042
SMPN 5 Ampelgading
a. Perlunya pembenahan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani dan
kesehatan
b. Perlunya kelengkapan perangkat
pembelajaran
c. Diharapkan adanya referensi
pembelajaran untuk memudahkan siswa
dalam belajar
d. Diharapkan melengkapi kelengkapan
perangkat mengajar
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 11