Anda di halaman 1dari 7

MENYUSUN KAJIAN TEORI , PENELITIAN RELEVAN DAN KERANGKA BERPIKIR

“Mobilitas Penduduk di Kecamatan Bandar Khalipah, Kab. Deli Serdang"

DOSEN PENGAMPU: Fitra Delita, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:

REBEKA DOLOKSARIBU (3181131020)

JURUSAN PENDIDIKANGEOGRAFI

FAKULTAS ILMUSOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
A. KAJIAN TEORI

Pengertian :

Mobilitas penduduk adalah relokasi manusia dari satu lokasi ke lokasi lain. Perpindahan ini
berada dalam wilayah teritorial yang bisa bersifat domestik atau pun internasional sebagaimana
yang sudah kita singgung di atas.
Perpindahan penduduk tidak terjadi tanpa konsekuensi. Beberapa konsekuansi yang muncul
diantaranya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, kepadatan penduduk dan kriminalitas.
Berdasarkan motifnya, perpindahan penduduk dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu
mobilitas terpaksa (forced migration), mobilitas ragu-ragu (reluctant migration), dan mobilitas
sukarela (voluntary migration)
Forced migration merupakan bentuk paling buruk dari perpindahan penduduk. Misalnya,
peperangan yang terjadi di Syria memaksa sebagian penduduknya untuk mencari tempat
berlindung ke negara tentangganya, Turki. Perbersihan etnis memaksa penduduk setempat untuk
mencari tempat perlindungan ke negara lain.
Reluctant migration merupakan perpindahan penduduk dengan motif moderat. Tidak ada pilihan
lain untuk pindah tempat. Hal ini diambil atas dasar kondisi yang tidak kondusif untuk tinggal,
tetapi juga tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Misalnya, kebijakan transmigrasi, kondisi
bencana alam di daerah asal, perubahan iklim, dan sebagainya yang membuat relokasi menjadi
pilihan yang harus diambil.
Voluntary migration merupakan bentuk perpindahan penduduk yang lebih positif. Para ekpatriat
yang menetap di negara tempatnya bekerja, dengan sukarela pindah tempat tinggal, bahkan
kewarganegaraan. Faktor ekonomi yang lebih menggiurkan biasanya menjadi daya tarik orang
untuk sukarela pindah wilayah atau negara.

Faktor Pendorong :

Faktor pendorong ini dapat diketahui dari tiga jenis pendekatan yang dapat menjelaskan sejumlah
faktor pendorong tersebut, antara lain:
1. Sistem distribusi bahan pangan
Mobilitas penduduk yang disebabkan oleh sistem distribusi pangan ini ditunjukkan pada saat
suatu desa atau kota yang menghasilkan dan menyediakan kebutuhan bahan pangan dan
pokok lainnya yang sangat dibutuhkan oleh penduduk kota atau desa. Hal ini menyebabkan
pergerakkan penduduk dari desa atau kota ke daerah penghasil bahan pangan tersebut.
Sehingga, antara desa dan kota menunjukkan adanya saling ketergantungan satu sama
lainnya. Perpindahan penduduk ini ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana
transportasi yang memadai sehingga pergerakkan penduduknya menjadi lancar.
2. Psikologis
Faktor ini berkaitan dengan aspek internal dalam diri individu dalam memutuskan untuk
melakukan mobilitas atau tidak. Hal ini didasarkan pada kekayaan materi, status, rasa
nyaman, stimulasi, ekonomi, afiliasi, dan kesejahteraan. Selain itu faktor psikologis
merupakan aspek terpenting yang mendorong seseorang melakukan perpindahan tempat.
3. Sosial
Pergerakan penduduk dari satu lokasi ke lokasi lain tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial yang dilakukan antar individu dengan sekelompok masyarakat
di daerah tujuan sehingga memungkinkan terjadinya aktifitas sosial. Proses interaksi sosial ini
dapat ditunjukkan dengan proses asosiatif yaitu adanya kesamaan akan kebutuhan,
kegemaran, atau perasaan yang merujuk pada rasa saling memiliki satu sama lain, kerja sama,
asimilasi, dan integrasi. Hal ini dapat ditunjukkan pada program transmigrasi yang ada di
Indonesia selama ini. Akan tetapi, interaksi sosial ini dapat menunjukkan juga suatu proses
dan contoh interaksi disosiatif yaitu adanya interaksi yang ditunjukkan adanya perbedaan
kepentingan, perasaan atau aspirasi yang menyebabkan adanya konflik.

4. Ekonomi
Menurut beberapa ahli faktor ekonomi berperan besar dalam proses mobilitas penduduk. Hal
ini merupakan tujuan dasar manusia yaitu untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan
status sosialnya. Serta, faktor ekonomi ini juga didasarkan pada daerah asal yang secara
geografis dan ekonomis tidak memberikan kehidupan yang layak, tidak tersedianya lapangan
pekerjaan yang menjanjikan, kurangnya kepemilikan tanah garapan, banyaknya
pengangguran, dan tidak adanya infrastruktur dan sarana yang memadai.

Menurut model migrasi Todaro, faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk dari
segi ekonomi adalah adanya perbedaan upah riil yang diharapkan antara daerah perkotaan
dan pedesaan dengan perbedaan aktual upah riil antara daerah perkotaan dan pedesaan, dan
adanya kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih besar di daerah lain/perkotaan.
Dari penjabaran faktor pendorong mobilitas penduduk tersebut, sejumlah pengambilan keputusan yang
dilakukan seorang individu dalam melakukan mobilitas juga dipengaruhi oleh beberapa hal lainnya, yaitu:

 Faktor yang berhubungan dengan tempat asal. Misalnya, ikatan kekeluargaan yang kuat dan
lingkungan sosial yang dinamis.
 Faktor yang berhubungan dengan daerah tujuan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya upah
yang tinggi, ketersediaan fasilitas pendidikan, iklim yang baik dan banyaknya kesempatan kerja.
 Faktor penghalang atau pengganggu. Sebagai contohnya, adanya gangguan keamanan dan
perang, rawan terjadinya bencana alam, dan sarana transportasi yang tidak lancar.
 Faktor yang berkaitan dengan individu migran. Hal ini berkaitan dengan pilihan yang dibuat oleh
individu tersebut berdasarkan tujuan melakukan mobilitas.
 Berkurangnya sumber daya alam.
 Lapangan pekerjaan yang semakin berkurang.
 Adanya tekanan atau diskriminasi politik dan SARA.
 Tidak adanya kecocokan adat dan budaya, perkawinan atau pengembangan karir.
 Adanya tarikan atau saran dari kolega yang telah menetap di daerah tujuan.

Jenis Mobilitas
Ada dua macam mobilitas penduduk, yaitu sebagai berikut.
1) Migrasi, yaitu mobilitas penduduk yang bertujuan untuk menetap di daerah baru.
2) Mobilitas sirkuler (mobilitas sementara), yaitu  mobilitas penduduk untuk sementara waktu,
tidak untuk menetap. Contohnya, setelah panen dan tidak ada kegiatan, para petani pergi ke kota
untuk mencari nafkah (migrasi musiman); atau para pekerja yang pada waktu pagi pergi ke kota,
sorenya kembali ke tempat tinggalnya di pinggiran kota.
Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di dalam negeri maupun
dari suatu negara ke negara lain untuk menetap, baik secara perorangan, keluarga maupun
berkelompok. Pengertian menetap menurut Sensus Penduduk Indonesia adalah orang yang
tinggal di daerah baru selama enam bulan atau lebih.
Sebab-Sebab Terjadinya Migrasi
Ada beberapa sebab terjadinya migrasi, yaitu sebagai berikut.
a) Alasan ekonomi, karena kesukaran hidup di suatu daerah mendorong keinginan untuk
mencari kehidupan yang lebih baik ke daerah lain.
b) Alasan politis, yaitu adanya pergolakan politik dalam suatu Negara sehingga kaum
politisi pindah ke negara lain untuk mencari perlindungan dan keamanan dirinya.
c) Alasan agama, karena kurang terjamin atau terkekang dalam kehidupan beragama
penduduk pindah ke daerah lain yang sesuai dengan kehidupan agamanya.
d) Alasan lain, misalnya bencana alam, kekeringan yang panjang, peperangan, kelaparan,
dan wabah penyakit

Jenis-Jenis Migrasi
Ada 2 jenis migrasi, yaitu sebagai berikut.

a) Migrasi antarnegara (internasional), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke


negara lain. Yang termasuk migrasi antarnegara adalah sebagai berikut.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk negara lain ke satu negara. Misalnya, masuknya
orang Malaysia ke Indonesia. Orang Malaysia tersebut disebut sebagai imigran.
Perpindahannya itu disebut imigrasi. Imigrasi dapat bersifat permanen, artinya tinggal
menetap untuk selamanya. Sebaliknya, dapat pula bersifat sementara, misalnya TKI ke
Arab Saudi berdasarkan kontrak selama dua tahun.
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke Negara lain. Misalnya, orang-
orang Indonesia yang pindah ke New Caledonia dan Suriname. Mereka disebut emigran.
Perpindahannya disebut emigrasi.
3) Remigrasi, yaitu kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya, orang-orang
Ambon yang tadinya pindah ke Belanda sebagai emigran, kemudian kembali lagi pindah ke
Indonesia.

b) Migrasi dalam negeri (nasional), yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke


daerah lain di wilayah negara itu. Misalnya, perpindahan penduduk antarprovinsi. Yang
termasuk imigrasi dalam negeri adalah sebagai berikut.
 1) Transmigrasi (migrasi intern),
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang berpenduduk
padat ke suatu pulau atau provinsi lain yang berpenduduk jarang di negara sendiri. Macam-
macam transmigrasi adalah sebagai berikut
a) Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang semua biayanya ditanggung pemerintah,
baik biaya perjalanan maupun biaya hidup selama satu tahun di daerah transmigrasi. Tiap
keluarga mendapat alat pertanian, rumah, bibit, dan tanah seluas dua hektar.
b) Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang pembiayaannya sebagian ditanggung
sendiri dan sebagian ditanggung pemerintah. Pemerintah memberi tanah dua hektar dan
membiayai perjalanannya.
c) Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang seluruh biaya ditanggung oleh
transmigran itu sendiri. Pemerintah tidak memberikan bantuan apa pun
d) Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa
beserta pejabat pemerintah desa. Transmigrasi bedol desa dilaksanakan karena bencana
alam, misalnya karena letusan Gunung Merapi, penduduk beserta pejabat desa yang
bertempat tinggal di kaki gunung dipindahkan ke Sumatera. Penduduk Wonogiri
dipindahkan ke Sitiung (Sumatera Barat), karena daerahnya dibuat PLTA Gajah Mungkur
(bendungan).
e) Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh Departemen
Transmigrasi bersama instansi pemerintah atau organisasi lain, misalnya KNPI, Pramuka,
dan sebagainya. Penyelenggaraannya sama dengan transmigrasi umum, misalnya
transmigrasi pemuda ke Sumatera Utara (daerah Labuhanbatu).
f) Transmigrasi bekas pejuang, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh bekas pejuang
dan yang ditransmigrasikan adalah mantan ABRI yang sudah pensiun. Daerah
transmigrasinya adalah Kalimantan Barat, dan Lampung.

2) Urbanisasi, ialah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau kotakota besar.


                Permasalahan yang berkaitan dengan urbanisasi adalah sebagai berikut.
a) Keadaan di desa, Banyak penduduk tidak memiliki tanah, pendapatan penduduk rendah,
dan sulit mencari pekerjaan di luar bidang pertanian.
b) Keadaan di kota, Banyak daya tarik di kota, misalnya hiburan, rekreasi, adanya gedung-
gedung, fasilitas pendidikan lengkap, dan luasnya kesempatan kerja di desa.
c) Akibat urbanisasi, Kekurangan tenaga kerja di desa. Akibatnya, sulit mencari tenaga
yang berpendidikan di desa dan sulit mencari tenaga penggerak pembangunan di desa.
d) Akibat urbanisasi di kota, Timbul pengangguran karena tidak semua yang urbanisasi
dapat bekerja; timbul tuna wisma, dan daerah slum (kumuh); meningkatnya kejahatan; dan
angkutan umum tidak dapat mencukupi kebutuhan penumpang yang terus meningkat.
e) Usaha pemerintah mengurangi urbanisasi, Pemerintah membatasi penduduk desa pindah
ke kota; melaksanakan pembangunan sampai ke daerah-daerah; mengembangkan kota-kota
kecil; serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan penduduk desa, misalnya fasilitas
pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, dan penerangan.
B. PENELITIAN RELEVAN

Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain:


1.) Hasil Penelitian Subhan Adi A, dkk (2017), yang berrjudul “factor penarik dan factor
pendorong penduduk migran dari Kota Bekasi ke Kota Jakarta”.
Hasil Penelitian ini merupakan peneliatan kualitatif yang menggunakan pendekatan
fenomenologis. Objek penelitian ini adalah penduduk migran di Kota Bekasi. Analisis dilakukan
secara deskriptif menggunakan data primer dan data sekunder.
Kesimpulan hasil penelitian yaitu Faktor pendorong penduduk migran kota Bekasi ke Jakarta
antara lain pendidikan, ekonomi, dan transportasi. Faktor pendorong yang paling berpengaruh
yaitu dari transportasi yang mendukung penduduk migran untuk melakukan mobilitas ke Jakarta.
Faktor penariknya adalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan hiburan. Faktor ekonomi
merupakan faktor utama penduduk migran kota Bekasi ke Jakarta, terutama mengenai lapangan
pekerjaan, dan pendapatan yang menjadi daya tarik paling kuat.
2.) Hasil Penelitian Ni Putu Rahayu Martini, dkk (2013), yang berjudul “KEPUTUSAN
MELAKUKAN MOBILITAS PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PENDAPATAN MIGRAN DI KOTA DENPASAR”. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, wawancara terstruktur, yaitu metode
pengumpulan data dengan cara wawancara kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Contoh
data yang didapatkan data pendapatan per bulan, jenis pekerjaan migran, tingkat pendidikan
migrant dan sebagainya. Observasi non partisipasi yaitu metode pengumpulan data dimana
peneliti tidak terlibat secara langsung pada aktivitas yang dilakukan migran melainkan menjadi
pengamat independen, contoh data yang didapatkan berupa data kondisi geografi, data kondisi
demografi dan data kondisi sosial ekonomi daerah penelitian. Hasil penelitian 1) Keseluruhan
variabel independen yang digunakan signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
untuk melakukan mobilitas nonpermanen. Enam variabel independen yaitu variabel pendapatan
per bulan di daerah tujuan,variabel status pekerjaan di daerah asal , variabel tingkat pendidikan,
variabel status perkawinan, variabel status kepemilikan lahan garapan di daerah asal, variabel
jumlah tanggungan memiliki hubungan positif terhadap pengambilan keputusan melakukan
mobilitas nonpermanen, kecuali variabel umur. 2) Pengambilan keputusan melakukan mobilitas
penduduk berdampak meningkatkan pendapatan migran di Kota Denpasar.
C. Kerangka Berpikir
Mobilitas penduduk pada awalnya didominasi oleh mobilitas nonpermanen yang merupakan
mobilitas jarak pendek dengan waktu relatif lama. Pada tahap selanjutnya, mobilitas permanen
yang berkembang. Tetapi, dengan semakin majunya sarana, prasarana transportasi dan
komunikasi, pola mobilitas penduduk nonpermanen khususnya olak-alik atau nglaju
menunjukkan peningkatan (Sutyastie Seomitro, 1998).
Medan merupakan salah satu kota tujuan para migran, karena merupakan ibukota Sumatera Utara,
pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi. Para migran mempunyai harapan bahwa hidup di
Medan akan membawa perubahan dalam kehidupannya, khususnya dalam bidang ekonomi.
Dengan anggapan di Jakarta tersedia kesempatan kerja, baik formal maupun informal dengan
penghasilan yang lebih tinggi dari daerah asalnya. Namun fenomena yang ada, kepadatan
penduduk di Jakarta justru semakin meningkat dan mengakibatkan masalah baru yaitu kurangnya
lahan tempat tinggal bagi para migran Jakarta. Akibatnya para migran pindah ke kota sekitar
Medan yang memungkinkan mereka tetap dapat bekerja di Medan.
Kecamatan Bandar Khalipah merupakan salah satu kecamatan di dekat Medan yang menjadi
pilihan para migran sebagai tempat tinggal, karena adanya pemukiman yang layak, nyaman,
tersedianya sarana dan prasaran pemukiman, dan perkembangan transportasi yang
menghubungkan Kecamatan Bandar Khalipah dengan Kota Medan. Akibat dari itu banyak para
pelaku urbanisasi yang lebih memilih kota Medan sebagai kota tujuan urbanisasi.

PENYEBAB/FAKTOR MIGRASI
PENDUDUK

TINGKAT MOBILITAS

DAMPAK TERJADINYA MOBILITAS CARA MENGENDALIKAN


PENDUDUK MOBILITAS PENDUDUK

Anda mungkin juga menyukai