Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Nama : Amelia Devi Fitria

NPM : F0G018034

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dara Himalaya, S.ST., M.Keb Widiawati, S.ST., SKM

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2020

0
A. Pengertian
Proses kehamilan dimulai dari fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma.
Kemudian, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma akan menanamkan diri pada
dinding uterus. Kehamilan berlangsung kira-kira 9 bulan kalender atau 40 minggu
atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.

B. Tujuan asuhan antenatal


Tujuan asuhan kebidanan dalam kehamilan pada prinsipnya adalah memberikan
layanan atau bantuan untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga. Tujuan utama asuhan antenatal adalah:
1. Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan
cara membina hubungan saling percaya dengan ibu.
2. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
3. Mempersiapkan kelahiran.
4. Memberikan pendidikan kesehatan.

C. Standar asuhan kebidanan kehamilan (ANC)


Pelayanan Ante Natal Care (ANC) 14T :

1. Tinggi badan dan berat badan


2. Tekanan darah, tekanan darah yang normal antara 110/80 – 120/80 mmHg
3. Tinggi fundus uteri (TFU)
4. TT
5. Tablet Fe, minimal 90 tablet
6. Tes Hb, untuk mendeteksi anemia
7. Tes protein urine, untuk mendeteksi preeklamsia
8. Tes urine reduksi, untuk pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya
diabetes melitus gestasional
9. Tekan pijat payudara/perawatan payudara untuk mempersiapkan laktasi
10. Tingkat kebugaran (senam hamil)
11. Tes VDRL (tes labor)
12. Temu wicara
13. Terapi yodium (endemic gondok)

1
14. Terapi malaria (endemic)

Berdasarkan WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan kunjungan ANC minimal
6 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester II, 3 kali pad
trimester III. Menurut standar pelayanan kebidanan, saru kali setiap bulan pada
trimester I, satu kali tiap 2 minggu pada trimester II, dan satu kali setap minggu pada
trimester III.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil


1. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memngaruhi pusat
pernapasan, CO2 menurun dan O2 meningkat akan bermanfaat bagi janin.
2. Nutrisi
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah 2500 kalori.
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram. Kebutuhan kalsium
adalah 1,5 kg perhari. Zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg perhari.
3. Personal hygiene
Selain mandi, mengganti pakaiandan celana dalam secara rutin minimal sehari dua
kali sangat dianjurkan.
4. Eliminasi
Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama pada trimester I dan II.
5. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada tanda
bahaya.
6. Mobilisasi, body mekanik
Keluhan yang sering muncul dari perubahan pada ibu hamil seperti rasa pegal di
punggung dan kram kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan mengurangi
keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik.
7. Excercise/senam hamil
Untuk membantu kelancaran proses persalinan.
8. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan periode istirahat, terutama saat hamil
tua. Posisi miring dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterin dan oksigenasi
fetoplasental.

2
9. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit
yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan
adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT
pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status kekebala/imunisasinya.
Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah
mendapatkan interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah
memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah
mendapatkan dosis TT yang ke-3 (interval minimal dari dosis ke-2) maka
statusnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis ( interval minimal
1 tahun dari dosis ke-3 ) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah di dapat
( interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4 ).
Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum mencapai status
T5 diharapkan dosis TT hingga tercapai status T5 dengan interval yang di
tentukan. Hal ini ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang
akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif
terhadap Long Car (LLC).

Antigen Interval Waktu Lama Presentase


Pelindung
Perlindungan

TT 1 Kunjungan 1
ANC

TT 2 4 minggu 3 tahun 80 %
setelah TT 1

TT 3 4 minggu 5 tahun 95 %
setelah TT 2

TT 4 4 minggu 10 tahun 99 %
setelah TT 3

TT 5 4 minggu Seumur hidup 99 %


setelah TT 4

E. Perubahan psikologis pada ibu hamil

3
1. Trimester I
a. Ibu mengalami mual muntah pada pagi hari
b. Ibu merasakan badannya lemah dan lelah
c. Ibu merasakan tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya
d. Ibu selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil
2. Trimester II
a. Ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Ibu sudah bisa merasakan gerakan janin
d. Libido meningkat
e. Menuntut perhatian dan cinta
f. Merasa bayi adalah bagian dari dirinya
g. Hubungan seksual meningkat
h. Terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persipan peran baru
3. Trimeter III
a. Ibu mulai menunggu kelahiran bayinya
b. Gerakan janindan semakin membesar perutnya membuat ibu membayangkan
bayinya
c. Ibu sering merasa khawatir bahwa bayinya akanlahir sewaktu-waktu
d. Ibu merasa khawatir jika bayinya yang akan dilahirkan tidak normal.

F. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan


1. Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
2. Palpasi abdomen
a) Leopold I : untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada difundus
b) Leopold II : untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan dan
kiri ibu
c) Leopold III : untuk mengetahui bagian janin yang ada dibawah uterus dan
untuk mengetahui sudah masuk PAP atau belum.
d) Leopold IV : untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di
bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah
janin telah memasuki pintu atas panggul. Apabila kedua jari-jari tangan

4
pemeriksa bertemu (konvergen) berarti bagian terendah janin belum memasuki
pintu atas panggul, sedangkan apabila kedua tangan pemeriksa membentuk
jarak atau tidak bertemu (divergen) mka bagian terendah janin sudah
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP). Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5
(seluruh bagian jari masih meraba kepala, kepala belum masuk PAP), 1/5
(teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala yang sudah masuk 4 bagian),
dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah masuk PAP).
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan rontgen

Pemeriksaan pada Ibu Hamil:


a. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta
tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan.
Pemeriksaan umum pada ibu hamil bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu,
status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008).
b. Pemeriksaan Kebidanan
a) Inspeksi
Pemeriksaan kebidanan dengan cara inspeksi adalah pemeriksaan
kebidanan dengan cara melihat atau mengamati, dilakukan untuk menilai
keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat atau
tidak pada selaput mata, dan tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya
adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran
kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk
buah dada dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan perut untuk menilai
apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk
menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour.
Kemudian pemeriksaan ekstremitas untuk menilai ada tidaknya varises.
(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
b) Palpasi

5
Pemeriksaan kebidanan secara palpasi adalah pemeriksaan dengan cara
meraba, dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan
secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode leopold, yakni :
1) Leopold I
Leopold I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa
yang ada di fundus, dengan cara pemeriksa berdiri sebelah kanan dan
,menghadap kemuka ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut
dan lipat paha, lengkukan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi
bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada didalam fundus/ bila
kepala sifatnya keras, bundar dan melenting.
2) Leopold II
Leopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak
bagian kecil pada anak.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimana
bagian terkecil bayi.
3) Leopold III
Leopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat
dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum
terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya : Tekan dengan ibu jari dan
jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk kedalam
abdomen pasien diatas simpisis pubis. Kemudian peganglah begian
presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
4) Leopold IV
Leopold IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga
panggul. Caranya : Letakkan kedua tangan disisi bawah uterus lalu tekan
kedalam dan gerakkan jari-jari kearah rongga panggul, dimanakah
tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk.
c) Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan monoskop manoaural untuk mendengarkan
bunyi jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi
aorta, serta bising usus. Bunyi jantung janin dapat didengarkan pada usia 16-
20 minggu sedangkan menggunakan dopler dapat didengarkan pada usia

6
kehamilan 16-20 minggu, walaupun dengan ultrasonografi dapat diketahui
pada usia 6-12 minggu Bunyi jantung janin dapat terdengar dikiri dan kanan
dibawah tali pusat presentasi kepala. Bila terdengar pada pihak berlawanan
dengan bagian kecil, maka janin fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
d) Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-160 kali per menit. Bunyi
jantung dihitung dengan cara yaitu mendengarkannya selama 1 menit penuh.
Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit.
Kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin. Selain bunyi jantung janin,
dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising rahim
seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus
yang sifatnya tidak teratur. (nurul jannah,S.Si 2012).

G. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil

1. Pemeriksaan keadaan umum


a. Keadaan umum : biasa, pucat, sembab, lesu, sianosis
b. Bentuk tubuh : tinggi, pendek, kurus, gemuk, kifose, lordosis, skoliosis
c. Cara berjalan : biasa, pincang, diseret.
d. Kesadaran umum : stabil, labil, kacau atau komposmentis
e. Timbang berat badan dan tinggi badan.
f. Ukur TTV ( Tekananan darah, nadi, suhu, pernafasan).
2. Periksa Pandang atau Inspeksi
a. Persilahkan ibu untuk berbaring
b. Muka : Oedema, pucat, kloasma gravidarum
c. Mata : konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak
d. Mulut dan gigi : bibir kering / tidak, mukosa sariawan, gigi caries, gigi palsu,
bersih / kotor, bau mulut / tidak
e. Leher : penbesaran kelenjar vena jugularis, dan kelenjar thyroid
f. Mamae : Bentuknya, pembesaran, hiperpigmentasi pada areola, keadaan
puting susu ( rata, menonjol atau masuk)

Kebersihan / hygiene

7
a. Perut : membesar / tidak, bentuk membujur / melintang, tegar /kendor, ada
bekas operasi / tidak, oedema, hiperpigmentasi, striae gravidarum, dan
pergerakkan anak.
b. Genetalia eksterna ( memakai handscoon ) : ada / tidaknya oedem, varises,
pembesaran kelenjar bartholini, kondiloma, tanda chadwick, jaringan parut,
pengeluaran pervaginam, dan vulva hygiene.
c. Anus : ada / tidaknya hemoroid.
1. Tungkai : ada / tidaknya oedema, varises dan cacat
2. Punggung : ada / tidaknya kelainan bentuk ( lordosis, kifosis, skoliosis )
dan tumor
3. Pemeriksaan Palpasi
a. Beritahu ibu
b. Leher : ada atau tidaknya pembesaran kelenjar vena jugularis dan thyroid
c. Ketiak : ada / tidaknya pembesaran kelenjar limfe
d. Mamae : ada / tidaknya benjolan, pengeluaran kolostrum dan konsistensinya
e. Perut : ada / tidaknya pembesaran hepar / hati, nyeri tekan
f. Memabantu ibu melepaskan baju di bagian perut
g. Palpasi Uterus dengan Leopold 1
1. Menegahkan uterus dengan hati- hati
2. Menentukan TFU dengan hati-hati dan benar
3. Menentukan bagian anak yang ada di TFU dengan benar
4. Mengukur tinggi fundus uteri dengan jari
5. Mengukut tinggi fundus uteri dengan mertline

Palpasi Uterus dengan Leopold II

1. Mendorong perut bagian kiri ibu kearah kanan dengan hati-hati


2. Menentukan bagian janin pada sisi kanan perut ibu ( punggung / bagian
kecil ).
3. Meraba perut ibu bagian bawah dengan hati-hati

Cara Lain Leopold II

a. Cara Boedin
1. Tangan kiri diletakkan tegak diatas fundus dan ditekan ke arah
sympisis

8
2. Tangan kanan meraba samping kiri dan kanan perut ibu
b. Cara Ahfeld
1. Tangan kiri di letakkan diatas perut ibu dan ditekan kearah punggung
ibu
2. Tangan kanan meraba samping kanan dan kiri ibu

Palpasi Uterus dengang Leopold III

1. Meletakkan satu tangan diatas sympisis/ uterus bagian bawah


2. Menentukkan bagian janin yang terendah dengan benar ( kepala / bokong)
3. Menentukkan bagian terendah janin ( presentasi ) dan sudah masuk PAP
atau belum dengan cara digoyangkan.

Cara Lain Leopold III

a. Knebel
1. Tangan kiri memegang bagian bayi pada TFU dan tangan kanan
memegang bagian terendah janin
2. Bagian fundus dan dan bawah di goyangkan secara bergantian

Palpasi Uterus dengan Leopold IV

1. Pemeriksa menghadap kearah ibu


2. Meluruskan kaki ibu dengan hati-hati
3. Meletakkan kedua tangan pada kedua sisi bagian bawah rahim dengan
hati-hati.
4. Menentukkan seberapa jauh bagian terendah janin ( presentasi ) masuk
PAP
5. Cuci tangan
6. Mencatat hasil palpasi.

4. Pemeriksaan Auskultasi
a. Menentukkan letak punctum maximum punggung janin
b. Meletakkan fetoskop atau funandoskop dengan benar pada perut ibu
diletakkan tegak lurus pada dinding perut
c. Mencocokkan DJJ dengan nadi ibu
d. Menghituung DJJ permenit dengan benar ( normal 120-160x/ menit.

9
e. Mencatat hasil.

Pemeriksaan Ketuk atau Perkusi

a. Memberi tahu ibu dan menganjurkan ibu untuk dudukdengan kaki


tergantung dan santai
b. Ketuk tendon patella dengan reflek hammer
c. Bila terjadi gerakan tanpa sadar pada tungkai kearah depan berarti reflek
baik / (+)
d. Mencatat hasil pemeriksaan

Pemeriksaan Ukuran Panggul Luar

a. Menjelaskan pada ibu maksud dan tujuan pemeriksaan


b. Mengatur posisi pasien duduk / berdiri
c. Meminta ijin pada ibu untuk melakukan tindakan
1. Distantia Spinarum
a. Menentukkan letak spina illiaka anterior superior ( SIAS ) kanan
dan kiri dengan tepat
b. Memegang jangka panggul dan meletakkan pada SIAS dengan
tepat
c. Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
2. Distantia Cristarum
a. Menentukan letak crista illiaka terjauh kanan dan kiri yang terjauh
b. Meletakkan jangka panggul dengan benar pada crista illiaka
c. Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
3. Conjugata Eksterna ( Boudeloque )
a. Menentukkan jarak antara pinggir atau sympisis dan ujung
procecsus spinosus ruas tulang lumbalis V
b. Meletakkan ujung jangka panggul dengan tepat dan benar
c. Menentukkan skala jangka panggul dengan benar
4. Distantia Tuberum
a. Menentukkan letak tuber ischiadika kanan dan kiri dengan tepat
b. Meletakkan ujung jangka panggul dengan tepat
c. Menentukkan skala jangka panggul dengan tepat
5. Ukuran Lingkar Panggul

10
a. Menentukkan jarak antara pinggir atas sympisis dan kepertengahan
antara spina illiaka anterior superior dan trohanter mayor kiri
kembali ke tempat yang sama di sebelah kanan
b. Meletakkan pita pengukur dengan tepat
c. Menentukkan ukuran angaka pada pita pengukur dengan tepat
d. Merapikan pasien kembali
e. Merapikan peralatan
f. Pencatatan Pelaporan
H. Tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan
1. 12 minggu : 3 jari diatas simpisis
2. 16 minggu : pertengahan pusat simpisis
3. 20 minggu : 3 jari dibawah pusat
4. 24 minggu : setinggi pusat
5. 28 minggu : 3 jari diatas pusat
6. 32 minggu : pertengahan pusat px
7. 36 minggu : setinggi px
8. 40 minggu : 3 jari dibawah px

I. Cara menghitung tafsiran berat janin (TBJ)


TBJ = (tinggi fundus uteri – 12) x 155 (jika kepala belum masuk PAP)
(tinggi fundus uteri – 11) x 155 (jika kepala sudah masuk PAP)
J. Ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilan

Usia kehamilan sesuai minggu Jarak dari simpisis

22-28 minggu 24-25 cm

28 minggu 26,7 cm

30 minggu 24,5 – 30 cm

32 minggu 31 cm

34 minggu 32cm

36 minggu 33cm

40 minggu 33,7cm

11
K. Menghitung HTP (hari tafsiran persalinan)
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus. Cara menghitungnya tentukan hari pertama menstruasi terakhir.
Angka ini dihotung dari hari pertama menstruasi terakhir.
Contoh:
1. Jika HPHT ibu ada pada bulan 1 januari – 24 maret
Rumusnya : tanggal + 7 hari, bulan +9, tahun + 0
Contoh : HPHT tanggal 10 januari 2019,
Maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2019+0)
Jadi, TP = 17-10-2019 (17 oktober 2019)
2. Jika HPHT ibu pada bulan 25 maret – 31 desember
Rumusnya : tanggal + 7 hari, bulan – 3, tahun + 1
Contoh : HPHT tanggal 10 oktober 2019
Maka perkiraan lahir (10+7), (10-3), (2019+1)
Jadi, TP = 17-07-2020 (17 JULI 2020)

L. Cara Menghitung Usia Kehamilan


Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur
hamil dapat ditentukan dengan:
1. Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected
Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28
hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan
umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai
dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).
2. Gerakan Pertama Fetus
Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
3. Palpasi Abdomen
Palpasi abdomen dapat menggunakan :
a. Rumus bartholomew

12
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama, maka tiap
bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri teraba tepat di
simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara pusat sampai prosesus
xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap bagian menunjukkan kenaikan 1
bulan. Tinggi fundus uteri pada umur kehamilan 40 minggu (bulan ke-10)
kurang lebih sama dengan umur kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
b. Rumus Mc Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan 8 dan
dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.
c. Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk
menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen.
Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
1) Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan
bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
2) Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan bagian
kecil janin di sepanjang sisi maternal
3) Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian persentasi
dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul
4) Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang
ditemukan pada pemeriksaan Leopold III dan untuk mengetahui sejauh
mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul Memberikan
informasi tentang bagian presentasi: bokong atau kepala, sikap/attitude
(fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan bagian presentasi)
Taksiran berat janin
Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala.
Rumusnya adalah sebagai berikut:

a. Tinggi fundus uteri (dalam cm-n) x 155 = berat (gram)


b. Bila kepala belum masuk panggul maka n-12, jika kepala sudah masuk
panggul maka n-11.
4. Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Cara menentukan kehamilan dengan perkiraan tinggi fundus uteri:

13
a. Mempergunakan tinggi fundus uteri

Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan


membandingkan dengan patokan.

Umur kehamilan Tinggi fundus uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis

16 minggu ½ simpisis-pusat

20 minggu 2/3 diatas simpisis

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 diatas pusat

34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus

36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

5. Menggunakan Alat Ukur Caliper


Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan
ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah
abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak
ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu
kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu.
6. Menggunakan Pita Ukur
Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24
minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis
dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil
dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan
jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.
7. Menggunakan Pita Ukur Dengan Metode Berbeda
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis
abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan
diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana
jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen

14
hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan
oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara
matematika sebagai berikut:

a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,


tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya
diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.
b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus,
tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centi meternya
diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.

8. Ultrasonografi
Tujuan ultrasonografi adalah:
a. Konfirmasi kehamilan
Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu
dan detak jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu.
b. Mengetahui usia kehamilan
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1) Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada
kehamilan 6-12 minggu
2) Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan
7-14 minggu
3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

15
DAFTAR PUSTAKA

Astuti. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima Press.

Asrinah, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika.

16
Pendokumentasian SOAP

Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal

PENGKAJIAN DATA

Nama tempat : PMB

Tanggal : 29-05-2020

Waktu : 09:00 WIB

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas
Nama ibu : Ny.D Nama suami : Tn.P
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta
Alamat : jl.sentosa

2. Keluhan utama
Ibu datang ke PMB mengatakan hamil 6 bulan ingin memeriksakan kehamilannya.

3. Riwayat perkawinan
Status pernikahan sah, usia perkawinan 24 tahun, kawin ke 1, lama menikah 1 tahun

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu

17
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung, hipertensi, asma,
TBC, DM, PMS, hepatitis, HIV/AIDS
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang sedang tidak menderita penyakit seperti demam,
jantung, hipertensi, asma, TBC, DM, PMS, hepatitis, HIV/AIDS
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti DM, TBC, asma, PMS, HIV/AIDS, hepatitis

5. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
Keluhan : tidak ada

6. Riwayat kehamilan sekarang


Hamil ke :1
Umur kehamilan : 17 minggu 2 hari
HPHT : 22-11-2019
TP : 29-08-2020

7. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hamil : ibu mengatakan makan 3 kali sehari dan minum 8 gelas sehari
Selama hamil : ibu mengatakan makan 3-4 kali (nasi, sayur, tempe, dll) dan
minum 8 gelas air putih, susu.
b. Eliminasi
1) Buang air besar (BAB)
Sebelum hamil : 1-2 kali sehari
Selama hamil : 1-2 hari
2) Buang air kecil (BAK)
Sebelum hamil : 4 kali sehari
Selama hamil : 6-7 kali

18
c. Personal hygiene
Sebelum hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
menggosok gigi 2 kali sehari, dan mengganti
pakaian 2 kali sehari.
Selama hamil : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
menggosok gigi 2 kali sehari, ganti baju 3 kali
sehari
d. Istirahat
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam
Selama hamil : tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam
e. Pola seksual
1-2 kali dalam seminggu
f. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah dinantikan dan keluarga mendukung.

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : kesadaran
c. TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 82x/menit
P: 24x/menit, S: 36oc
d. TB : 158 Cm
e. BB: 56 kg
f. LILA: 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada pembengkakan di kepala, tidak ada lesi, tidak ada
nyeri tekan dan rambut tidak rontok
b. Muka : muka tidak pucat, tidak ada oedema di muka
c. Mata : konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, renspon cahaya baik

19
d. Mulut : bibir tidak kering, tidak ada karies gigi, gigi bersih, dan tidak
ada tonsi, bibir tidak sianosis,
e. Leher : tidak ada pembengkakan vena jugularis, limfe, parotis, tyroid
f. Dada dan payudara: puting susu menonjol, areol hyperpikmentasi, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdengar bunyi wezing, ronchi,
murmur.
g. Ketiak ; tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
h. Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada
striae albican,
Leopold I : teraba lunak, tidak melenting (bokong), TFU: 2 dibawa pusat
16 cm
Leopold II : teraba ekstremitas/bagian kecil janin pada puka ibu dan teraba

lurus dan manjang (punggung) pada puki ibu, DJJ: 143x/menit

Leopold III : teraba bulat, melenting (kepala), belum masuk PAP


Leopold IV :-
TBJ : 16-12 x155 = 620 gram
i. Ekstremitas atas dan bawah : ujung kuku dan jari tidak pucat, tidak ada oedema

ANALISA

G1P0A0 usia kehamilan 17 minggu, janin tunggal hidup intrauteri, presentasi kepala. KU ibu
dan janin baik.

PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan jika keadaan ibu dan janin baik
Evaluasi : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang
2. Memberi konseling tentang tanda bahaya pada kehamilan seperti perdarahan dari
jalan lahir, nyeri ulu hati, pusing yang berlebihan, pandangan berkunang-kunang
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengunjungi PMB jika mengalami tanda bahaya
dalam kehamilannya.

20
3. Konseling pada ibu mengenai makanan da nutrisi yang dibutuhkan, harus dalam porsi
yang seimbang, terdiri dari nasi, sayur, lauk (tempe, tahu, ikan, ayam, daging) serta
makan buah-buahan
Evaluasi : ibu mengerti dan akan mengkonsumsi makan makanan yang bergizi serta
minum yang cukup.
4. Memberikan tablet Fe untuk menghindari anemia dengan cara 1 kali dalam sehari,
diminum sebelum tidur dan tidak boleh diminum bersamaan dengan minum kopi atau
teh.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan minum tablet Fe yang diberikan

21
22

Anda mungkin juga menyukai