Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peserta didik adalah seorang individu yang mengalami proses perkembangan


untuk mencapai kedewasaaan (Chasiyah, 2009: 28). Dalam perkembangan untuk
mencapai kedewasaan ini pasti memerlukan langkah- langkah yang harus dilewati
melalui proses perkembangan yang dilakukan peserta didik. Perkembangan itu
sendiri tidak secara serta merta hanya tergantung pada peserta didik saja, namun
terdapat faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi keberjalanan proses- proses
tersebut.

Terciptanya sebuah tujuan tidak lepas dari kaidah proses serta metode yang
sesuai dengan karakteristik objek yang akan dituju. Dalam pandangan dunia
pendidikan dalam pengembangan serta pertumbuhan peserta didik haruslah
terdapat kesejajaran serta kesesuaian antara proses serta karakteristik yang
dimiliki oleh seorang peserta didik, agar dalam pencapaian proses dewasa peserta
didik ini dapat dicapai secara maksimal.

Peserta didik sendiri memiliki tingkatan perkembangan serta pertumbuhan


yaitu dari taman kanak- kanak, sekolah dasar, remaja dan dewasa. Dalam
tingkatan- tingkatan tersebut memiliki karakteristik masing- masing yang pada
antar tingkatan tidak dapat disamakan pada antar tingkatannya. Maka dari itu,
dalam makalah ini akan dibahas karakterustik peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagi berikut:
1. Bagaimanakah aspek perkembangan dan pertumbuhan dimiliki oleh
peserta didik?
2. Bagaimanakah karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik pada
tingkatan Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar, Remaja dan Dewasa?

1
3. Bagaimanakah konsep perbedaan individu atau individual difference?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui aspek perkembangan dan pertumbuhan dimiliki oleh
peserta didik.
2. Untuk Mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik pada
tingkatan Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar, Remaja dan Dewasa.
3. Untuk Mengetahui konsep perbedaan individu atau individual difference.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek perkembangan dan pertumbuhan dimiliki oleh peserta didik
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan secara biologi merupakan perubahan ukuran organisme
karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur
oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Menurut KBBI, pertumbuhan adalah
suatu proses perubahan bentuk (bertambah besar) jasmaniah (fisik) yang
terjadi secara alamiah pada setiap makhluk hidup.
Perkembangan secara biologi merupakan proses perubahan organisme ke
arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat
kualitatif. Menurut KBBI, perkembangan adalah perihal berkembang.
Berkembang sendiri memiliki arti menjadi bertambah sempurna (tentang
pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya).
Menurut Muhammad Syafi’i yang dikutip dari Prof. Dani Al Hafiz bahwa
tumbuh kembang dibedakan menjadi:
a. Tumbuh kembang fisik
b. Tumbuh kembang intelektual (kepandaian dalam berkomunikasi,
berhitung, membaca)
c. Tumbuh kembang emosional (kasih sayang, mengelola amarah,
kemampuan membentuk ikatan batin)

2. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu


a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar
dan panjang, prosesnya terjadi dari sebelum lahir hingga dewasa.
1) Pertumbuhan sebelum lahir.
Masa sebelum lahir merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang kompleks, karena merupakan awal
terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf

3
yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan
perkembangan janin diakhiri saat kelahiran.
2) Pertumbuhan setelah lahir.
Setelah lahir pertumbuhan dan berkembangan masih tetap
berlangsung sampai dewasa. Setiap bagian fisik individu akan
mengalami perubahan, sehingga masing-masing komponen tubuh
akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan fisik akan memengaruhi perilaku individu dalam
kehidupan sehari-hari, secara langsung pertumbuhan fisik akan
menentukan dalam bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan
juga akan membawa pengaruh secara tidak langsung yakni
bagaimana ini memandang dirinya sendiri dan bagamana ia
memandang orang lain.

b. Intelek
Menurut KBBI, intelek merupakan daya atau proses pemikiran
yang lebih tinggi yang berkenaan dengan pengetahuan; daya akal budi;
kecerdasan berpikir. Pertumbuhan syaraf akan diikuti dengan
membaiknya fungsi maka individu akan mengalami perkembangan
dalam kemampuan berpikirnya. Perkembangan yang lebih lanjut
ditujukan dengan perilakunya menolah atau memilih sesuatu.
Perkembangan semacam ini dikenal dengan perkembangan kognitif.
Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah
memiliki kemampuan tertentu untuk mengahadapi objek-objek yang
ada di sekitarnya. Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif
terjadi dalam empat tahapan, yakni:

1. Tahap sensori motorik (usia 0–2 tahun)


Dalam tahapan ini, bayi menyusun pemahaman dunia
dengan mengoordinasikan pengalaman indra (sensory) mereka
dengan gerakan motor (otot). Menjelang akhir periode

4
sensorimotor, anak bisa membedakan antara dirinya dengan
dunia sekitarnya dan menyadari bahwa objek tetap ada dari
waktu ke waktu.

2. Tahap pra-opersional (usia 2–7 tahun


Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan
berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda
dengan kata-kata dan gambar.

3. Tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun)


Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi
hanya dalam situasi konkret. Operasi konkret adalah tindakan
mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek
konkret nyata. Yang penting dalam kemampuan tahap
operasional konkret adalah pengklasifikasian atau membagi
sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan memahami
hubungnnya.

4. Tahap opersional formal (usia 11–15 tahun)


Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia. Pada tahap ini, anak
mulai melakukan pemikiran spekulasi tentang kualitas ideal yang
mereka inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain.

c. Emosi
Menurut KBBI, emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan
fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan).
Menurut para ahli emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati.
Pada bayi yang baru lahir emosi yang dimiliki hanyalah kegelisahan
sebagai bentuk ketidaksenangan dalam bentuk menangis atau meronta.

5
Pada masa remaja, emosi yang tampak kadang tidak
menggambarkan kondisi emosi yang sederhana. Manifestasi emosi
yang muncul termasuk high tenedemotionality, emosi yang ditujukan
bias berbeda dengan keadaan sebelumnya.

d. Sosial
Setiap manusia memerlukan lingkungan dan manusia lainnya
dalam proses pertumbuhan. Seiring dengan pertumbuhan badan juga
akan mengenal lingkungan dan manusia lebih luas. Mengenal
kehidupan bersama, bermasyarakat atau sosial.

e. Bahasa
Menurut KBBI, bahasa adalah  sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Setiap individu
pastilah berkomunikasi dengan dunia dan orang-orang disekitarnya.

f. Bakat
Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang (Chaplin, 1972; Reber 1988). Bakat dapat dikembangkan
dengan baik dengan rangsangan atau latihan yang tepat. Bakat khusus
merupakan kemampuan di salah satu bidang tertentu seperti bidang
kesenian, olahraga ataupun keteampilan.

g. Sikap, Nilai dan Moral


Anak mulai kenal dengan nilai-nilai seiring pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikisnya. Menurut Paget, pengenalan nilai
tersebut bersifat paksaan, namun sejalan perkembangan inteleknya
anak mulai mengikuti ketentuan yang berlaku disekitarnya.

6
B. karakteristik perkembangan dan pertumbuhan dimiliki oleh peserta
didik pada tingkatan Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar, Remaja
dan Dewasa.
Individu diciptakan berbeda secara fisik maupun karakteristik. Perbedaan
fisik mapun karakteristik tersebut mengalami perkembangan dan pertumbuhan
seiring individu berkembang. Perkembangan fisik dan karakteristik antara peserta
didik berusia taman kanak-kanak, sekolah dasar, remaja, sampai dewasa juga
berbeda.
1. Karakteristik Peserta Didik Usia Taman Kanak-Kanak
Usia taman kanak-kanak dimulai pada usia 4-6 tahun. Pada usia ini peserta
didik mampu mengenali dirinya sesuai jenis kelaminnya, apakah laki-laki atau
perempuan. Mereka mulai dapat mengatur dirinya dala hal-hal kecil seperti
buang air dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya.
a. Perkembangan Fisik
Bekaitan dengan perkembangan yang dapat diukur secara kuantitas,
seperti berat badan dan tinggi badan. Perkembangan ukuran tubuh tersebut
memungkinkan anak untuk lebih mengembangkan keterampilan fisiknya,
mengeksplorasi terhaap lingkungan tanpa bantuan orang dewasa.
Perkembangan fungsi tubuh lain seperti matangya sistem syaraf pusat
memberikan kesiapan untuk memahami dan menguasai tubuhnya. Untuk
menunjang kematangan fisiknya, diperlukan cukup gizi agar fungsi-fungsi
tubuh secara fisik dapat lebih optimal.
Untuk membentuk peserta didik yang berada pada usia ini, guru
taman kanak-kanak perlu membimbing mereka untuk memiliki sifat-sifat
positif yaitu dengan cara
1.) Pengenalan nama dan bagian-bagian tubuhnya
2.) Kemapuan untuk mengidentifikasi bagian-baian tubuh
3.) Pemahaman bahwa setiap orang memiliki karakteristik fisik yang
sama
4.) Pemahaman bahwa setiap orang memiliki keterbatasa dalam
kemampuannya

7
5.) Kemapuan bahwa tubuh itu mengalami pertumbuhan secara konstan
6.) Pemahaman akan pentingya istirahat atau tidur
7.) Mengetahui kesadaran sensori atau yang berkaitan dengan fungsi
panca indra
8.) Memahami keterbatasan aktivitas fisik seperti lemah, lelah, lesu, letih,
dsb.
b. Perkembangan intelektual
Menurut Piaget dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:33)
menyatakan bahwa perkembangan intelektual atau kognitif berada pada
level preoperasional, tahapan anak belum menguasai kinerja mental secara
logis. Yang dimaksud operasi atau kinerja yaitu kegiatan yang diselesaikan
secara mental. Perkembangan ini ditandai dengan kemapuan menggunakan
sesuatu untuk menggambarkannya dengan benda atau simbol (kata-kata,
gesture atau gerak). Perkembangan merepresentasikan dengan simbol
dipandang lebih maju dari sensorimotor, tetapi kemapuan ini masih lemah
dalam hal perpikir yang ditandai dengan
1.) Egosentrisme
2.) Kaku dalam berpikir
3.) Semilogical reasoning
c. Perkembangan emosional
Perkembangan peserta didik pada tahap ini ditandai dengan kesadaran
bahwa setiap orang itu berbeda, tidak semua keinginannya dipenuhi orang
lain. Ingin adanya pengakuan dari lingkungannya terutama orangtua juga
menandai emosi yang mulai berkembang. Untuk menciptakan emosi yang
sehat, guru-guru di TK pelu melakukan beberapa hal ini :
1.) Mampu untuk mengenal, menerima, dan berbicara tentang perasaanya
2.) Mampu untuk menyadari hubungan antara emosi dengan tingkah laku
sosial
3.) Mampu menyalurkan kegiatan tanpa menganggu perasaan orang lain
4.) Kemapuan untuk empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain
d. Perkembangan bahasa

8
Ada dua tahap perkembangan bahasa pada usia anak prasekolah yaitu :
1.) Masa ketiga (2-2,6 tahun) memiliki karakteristik :
a.) Mampu menyusun kalimat tunggal
b.) Mampu memahami perbandingan (kecil, besar, dll)
c.) Banyak menanyakan naman tempat (apa, dimana, dari mana)
d.) Mampu menggunakan kalimat berawalan dan berakhiran
2.) Masa keempat (1,2-6 tahun) memiliki karakteristik :
a.) Mampu menggunakan kalimat majemuk dan anak kalimatnya
b.) Berpikir sudah lebih maju, banyak bertanya mengenai sebab-
akibat suatu peristiwa.

Untuk membantu menyiapkan perkembangan bahasanya agar dapat


berkomunikasi dengan baik, sopan, jujur dan sebagainya, guru-guru TK perlu
memberikan :

a.) Contoh bertutur kata yang baik


b.) Mendengarkan pembicaraan peserta didik
c.) Menjawab setiap pertanyaanya dengan sabar dan lembut
d.) Mengajak berdialog hal-hal sederhana
e.) Membiasakan peserta didik untuk bertanya, menghafal dan melantunkan
puisi.
e. Perkembangan bermain
Usia anak pada tahap ini memang wajar jika dipenuhi dengan dunia
permainan. Anak menikmati sebagian besar waktunya untuk bermain. Ada
beberapa jenis permainan yang menurut Abu Ahmadi dalam Chasiyah,
Chadijah, dan Legowo (2009:36) :
1.) Permainan fungsi (gerak)
2.) Permainan fiksi
3.) Permainan resptif atau apresiatif
4.) Permainan membentuk
5.) Permainan prestasi

9
dari permainan tersebut dapat ditarik nilai-nilainya yang bermanfaat dalam
mengembangkan kognitif maupun afektifnya yaitu :

1.) Perasaan senang, puas, bangga, atau peredaan ketegangan


2.) Sikap percaya diri, tanggungjawab, dan kooperatif
3.) Pengembangan daya fantasi dan kreatifitas
4.) Pemahaman bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
5.) Sikap sortif, tenggang rasa, atau toleran

2. Karakteristik Peserta Didik Usia Sekolah Dasar


a. Perkembangan fisik
Pada tahap ini banyak tejadi perubahan baik secara fisik maupun psikis
yang menonjol. Perubahan fisik tumbuh secara bertahap dengan
bertambahnya ukuran tinggi badan dan berat badan, maupu fungsi organ
reproduksi secara matang. Namun, perkembangan fungsi reproduksi
banyak terjadi pada usia 12 tahun atau jenjang kelas 6.
b. Perkembangan intelektual
Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:37) menyatakan kemapuan
intelektual pada tahap ini lebih maju seiring semakin matangnya fungsi-
fungsi organ tubuh, utamanya otak. Hal ini mendorong kecakapan untuk
mengembangkan pola pikir dan untuk melatihnya dapat dengan membaca,
menulis, dan berhitung.
Kontribusi guru SD sangat diperlukan untuk mendongkrak
perkembangan intelektualnya agar dapat mengoptimalkannya dengan cara
memberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan komentar atau
pendapat tentang materi yang dipelajari, membuat karangan atau me-
resume materi, serta menyusun laporan field study.
c. Perkembangan emosional
Hubungan antara emosional keluarga dan emosional seorang anak
bekorelasi positif. Anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga
yang emosinya cenderung stabil, maka ana tersebut akan memiliki emosi

10
stabil. Dengan emosi yang terbentuk dari keluarga tersebut akan
mempengaruhi tingkah lakunya, temasuk dalam tingkah laku belajar.
Untuk membentuk emosi yang terkontrol, pendidik maupun keluarga
sebaiknya menciptakan situasi dan kondisi belajar yang nyaman dan
menyenangkan, memperlakukan peserta didik bahwa mereka berharga dan
penting keberadaanya, memberikan nila secara objektif, serta
mengapresiasi setiap hasil karya peserta didik.
d. Perkembangan sosial
Matangnya perkembangan emosi mendorong peserta didik untuk
menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap orang lain. Mereka mulai dapat
bekerja sama dan empati pada kepentingan orang lain. Hal tersebut adalah
upayanya agar dapat diterima menjadi anggota kelompoknya. Untuk
melatih perkembangan sosialnya yaitu dengan pemberian tugas-tugas
kelompok yang membutuhkan banyak pemikiran (seperti camping, laporan
field sudy, dsb.)
e. Perkembangan bahasa
Seiring dengan berkembangnya usia, peserta didik semakin cakap
dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain dengan
mengkolaborasikan pikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam kata-
kata atau kalimat, bunyi, atau lambang, dsb. Mereka juga semakin mampu
menguasai perbendaharaan kata. Perkembangan bahasa ini dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu :
1.) Proses menjadi matang, fungsi organ-organ suara semakin baik
2.) Proses belajar, matangnya fungsi organ-organ lain yang behubungan
dengan proses memperhatikan orang lain berbicara mendorong peserta
didik untuk turut melakukannya.

Pelatihan segi akademik juga diberikan seperti adanya mata


pelajaran berbasis bahasa untuk mengembangkan perbendaharaan kata,
menyusun struktur kalimat, peribahasa, dan kesustraan.

f. Perkembangan penghayatan keagamaan

11
Masa ini ditandai dengan beberapa hal seperti yang dikemukakan
Abi Syamsuddin M dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:41)
adalah :
1.) Sikap keagamaan bersifat reseptif
2.) Pandangan teologi atau ketuhanan didapatkan secara rasional
berdasakan pedoman-pedoman logika yang bekorelasi dengan
keberadaan ciptaanNya
3.) Penghayatan rohaniah semakin mendalam dan dilakukan sebagai
keharusan moral.
pendidikan di sekolah dasar banyak dikembangkan pendidikan
keagamaan yang berisi nila-nilai agama yang berperan sangat penting.
g. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik sejalan dengan perkembangan fisik individu.
Setiap gerakannya sesuai dengan kebutuhannya atau minatnya, ditandai
dengan semakin lincahnya gerakan peserta didik. Masa ini sangat penting
untuk pembentukan skill keterampilannya yang dapat dilatih dengan :
1.) Dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggabar
2.) Keterampilan dalam menggunakan alat-alat olahraga
3.) Gerakan-gerakan untuk meloncat, berlari, berenang, dsb.
4.) Baris secara sederhana untuk membiasakan ketertiban dan
kedisiplinan
3. Karakteristik Peserta Didik Usia Remaja
a. Pengertian remaja
Istilah remaja dalam bahasa Belanda yaitu puberteit dan puberty
(Inggris), dan pubertas (Latin) yang berarti tumbuh di daerah kemaluan.
1.) Remaja dalam hukum
Remaja adalah mereka yang sesuai telah memasuki usia
perkawinan yaitu 16 tahun untuk putri dan 19 tahun untuk putra.
2.) Remaja dalam pertumbuhan fisik

12
Remaja sudah mengalami kematangan organ reproduksi atau
berfungsi dengan baik. Pematangan fisik pertama ditandai dengan
keluarnya darah haid bai wanita dan mimpi basah pada pria.
3.) Remaja dalam WHO
Ada beberapa tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan
remaja yaitu ketika mengalami :
a.) Matangnya tanda-tanda kelamin sekunder sampai matangnya
kematangan seksualitas
b.) Matangnya psikologi dan pola identifikasi dari ana-anak
menjadi dewasa
c.) Perubahan ketergantungan sosial ekonomi yang tinggi menjadi
kesadaran untuk mandiri.
4.) Remaja dalam faktor sosial psikologis
Ditanda dengan perubahan entropy ke negentropy. Entropy
adalah keadaaan kesadaran (pengetahuan dan perasaan) manusia
yang belum tersusun rapi sehingga fungsinya belum maksimal.
Sedangkan negentropy adalah keadaan kesadaran yang tersusun urut
masyarakat Indonesia, (Sarlito Wiryawan dalam Chasiyah, Chadijah,
dan Legowo (2009:43)).
b. Perkembangan fisik remaja
Pada masa ini sudah terjadi pertumbuhan maupun perkembangan
fisik dan juga fungsinya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik misalnya
semakin besarnya volume tubuh di bagian-bagian tertentu dan matangya
fungsi reproduksi.
c. Perkembangan intelektual
Secara mental dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan.
Mereka juga mulai mampu memecahkan masalah. Ada beberapa hal
yang menandai berpikir remaja seperti yang dinyatakan Adam dan
Gullotta dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:44) :
1.) Berbeda cara pemikiran dengan anak-anak dan berkaitan erat dengan
dunia kemungkinan

13
2.) Mampu untuk membuat dan menguji hipotesis sederhana
3.) Memikirkan tentang masa depan dan merencanakannya
4.) Menyadari aktivitas kognitif dan mekanisme yang membuatnya
efisien atau tidak efisien
5.) Bepikir yang memungkinkan masuknya topik-topik baru dan
mengekspansi pikiran.
d. Perkembangan emosi
Kematangan fisik teutama organ reproduksi membawa implikasi
terhadap emosi peserta didik. Saat memasuki fase awal remaja,
perkembangan emosi cenderung lebih sensitif dan reaktif yang sangat
kuat atau dengan kata lain bersifat temperamental misalnya mudah
tersinggung, marah, sedih, atau murung.
Emosi seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor sosio-emosional
lingkungannya teutama keluarga dan teman sebaya sehingga untuk
mencapai keseimbangan emosi sulit untuk dicapai. Sehingga, peserta
didik yang sudah mencapai masa remaja perlu untuk tinggal dalam
lingkungan emosional kondusif. Apabila hal ini tidak dilakukan, mereka
akan melampiaskannya dala wujud perilaku maladjustmen, seperti
agresif, bertengkar, melawan, dsb.
e. Perkembangan sosial
Remaja mulai memiliki sikap social cognition atau kemampuan
memahami orang lan. Hal tersebut mendorongnya untuk menjalin
interaksi dengan orang lain baik secara intensif maupun tidak. Di tahap
ini, mereka mulai menemukan teman-teman dekat atau sahabat.
Selain social cognition, remaja juga mengalai conformity atau
kecenderungan untuk mengikuti opini, nilai, atau kebiasaan orang lain.
Konformitas dapat membawa dampak positif ataupun negatif.
f. Perkembangan moral
Kematangan moralitas remaja sudah lebih maju daripada
sebelumnya. Hal tersebut didapatkan dari orangtua, guru, teman sebaya,

14
maupun masyarakat di sekitarnya. Mereka terdorong untuk mendapatkan
apresiasi dai orang lain dengan perbuatan-perbuatan baik.
g. Perkembangan kepribadian
Pikunas dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:48)
menyatakan kepribadian adalah sistem dinamis yang berisi sikap, sifat,
serta kebiasaan yang mengandung respon individu secara beragam. Pada
masa remaja mereka ingin mencari kepribadian asli mereka atau jati
dirinya yang berhubungan dengan komitmennya terhadap masa depan.

4. Karakteristik Peserta Didik Usia Dewasa


Peserta didik dapat dikatakan dewasa apabila telah mencapai umur kurang
lebih 21 tahun. Usia dewasa diyakini mereka mampu memikul tanggungjawab
atas dirinya sendiri. Secara psikologis, kedewasaan dilihat dari kemampuan
untuk mandiri dan berdiri di atas kakinya sendiri. Menentukan status
kedewasaan seseorang tidaklah mudah, karena berkaitan dengan kebudayaan
kuno. Kebudayaan Indonesia memandang seorang yang telah dewasa adalah
dia yang sudah menikah, walaupun usianya belum dewasa.
a. Perkembangan fisik
Tubuh mengalami puncak pertumbuhan dan perkembangan pada
usia dewasa dan dalam masa tertentu akan menurun. Hal yang tepenting
dai tahap perkembangan ini adalah kesehatan badan, sensor dan
perseptual, dan otak.

b. Kesehatan badan
Seorang dewasa memiliki kemampuan terbesar pada usia 18-25
tahun, gerakannya sangat cepat dalam aktivitas sehari-hari. Dan pada usia
ini mereka sangat produktif karena faktor fisik yang kuat. Setelah usia 25
tahun mereka akan mengalami penurunan produktivitas karena
perubahan-perubahan fisik mulai terlihat dan sebagian besar berubah
secara kuantitatif.
c. Perkembangan sensori

15
Kline dan Schieber dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo
(2009:51) menyatakan bahwa semakin menjauhi usia 25 tahun, fungsi-
fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan, termasuk penurunan
fungsi sensoriknya. Penurunan fungsi organ tubuh tersebut terjadi sangat
menonjol pada usia dewasa menengah sekitar 40-59 tahun.
d. Perkembangan otak
Kinerja otak akan menurun seiring bertambahnya usia seseorang.
Akan tetapi, bagi orang yang selalu mengaktifkannya dengan melakukan
hal-hal tertentu otak dapat tetap bekerja karena sel-sel yang hilamg akan
terganti akibat proses koneksi neural.
e. Perkembangan kognitif
Sebagian masyarakat menganggap bahwa orang yang lanjut usia
sudah tidak mampu untuk belajar, tetapi ada suatu penelitian
menunjukkan bahwa hal tersebut hanyalah stereotip keliru. Kemampuan
kognitif manusia akan terus berkembang hingga usia lanjut, akan tetapi
kemampuannya tidak seoptimal dulu karena menurunnya fungsi-fungsi
fisik yang menunjang kemapuan kognitif. Namun, hal tersebut dapat
diminimalisasi dengan mengadakan sejumlah pelatihan.
f. Perkembangan memori dan intelligensi
Bertambahnya usia menyebabkan semakin berkurangnya daya
ingat. Namun, hal tersebut dapat diminimalisasi dengan sejumlah metode
seperti mnemonic (metode hafalan) bagi orang lanjut usia dan tidak
menutup kemungkinan itu akan membantunya dalam mengingat sesuatu
lebih lama dan menguatkan memorinya, Ratner et al dalam Chasiyah,
Chadijah, dan Legowo (2009:52).
Kemampuan intelligensi juga disebut akan menurun sejalan
dengan usia yang semakin menua. Kemampuan intelligensi orang lanjut
usia disebabkan oleh kemunduran kemampuan mental sebagai bagian dai
kemunduran fungsi-fungsi tubuh secara umum, hal tersebut seperti yang
dinyatakan David Weschler dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo
(2009:53).

16
g. Perkembangan Psikososial
Erikson dalam Chasiyah, Chadijah, dan Legowo (2009:53-54)
menyatakan psikososial ditandai dengan tiga gejala yaitu keintiman,
generatif, dan integritas. Mereka lebih banyak pengalaman hidup dari
orang-orang yang lebih muda, sehingga dunia sosial dan personal mereka
lebih luas dan kompleks dari masa-masa sebelumnya.

C. konsep perbedaan individu atau individual difference


Perbedaan individu atau individual difference muncul pertama kali dalam
sejarah psikologi dan menjadi tema besar dalam penelitian yang dipublikasikan di
Journal Applied Psychology (JAP), hal tersebut diungkapkan oleh Sackett,
Lievens, and Kuncel (2017:2). Dalam konteks organisasi, perbedaan individu
sangan berguna untuk dipikirkan sebagai karakteristik yang seseorang bawa dalam
pekerjaannya.
Individu adalah kedudukan seseorang atau perorangan , Hadi (2017).
Individu satu dengan lainnya memiliki kesamaan dan perbedaan, baik dari segi
fisik, psikis, mental, kecerdasan, sikap, kebiasaan, gaya hidup, dan sebagainya.
Sifat individual adalah sifat yang berhubungan dengan orang perorangan seperti
yang diungkapkan Hadi (2017:72).
Sebagai seorang pengajar dan pendidik, guru dituntut untuk memahami
apa yang ada dalam diri setiap peserta didiknya, yang berkaitan dengan
kekurangan, kelebihan, potensi, ataupun bakatnya. Pengetahuan dan kemampuan
adalah contoh dari perbedaan individu yang dapat diubah
Tidak dipungkiri bahwa hal tersebut berbeda-beda pada setiap peserta
didik, namun itulah yang menjadi tantangan bagi pendidik utamanya untuk
membantu mereka mengembangkan potensi dan mengaktualisasikannya
berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada.
Perbedaan individu atau individual difference muncul pertama kali yang
disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Individu

17
Berbeda antarindividu adalah hal yang lazim terjadi. Tidak dipungkiri ada
bermacam jenis individu dengan sejuta perbedaanya di dunia. Yang paling
menonjol jika ingin membedakan individu satu dengan individu lainnya
dalam skala global yaitu perbedaan fisik yang di dalamnya terdapat
perbedaan ras, etnis, warna kulit, suku, bahasa, dan masih banyak lagi. Secara
garis besar, perbedaan individu dilatarbelakangi oleh dua hal seperti yang
dikemukakan Hadi (2017:74-75)
a. Faktor keturunan
Orangtua adalah faktor utama mengapa setiap orang yang lahir
berbeda dengan yang lain. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan gen
yang berasal dari orangtuanya. Orangtua bukan hanya membawa
perbedaan secara fisik namun menitipkan perbedaan watak pada anaknya
kelak. Oleh karena itu, agar melahirkan seorang anak yang memiliki
watak luhur harus dicontohkan oleh orangtuanya sejak ia berada di
kandungan.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan memiliki peran yang besar dalam membentuk individu
berbeda dai segi kepribadian. Memang keluarga adalah tempat pertama
untuk membentuk kepribadian seorang anak, tetapi tidak menutup
kemungkinan watak atau kepribadian tersebut akan berubah jika anak itu
tekontaminasi dengan pergaulan-pergaulan di sekitarnya.
Lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap perbedaan individu
adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah memiliki dua
tanggungjawab besar yaitu mencerdaskan peserta didik dan membentuk
karakter yang kuat dan di dalamnya terdapat proses transfer pengetahuan,
kepribadian, dan sebagainya. Masyarakat dapat menjadi latarbelakang
seseorang berbeda dari segi watak ataupun budayanya. Budaya yang kuat
ataupun adat yang masih ada akan membedakan individu dengan
individu di luar masyarakat tersebut.
Selain dua faktor diatas, terdapat beberapa faktor lain yang turut
menentukan perbedaan individu. Faktor-faktor tersebut adalah :

18
1.) Gender
Harrison dan Rainer (1992:95-98) menyatakan bahwa dalam
penguasaan keahlian komputer pria lebih cakap daripada wanita.
Karena komputer merupakan aktivitas orientasi pria, sedangkan
wanita cenderung mengalami masalah kesehatan jika ahli dibidang
komputer.
2.) Age (usia)
Czara et al. dalam Harrison dan Rainer (1992:96)
mengungkapkan terdapat perbedaan kemampuan dalam
mengoperasikan komputer antara mereka yang masih muda dan tua.
Ia mengungkapkan pemuda secara signifikan lebih cakap dalam
menoperasikan komputer daripada orang lanjut usia. Raub dalam
Harrison dan Rainer (1992:96) menjelaskan para pekerja lanjut usia
memiliki sedikit pengetahuan tentang komputer dan pelatihannya
3.) Experience (pengalaman)
Seseorang yang memiliki pengalaman lamad di dunia IT tenyata
lebih cakap dalam mengoperasikan komputer hal tersebut seperti
yang diungkapkan Levin and Gordon dalam Harrison dan Rainer
(1992:96).
4.) Education (pendidikan)
Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi memiliki
kemampuan menjalankan komputer lebih baik daripada mereka yang
less education (pendidikan rendah). Hal tersebut dipaparkan oleh
Davis and Davis dalam Harrison dan Rainer (1992:96).
c. Personality (kepribadian)
Dalam penelitiannya terhadap kemampuan menggunakan
komputer, Harrison dan Rainer (1992:97) untuk mengetahui
perbedaan individu yang tejadi. Variabel yang digunakan tekait
dengan tingkat gangguan dan perlakuan terhadap komputer.
Simpulan yang didapatkan adalah seseorang yang berlaku baik
terhadap komputer memiliki kemapuan pengelolaan komputer yang

19
bagus, begitu juga dengan seseorang yang memiliki sedikit gangguan
tehadap komputer lebih pandai dalam mengoperasikannya
d. Cognitive style (gaya kognitif)
Gaya kognitif lebih merujuk pada kemampuan untuk
mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi, dan mengintepretasi
data. Perbedaan individu muncul berdasarkan perbedaan gaya dala
berpikir, mereka yang inituitive or cognitive cognitve style memiliki
kemampuan lebih tinggi daripada cognitive style.
2. Jenis-jenis Perbedaan Peserta Didik Terkait Pembelajaran
a. Perbedaan bakat
Alex dalam Novianingsih menjelaskan bahwa bakat adalah
kemampuan alami untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, dan
bersifat khusus ataupun umum. Setiap peserta didik memiliki bakat yang
berbeda dan bakat tersebut akan berpengaruh pada tingkat cepat atau
lambatnya dia berkembang. Beberapa ciri peserta didik yang berbakat
menurut Novianingsih adalah :
1.) Ingatan yang kuat
2.) Terampil dalam analisis dan logika
3.) Berpikir abstrak
4.) Keterampilan mekanis
5.) Cakap berkomunikasi dan bersosialisasi
b. Perbedaan tingkat intelligen
Williams, Myerson, and Hale (2008:221) menyatakan bahwa untuk
membandingkan inteligen individu dapat dilihat dari hasil tes mereka
yang mendapatkan skor tertinggi dan terendah. Dari hasil tersebut
didapatkan dua jenis inteligen yaitu crystallized intelligence dan fluid
intelligence. Crystallized intelligence muncul ketika sebuah tes yang
dibuat dengan memberikan beberapa materi (pengetahuan dan
keterampilan) kepada peserta didik sebelum mereka menghadapi tes
tersebut. Sedangkan fluid intelligence muncul ketika sebuah tes diberikan
secara langsung tanpa pemberitauan materi sebelumnya oleh pendidik.

20
Perbedaan antara dua intelligen tersebut didukung oleh perbedaan fungsi
properti diri, terutama dengan menghargai perbedaan efek usia.
c. Perbedaan gaya belajar
Secara garis besar, perbedaan gaya belajar seseorang terbagi ke dala 3
bagian yaitu :
1.) Gaya belajar visual
Peserta didik dengan gaya belajar ini lebih menitikberatkan pada
kemapuan penglihatannya. Ada beberapa ciri peserta didik dengan
gaya belajar visual menurut DePorter dan Hernacki dalam
Novianingsih :
a.) Rapi dan teratur
b.) Bicara dengan cepat
c.) Dapat merencanakan dan mengatur urusan jangka panjang
d.) Teliti dan detail
e.) Memperhatikan setiap yang ia gunakan, misalnya pakaian,
aksesoris, dsb.
2.) Gaya belajar auditorial
Lebih menitiberatkan pada pendengaran. Ciri-cirinya menurut
DePorter dan Hernacki dalam Novianingsih adalah :
a.) Berbicara sendiri saat sedang belajar
b.) Saat belajar tidak boleh ada keributan
c.) Membaca dengan keras saat materi pelajaran
d.) Dapat mengulang dengan jelas apa yang didengarkan dengan
nada, irama, intonasi yang sama.
3.) Gaya belajar kinetik
Gaya belajar ini yaitu dengan gerak fisik. Ciri-cirinya
berdasarkan DePorter dan Hernacki dalam Novianingsih :
a.) Bicaranya pelan
b.) Senang memperhatikan aktivitas fisik
c.) Ketika berbicara dengan orang lain, mereka mendekat
d.) Menghafal sesuatu dengan berjalan dan melihat secara langsung

21
22
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Pertumbuhan secara biologi merupakan perubahan ukuran organisme karena


bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur oleh alat
ukur atau bersifat kuantitatif. Perkembangan secara biologi merupakan proses
perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa diukur oleh alat
ukur atau bersifat kualitatif.

Menurut Muhammad Syafi’i yang dikutip dari Prof. Dani Al Hafiz bahwa
tumbuh kembang dibedakan menjadi: 1) Tumbuh kembang fisik 2) Tumbuh
kembang intelektual (kepandaian dalam berkomunikasi, berhitung, membaca) 3)
Tumbuh kembang emosional (kasih sayang, mengelola amarah, kemampuan
membentuk ikatan batin). Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
1) Pertumbuhan Fisik, 2) Intelek, 3) Emosi, 4) Sosial, 5) Bahasa, 6) Bakat ,7)
Sikap, nilai dan moral.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan dan


pertumbuhan peserta didik merupakan proses- proses yang melalui tahap-tahap
yang saling berkaitan yang menyangkut aspek-aspek perkembangan,
Perkembangan dan pertumbuhan adalah dua hal yang terjadi pada diri manusia
yang dapat ditinjau secara kualitatif dan kuantitatif. Perkembangan terjadi baik
secara fisik maupun psikis yang diukur secara kualitatif, perkembangan akan
selalu terjadi pada manusia hingga akhir hayatnya. Sedangkan pertumbuhan,
terjadi secara kasat mata terutama dalam hal fisik. Pertumbuhan dapat diukur
secara kuantitatif dan utamanya berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
dibagian2 tertentu dan matangnya orga reproduksi. Perkembangan dan
pertumbuhan adalah suatu alur progresif yang dialami manusia dan berjalan
secara beriringan. Namun, pada masa tertentu, pertumbuhan akan berada pada
puncaknya dan proses tumbuhpun berhenti. Perkembangan dan pertumbuhan
manusia berbeda-beda sesuai dengan tahap ke arah dewasa yang ia jalani

23
Pertunbuhan dan perkembangan tersebut dapat berupa perkembangan fisik,
bahasa, emosional, motorik, intelektual, sosial yang berbeda antara masa tk, sd,
smp, sma dan pada tahap dewasa hingga tua. Semakin matangnya fungsi2 organ
fisik dan unsur2 tersebut harus dikombinasikan untuk meningkatkan kemampuan
atau potensi yang dimiliki, dan tentu itu semua tidak dapat berjalan dengan baik
tanpa ada dukungan dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Baik orangtua, guru,
maupun masyarakat harus mengetahui kadar perkembangan fisik, khususnua
psikis nya, karena itu berkaitan langsung dengan pembentukan
kepribadianDengan pembentukan kepribadian yang berbeda dilatarbelakangi oleh
faktor perbedaan individu, dimana individu berbeda secara fisik, watak, perilaku,
bahasa, dan aspek2 lainnya. Faktor yang membuat individu berbeda adalah faktor
keturunan yang melahirkan perbedaan warna kulit, rambut, bahasa, ras, suku, etnis
dan sebagainya. Selain itu, faktor eksternal yaitu sekolah dan masyarakat akan
membentuk perbedaan secara kepribadian, budaya, cara pandang, dan sebagainya.
Perbedaan individu adalah faktor yang meliputi semua aspek atau bersifat
kompleks. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi potensi tersendiri untuk
menciptakan sesuatu yang memiliki citra tersendiri. Dan sebaliknya perbedaan
individu hanya akan menjadi hambatan menuju persatuan apabila tidak ada sistem
pendukungnya, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Bagi peserta didik dalam
satu kelaspun akan banyak perbedaan yang terjadi, dan itu mengharuskan guru.
B. SARAN
Dengan adanya karakteristik pesertadidik dalam pembahasan makalah ini
pembaca diharapkan mampu mengembangkan serta menyelaraskan proses
pengembangan peserta didik yang sesuai dengan karakteristik pada masing-
masing peserta didik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Inspirasi – Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2017, 71–92 ISSN 2548-5717
INSPIRASI Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2017 | 71 PENTINGNYA
PENGENALAN TENTANG PERBEDAAN INDIVIDU ANAK DALAM
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN Imam Anas Hadi Undaris(

ejournal.undaris.ac.id/index.php/inspirasi/article/download/5/5) diakses Minggu,


10 Maret 2019

http://yuliananovia.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15453/2017/10/IMPLIKASI-PEMAHAMAN-GURU-
TENTANG-PERBEDAAN-INDIVIDUAL-PESERTA-DIDIK-
TERHADAP-PEMBELAJARAN2.pdf IMPLIKASI PEMAHAMAN
GURU TENTANG PERBEDAAN INDIVIDUAL PESERTA DIDIK
TERHADAP PEMBELAJARAN Yuliana Novianingsih Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta e-mail:
yuliana.novianingsih2016@student.uny.ac.id

The Influence of Individual Differences on Skill in End-User Computing


ALLISON W. HARRISON AND R. KELLY RAINER, JR
https://wweb.uta.edu/management/Dr.Casper/Fall10/BSAD6314/BSAD
%206314-Student%20Articles/Regression/Yoon%20Sang%20Lee%20Skill
%20in%20End%20User%20Computing13.pdf Journal of Management
Information Systems I Summer 1992, Vol. 9, No. 1, pp. 93-111 diakses
minggu, 10 maret 2019

https://www.researchgate.net/publication/23295758_Individual_Differences_Intel
ligence_and_Behavior_Analysis INDIVIDUAL DIFFERENCES,
INTELLIGENCE, AND BEHAVIOR ANALYSIS BEN WILLIAMS ,
JOEL MYERSON , AND SANDRA HALE. JOURNAL OF THE

25
EXPERIMENTAL ANALYSIS OF BEHAVIOR 2008, 90, 219–231
NUMBER 2 (SEPTEMBER). Diakses 10 maret 2019

https://scottbarrykaufman.com/wp-content/uploads/2017/02/Sackett-et-al.-2017.
Individual Differences and Their Measurement: A Review of 100 Years of
Research. Paul R. Sackett Filip Lievens Nathan R. Kuncel. 2017.diakses

chasiyah, Chadidjah, Legowo. 2009. Perkembagan peserta didik. Suakarta:Yuma


Pustaka

Mu’min, Sitti. A. 2013. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Jurnal Al-
Ta’dib. 6(1): 91-95
Suryabrata, Sumadi. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta: Rajawali
https://www.wikipedia.org/
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung. Cv Pustaka Setia

26

Anda mungkin juga menyukai