NPM : F0G018034
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2020
0
A. Pengertian
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
Kemudian, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma akan menanamkan diri pada
dinding uterus. Kehamilan berlangsung kira-kira 9 bulan kalender atau 40 minggu
atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
1
14. Terapi malaria (endemic)
Berdasarkan WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan ANC minimal
6 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 3 kali pad
trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan, saru kali setiap bulan pada
trimester I, satu kali tiap 2 minggu pada trimester II, dan satu kali setap minggu pada
trimester III.
2
9. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan
adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT
pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebala/imunisasinya.
Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah
mendapatkan interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah
memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah
mendapatkan dosis TT yang ke-3 (interval minimal dari dosis ke-2) maka
statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis ( interval minimal
1 tahun dari dosis ke-3 ) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah di dapat
( interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4 ).
Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum mencapai status
T5 diharapkan dosis TT hingga tercapai status T5 dengan interval yang di
tentukan. Hal ini ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang
akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap Long Car (LLC).
TT 1 Kunjungan 1
ANC
TT 2 4 minggu 3 tahun 80 %
setelah TT 1
TT 3 4 minggu 5 tahun 95 %
setelah TT 2
TT 4 4 minggu 10 tahun 99 %
setelah TT 3
3
1. Trimester I
a. Ibu mengalami mual muntah pada pagi hari
b. Ibu merasakan badannya lemah dan lelah
c. Ibu merasakan tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya
d. Ibu selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil
2. Trimester II
a. Ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Ibu sudah bisa merasakan gerakan janin
d. Libido meningkat
e. Menuntut perhatian dan cinta
f. Merasa bayi adalah bagian dari dirinya
g. Hubungan seksual meningkat
h. Terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persipan peran baru
3. Trimeter III
a. Ibu mulai menunggu kelahiran bayinya
b. Gerakan janindan semakin membesar perutnya membuat ibu membayangkan
bayinya
c. Ibu sering merasa khawatir bahwa bayinya akanlahir sewaktu-waktu
d. Ibu merasa khawatir jika bayinya yang akan dilahirkan tidak normal.
4
pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki
pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk
jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP). Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5
(seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5
(teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian),
dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP).
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan rontgen
5
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara
meraba, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan
secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :
1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa
yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
,menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut
dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi
bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila
kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.
2) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak
bagian kecil pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana
bagian terkecil bayi.
3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya : Tekan dengan ibu jari dan
jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk kedalam
abdomen pasien diatas simpisis pubis. Kemudian peganglah begian
presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
4) Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga
panggul. Caranya : Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu tekan
kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah
tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.
c) Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk mendengarkan
bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi
aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan pada usia 16-
20 minggu sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan pada usia
6
kehamilan 16-20 minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui
pada usia 6-12 minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri dan kanan
dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan
dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
d) Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit. Bunyi
jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit penuh.
Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin,
dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus
yang sifatnya tidak teratur. (nurul jannah,S.Si 2012).
Kebersihan / hygiene
7
a. Perut : membesar / tidak, bentuk membujur / melintang, tegar /kendor, ada
bekas operasi / tidak, oedema, hiperpigmentasi, striae gravidarum, dan
pergerakkan anak.
b. Genetalia eksterna ( memakai handscoon ) : ada / tidaknya oedem, varises,
pembesaran kelenjar bartholini, kondiloma, tanda chadwick, jaringan parut,
pengeluaran pervaginam, dan vulva hygiene.
c. Anus : ada / tidaknya hemoroid.
1. Tungkai : ada / tidaknya oedema, varises dan cacat
2. Punggung : ada / tidaknya kelainan bentuk ( lordosis, kifosis, skoliosis )
dan tumor
3. Pemeriksaan Palpasi
a. Beritahu ibu
b. Leher : ada atau tidaknya pembesaran kelenjar vena jugularis dan thyroid
c. Ketiak : ada / tidaknya pembesaran kelenjar limfe
d. Mamae : ada / tidaknya benjolan, pengeluaran kolostrum dan konsistensinya
e. Perut : ada / tidaknya pembesaran hepar / hati, nyeri tekan
f. Memabantu ibu melepaskan baju di bagian perut
g. Palpasi Uterus dengan Leopold 1
1. Menegahkan uterus dengan hati- hati
2. Menentukan TFU dengan hati-hati dan benar
3. Menentukan bagian anak yang ada di TFU dengan benar
4. Mengukur tinggi fundus uteri dengan jari
5. Mengukut tinggi fundus uteri dengan mertline
a. Cara Boedin
1. Tangan kiri diletakkan tegak diatas fundus dan ditekan ke arah
sympisis
8
2. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan perut ibu
b. Cara Ahfeld
1. Tangan kiri di letakkan diatas perut ibu dan ditekan kearah punggung
ibu
2. Tangan kanan meraba samping kanan dan kiri ibu
a. Knebel
1. Tangan kiri memegang bagian bayi pada TFU dan tangan kanan
memegang bagian terendah janin
2. Bagian fundus dan dan bawah di goyangkan secara bergantian
4. Pemeriksaan Auskultasi
a. Menentukkan letak punctum maximum punggung janin
b. Meletakkan fetoskop atau funandoskop dengan benar pada perut ibu
diletakkan tegak lurus pada dinding perut
c. Mencocokkan DJJ dengan nadi ibu
d. Menghituung DJJ permenit dengan benar ( normal 120-160x/ menit.
9
e. Mencatat hasil.
10
a. Menentukkan jarak antara pinggir atas sympisis dan kepertengahan
antara spina illiaka anterior superior dan trohanter mayor kiri
kembali ke tempat yang sama di sebelah kanan
b. Meletakkan pita pengukur dengan tepat
c. Menentukkan ukuran angaka pada pita pengukur dengan tepat
d. Merapikan pasien kembali
e. Merapikan peralatan
f. Pencatatan Pelaporan
H. Tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan
1. 12 minggu : 3 jari diatas simpisis
2. 16 minggu : pertengahan pusat simpisis
3. 20 minggu : 3 jari dibawah pusat
4. 24 minggu : setinggi pusat
5. 28 minggu : 3 jari diatas pusat
6. 32 minggu : pertengahan pusat px
7. 36 minggu : setinggi px
8. 40 minggu : 3 jari dibawah px
28 minggu 26,7 cm
30 minggu 24,5 – 30 cm
32 minggu 31 cm
34 minggu 32cm
36 minggu 33cm
40 minggu 33,7cm
11
K. Menghitung HTP (hari tafsiran persalinan)
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus. Cara menghitungnya tentukan hari pertama menstruasi terakhir.
Angka ini dihotung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Contoh:
1. Jika HPHT ibu ada pada bulan 1 januari – 24 maret
Rumusnya : tanggal + 7 hari, bulan +9, tahun + 0
Contoh : HPHT tanggal 10 januari 2019,
Maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2019+0)
Jadi, TP = 17-10-2019 (17 oktober 2019)
2. Jika HPHT ibu pada bulan 25 maret – 31 desember
Rumusnya : tanggal + 7 hari, bulan – 3, tahun + 1
Contoh : HPHT tanggal 10 oktober 2019
Maka perkiraan lahir (10+7), (10-3), (2019+1)
Jadi, TP = 17-07-2020 (17 JULI 2020)
12
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap
bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di
simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus
xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1
bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10)
kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
b. Rumus Mc Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan
dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.
c. Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk
menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1) Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan
bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
2) Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian
kecil janin di sepanjang sisi maternal
3) Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi
dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul
4) Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang
ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh
mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan
informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude
(fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)
Taksiran berat janin
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
13
a. Mempergunakan tinggi fundus uteri
16 minggu ½ simpisis-pusat
14
hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan
oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara
matematika sebagai berikut:
8. Ultrasonografi
Tujuan ultrasonografi adalah:
a. Konfirmasi kehamilan
Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu
dan detak jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1) Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada
kehamilan 6-12 minggu
2) Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan
7-14 minggu
3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu
15
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima Press.
Asrinah, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.
16
Pendokumentasian SOAP
PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 29-05-2020
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny.D Nama suami : Tn.P
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Alamat : jl.sentosa
2. Keluhan utama
Ibu datang ke PMB mengatakan hamil 6 bulan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat perkawinan
Status pernikahan sah, usia perkawinan 24 tahun, kawin ke 1, lama menikah 1 tahun
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
17
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung, hipertensi, asma,
TBC, DM, PMS, hepatitis, HIV/AIDS
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang sedang tidak menderita penyakit seperti demam,
jantung, hipertensi, asma, TBC, DM, PMS, hepatitis, HIV/AIDS
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti DM, TBC, asma, PMS, HIV/AIDS, hepatitis
5. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Keluhan : tidak ada
18
c. Personal hygiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
menggosok gigi 2 kali sehari, dan mengganti
pakaian 2 kali sehari.
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
menggosok gigi 2 kali sehari, ganti baju 3 kali
sehari
d. Istirahat
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam
Selama hamil : tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam
e. Pola seksual
1-2 kali dalam seminggu
f. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah dinantikan dan keluarga mendukung.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : kesadaran
c. TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 82x/menit
P: 24x/menit, S: 36oc
d. TB : 158 Cm
e. BB: 56 kg
f. LILA: 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada pembengkakan di kepala, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan dan rambut tidak rontok
b. Muka : muka tidak pucat, tidak ada oedema di muka
c. Mata : konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, renspon cahaya baik
19
d. Mulut : bibir tidak kering, tidak ada karies gigi, gigi bersih, dan tidak
ada tonsi, bibir tidak sianosis,
e. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, limfe, parotis, tyroid
f. Dada dan payudara: puting susu menonjol, areol hyperpikmentasi, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdengar bunyi wezing, ronchi,
murmur.
g. Ketiak ; tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
h. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada
striae albican,
Leopold I : teraba lunak, tidak melenting (bokong), TFU: 2 dibawa pusat
16 cm
Leopold II : teraba ekstremitas/bagian kecil janin pada puka ibu dan teraba
ANALISA
G1P0A0 usia kehamilan 17 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, presentasi kepala. KU ibu
dan janin baik.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan jika keadaan ibu dan janin baik
Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang
2. Memberi konseling tentang tanda bahaya pada kehamilan seperti perdarahan dari
jalan lahir, nyeri ulu hati, pusing yang berlebihan, pandangan berkunang-kunang
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengunjungi PMB jika mengalami tanda bahaya
dalam kehamilannya.
20
3. Konseling pada ibu mengenai makanan da nutrisi yang dibutuhkan, harus dalam porsi
yang seimbang, terdiri dari nasi, sayur, lauk (tempe, tahu, ikan, ayam, daging) serta
makan buah-buahan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makan makanan yang bergizi serta
minum yang cukup.
4. Memberikan tablet Fe untuk menghindari anemia dengan cara 1 kali dalam sehari,
diminum sebelum tidur dan tidak boleh diminum bersamaan dengan minum kopi atau
teh.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan minum tablet Fe yang diberikan
21
22