Chapter III-V
Chapter III-V
pasien yang di rawat di rumah sakit, khususnya pasien yang mendapat perawatan
ruang intensif, orang tua dengan kondisi kesehatan yang lemah, ataupun yang tinggal
di panti jompo.12 Kesehatan rongga mulut yang buruk dan penyakit periodontal dapat
potensial dapat hidup dan berkembang pada flora rongga mulut pasien yang
antibiotik memiliki jumlah patogen pernafasan yang lebih besar yang terdapat pada
plak subgingiva.13
Pada bab ini, akan dibicarakan tentang adanya penyakit periodontal pada
penderita penyakit infeksi saluran pernafasan seperti penyakit paru obstruksi kronik
Kronik (PPOK)
udara yang berkaitan dengan bronkitis kronik dan emfisema.1,21 Bronkitis kronis
14
mukus hingga menyebabkan batuk berdahak selama 3 bulan dalam jangka waktu 2-3
tahun. Sedangkan emfisema merupakan kondisi pelebaran ruang udara pada paru
yang disertai dengan destruksi jaringan paru. Penyakit paru obstruksi kronik dapat
mulut individual.12,13
pada pasien penderita penyakit paru obstruksi kronik yang dikutip oleh Scannapieco,
adalah :12
faktor risiko yang independen terhadap laki-laki berusia tua. Penderita dengan
riwayat PPOK rata-rata mengalami kehilangan perlekatan klinis (KPK 1.48 ± 1.35
mm, rata-rata ± SD) dibandingkan pasien tanpa PPOK (KPK 1.17 mm ± 1.09). Risiko
(KP ≥ 2,0 mm), dibandingkan dengan orang yang sehat (KP <2,0 mm). Dalam hal ini,
bukti bahwa penyakit mulut seperti periodontitis dapat berhubungan dengan PPOK.
terburuk (diukur dengan radiografi ataupun kedalaman probing) memiliki risiko lebih
besar untuk perkembangan PPOK bila dibandingkan dengan partisipan lain, setelah
faktor merokok dikendalikan. Lebih jauh lagi, status periodontal yang buruk
keseluruhan sampel dari semua pasien yang dievaluasi menjalani transplantasi paru
tahun 1990-2005. Sebanyak 180 pasien yang termasuk dalam penelitian ini, dimana
130 pasien kelompok PPOK dan 50 pasien non-PPOK. Untuk mempelajari efek
tepi tulang. Pencatatan kondisi rongga mulut, termasuk jumlah gigi, gambaran inter-
radikular, radiolusen yang melibatkan furkasi, dan level tepi tulang (Gambar 4).14
Dari penelitian tersebut tercatat bahwa rata-rata pengurangan level tepi tulang
yang dialami 80 dari 130 pasien dengan PPOK dan 41 dari 50 pasien yang non-
PPOK. Keterkaitan furkasi yang mungkin terjadi sebanyak 85 dari 130 pasien PPOK
dan 43 dari 50 pasien yang non-PPOK. Perbedaan rata-rata level tepi tulang sebesar
1.3mm (p<0.001) dan periodontitis diartikan sebagai pengurangan level tepi tulang
≥4mm, yaitu sebesar 43.8% pada pasien PPOK, sedangkan pasien non-PPOK sebesar
7.3% (p<0.001).14
pada kelompok usia tua. Secara anatomi, rongga mulut berhubungan proksimal
dengan trakea yang merupakan jalan masuk bagi patogen-patogen pernafasan dan gigi
Pneumonia dapat dibagi dalam dua kategori besar, yaitu : pneumonia yang
orang-orang yang tidak berada dalam suatu institusi seperti rumah sakit ataupun panti
jompo. Sedangkan pneumonia nosokomial didapat oleh pasien pada 48 jam setelah
berada dalam sebuah institusi saperti rumah sakit ataupun panti jompo.12,16
Staphylococcus aureus.12,16
yang terjadi pada penderita pneumonia yang dikutip oleh Scannapieco, adalah:12
pneumonia bakteri, dimana 33 pasien sebagai kontrol yang dirawat di rumah sakit
tidak menunjukkan adanya infeksi. Mereka menemukan tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara status rongga mulut maupun infeksi gigi diantara kelompok pasien
plak gigi yang dihuni oleh patogen respirasi yang potensial pada pasien yang
mendapat perawatan khusus (ICU) sesuai dengan usia dan jenis kelamin pasien rawat
jalan pada kunjungan awal ke klinik gigi. Dengan memakai rata-rata skor plak
Silness dan Löe, kolonisasi plak gigi oleh patogen respirasi potensial ditemukan
sebanyak 65% pada pasien yang mendapat perawatan intensif (ICU). Patogen
respirasi yang dapat diidentifikasi yaitu S.aureus, P.aeruginosa dan sejumlah bakteri
bakteri Gram-negatif dan Pseudomonas sp pada 141 orang tua, yang dirawat di ruang
4. Langmore dkk meneliti 189 pasien laki-laki yang dirawat di rumah sakit
dan pasien di panti jompo yang berusia lebih dari 60 tahun. Dari penelitian tersebut
pasien berusia tua yang dirawat di rumah sakit. Hal ini menunjukkan kemungkinan
gingivalis pada plak gigi, dan patogen respirasi seperti Staphylococcus aureus yang
Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa kondisi rongga mulut yang
buruk dapat menjadi reservoir yang baik bagi patogen pernafasan dan patogen
pernafasan.
----------ooOoo----------
satu individu, maka dokter gigi dan dokter umum memiliki peranan untuk mengobati
dan mengontrol kedua penyakit tersebut.2 Penelitian para ahli menunjukkan bahwa
pasien yang dirawat di rumah sakit, panti jompo, ataupun yang mendapat perawatan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai upaya pencegahan transmisi bakteri
dari dental unit kepada pasien serta perawatan periodontal yang dilakukan bagi
penderita infeksi saluran pernafasan agar tidak terjadi keparahan infeksi pernafasan
4.1 Upaya pencegahan transmisi bakteri dari dental unit water kepada
pasien
21
pembedahan. Hal ini juga tidak jarang terjadi pada air pendingin gigi (coolant water)
dan aerosol yang masuk ke mulut pasien dengan sejumlah organisme berkisar
Meningkatnya jumlah pasien yang memiliki sistem imun yang rendah baik
sistemik dapat menyebabkan pasien tersebut rentan terhadap lingkungan dan juga
tersebut, hanya Pseudomonas aeruginosa yang berasal dari DUW jelas terbukti dapat
Pasien memiliki risiko yang potensial terhadap paparan semprotan air dan
peralatan lain yang menggunakan DUW, meskipun waktu paparan terbatas pada
prosedur perawatan.6
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah transmisi bakteri dari dental
intraoral.6
dihentikan.
belum dapat ditunjukkan, pencegahan bakteri yang masuk ke handpiece dari dental
mereduksi bakteri yang mengendap di saluran air pada waktu malam hari. Kemudian
pernafasan
kronik (PPOK) kemungkinan dapat dipengaruhi oleh bakteri yang terdapat pada
rongga mulut. Pemakaian antibiotik dan sekresi orofaring secara langsung dapat
berperan untuk terjadinya infeksi saluran pernapasan. Adanya aspirasi bakteri rongga
kronik. Adapun beberapa hal yang yang perlu dilakukan oleh dokter gigi dalam hal
ini yaitu:13
periodontal.
pemakaian obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien, serta risiko terjadinya karies
gigi.
menjadi ringan, sedang, maupun risiko tinggi. Pasien PPOK risiko rendah yang
memiliki pengalaman dyspnea (sesak napas), dengan level gas darah normal, dapat
menerima perawatan gigi secara lengkap dengan sedikit modifikasi. Pasien risiko
sedang yang memiliki pengalaman dyspnea dan mendapat perawatan jangka panjang
pasien risiko tinggi dengan gejala PPOK yang tidak terdiagnosa dan tidak
Pasien dengan penyakit PPOK paling baik ditangani pada waktu pagi hari
hingga menjelang siang. Sebaiknya posisi duduk pasien di kursi dental ditegakkan
agar aliran udara tetap stabil saat dilakukan perawatan pada rongga mulutnya.
Karena, posisi tidur telentang membuat mereka sulit bernafas dengan baik. Sedapat
mungkin pemakaian rubber dam dihindari, karena beberapa pasien penderita PPOK
bernapas melalui mulut. Pasien yang memakai kortikosteroid pada PPOK harus
saku periodontal. Dokter gigi biasanya menempatkan antibiotik ke dalam saku setelah
penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), stroke, dan berat
penting dalam memberikan anjuran kepada pasien untuk berhenti merokok. Hal ini
Penelitian cross-sectional yang dilakukan oleh para ahli dalam menilai status
kesehatan rongga mulut pada lansia dipanti jompo menunjukkan bahwa meskipun
kesehatan umum pasien diperhatikan, kesehatan rongga mulut mereka lebih buruk
profesional terhadap kesehatan rongga mulut (Professional Oral Health Care) dari
ahli kesehatan gigi. Ahli kesehatan gigi melakukan tindakan pembersihan rongga
rongga mulut.4
Evaluasi yang dilakukan terhadap efektifitas POHC yang diberikan oleh ahli
kesehatan gigi sebanyak sekali seminggu selama 24 bulan pada lansia yang dirawat di
panti jompo menunjukkan bahwa rata-rata kematian yang disebabkan oleh pneumonia
aspirasi pada lansia yang mendapat POHC secara signifikan lebih rendah (P<0.05)
penyingkiran plak gigi dapat dilakukan dengan metode swab, penyikatan gigi dengan
memakai sikat gigi ukuran anak-anak, pemakaian pelembab pada rongga mulut setiap
2-6 jam.19
mekanik dapat dilakukan dengan mengikuti anjuran perawatan rongga mulut sebagai
berikut :20
a. Ganti suction liner, tabung, dan penutup suction oral setiap 24 jam.
c. Gunakan suction swab dengan larutan hidrogen peroksida tiap 4 jam pada
agar bakteri yang terdapat pada rongga mulut berkurang jumlahnya. Dengan
----------ooOoo----------
sistemik, termasuk penyakit saluran pernafasan. Infeksi yang terjadi pada saluran
pernafasan dapat meningkat pada individu dengan kebersihan rongga mulut yang
periodontal dan penyakit pernafasan. Pada umumnya kebersihan rongga mulut orang
yang merokok lebih buruk dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Oleh
karena itu, bakteri-bakteri patogen dapat berkembang di rongga mulut dimana saku
periodontal dapat menjadi reservoir yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran pernafasan dan dapat juga
dibandingkan dengan yang tidak merokok ataupun bekas perokok, pada penelitian
yang dilakukan oleh James A Katancik, tidak dijumpai adanya hubungan yang
gingiva, indeks plak, dan kedalaman probing) dengan status penyakit paru pada
kelompok orang yang saat ini merokok. Akan tetapi, pada kelompok bekas perokok
28
obstruksi paru.11
Orang yang tidak pernah merokok tidak memiliki hubungan yang signifikan
Penyakit obstruksi pada orang yang tidak merokok kemungkinan terjadi tidak
disebabkan oleh periodonsium secara langsung, akan tetapi karena pengaruh paparan
partisipan pada kelompok perokok yaitu sebanyak 71 orang dan kelompok yang tidak
pernah merokok sebanyak 403 orang. Sedangkan kelompok bekas perokok sebanyak
486 orang.11
disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya karena status higiene oral yang
plak pada gigi, dimana plak tersebut dapat menjadi tempat kolonisasi bakteri-bakteri
Saat ini, belum ada bukti klinis mengenai masalah kesehatan yang meluas di
masyarakat akibat terpapar oleh air dari dental unit (Dental Unit Water). Meskipun
patogen dan untuk menciptakan keselamatan kerja ketika melakukan perawatan pada
pasien.17
meningkatkan efektifitas dan kualitas air pada prosedur intraoral. Selain itu, filtrasi
dan flushing perlu dilakukan untuk mengontrol kontaminasi dari dental unit water.17
Dokter gigi perlu melakukan tindakan skeling dan penyerutan akar pada
pasien yang mengalami penyakit periodontal untuk menyingkirkan plak dari saku
periodontal. Selain itu dokter gigi juga mempunyai peranan dalam menginstruksikan
----------ooOoo----------