Petunjuk Penyimpanan Peralatan Praktikum SC
Petunjuk Penyimpanan Peralatan Praktikum SC
PETUNJUK PENYIMPANAN
PERALATAN PRAKTIKUM IPA
Pada dasarnya ilmu adalah pengetahuan yang tertata. Pengetahuan ilmiah dihimpun secara sistematis
melalui rangkaian percobaan yang dirancang dengan seksama, pengamatan yang dicatat dengan cermat sampai
kesimpulan ditarik dengan cendekia. Laboratorium merupakan suatu tempat yang berbahaya apabila kita ceroboh dan
kurang perhatian . Disini laboratorium berfungsi untuk melakukan eksperimen atau praktikum. Eskperimen merupakan
suatu kegiatan yang membutuhkan ketepatan hasil analisa yang bergantung pada mutu bahan alat praktik yang digunakan,
serta membutuhkan kecermatan dan ketelitian kerja agar diketahui kebenarannya.
Kehati-hatian dan kecermatan dalam menggunakan peralatan laboratorium merupakan prasyarat yang
sangat penting bagi keselamatan dan keberhasilan dalam melakukan praktikum,selain itu dapat menciptakan suasana
laboratorium sebagai sarana belajar sains yang aman. Kerusakan yang terjadi pada peralatan laboratorium dapat dicegah
dengan melakukan upaya pemeliharaan dan penyimpanan peralatan secara rutin dan teratur. Disadari atau tidak,
kerusakan pada peralatan laboratorium akan berakibat langsung untuk mengganti komponen peralatan yang rusak.
Agar peralatan di laboratorium selalu dalam keadaan siap untuk dipakai, maka diperlukan
pemeliharaan dan penyimpanan peralatan laboratorium yang baik. Peralatan laboratorium yang dibeli dari pabrik biasanya
dilengkapi dengan buku manual yang membuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal pemeliharaanalat tersebut. Dalam
laboratorium kimia alat – alat praktikum dikelompokkan ke dalam 8 golongan :
a. Golongan I : alat yang terbuat dari bahan gelas/kaca : tabung reaksi , batang pengaduk gelas beker
b. Golongan II : alat yang terbuat dari besi : kaki tiga, pembakar, cawan, kawat kasa, klem buret,
penjepit tabung
c. Golongan III : alat yang terbuat dari kayu : rak tabung reaksi, rak pipet, rak buret, penjepit tabung
reaksi.
d. Golongan IV : alat yang terbuat dari porselen : cawan porselen, lumping dan alu, bak pembakaran
porselen, segitiga ,tungku listrik, plat tetes.
e. Golongan V : alat yang terbuat dari plastik : pompa suntik, gelas kimia plastic, botol semprot, botol
ukur plastic, selang plastik
f. Golongan VI : alat yang terbuat dari karet : pompa filler, selang karet, sumbat botol, sarung tangan.
g. Golongan VII : Alat – alat listrik : power supply , amperemeter, voltmeter, multimeter
h. Golongan VIII : alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus : buret : thermometer, neraca,
spektrofotometer.
Penyimpanan alat hendaknya dibedakan antara alat-alat yangs erring digunakan, alat yang boleh diambil
sendiri oleh siswa / praktikan. Prinsip penyimpanan alat di laboratorium adalah :
1) . Aman
Alat yang mudah dibawa dan mahal harganya di samping itu juga peka dan mudah rusak hendaknya
disimpan tersendiri dalam laci atau lemari yang terkunci supaya aman dari pencuri dan kerusakan. Aman
juga berarti tidak menimbulkan rusaknya alat sehingga fungsinya berkurang.
2). Mudah dicari
Penyimpanan alat memerlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak, dan laci yang
ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Untuk memudahkan mencari letak masing-
masing alat, maka alat tersebut perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan alat (lemari, rak, atau laci).
Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan penyimpanan dan penataan alat
lab dengan baik dan lancer, manakala petugas / pengelola lab mengenali dan memahami dengan baik karakteristik dari
masing – masing alat. Karakteristik dari suatu alat dinamakan spesifikasi alat. Setiap alat lab harus dibuatkan
spesifikasinya, yaitu informasi yang memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari penciri tersebut secara
spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit.
Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu. Jika di suatu lab telah
dibuatkan kartu – kartu spesifikasi alat, maka pada saat penyimpanan dan penataan petugas lab harus mencatat data alat
pada kartu tersebut.