Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing 2


Kode Mata Kuliah : EKSI 4310
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Siska Aprianti, SE. M.Si. Ak. CA. CSRS
Nama Penelaah : Nadhira Hardiana, SE. M. Ak
Status : Baru/Revisi*
Pengembangan
Tahun : 2020
Pengembangan
Edisi Ke- : Edisi 1

Nama : Mochamad Irfan Pratama


Nim : 041678994
Jurusan : Akuntansi

Sumber Tugas
No Instruksi Tugas Tutorial Skor Maksimal
Tutorial
1 Menurut saudara, langkah-langkah 35 Modul 2
apa yang harus dilakukan oleh
seorang audtor ketika melakukan
penaksiran risiko salah saji material.
2 Apa yang saudara ketahui mengenai 35 Modul 3
penyampelan klasik. Ketika
melakukan penyampelan klasik,
teknik – teknik apa yang dapat
digunakan oleh auditor dalam
penyampelan variabel klasik?
3 Apabila tidak ada jawaban yang 30 Modul 4
diterima atas permintaan konfirmasi
positif kedua ataupun ketiga dari
pelanggan, auditor dapat melakukan
prosedur alternatif lain. Menurut
saudara prosedur alternatif apa yang
yang dapat dilakukan oleh auditor
untuk konfirmasi yang tidak dijawab.
* coret yang tidak sesuai
Jawab:
1. Menurut saudara, langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh seorang audtor
ketika melakukan penaksiran risiko salah saji material.
Jawab :
untuk “kemungkinan salah-saji”, diperlakukan sebagai berikut:

1. Jika berasal dari ekstrapolasi (proyeksi terhadap populasi dari uji secara sampling),
maka auditor meminta manajemen untuk meneliti keseluruhan populasi dari mana sample
diambil. Populasi ini bisa jadi berupa kelompok transaksi, saldo akun, atau informasi
tambahan yang tercatum dalam disklosur laporan keuangan. Tujuan dari permintaan ini
agar pihak menajemen perusahaan (auditee) menemukan semua salah-saji yang ada di
dalam populasi, tanpa terkecuali—sehingga bisa melakukan koreksi yang diperlukan.

2. Jika berasal dari perbedaan estimasi—antara auditor dengan estimasi perusahaan


maka auditor meminta pihak manajemen untuk meninjau kembali metode dan asumsi
yang digunakan untuk melakukan estimasi, termasuk perhitungannya.

Auditor diharapkan dapat berkomunikasi dengan pihak manajemen perusahaan setelah salah-saji
ditemukan, yang manapun typenya. Makin cepat komunikasi dilakukan makin bagus, karena
sangat mungkin manajemen membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk memenuhi
permintaan auditor. Selanjutnya auditor meminta pihak manajemen melakukan koreksi atau
meminta bukti transaksi/data/informasi tambahan. Perusahaan di sisi lainnya, diharapkan mampu
(terutama sekali “mau”) menggunakan pertimbangan kualitatif dalam menilai suatu salah-saji
disamping kuantitatif.

2. Apa yang saudara ketahui mengenai penyampelan klasik. Ketika melakukan


penyampelan klasik, teknik – teknik apa yang dapat digunakan oleh auditor dalam
penyampelan variabel klasik?
Jawab:

Dalam pendekatan ini, teori distribusi normal digunakan dalam pengevaluasian karakteristik
populasi berdasarkan hasil sampel yang digambarkan dari populasinya. Sampling variabel
klasik bermanfaat bagi auditor pada saat tujuan audit berkaitan dengan kemungkinan kurang
saji atau lebih saji dari saldo akun dan keadaan lain ketika sampling PPS tidak tepat atau
tidak efektif.
1. Jenis-jenis Teknik Sampling Variabel Klasik
a. Rata-rata per unit (mean-per-unit/MPU)
Sampling estimasi MPU mencakup penentuan niali audit untuk setiap item dalam
sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan dengan jumlah unit
dalam populasi yang ditemukan pada estimasi total nilai populasi. Cadangan risiko
sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk digunakan dalam
mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.
Tujuan rencana MPU adalah untuk memperoleh bukti bahwa catatan saldo akun tidak
salah saji secara material atau mengembangkan estimasi independen tentang jumlah
ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia.

b. Diferensiasi (difference)
Dalam teknik ini, perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari nilai audit item
tersebut dikurangi nilai bukunya. Rata-rata perbedaan ini kemudian digunakan untuk
memperoleh estimasi nilai total populasi dan variabilitas perbedaan digunakan untuk
menentukan cadangan risiko sampling yang dicapai. Metode ini hanya dapat
digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salah saji secara
material.

c. Rasio
Dalam teknik ini, pertama auditor menentukan nilai audit untuk setiap item dalam
sampel. Berikutnya, rasio dihitung dengan membagi jumlah nilai audit dengan
jumlah nilai buku untuk item sampel tersebut. Rasio ini dikalikan dengan total nilai
buku untuk mendapatkan estimasi nilai populasi total. Cadangan risiko sampling
kemudian dihitung berdasarkan variabilitas rasio nilai audit dan nilai buku untuk item
sampel secara individual.
3. Apabila tidak ada jawaban yang diterima atas permintaan konfirmasi positif kedua
ataupun ketiga dari pelanggan, auditor dapat melakukan prosedur alternatif lain.
Menurut saudara prosedur alternatif apa yang yang dapat dilakukan oleh auditor
untuk konfirmasi yang tidak dijawab.

Jawab :

Tujuan dari prosedur alternatif adalah menggunakan prosedur lainnya untuk menentukan apakah
akun yang tidak terkonfirmasi memang benar ada dan disajikan secara memadai pada tanggal
konfirmasi. Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi
berikut ini untuk memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang
membentuk saldo akhir akun piutang

1. Penerimaan Kas Setelah tanggal Konfirmasi

Bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, termasuk memeriksa surat


pemberitahuan pengiriman uang (remittance advices), jurnal dalam pencatatan
penerimaan kas, atau bahkan mungkin jurnal kredit dalam master file piutang. Pada satu 
sisi, pemeriksaan bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi merupakan prosedur
alternatif yang sangat berguna karena menjadi logis untuk mengasumsikan bahwa
konsumen melakukan pembayaran karena terdapat piutang atas nama konsumen tersebut.
Pada sisi lainnya, pembayaran tidak menjamin bahwa piutang tersebut memang ada pada
tanggal konfirmasi. Sebagai tambahan, auditor seharusnya berhati-hati untuk
mencocokan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar, dengan bukti pembayaran
setelahnya, karena mungkin nilainya tidak cocok karena ada dispute terkait nilai invoice.

2. Duplikasi Invoice Penjualan

Pemeriksaan duplikasi invoice, berguna untuk memverifikasi bahwa piutang untuk 1


invoice penjualan. Ada kalanya, suatu penjualan diterbitkan invoice 2 x, sehingga piutang
tercatat 2 x.

3. Dokumen Pengiriman

Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/


pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cutoff/ pisah batas.

4. Korespondensi dengan Klien

Biasanya, auditor tidak perlu mereviu korespondensi sebagai bagian dari prosedur
alternatif, namun korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang
dispute atau diragukan, yang tidak terungkap  dengan cara lainnya.

KONFIRMASI AUDIT SECARA ELEKTRONIK

Auditor umumnya akan melakukan konfirmasi saldo kas, kecuali risiko salah saji material adalah
rendah untuk asersi keberadaan kas. Pada beberapa kasus, auditor dapat membuat wawancara
secara online terkait informasi saldo bank klien, meskipun langkah tersebut merupakan prosedur
alternatif, bukan prosedur konfirmasi

Konfirmasi elektronik yang dikendalikan secara memadai, dapat menjadi bukti audit yang andal.
Makin banyak auditor menggunakan cara elektronik untuk mengkonfirmasi saldo kas dan
pinjaman. Untuk mengandalkan proses konfirmasi  elektronik, auditor perlu yakin terhadap
integritas dari proses tersebut.

KONFIRMASI SYARAT-SYARAT DARI PERJANJIAN KOMPLEKS ATAU TIDAK


BIASA

Auditor seharusnya mengasumsikan adanya risiko tinggi dari salah saji material karena adanya
fraud terkait dengan pengakuan pendapatan. Risiko pengakuan pendapatan dapat bersembunyi
dalam perjanjian skema “bill-and-hold” dan skema pisah batas penjualan. Sebagai tambahan,
manajemen mungkin saja meng-override kontrol atas suatu kontrak proyek/ penjualan jangka
panjang.

Transaksi "round-trip" atau "linked" dapat menjadi perhatian dalam industri dimana para anilis
lebih fokus pada pendapatan dari pada pengukuran laba. Transaksi “round-trip” terjadi ketika
suatu bisnis atau organisasi mencatat transaksi penjualan yang tampaknya valid ke konsumen,
namun mengembalikan hasil penjualan ke konsumen setelah transaksi tersebut, dan
pengembalian tersebut sering dalam periode akuntansi yang berbeda.

Sebagai tambahan konfirmasi atas saldo, auditor seharusnya mempertimbangkan meminta


konfirmasi atas syarat-syarat dari perjanjian yang kompleks atau tidak biasa dan keberadaan
“side agreement”, dimana terdapat risiko signifikan terkait pengakuan pendapatan. Enron
menggunakan special-purpose entities (SPEs) untuk menghindari konsolidasi utang, aset usang,
dan kerugian. Side agreement yang mengkompensasi para pemodal untuk kerugian yang
ditanggung oleh SPE, diduga tidak diungkapkan kepada  auditor. Side agreement tersebut sering
melibatkan penerbitan saham tambahan Enron.

Pengetahuan atas fakta-fakta tersebut tampaknya akan mendorong auditor untuk menyimpulkan
bahwa konsolidasi akan menjadi lebih layak untuk diterapkan. Auditor mungkin dapat
mendeteksi “side agreement” tersebut dengan cara konfirmasi keberadaan “side agreement”.
Konfirmasi tersebut seharusnya dialamatkan ke personil yang familiar dengan syarat-2 transaksi,
seperti pejabat countersign, daripada pegawai level bawah.

KONFIRMASI LIABILITAS USAHA DAN TRANSAKSI PIHAK ISTIMEWA

Banyak auditor memilih untuk mengidentifikasi adanya liabilitas tidak tercatat, seringkali selama
masa akhir pekerjaan lapangan, sebagai suatu alternatif untuk konfirmasi liabilitas usaha.
Namun, konfirmasi liabilitas usaha dapat menjadi efektif dalam mendeteksi transaksi “round-
trip”, khusus dimana “sisi beli” dari transaksi ini belum terselesaikan sampai  dengan setelah
akhir audit lapangan untuk bagian pembelian.
Saat konfirmasi liabilitas usaha digunakan untuk tujuan tersebut, biasanya auditor akan
menggunakan formulir “blank”, yang menanyakan responden untuk mengisi saldo yang
dikonfirmasi. Juga, akan dapat efektif untuk meminta responden untuk menjawab daftar saldo
liabilitas secara detail, dan juga informasi tentang transaksi pertukaran/ kompensasi, yang
melibatkan pertukaran secara seimbang/ sama.

Risiko fraud juga dapat bersembunyi dalam transaksi hubungan istimewa dan transaksi yang
melibatkan para pihak yang berkepentingan. Auditor seharusnya memperoleh pemahaman
tentang sifat bisnis untuk transaksi tersebut dan mempertimbangkan mengkonfirmasi syarat-2
yang disepakati dengan pihak lain terkait transaksi tersebut. Juga, karena manajemen dapat
berada di kedua sisi dari transaksi tersebut, auditor mungkin ingin mencari bukti audit dari pihak
intermediator, seperti bank, penjamin, agen, atau pengacara.

PENGHILANGAN PROSEDUR ALTERNATIF KONFIRMASI

Jika auditor puas atas prosedur alternatif yang dilakukan, maka tidak ada batasan ruang lingkup
dan laporan auditor tidak perlu membuat referensi penghilangan prosedur konfirmasi atau
prosedur alternatif. Prosedur alternatif relevan mungkin dapat diabaikan jika kondisi berikut ada:
(1) jumlah agregat konfirmasi yang tidak direspon, yang diproyeksikan 100% salah saji, tidak
akan mempengaruhi keputusan auditor terkait apakah laporan keuangan salah saji secara
material, dan (2) auditor tidak mengidentifikasi adanya bias atau kesamaan yang tidak biasa
diantara para responden yang tidak menjawab.

Identifikasi kesamaan tersebut – sebagai contoh, bahwa konsumen yang tidak merespon berada
di wilayah pemasaran tertentu, atau merupakan konsumen baru, atau didominasi sebagai
konsinyasi – dapat mengindikasikan adanya bias tersebut. Faktor yang tidak biasa atau
karakteristik sistemik belum tentu selalu menjadi bukti.

Anda mungkin juga menyukai