Anda di halaman 1dari 12

SLICC 2012: KRITERIA KLASIFIKASI SLE

Prema Hapsari Hidayati*

*Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar

SLE pertamakali diketahui sebagai


PENDAHULUAN
penyakit sistemik dengan manifestasi viseral
Istilah Lupus diambil dari bahasa oleh Moriz Kaposi, yang disusul dengan
latin yang berarti serigala dan dipakai penemuan lesi endocarditis pada pasien SLE
pertama kali pada abad pertengahan untuk oleh Libmann dan Sack di New York pada
menggambarkan lesi kulit yang erosive yang tahun 1923 . Pada tahun 1935, Baehr juga
mirip dengan gigitan serigala. Pada tahun melaporkan bahwa terjadi perubahan
1846 seorang ahli dari Vienna bernama glomerular ginjal yang patologis pada pasien
Ferdinand von Hebra memperkenalkan SLE (Maidhof, 2012)
istilah “kupu-kupu” untuk menggambarkan SLE ditemukan hampir di seluruh
rash di daerah malar dan menyebutnya dunia dengan angka prevalensi dan insiden
sebagai lupus erythematosus . Ilustrasi ini yang berbeda-beda menurut letak
dipublikasikan pertama kali dalam bukunya geografisnya. Penelitian menunjukkan bahwa
berjudul Atlas os Skin Disease pada tahun angka kejadian SLE di seluruh dunia sekitar
1856. Lupus kemudian dibagi menjadi tiga 1-10 per 100.000 orang pertahun dengan
bentuk, yaitu Discoid Lupus angka prevalensi sekitar 20-70 per 100.000
Erythematosus,Neonatal Lupus orang pertahun. Di USA angka kejadian SLE
Erythematosus, Drug Induced Lupus dan untuk semua ras sekitar 5,1 per 100.000
Systemic Lupus Erythematosus. (Yazdany, orang pertahun dengan prevalensi
2013) diperkirakan 300.000 orang pertahun
Systemic Lupus Erythematosus (Vaillant, 2015)
merupakan penyakit autoimun sistemik yang SLE paling banyak di derita oleh
ditandai dengan produksi autoantibodi perempuan dengan perbandingan rasio laki-
dengan keterlibatan multiorgan dan laki : perempuan = 1: 12 pada usia subur.
manifestasi klinis yang sangat bervariasi. Selain itu penyakit ini juga bisa didapatkan
pada anak-anak dan lansia. SLE lebih banyak SLE, sehingga terjadi keterlambatan
didapatkan pada ras non Caucasian seperti diagnosis dan terapi (Pusdatin 2017)
African American, Hispanic, dan asia. Pada
Oleh karena itu pada artikel ini
ras-ras tersebut, SLE cenderung lebih aktif,
dibahas bagaimana mengenali penyakit SLE
lebih berat, resiko relaps dan terjadinya
menurut kriteria klasifikasi ACR dan SLICC
kerusakan organ lebih tinggi. (Vaillant, 2015)
serta efektivitas keduanya dalam
Walaupun beberapa tahun terakhir menegakkan diagnosis SLE.
banyak didapatkan kemajuan dalam hal
KRITERIA KLASIFIKASI SLE
diagnosis dan terapi, namun resiko kematian
pada pasien SLE masih lebih tinggi Manifestasi klinik penderita SLE
dibandingkan populasi umum. Pada pasien bisa sangat bervariasi mulai dari nyeri sendi
yang baru di diagnosis SLE, angka harapan atau kelainan kulit yang ringan sampai
hidup 5 tahun kedepan lebih dari 90%, kelainan organ internal yang berat dan
sedangkan angka harapan hidup 15-20 tahun mengancam nyawa. Sampai saat ini belum
kedepan 80%. Prognosis yang buruk dan ada pemeriksaan gold standart untuk
peningkatan resiko kematian berhubungan mendiagnosis SLE. Diagnosis SLE biasanya
etnisitas dan social ekonomi (Maidhoff, 2012) ditegakkan berdasarkan penilaian dari ahli
Di Indonesia, tren penyakit SLE pada yang berpengalaman yang dapat
pasien rawat inap rumah sakit terdapat mengidentifikasi kerakteristik, gejala dan
peningkatan sejak tahun 2014 -2016. Jumlah hasil laboratorium yang sesuai dengan SLE
penderita Lupus pada tahun 2016 dilaporkan sambil menyingkirkan semua diagnosis
ada sekitar 2.166 kasus. Jumlah ini banding. Diagnosis menjadi sulit apabila
meningkat hampir dua kali lipat dibanding gejala yang muncul tidak khas atau tidak
tahun 2014, yaitu sebanyak 1.169 kasus. muncul secara bersamaan (Aringer, 2016)
Jumlah kematian pasien Lupus pada tahun Sampai saat ini belum ada kriteria
2016 juga mengalami peningkatan, yaitu diagnosis yang disepakati untuk
sebanyak 550 kematian. Ada beberapa faktor mendiagnosis SLE, yang sudah ada adalah
yang berpengaruh terhadap tingginya angka kriteria klasifikasi yang digunakan dalam
kematian pada pasien lupus di Indonesia penelitian SLE. Pada tahun 1971 Cohen dkk
antara lain kurangnya pemahaman dokter menerbitkan kriteria klasifikasi pertama
layanan primer mengenai kriteria diagnostik untuk SLE yang terdiri dari 14 kriteria
klasifikasi SLE. Kemudian pada tahun 1982, kriteria tersebut dan agar tidak digunakan
Tan dkk merevisi kriteria tersebut seiring sebagai kriteria diagnostik yang benar sampai
dengan kemajuan ilmu kedokteran mengenai tes yang lebih luas terhadap berbagai jenis
tes serologi, yaitu antibodi antinuklear (ANA) penyakit telah dilakukan. Kriteria tersebut
dan anti-dsDNA. Kemudian pada tahun 1997 sengaja dibuat sederhana agar memudahkan
dilakukan revisi lagi yang dikenal dengan pengajaran dan aplikasi praktis untuk
kriteria American Rheumatism Association kepentingan penelitian (Aringer, 2016)
(ARA/ACR). Namun sayangnya kriteria ini SLICC (Systemic Lupus International
tidak pernah divalidasi (Tan, 1982; Hochberg, Collaborating Clinics) adalah suatu
1997) kelompok penelitian mengenai SLE yang
Kriteria ARA pada awalnya sudah berdirir sejak 30 tahun yang lalu, yang
dimaksudkan untuk menjadi kriteria pada juga berperan dalam pengembangan indeks
penelitian bukan sebagai kriteria diagnosis ACR/SLICC Damage. SLICC mencatat
yang bersifat eksklusif dan membatasi. beberapa kekurangan kriteria ACR yaitu
Kriteria diagnostik harus dapat diterapkan antara lain : banyak pasien yang
pada subjek manapun di dunia, dan harus diklasifikasikan sebagai SLE tapi tanpa
mencakup variabel imunologi yang divalidasi didapatkan kriteria imunologi satupun, terlalu
pada populasi yang berbeda, yang masih sulit fokus terhadap manifestasi kulit yang khas
terpenuhi.Namun, kenyataan yang dan kurang memperhatikan menifestasi kulit
berkembang kemudian tidak demikian, lupus bentuk lain, banyak manifestasi
kriteria ini malah digunakan secara luas oleh neurologi yang spesifik SLE tidak
klinisi untuk diagnosis SLE. Akibatnya dapat diperhitungkan, kuantifikasi protein urin
sering menimbulkan “misdiagnosis” (Aringer, harus di modifikasi menggunakan standar
2016) baru , tidak dimasukkannya kadar
Selain itu bisa terjadi keterlambatan komplemen serum yang rendah dan antibodi
diagnosis SLE karena pada saat terpenuhi anti fosfolipid pada kriteria imunologi,
empat poin sesuai syarat kriteria ARA 1997, pasien nefritis dengan biopsi ginjal sesuai
pasien mungkin telah lama menderita SLE, lupus nefritis mungkin tidak diklasifikasikan
dan telah terjadi kerusakan organ yang SLE, dan belum adanya validasi kriteria
cukup berat. Sebenarnya Tan dkk sudah ACR 1997(Petri, 2012)
mengingatkan agar berhati-hati, karena
Dengan maksud untuk meningkatkan yang kurang dari kriteria ACR 1997 dan
relevansi klinis dari kriteria ACR , maka melakukan validasi. Hasilnya kemudian di
SLICC memasukkan penemuan terbaru publikasikan pada tahun 2012 dan di sebut
dalam imunologi SLE, menambah hal – hal kriteria SLICC (Petri,2012).

Tabel 1. Kriteria Klasifikasi SLICC untuk SLE (Petri, 2012)

KRITERIA KLINIS
1. Lupus kutaneus akut Meliputi ruam malar lupus (jangan dimasukkan bila diskoid
malar);lupus bula; varian nekrolisis epidermal toksik dari
SLE; ruam lupus makulopapular; ruam lupus fotosensitif
tanpa deramtomiositis; atau lupus kutan subakut
(nonindurated psoriaform dan/atau lesi polisklik anular yang
sembuh tanpa jaringan parut, walaupun kadang-kadang
disertai depigmentasi atau telengiektasis postinflamasi)
2. Lupus kutaneus kronik Meliputi ruam diskoid klasik; terlokalisir (di atas leher);
generalisata (di atas dan di bawah leher); lupus hipertrofik
(verukous); lupus panniculitis (profundus); lupus mukosa;
lupus eritematous tumidus; lupus chilblains; lupus
discoid/overlap dari liken planus
3. Ulkus Oral dan nasofaringeal Ulkus di palatum, buccal, lidah, atau nasal disingkirkan
penyebab lain seperti vaskulitis , behcet, herpes, IBD,
reaktif artritis, makanan asam
4. Alopesia non scarring Penipisan difus rambut, rambut gampang patah
disingkirkan dulu alopesia areata, obat-obatan, defisiensi
besi, alopesia androgenik.
5. Sinovitis > 2 sendi Nyeri 2 sendi atau lebih disertai dengan edema atau efusi
disertai dengan kekakuan sendi pagi hari.
6. Serositis Pleuritis tipikal selama lebih dari 1 hari atau efusi pleura
atau pleural rub; nyeri perikardial tipikal (nyeri yang
diperberat dengan duduk membungkuk) selama lebih dari 1
hari atau efusi perikard atau pericardial rub atau perikarditis
oleh gambaran elektrokardiografi tanpa penyebab lain
seperti infeksi, uremia dan perikarditis Dressler
7. Manifestasi ginjal Protein urin/ kreatinin atau protein urin 24 jam (500 mg
atau lebih) atau ada cast eritrosit
8. Manifestasi neurologi Kejang, psikosis, mononeuritis multiplex ( singkirkan
penyebab vaskulitis primer) myelitis, neuropati perifer
(disingkirkan penyebab lain seperti vaskulitis primer,
infeksi, diabetes mellitus), acute confusional state (tanpa
penyebab lain : metabolik , uremia, obat)
9. Anemia Hemolitik
10. Leukopenia / limfopenia Leukopenia <4000mm3 (disingkirkan penyebab lain
seperti : obat-obatan, dan hipertensi portal) Limfopenia
<1000mm3 dengan disingkirkan penyebab lain : terapi
steroid , infeksi
11. Trombositopenia <100,000mm3 (sudah disingkirkan penyebab lain : obat2an,
hipertensi portal dan TTP)
KRITERIA IMUNOLOGI
12. ANA Diatas nilai normal
13. Anti DS DNA Diatas nilai normal kecuali ELISA: duakali diatas nilai
normal
14. Anti Sm
15. Antibodi anti fosfolipid Anti koagulan lupus anticoagulant, RPR false positif, titer
anticardiolipin (IgA, IgG or IgM) medium atau tinggi dan
beta 2-glycoprotein I (IgA, IgG or IgM)
16. Kadar komplemen rendah Kadar C3, C4 or CH50 rendah
17. Direct Coomb tes yang positif Tanpa adanya gambaran anemia hemolitik

Pada kriteria SLICC terdiri dari 11 SLE apabila memenuhi 4 kriteria yang harus
kriteria klinis dan 6 kriteria imunologi. meliputi 1 kriteria klinis dan 1 kriteria
Seseorang diklasifikasikan telah menderita imunologi. Atau apabila hasil biopsi ginjal
pasien sesuai dengan gambaran lupus kriteria ACR 1997 terdiri dari 11 kriteria,
nefritis disertai ANA dan anti DSDNA yang dan pasien di klasifikasikan sebagai SLE
positif. Kriteria-kriteria ini tidak harus bila memenuhi 4 dari 11 kriteria tersebut
didapatkan bersamaan. Sedangkan pada (Petri,2012).

Tabel 2. Perbandingan Kriteria Klasifikasi ACR 1997 dan SLICC (Petri, 2012; Tan, 1997)
SLICC ACR 1997
KRITERIA KLINIS
1. Lupus kutaneus akut 1. Ruam Malar
2. Lupus kutaneus kronik 2. Ruam Diskoid
3. Ulkus oral dan nasofaringeal 3. Fotosensitivitas
4. Alopesia non Scarring 4. Ulkus oral/ nasal
5. Sinovitis > 2 sendi 5. Artritis non erosif mengenai 2 sendi atau
lebih
5. Serositis 6. Pleuritis or pericarditis
7. Manifestasi ginjal 7. Kelainan ginjal : proteinuria persisten
8. Manifestasi Neurologi 8. Kelainan neurologi : kejang atau psikosis
9. Anemia Hemolitik 9. Kelainan hematologi : anemia hemolytic,
leukopenia, limfopenia, trombositopenia
10. Leukopenia / limfopenia 10. ANA tes positif
11. Trombositopenia 11. Kelainan imunologi
- Anti-DS DNA
- Anti-Sm
- Antibodi anti fosfolipid
a) IgG atau IgM anticardiolipin
b) Lupus antikoagulan (LA) atau
c) tes sifilis yang false positive
KRITERIA IMUNOLOGI
12. ANA
13. Anti DS DNA
14. Anti Sm
15. Antibodi Anti Phospholipid
16. Kadar komplemen yang rendah
17. Direct Coomb tes yang positif
Selain mengajukan kriteria Publikasi kriteria klasifikasi
baru, SLICC juga melakukan SLE yang baru ini kemudian disusul
validasi terhadap kriteria tersebut oleh beberapa penelitian yang
dan membandingkannya dengan menilai efektivitasnya dan
kriteria ACR 1997. Hasilnya dapat membandingkan dengan kriteria
dilihat pada tabel 3. Walaupun ACR, dan didapatkan hasil yang
didapatkan nilai spesifisitas yang bervariasi. Pada penelitian yang
lebih rendah, namun jumlah pasien dilakukan di swedia SLICC
yang misklasifikasi dengan menunjukkan sensitivitas 94%
menggunakan kriteria SLICC lebih dibandingkan kriteria ACR 1997
sedikit dibandingkan apabila yang hanya 90%, sedangkan kriteria
menggunakan kriteria ACR 1997. kriteria ACR 1982 gagal
Pada sampel penelitian validasi, mengidentifikasi 5 kasus SLE.
kriteria SLICC salah Walapun begitu spesifisitas kriteria
mengklasifikasikan lebih sedikit SLICC hanya 74% (Ighe, 2015).
kasus dan memiliki sensitivitas yang Sedangkan pada penelitian yang
lebih tinggi namun memiliki nilai dilakukan oleh Amezcua-guerra
spesifisitas lebih rendah. Namun tahun 2015 mendapatkan hasil
perbedaan atara kedua kriteria tidak bahwa sensitivitas dan spesifitas
signifikan secara statistik (Petri, kriteria SLICC 2012 adalah 92% dan
2012) 99%, sedangkan sensitivitas dan
Tabel 3. Perbandingan spesifisitas kriteria ACR 1997 adalah
kriteria SLICC dengan Kriteria ACR 97% dan 99%.(Amezcua-
1997 (Petri,2012) guerra,2015)
Sensitivita Spesifisit Misklasifik Dengan menggunakan
s as asi kriteria SLICC pasien yang
Kriteri menderita SLE dapat lebih cepat
290/349 340/349
a ACR 74
(83%) (97%) terdiagnosis, hal ini dikonfirmasi
1997
oleh pada penelitian yang dilakukan
Kriteri
326/341(9 288/341 Ines dkk pada tahun 2015 dengan
a 62
6%) (84%) sampel berjumlah 2055 pasien yang
SLICC
terdiagnosis secara klinis,
mendapatkan hasil bahwa kriteria dengan SLEDAI. Kriteria SLICC
SLICC 2012 lebih sensitive berhubungan dengan aktivitas
dibandingkan kriteria ACR dan penyakit karena memasukkan lebih
dengan menggunakan kriteria SLICC banyak gejala klinis dan laboratoris
memungkinkan deteksi SLE pada yang juga ada pada indeks SLEDAI.
stadium awal (Ines, 2015). Begitu Ada lebih banyak pasien yang
juga penelitian yang dilakukan memenuhi kriteria neurologi dan
Aberle dkk pada tahun 2016 pada hematologi dari kriteria SLICC
rekam medik dari 3575 pasien yang daripada kriteria ACR (Anic, 2014)
terdiagnosis SLE didapatkan hasil Di Indonesia, pada penelitian
kriteria SLICC dapat yang dilakukan oleh Karuniawaty di
mengklasifikasikan kasus lebih RSUP Dr Sardjito pada pasien anak
banyak dibandingkan kriteria ACR. yang didiagnosis SLE, mendapatkan
Individu yang terklasifikasi sebagai dari 64 pasien yang di diagnosis SLE,
SLE oleh kriteria SLICC memiliki yang memenuhi keriteria ACR
manifestasi yang heterogen termasuk sekitar 71,9% sedangkan yang
adanya potensi keterlibatan organ memenuhi kriteria SLICC 60,9%.
mayor. Penelitian ini memberikan Sehingga agreement diantara kedua
data yang mendukung bahwa kriteria penelitian cukup baik (Karuniawaty,
SLICC lebih inklusif pada individu 2016)
dengan SLE pada penelitian klinis Walaupun telah banyak
(Aberle, 2016) penelitian yang mendukung
Selain itu, SLICC juga penerapan kriteria SLICC untuk
berhubungan dengan aktvitas mengklasifikasikan SLE, namun
penyakit SLE, hal ini tampak pada beberapa peneliti lain mendapatkan
penelitin cross sectional pada 110 spesifisitas kriteria SLICC yang
pasien SLE di Kroasia, dengan hasil masih rendah dibandingkan kriteria
didapatkan korelasi yang cukup kuat ACR. Sehingga kedua kriteria ini
antara kriteria klasifikasi SLICC dan tetap bisa digunakan untuk saling
indeks aktivitas SLE (SLEDAI). melengkapi . Namun baik kriteria
Tapi tidak didapatkan hubungan ACR maupun SLICC masih tetap
antara kriteria klasifikasi ACR belum bisa dijadikan sebagai kriteria
diagnosis SLE. Oleh karena itu, saat kriteria yang sederhana tapi meliputi
ini para ahli rematologi dunia masih gejala-gejala klinis penting dan
terus berusaha merumuskan kriteria menifestasi imunologi yang
yang tepat untuk mendiagnosis SLE, membuat kriteria ini mempunyai
yang diperkirakan akan nilai lebih dan dapat digunakan
dipublikasikan pada akhir 2017 atau sebagai alat bantu untuk menegakkan
awal 2018 ini (Aringer, 2016). diagnosis SLE

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sampai saat ini,etiologi pasti
SLE masih belum diketahui dan 1. Yazdany J, Dall’Era M.
untuk menegakkan diagnosis SLE Definition and Classification
masih merupakan tantangan bagi lupus and Lupus related disorder.
para klinisi karena manifestasi Duboi’s Lupus Erythematosus
penyakit yang sangat luas dan and Related Syndromes. 2013. 8th
bervariasi. Belum ada kriteria edition. pp1-7
diagnosis yang tepat untuk dijadikan 2. Maidhof W, Hilas O. Lupus: An
dasar mendiagnosis SLE, yang ada Overview of the DiseaseAnd
adalah kriteria klasifikasi yang Management Options. P&T•
digunakan dalam penelitian. Saat ini April 2012 • Vol. 37 No. 4
telah ada beberapa kriteria klasifikasi 3. Valliant AJ, Akpaka PE,
SLE yaitu kriteria ACR 1971, 1982, Poonking P. Systemic Lupus
1997 dan yang terakhir adalah Erythematosus : some
kriteria SLICC tahun 2012. Kriteria Epidemiology aspects. American
SLICC memiliki sensitivitas untuk Journal of Public Health
mendiagnosis SLE lebih baik Research, 2015, Vol. 3, No. 2,
daripada riteria ACR 1997, tapi tidak 46-50
spesifisitas. Kriteria SLICC lebih 4. Pusat Data dan Informasi
relevan secara klinis sehingga (Pusdatin) Kementrian Kesehatan
memungkinkan memasukkan lebih RI, Pedoman Pengendalian
banyak pasien yg secara klinis Penyakit Lupus Eritematosus
diduga SLE . SLICC merupakan Sistemik (LES).2017
5. Aringer M, Dorner T, Leuchten Patients from Real-Life,
N, Johson SR. Toward New International Systemic Lupus
Criteria for Systemic Lupus Erythematosus Cohort. Arthritis
Erythematosus a Standpoint. Care & Research 2015;67: 1180-
Lupus 2016;25:805-811 1185
6. Tan EM, Cohen AS, Fries JF, et 10. Aberle T, Bourn RL, Chen H,
al. The 1982 revised criteria for Roberts VC, Guthridge JM, Bean
the classification of systemic K et al. Use of SLICC criteria in
lupus erythematosus. Arthritis a Large, diverse Lupus Registry
Rheum 1982; 25: 1271–1277. enables SLE classification ofa
7. Petri M, Orbai AM, Alarcon GS, subset of ACR-designated
et al. Derivation and validation of subjects with incomplete lupus.
Systemic Lupus International Lupus Science & Medicine 2017;
Collaborating Clinics 4:e000176. Doi:10.1136/lupus-
classification criteria for systemic 2016-000176.
lupus erythematosus. Arthritis 11. Ighe A, Dahlstrom O, Skogh T,
Rheum 2012; 64: 2677-2686 Sjowall C. Application of the
8. Hochberg MC. Updating the 2012 Systemic Lupus
American College of International Collaborating
Rheumatology revised criteria for Clinics classification criteria to
the classification of systemic patients in regional Swedish
lupus erythematosus. Arthritis systemic lupus erythematosus
Rheum 1997; 40: 1725 register. Arthritis Research &
9. Ines L, Silva C, Galindo M, Therapy 2015; 17:3 DOI
Lopez-longo FJ, Terroso G, 10.1186/s13075-015-0521-9
Romao VC et al. Classification 12. Anic F, Zuvic-Buorac M, Stimac
of Systemic Lupus D, Novak S. New Classification
Erythematosus : Systemic Lupus criteria for systemic lupus
International Collaborating erythematosus correlate with
Clinics Versus American College disease activity. Croat Med J
of Rheumatology Criteria. A 2014;55:514-9
Comparative Study of 2,055
13. Karuniawaty TP, Sumadiono, 15. Amezcua-Guerra LM, Higuera-
Satria CD. Perbandingan Ortiz V, Arteaga-Garcia U,
Diagnosis Systemic Lupus Gallegos-Nava S, Hubbe-Tena C.
Erythematosus Menggunakan Performance of the 2012
Kriteria American College oh Systemic Lupus International
Rheumatology dan Systemic Collaborating Clinics and the
Lupus International 1997 American College of
Collaborating Clinics. Sari Rheumatology Classification
Pediatri 2016;18(4): 299-303 Criteria for Systemic Lupus
14. Hochberg M C et al. Updating Erythematosus in Real- life
the American College of Scenario. Arthritis care &
Rheumatology revised criteria for research 2015;67(3):473-441
the classification of systemic
lupus erythematosus. Arthritis
Rheum 1997 Sep;40 (9):1725.

Anda mungkin juga menyukai