Pengikut
Pythagoras pada abad ke-6 dan 5 SM tampaknya sudah mengembangkan teori keplanetannya
sendiri yang terdiri dari Bumi, Matahari, Bulan, dan planet-planet mengelilingi "Api Tengah" di pusat
Alam Semesta. Pythagoras atau Parmenides dikabarkan merupakan orang pertama yang
mengidentifikasi bintang senja dan bintang pagi (Venus) sebagai satu benda.[26] Pada abad ke-3
SM, Aristarkhus dari Samos mengusulkan sistem heliosentris, yang berarti Bumi dan planet
mengitari Matahari. Akan tetapi, sistem geosentris terus mendominasi peradaban dunia
sampai Revolusi Ilmiah.[Maret 2020]
Pada periode Hellenistik abad ke-1 SM, bangsa Yunani mulai mengembangkan skema matematika
untuk memperkirakan posisi planet-planet. Skema yang berdasarkan geometri alih-alih aritmetika
Babilonia ini kelak mengusangkan teori kompleks dan kelengkapan Babilonia. Kebanyakan
pergerakan astronomis yang diamati dari Bumi dengan mata telanjang menggunakan skema ini.
Teori Yunani ini baru dijelaskan secara lengkap di Almagest karya Ptolomeus pada abad ke-2 M.
Model Ptolomeus ini begitu lengkap dan dominan sampai-sampai semua teori astronomi sebelum ini
dianggap usang dan Almagest menjadi teks astronomi resmi di dunia Barat selama 13 abad. [19]
[27]
Bangsa Yunani dan Romawi mengenal tujuh planet, masing-masing dianggap mengelilingi
Bumi sesuai hukum kompleks Ptolomeus. Planet-planet tersebut adalah (sesuai urutan Ptolomeus
dari Bumi): Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus. [15][27][28]