Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PELAYANAN PEMBACA

“Disusun untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah Pengelolaan


Perpustakaan Sekolah Dasar dengan dosen pengampu Sunardin, M. Pd’’

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


Azrul Arrazi Al Afghani (1686206156)
Faizal Aminuddin (1786206216))
M. Fajar Septiawan (1786206253)
Nurhidayatulloh (1786206270)
Revi Mauldi (1786206175)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan
pengembalian buku perpustakaan. Tugas pokok bagian sirkulasi antara
lain melayani murid yang akan meminjam buku perpustakaan sekolah,
melayani mjurid yang akan mengembalikan buku yang telah dipinjam dan
membuat statistik pengunjung.
1. Peminjaman buku
a. Sistem terbuka
Pada sistem terbuka, murid diperbolehkan mencari dan
mengambil buku yang dibutuhkan. Murid boleh masuk ke ruang
buku, apabila akan dipinjam maka buku yang telah ditemukan
dibagian bawah ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya.
Contohnya jika murid mau meminjam buku, pertama-tama murid
melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang akan
dipinjamnya tersedia atau tidak. Apabila tersedia cari buku yang
akan dipinjamnya ke ruang buku dan setelah ditemukan buku lalu
dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat oleh petugas sirkulasi.
Penyerahan buku ke bagian sirkulasi menunjukkan kartu anggota
atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu
peminjaman di laci kartu. Pada kartu peminjam dicatat nomor buku
yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal
yang ditempel pada halaman belakang buku dicatat tanggal
pengembalian, sedangkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku
dan catatlah nomor siswa yang meminjam dan tanggal
pengembaliannya pada kartu tersebut.
Setelah selesai, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta
bukunya diserahkan kepada murid yang bersangkutan, kartu
bukunya di file di laci kartu buku, sedangkan kartu peminjamnya
di file kembali di laci kartu peminjam
b. Sistem tertutup
Pada sistem tertutup, murid tidak diperbolehkan ke ruang buku untuk
mengambul buku sendiri. Apabila ingin mencari buku melalui petugas.
Contohnhya jika murid akan mencari buku, pertama murid tersebut
melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dibutuhkan
tersedia atau tidak. Apabila ada mintalah kartu pesanan yang biasanya
terbuat dari kartu tipis. Pada kartu pesanan tersebut tulislah nama
pesanan dan buku yang dipesannya serta serahkan kembali kepada
petugas. Setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi
untuk dicatat seperlunya. Mengenai tata cara pencatatnya sama seperti
sistem terbuka
2. Pengembalian buku
3. Statistik Pengunjung/Peminjaman
Tugas ketiga bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan
peminjaman untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan,
contohnya berapa jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya
atau setiap tahunnya, berapa jumlah buku yang dipinjam, buku golongan
apa saja yang sering dipinjam oleh murid dan sebagainya.

Statistik pengunjung dan peminjaman buku dapat dijadikan dasar


pembuatan laporan, juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
membuat perencanaan pengadaan buku.

Model statistik bulanan

Untuk mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya dapat


dilakukan dengan du acara. Pertama dengan cara menghitung jumlah
kartu buku yang dikelompokan menurut nomor golongannya. Setiap buku
yang akan dipinjam kartu bukunya harus diambil dari kantongnya dan di
file di laci kartu buku. Sebelum perpustakaan ditutup kartu buku tersebut
dihitung sehingga jumlahnya dapat diketahui. Jumlah kartu buku
menunjukan jumlah peminjaman pada hari tersebut. Kedua, dengan cara
menggunakan lembar peminjaman tersendiri yang dibuat dari kertas tipis.
Setiap buku yang dipinjam ditulis pada lembar peminjaman, sebelum
perpustakaan ditutp dihitung jumlah tellys-nya, sehingga hasilnya
menunjukan jumlah peminjaman. Untuk menghitung jumlah pengunjung
dapat dilihat pada daftar hadir perpustakaan yang seharusnya disediakan
di pintu masuk perpustakaan. Janganlah menghitung jumlah pengunjung
dengan jumlah peminjaman karena tidak semua pengunjung meminjam
buku, lalu kadang pengunjung meminjam lebih dari satu, sehingga jumlah
pengunjung tidak sama dengan jumlah peminjaman.

Dari hasil penghitungan statistik pengunjung dan peminjaman bulanan


dimasukan kedalam statistik pengunjung dan peminjaman tahunan
sehingga dapat diketahui perkembangan pengunjung dan
peminjamannya, semakin lama semakin meningkat atau semakin
bekurang yang dapat dijadikan dasar dalam perencanaan pengembangan
perpustakaan.

Hasil perhitungan statistik ditujukan kepada siapa saja dengan dibuatkan


grafik peminjaman dan grafik pengunjung yang dapat dibuat dari kertas
manila putih dengan menggunakan alat tulis dan spidol.

C. Pelayanan Referensi
1. Pelayanan Informasi
c. Kelengkapan koleksi

d. Kemampuan bertugas
Petugas referensi harus mempunyai sikap lemah lembut, sabar,
tidak cepat bosan, dan putus asa dan mampu mengadakan “human
relation” dengan pengunjung sehingga pengunjung tidak merasa
takut minta bantuan kepada petugas referensi, pengunjung merasa
aman apabila sedang berada di dalam perpustakaan.
4. Pelayanan Pemberian Bimbingan Belajar

Sepeti pada umumnya sering kita jumpai adanya murid-murid yang


berhasil dalam belajarnya dan murid-murid yang mengalami kesulitan
belajar. Guru pustawakan janganlah hanya memperhatikan murid yang
berhasil atau murid yang mengalami kesulitan, tetapi keduanya harus
dibimbing. Hal ini tugas dari guru pustakawan bias bekerja sama dengan
guru bidang stud khusunya bidang studi Bahasa Indonesia dan bekerja sama
dengan petugas bimbingas atau konselor sekolah.
Bimbingan berarti proses pemberian bantuan secara kontinyu kepada
murid-murid dengan memperhatikan keadaaan individu murid tersebut,
sehingga murid dapat maju semaksimal mungkin dalam kehidupannya.
Sedangkan bimbingan belajar adalah proses pemberian bantuan bimbingan
belajar secara kontinyu kepada murid dalam mencapai penyesuain dan
kemajuan pendidikan. Berarti guru pustakawan harus sedikit banyak
memahami konsepsi dasar tentang belajar, seperti hakikat belajar, prinsip-
prinsip belajar, karakteristik belajar. Selain itu harus memahami kesulitan
belajar yang biasa terjadi dan bagaimana cara penyelesainnya. Pemahaman
tentang konsepsi dasar inilah nantinya diharapkan dapat diaplikasikan dalam
proses pemberian bimbingan belajar kepada pengunjung perpustakaan.
Berbicara mengenai kesulitan belajar, ada beberapa gejala sebagai
pertanda adanya kesulitan belajar pada anak :
1. Prestasi akademiknya rendah dalam arti dibawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompok kelasnya
2. Adanya ketidakseimbangan antara hasil yang diperoleh dengan usaha
yang dilakukan.
3. Cenderung lambat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak atau kurang wajar, seperti
pemurung, mudah tersinggung, acuh tak acuh, senang mengganggu
teman lain yang sedang belajar dan sebagainya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru pustakawan
dalam memberikan bimbingan belajar kepada murid-murid yang sedang
mengalami kesulitan belajar :

1. Kenalilah siapa yang sedang mengalami kesulitan belajar.


Pada langkah ini yang perlu direkam adalah nama siswa yang sedang
kesulitan belajar, nomor induk, kelas, jenis kelamin, dan identitas
lainnya yang perlu.
2. Tentukan sifat dan jenis kesulitannya.
Pada langkah ini guru pustakawan menganalisis sifat dan jenis kesulitan,
apakah murid sulit dalam menghafal, atau sulit belajar dan sebagainya.
3. Mengumpulkan data
4. Analisis data yang telah dikumpulkan sehingga bisa menentukan sebab-
sebab timbulnya kesulitan belajar.
5. Mencari alternative pemecahan.
6. Memilih satu alternative yang paling mungkin dapat ditempuh untuk
memecahkan masalah.
7. Melaksanakan alternative yang telah dipilih pada langkah keenam.
8. Selanjutnya dilakukan follow up untuk mengetahui keberhasilan
bimbingan belajar yang telah dilaksanakan. Apabila tidak berhasil perlu
dilaksanakan bimbingan belajar dengan cara yang lebih baik.

Data yang dikumpulkan untuk mengetahui latar belakang timbulnya


masalah. Data yang dikumpulkan adalah adalah :
a) Tingkah laku di dalam kelas
b) Riwayat belajarnya
c) Kemampuan dasar

D. Tata tertib perpustakaan sekolah


Tata tertib sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala
sekolah, guru-guru, panitia perpustakaan dan segenap petugas perpustakaan
sekolah. Tata tertib harus dibuat secara singkat, jelas dan sederhana sehingga
mudah dimengerti pengunjung.
Masalah yang harus dicantumkan dalam tata tertib, yaitu :
1. Sifat dan status perpustakaan sekolah
2. Keanggotaan perpustakaan sekolah
3. Bahan bahan pustaka yang tersedia
4. Sanksi dan hukuman bagi pelajar
5. Iuran bagi setiap anggota
6. Sistem penyelenggaraan
7. Waktu pelayanan atau jam buku

Rumusan tata tertib harus diumumkan kepada anggota perpustakaan sekolah


agar diikuti dan ditaati. Cara mengumumkan nya dapat dilakukan dengan dua
cara. Pertama rumusan tata tertib ditulis pada selembar kertas manila.
Usahakan ditulis dengan baik, indah, bersih, dan jelas. Setelah itu ditempelkan
ditembok yang sekiranya mudah dibaca oleh pengunjung. Cara kedua adalah
setiap anggota diberi selelmbar tata tertib. Jadi rumusan tata tertib yang telah
dibuat itu diketik dan distensil sebanyak mungkin, lalu diberikan kepada setiap
orang atau murid yang baru mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan
sekolah.
Berikut ada sebuah contoh peraturan perpustakaan di perguruan tinggi :

Tata tertib perpustakaan IKIP Malang


Pada setiap tata tertib perpustakaan sekolah dicanntumkan sanksi – sanksi
tertentu bagi pengunjung yang melanggar larangan – larangan atau melakukan
sesuatu yang tidak di perbolehkan, sebagai berikut:

1. Merokok, makan, minum diruang perpustakaan


2. Membuat gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa, bersiul, dan bersenda
gurau didalam ruangan perpustakaan
3. Merusak bahan bahan perpustakaan dan perlengkapan perpustakaan
4. Mencorat-coret bahan bahan pustaka, meja, kursi, dan perlengkapan
lainnya
5. Memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan
yang berlaku
6. Membawa keluar buku – buku dari perpustakaan yang sebelumnyya tanpa
di proses secara administratif
7. Membuang sampah sembarang tempat
8. Terlambat mengembalikan buku – buku yang dipinjam

Pengunjung perpustakaan yang melanggar larangan harus diberi sanksi atau


hukuman yang mendidik, contohnya pengunjung yang terlambat
mengembalikan buku akan dikenakan denda Rp. 500/buku/hari, pengunjung
yang merusak bahan – bahan pustaka harus memperbaiki kemba, pengunjung
yang menghilakan buku harus menggatinya dengan judul yang sama atau
hampir sama, pengunjung yang mebawa buku keluar tanpa prosedur
peminjaman harus dicabut haknya sebagai anggota perpustakaan dalam waktu
tertentu dan sebagainya. Sanksi tersebut harus diterapkan tanpa memandang
siapa pelanggarnya.
BAB III PENUTUP
E. Kesimpulan
F. Saran

Anda mungkin juga menyukai