Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL PERTAMA

NAMA : ASEP SETIANTO

NIM : 836897062

KODE/MATAKULIAH : KONSEP DASAR IPA

JAWABAN :

1. a. Rabun Jauh
Rabun jauh (mata minus) atau secara medis disebut dengan
myopia (Inggris: Nearsightedness) adalah kondisi dimana mata tidak
mampu melihat objek yang relatif jauh dengan jelas (terlihat kabur) dan
memiliki kemampuan untuk melihat objek yang relatif lebih dekat
dengan jelas. Hal ini terjadi karena cahaya pantulan objek yang masuk ke
mata (focal point) tidak jatuh tepat di retina, melainkan jatuh di depan
retina sehingga menyebabkan gambar yang diterima mata menjadi kabu.
b. Rabun Dekat

Istilah medis untuk Rabun Dekat adalah Hyperopia atau


Hypermetropia (Inggris: Farsightedness), Rabun Dekat adalah kebalikan
dari Rabun Jauh, bisa melihat objek jauh dengan jelas dan terlihat kabur
melihat objek yang dekat. Hal ini terjadi karena fokal point jatuh diluar
retina mata. Rabun Dekat sering dikaitkan
dengan presbyopia (menurunnya elastilitas lensa), biasanya dialami oleh
seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya
mempunyai kemiripan gejala yaitu rabun jauh. Jadi secara teknis rabun
jauh punya dua nama, disebut hipermetropia jika terjadi pada anak dan
orang dewasa usia dibawah 40 tahun dan disebut presbiopia jika terjadi
pada orang tua usia 40 tahun ke atas.

Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan hipermetropia dan sembuh


dengan sendirinya pada usia sekitar 12 tahun. Pada usia muda
kemampuan akomodasi mata masih sangat baik, sehingga anak atau
remaja yang mengidap hipermetropia tidak merasa terganggu. Pada
orang dewasa, kemampuan akomodasi mata akan banyak menurun dan
sangat terasa pada usia sekitar 40 tahun, di mana pada saat itu ia akan
kesulitan melihat benda kecil dalam jarak dekat (± 30cm).
Pada orang tua, rabun dekat merupakan bagian dari proses penuaan
yang secara alamiah dialami oleh hampir semua orang. Penderita akan
menemukan perubahan kemampuan penglihatan dekatnya pertamakali
pada pertengahan usia empat puluhan. Pada usia ini, keadaan lensa
kristalin berada dalam kondisi dimana elastisitasnya telah banyak
berkurang sehingga menjadi lebih kaku dan menimbulkan hambatan
terhadap proses akomodasi, karena proses ini utamanya adalah dengan
mengubah bentuk lensa kristalin menjadi lebih cembung.

2. Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu


organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara
bersamaan.
Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Organ hati,
pankreas, dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna makan,
namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak di luar saluran
pencernaan.
Sistem pencernaan berfungsi menerima dan mencerna makanan
menjadi nutrisi yang dapat diserap. Nutrisi tersebut kemudian
disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sistem pencernaan
juga berfungsi memisahkan dan membuang bagian makanan yang tidak
bisa dicerna oleh tubuh. Ketika tubuh tidak dapat mencerna makanan
dengan baik, kondisi tersebut dapat menyebababkan.

Gejala Gangguan Pencernaan


Gangguan pencernaan dapat menimbulkan beragam gejala, seperti:
 Sulit menelan
 Sensasi terbakar di dada (heartburn)
 Mual
 Muntah
 Perut kembung
 Sakit maag
 Sakit perut
 Diare
 Sembelit
 Muntah darah atau BAB berdarah
 Berat badan naik atau malah turun

Anda mungkin juga menyukai