Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

Evaluasi Pembelajaran Penjasorkes SMP Negeri di Kecamatan


Ampelgading Kabupaten Malang

Faisal Kusuma Hadi


Prodi Pendidikan Olahraga, Universitas Muhammadiyah Jember
Email: faisalkusumahadi@ummuhjember.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMP Negeri se-Ampelgading Malang serta menghasilkan
rekomendasi bagi para pengambil keputusan untuk menindaklanjuti program pembelajaran yang
telah berjalan. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi CIPP
dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan persentase. Teknik ini digunakan
untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket, dan menggunakan model
yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam (1967), yakni (1) context, (2) input, (3) process, dan
(4) product atau yang disebut dengan CIPP. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara,
angket, studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel keseluruhan SMPN 1
Ampelgading memperoleh persentase 70% dengan kriteria baik, SMPN 2 Ampelgading memperoleh
76% dengan kriteria baik, SMPN 3 Ampelgading memperoleh 73% dengan kriteria baik, SMPN 4
Ampelgading memperoleh 64% dengan kriteria baik, SMPN 5 Ampelgading memperoleh 62%
dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan pembelajaran pendidikan seluruh SMP Negeri di Kecamatan Ampelgading Kabupaten
Malang berada pada kriteria baik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah melanjutkan
program pembelajaran, akan tetapi disertai dengan revisi pada beberapa variabel.

Kata kunci: Evaluasi Pembelajaran, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan , CIPP

PENDAHULUAN pembelajaran yang kompleks


Pendidikan merupakan salah satu mengembangkan pribadi anak seutuhnya
faktor penting untuk mewujudkan cita-cita dan yang meliputi pengetahuan, perilaku hidup
program pembangunan nasional secara dan karakter yang baik. Lingkungan belajar
menyeluruh. Untuk mewujudkan hal tersebut, diatur secara terstruktur untuk meningkatkan
tentu harus didukung oleh beberapa unsur pertumbuhan dan perkembangan seluruh
sumber daya pendidikan. Salah satu unsur ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan
penting yang dapat memberikan kontribusi afektif setiap siswa.
yang signifikan untuk mewujudkan tujuan Akan tetapi berdasarkan catatan
pendidikan nasional yaitu kurikulum. lapangan yang dilakukan oleh peneliti bahwa
Kurikulum sebagaimana yang dijelaskan guru Penjasorkes khususnya di daerah
dalam pasal 1 ayat 19 Undang-undang pedesaan masih belum sepenuhnya
Nomor 20 Tahun 2003 merupakan suatu memahami dan kesulitan dalam implementasi
perangkat rencana dan pengaturan mengenai pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes.
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara Guru pada umumnya masih menyamakan
yang digunakan sebagai pedoman persepsi antara pendidikan jasmani dengan
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran olahraga.
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan adanya permasalahan
Salah satu pembelajaran yang tersebut, peneliti akan mengevaluasi
merupakan bagian integral dalam Sistem Pembelajaran Penjasorkes di seluruh SMP
Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan Negeri di Kecamatan Ampelgading
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kabupaten Malang dengan pendekatan
(Penjasorkes). Pembelajaran ini merupakan

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 6
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

model CIPP (context, input, process, Evaluasi Process


product). Arikunto (2014:32) evaluasi
Evaluasi difokuskan pada suatu mengatakan bahwa pada variabel proses
kegiatan dalam satu unit tertentu. Kegiatan merujuk pada apa kegiatan yang dilakukan
tersebut dapat berupa program, proses atau program, siapa yang ditunjuk sebagai
hasil kerja, sedangkan yang diteliti dapat penanggung jawab, dan kapan kegiatan akan
berupa tempat, organisasi ataupun lembaga. selesai. Maka dapat dikatakan bahwa
Sedangkan program merupakan sebuah cakupan dari evaluasi proses yaitu untuk
sistem, yang bukan dilakukan hanya sekali mengetahui atau mengukur apakah terjadi
tetapi secara berkesinambungan. penyimpangan dari yang direncanakan.
Winarno (2004:1) mendefinisikan
bahwa evaluasi merupakan suatu proses Evaluasi Product atau hasil
yang sistematis untuk menentukan nilai Widoyoko (2014:12) mengatakan
berdasarkan data yang dikumpulkan melalui bahwa dalam variabel product evaluasi
pengukuran. Arikunto (2014:2) pembelajaran merupakan upaya untuk
mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan melakukan pengukuran terhadap hasil belajar
untuk mengumpulkan informasi tentang siswa. Dari Pendapat tersebut dapat
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya dikatakan bahwa evaluasi produk atau hasil
informasi tersebut digunakan untuk adalah evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan tentang kinerja yang
mengambil sebuah keputusan. Berdasarkan telah dilakukan mulai dari awal program
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan sampai dengan akhir program.
bahwa evaluasi adalah upaya menentukan
nilai berdasarkan data yang diperoleh dari Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
hasil pengukuran guna menyediakan Olahraga, dan Kesehatan
informasi untuk disampaikan kepada Samsudin (2013:146) mendefinisikan
pengambilan keputusan tentang efektifitas Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses
program yang sedang atau telah dilakukan. pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
Model evaluasi yang digunakan dalam di desain untuk meningkatkan kebugaran
penelitian ini yaitu model evaluasi CIPP. jasmani, mengembangkan keterampilan
Model ini digunakan karena bersifat mototrik, pengetahuan dan perilaku hidup
komprehensif yang mencakup kebijakan, sehat dan aktif, sportif, dan kecerdasan
masukan, proses dan produk atau hasil. emosi.
Model CIPP terdiri dari empat komponen Berdasarkan pengertian pendidikan
yaitu: jasmani dari beberapa ahli diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pendidikan jasmani
Evaluasi Context merupakan usaha yang dilakukan secara
Arikunto (2014:29) berpendapat sukarela, sadar dan intensif untuk
evaluasi context adalah upaya untuk meningkatkan keterampilan aspek afektif,
menggambarkan dan merinci lingkungan, kognitif, dan psikomotorik.
kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan
sampel yang dilayani, serta tujuan proyek. METODE
Sedangkan Widoyoko (2012:15) mengatakan Secara umum metode penelitian yang
bahwa evaluasi pembelajaran pada variabel dipergunakan dalam evaluasi dapat
context menekankan pada karakteristik dikelompokkan menjadi metode kuantitatif,
peserta didik, kelengkapan, keadaan sarana metode kualitatif, dan metode campuran.
dan prasarana, kurikulum, persiapan guru Pada penelitian evaluasi ini menggunakan
serta keadaan lingkungan dimana metode campuran antara kualitatif dan
pembelajaran berlangsung. Dari penjelasan kuantitatif. Ada beberapa pertimbangan
diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi mengapa harus menggunakan metode
context lebih cenderung mengevaluasi penelitian campuran antara lain pertimbangan
tentang kebutuhan, tujuan yang mudah atau teoritis dan pertimbangan praktis.
sulit dicapai dalam evaluasi program. Pertimbangan teoritis berarti berkaitan

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 7
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

dengan data yang diperlukan untuk mencapai seluruh responden


tujuan evaluasi sedangkan pertimbangan
praktis berhubungan dengan waktu, tenaga, Data yang terkumpul akan dipisahkan
dan biaya. Selain itu, penggunaan metode sesuai klasifikasinya, data yang berupa
campuran akan menghasilkan hasil yang lebih angka-angka akan tergolong data kuantitatif
relevan. Karena metode kualitatif dan data yang berupa kata atau kalimat
memungkinkan evaluator untuk meneliti objek tergolong data kualitatif. Data kuantitatif akan
evaluasi secara mendalam dan rinci akan dilakukan dengan kuesioner menggunakan
tetapi hanya terbatas dari segi jumlah skala likert dan dikotomi “ya” dan “tidak” dan
responden. Sebaliknya, keuntungan diperkuat dengan jawaban terbuka dari
menggunakan metode kuantitatif yaitu dapat responden yang akan ditafsirkan dalam
menjaring data yang banyak jumlahnya dan persentase. Hasil analisis kedua skala
dapat disajikan dalam bentuk angka sehingga tersebut akan diklasifikasikan sebagai
mudah dianalisis. berikut:
Data yang yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah data primer dan data Tabel 1. Kriteria Persentase
skunder. Data primer diperoleh dari No Rentangan Persentase Kriteria
1 81% - 100% Baik sekali
wawancara dan angket siswa, sedangkan 2 61% - 80% Baik
data skunder diperoleh dari dokumen yang 3 41% - 60% Cukup
relevan dengan masalah yang diteliti. Analisis 4 21%-40% Kurang
data kualitatif dibagi menjadi dua yaitu <21% Kurang Baik
analisis data sebelum dilapangan dan analisis
selama di lapangan yang dapat digambarkan HASIL
sebagai berikut: Variabel Context
Secara evaluatif hasil variabel context
PERIODE
PENGUMPULAN keseluruhan SMPN 1 Ampelgading
memperoleh persentase 88% dengan kriteria
REDUKSI DATA
baik sekali, SMPN 2 Ampelgading
ANTISIPASI
SELAMA SETELAH memperoleh persentase 83% dengan kriteria
ANALISIS
baik sekali, SMPN 3 Ampelgading
memperoleh persentase 88% dengan kriteria
PENYAJIAN DATA

SELAMA SETELAH
baik sekali, SMPN 4 Ampelgading
KESIMPULAN
memperoleh persentase 66% dengan kriteria
SELAMA SETELAH
baik, dan SMPN 5 Ampelgading memperoleh
persentase 79% dengan kriteria baik.
Hal ini menunjukkan bahwa kelima
Gambar 1 Analisis Data Kualitatif (Sugiyono, 2011)
guru SMP tersebut telah memahami
Berdasarkan komponen dalam kebutuhan-kebutuhan dalam mengajar
analisis data, dalam menganalisis data seperti perangkat pembelajaran. Selain itu,
kualitatif harus dilakukan dalam beberapa guru juga memahami tujuan pembelajaran
tahap yaitu reduksi data (data reduction), pada pendidikan jasmani, olahraga, dan
pemaparan data (data display) dan kesehatan (penjaskes).
kesimpulan data (data conclusion).
Sedangkan data kuantitatif dianalisis Variabel Input
menggunakan analisis statistik deskriptif Secara evaluatif hasil variabel context
persentase. Adapun rumusnya adalah keseluruhan SMPN 1 Ampelgading
sebagai berikut: memperoleh persentase 60% dengan kriteria
F cukup, SMPN 2 Ampelgading memperoleh
P= ×100%
N persentase 72% dengan kriteria baik, SMPN
P : Persentase 3 Ampelgading memperoleh persentase 62%
F : Jumlah skor yang dicari dari dengan kriteria baik, SMPN 4 Ampelgading
seluruh responden memperoleh persentase 69% dengan kriteria
N : Jumlah skor maksimal dari

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 8
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

baik, dan SMPN 5 Ampelgading memperoleh Variabel Keseluruhan CIPP


persentase 71% dengan kriteria baik. Secara keseluruhan hasil persentase
Input guru maupun input siswa variabel CIPP pada evaluasi program
berperan sangat penting terhadap pembelajaran pendidikan jasmani kelas IX di
ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan SMP Negeri seluruh Ampelgading Malang
guru yang sesuai dengan kompetensi adalah baik. Dengan rincian SMP Negeri 1
bidangnya maka proses pembelajaran akan mendapat 70%, SMP Negeri 2 mendapat
dapat terlaksana dengan baik atau 76%, SMP Negeri 3 mendapat 73% yang
setidaknya apabila belum seluruhnya kesemuanya berpredikat baik, SMP Negeri 4
tercapai, kesalahan-kesalahan dapat mendapat 64% yang apabila diakumulasikan
diminimalisir dan diperbaiki. berpredikat cukup baik, SMP Negeri 5
Bagi siswa yang mempunyai latar mendapat 62% yang apabila diakumulasikan
belakang dengan tingkat intelektual yang baik berpredikat cukup baik.
maka akan memudahkan siswa dalam belajar
gerak, karena dalam pendidikan jasmani PEMBAHASAN
aspek keterampilan motorik sangat Variabel Context
diperlukan. Secara evaluatif hasil variabel Berdasarkan hasil dari angket berupa
input untuk SMP Negeri 1 memperoleh 60% persentase juga diperkuat data wawancara
yang dengan kriteria cukup baik, SMP Negeri berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan
2 memperoleh 72% dengan kriteria baik, SMP pembelajaran penjaskes yaitu kebutuhan
Negeri 3 memperoleh 64% dengan kriteria, utama yang harus dipenuhi dalam
SMP Negeri 4 memperoleh 70% dengan pembelajaran yaitu kebutuhan teknis dan
kriteria baik, SMP Negeri 5 memperoleh 72% nonteknis. Kebutuhan teknis meliputi
dengan kriteria baik. perangkat pembelajaran sebagai pedoman
dalam pembelajaran dan sarana prasarana
Variabel Process sedangkan kebutuhan nonteknis meliputi
Dalam sebuah pembelajaran yang persiapan mental, psikologis peserta didik
baik peran proses merupakan hal yang dan segala kemungkinan yang akan terjadi
penting. Dalam sebuah proses terdapat 3 pada pembelajaran, misalnya gangguan
tahapan yang harus selalu ada yaitu alam, penanganan siswa yang bermasalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dll.
dalam mengajar. Secara evaluatif hasil
variabel context untuk SMP Negeri 1 Variabel Input
memperoleh 70% yang dengan kriteria baik, Berdasarkan hasil dari angket yang
SMP Negeri 2 memperoleh 70% dengan berupa persentase juga diperkuat data
kriteria baik, SMP Negeri 3 memperoleh 70% wawancara yang berhubungan dengan
dengan kriteria baik, SMP Negeri 4 kondisi awal siswa dan faktor yang
memperoleh 65% dengan kriteria baik, SMP mempengaruhi pembelajaran yang
Negeri 5 memperoleh 62% dengan kriteria berkesimpulan bahwa kondisi awal siswa
baik. mempunyai pengaruh terhadap tujuan
pembelajaran karena sangat berperan aktif
Variabel Product dalam mempengaruhi karena siswa yang baik
Secara evaluatif hasil variabel context dari segi intelektual, sosial, dan emosional
untuk SMP Negeri 1 memperoleh 75% yang akan mempermudah guru dalam
dengan kriteria baik, SMP Negeri 2 menyampaikan materi atau mengajar. Selain
memperoleh 67.5% dengan kriteria baik, itu kondisi awal siswa juga dipengaruhi oleh
SMP Negeri 3 memperoleh 75% dengan pendidik. Bukan hanya siswa,guru juga
kriteria baik, SMP Negeri 4 memperoleh 60% dituntut untuk memperhatikan aspek
dengan kriteria cukup, SMP Negeri 5 psikologis siswa khususnya di lapangan. Oleh
memperoleh 57.5% dengan kriteria cukup. karena itu, guru harus mempunyai
kompetensi yang jelas. Maksudnya, guru
mempunyai kompetensi lulusan pendidikan
jasmani dan kesehatan karena guru yang

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 9
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

tidak sesuai bidangnya maka akan kesulitan dan kesehatan di SMP Negeri se-
khususnya dalam pengelolaan kelas, skill dan Ampelgading Malang yang berhubungan
mental dalam mengajar. dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran memperoleh kriteria
Variabel Process baik; Dalam product evaluasi program
Dari hasil pembahasan variabel pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga
process di atas dan hasil wawancara terjadi dan kesehatan di SMP Negeri se-
sebuah kesesuaian dalam hal tercapainya Ampelgading Malang yang berhubungan
target yang dinginkan yaitu tentang rencana dengan hasil belajar siswa (afektif,
dalam pembelajaran yang tidak dapat psikomotor, kognitif, psikomotor) memperoleh
sepenuhnya dapat sesuai. Ini disebabkan kriteria baik.
karena kondisi dan situasi dalam belajar Maka dapat diputuskan bahwa
misalnya alokasi waktu, kegiatan sekolah, evaluasi program pembelajaran pendidikan
dan cuaca. Sedangkan sarana dan prasarana jasmani, olahraga dan kesehatan di SMP
tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak Negeri se-Ampelgading Malang secara
melakukan pembelajaran yang keseluruhan dengan kriteria baik akan tetapi
menyenangkan karena dengan ada banyak hal yang harus diperbaiki
memanfaatkan sarpras yang dimodifikasi (rekomendasi)
siswa akan lebih tertarik, menantang dan
menyenangkan. Hal yang harus diperhatikan Rekomendasi
yaitu siswa mempunyai kesempatan untuk Rekomendasi ini digunakan untuk
mengeksploitasi gerak secara bebas memperbaiki konsep dan rumusan program
meskipun terkendala sarana dan prasarana. untuk memperbaiki implementasi
Berhubungan dengan hambatan yang pembelajaran. rekomendasi ini
ditemukan dalam pembelajaran yaitu mempertimbangkan kelayakan sesuai
berhubungan dengan tuntutan nilai akademik dengan kemampuan atau sumber yang
yang baik, motivasi belajar siswa, cuaca, dan dimiliki sekolah. Adapun penjabarannya
sarana prasarana. adalah sebagai berikut :

Variabel Product SMP Negeri 1 Ampelgading


Berdasarkan hasil yang ingin dicapai a. Perlu ditingkatkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran yaitu tercapainya aspek dalam mengikuti pelajaran pendidikan
pembelajaran yaitu afektif, kognitif, jasmani, olahraga dan kesehatan
psikomotor dan fisik. Hasil penelitian b. Diharapkan sarana dan prasarana
menunjukkan bahwa keempat aspek tersebut terutama kondisi lapangan harus
tercapai dengan baik. Hal ini dibuktikan diperbaiki untuk safety siswa
dengan hasil belajar siswa yang baik. c. Perlunya pengadaan buku referensi
tentang pendidikan jasmani dan olahraga
KESIMPULAN untuk sumber belajar siswa
Berdasarkan pembahasan dapat d. Diharapkan metode mengajar guru
dihasilkan beberapa keputusan sebagai bervariatif agar siswa tidak merasa jenuh
berikut: Dalam context evaluasi pembelajaran e. Memperhatikan kemampuan siswa untuk
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan berfikir secara kritis melalui tugas
di SMP Negeri se-Ampelgading Malang yang pendidikan jasmani
berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan f. Memperhatikan safety dalam proses
pembelajaran memperoleh kriteria baik; pembelajaran
Dalam input evaluasi program pembelajaran g. Memfasilitasi peserta untuk
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan mengeksplorasi gerakan secara
di SMP Negeri se-Ampelgading Malang yang maksimal
berhubungan sumber daya manusia, sarana
dan prasarana memperoleh kriteria baik;
Dalam process evaluasi program
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga,

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 10
Jurnal Kejaora, Volume 4 Nomor 1, April 2019, ISSN 2541-5042

SMP Negeri 2 Ampelgading e. Perlunya pembelajaran yang inovatif agar


a. Perlunya mengembangkan pengetahuan tidak monoton
siswa secara umum serta kesadaran baik f. Diharapkan guru memperhatikan
dalam kelompok maupun pribadi pengetahuan (kognitif) yang berhubungan
b. Motivasi siswa yang kurang dalam dengan pengetahuan dasar dalam belajar
mengikuti pembelajaran, oleh karena itu gerak
guru diharapkan memberi feedback dalam
pembelajaran agar siswa lebih DAFTAR PUSTAKA
bersemangat Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program
c. Modifikasi alat yang masih kurang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2014.
SMPN 3 Ampelgading Samsudin. Kurikulum Pendidikan Jasmani
a. Referensi buku tentang penjas yang Olahraga dan Kesehatan 2013 .
masih kurang Jakarta: Universitas Negeri Jakarta,
b. Perlunya pengelolaan kelas yang lebih 2013.
sistematis Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
c. Pelunya perubahan persepsi guru yang Kualitatif dan R & D. Bandung:
terkadang masih menyamakan antara Alfabeta, 2013.
pendidikan jasmani dengan olahraga Sukmadinata, Nana S. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Remaja
SMPN 4 Ampelgading Rosdakarya, 2005.
a. Perlunya memaksimalkan sarana dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
prasarana yang ada, jika sarana dan Tentang Sisdiknas dan Peraturan.
prasarana belum memenuhi kelayakan Bandung: Citra Umbara
maka guru dapat memodifikasi alat yang Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi dalam
serupa tapi tidak mengurangi hakikat Pembelajaran. Jogjakarta: Pustaka
gerak pada materi yang akan diajarkan Pelajar, 2012.
b. Perlunya peningkatan motivasi belajar Winarno, ME. Evaluasi dalam Pendidikan
siswa Jasmani dan Olahraga. Jakarta:
c. Peningkatan kompetensi professional Center For Human Capacity
guru yang berhubungan dengan Development, 2004.
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
d. Berhubungan dengan hasil belajar siswa,
perlu ditingkatkan klasifikasi dan kategori
tentang pengetahuan dasar mengenai
teori
e. Perlu ditingkatkan kognisi secara umum
serta kesadaran dan pengetahuan
tentang kognisi diri sendiri
f. Perlunya partisipasi aktif dalam peserta
didik dalam pembelajaran

SMPN 5 Ampelgading
a. Perlunya pembenahan sarana dan
prasarana pendidikan jasmani dan
kesehatan
b. Perlunya kelengkapan perangkat
pembelajaran
c. Diharapkan adanya referensi
pembelajaran untuk memudahkan siswa
dalam belajar
d. Diharapkan melengkapi kelengkapan
perangkat mengajar

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 11

Anda mungkin juga menyukai