Anda di halaman 1dari 9

1

A. Sistem Reproduksi pada Pria


Sistem reproduksi meliputi kelenjar dan saluran reproduksi. Organ
reproduksi primer atau gonad terdiri dari sepasang testis pada pria dan sepasang
ovarium pada wanita. Struktur organ dan fungsi reproduksi laki-laki sebagai
berikut :

Gambar 2.3. Anatomi organ reproduksi pada laki-laki (Tortora dan


Derrickson,2009)
Organ reproduksi pada laki-laki dibagi menjadi 2 bagian yaitu eksternal dan
internal. Untuk eksternal terdiri atas penis dan skrotum.
a) Penis
Penis tersusun atas tiga batang seperti spons yang bersifat erektil dan kaya
pembuluh darah.batng spongiosa ini dilapisi oleh selubung jaringan fibrosa yang
kuat dan yang selanjutnya diluar tertutup oleh kulit yang merupakan lanjutan
kulit pada scotum dan inguinal (selakang) kebelakang untuk .kulit yang menutupi
glans penis melipat ke belakang untuk membentuk prepusium,kecuali pada bayi
yang prepusiumnya masih melekat pada glans penis.lipatan kulit inilah yang
dibuang pada saat opeasi sirkumsisi (Tortora dan Derrickson,2009).

1
2

b.) Skrotum
Skrotum adalah sepasang katong yang menggantung di dasar pelvis
(Campbell dkk, 2008). skrotum atau kandung buah pelir berupa kantong terdiri
dari kulit tanpa lemak dan memiliki sedikit jaringan otot.pembungkusnya. dan
berkerut. Skrotum terdiri dari dua lapisan:
1) Kulit:warna kecoklatan,tipis dan mempunyai flika/rugae,terdapat folikel
sebbasea dikelilingi oleh rambut keriting yang akarnya terlihat melalui kulit.
2) Tunika dartos:berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis
scrotum.tunika dartos ini membentuk septum yang membagi scrotum menjadi
dua ruangan untuk testis yang terdapat di bawah permukaan penis.
Adapun organ reproduksi internal pada laki-laki yang akan dijelaskan pada
penjelasan dibawah ini :
a) Testis
Testis merupakan struktur yang berbentuk oval,bewarna putih,kira kira
panjangnya 4 cm,lebar 2,5 cm,dan tebal 3 cm.masing masing testis beratnya 10
samapi 14 gram. Testes mempunyai dua fungsi ntuk memproduksi tertosteron
,yaitu hormon yang mengendalikan sifat sifat sekunder kejantanan serta untuk
memproduksi spermatozoa (Prawiharjo, 2010).
b) Epididimis
Epididimis merupakan pipa halus yang berkelok-kelok, panjangnya 6 cm
yang menghubungkan testis dengan vas deferens. Fungsi epididmis adalah sebagai
saluran penghantar testis,mengatur sperma sebelum ejakulasi dan memproduksi
sperma (Campbell dkk, 2008).
c) Vas deferens
Vas deferens berbentuk tabung yang panajangnya 45 cm,yang mengangkut
spermatozoa dari epididimis ke uretra pars prostatica, spermatozoa disimpan di
dalam pembuluh ini, di sini terjadi pemasakan dan peningkatan mobilitasnya. Vas
deferens ini merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat
vasektomi.sperma masih diproduksi di vas deferens, tetapi sperma tidak dapat
diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi (Campbell dkk, 2008).
d) Vesikula seminalis

2
3

Vesikula seminalis merupakan kantong kecil yang berbentuk tidak teratur


panajngnya sekitar 5–10 cm dan terletak diantar dasar vesika urinaria dan rektum.
Fungsi vesikula seminalis adalah mensekresi cairan yang kental bewarna
kuningan yang ditambah pada sperma untuk membentuk cairan seminal.
(Campbell dkk, 2008).
e) Duktus ejakulatori
Duktus ejakulatori dibentuk dari persatuan vas deferens dengan Vesikula
seminalis. Duktus ejakulatoris berjalan memewati prostat dan bertemu dengan
uretra, dengan demikian duktus ejakulatoris ini menghubungkan vas deferens
dengan uretra (Campbell dkk, 2008).
f) Prostat
Prostat merupakan struktur yang berbentuk kerucut yang panjangnya 4cm,
lebarnya 3cm, dan tebalnya 2cm. Prostata tersusun atas jaringan kelenjar dan
serabut otot involunter dan berada didalam kapsul fibrosa. Fungsi kelenjar prrostat
mengeluarkan cairan yang encer seperti susu yang mengandung asam sitrat yang
berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan pada uretra (Campbell
dkk, 2008).
g) Kelenjar bulbouretralis
Kelenjar bulbouretralis terdapat di belakang lateral pars membranasae uretra.
Ukurannya kecil kira-kira sebesar kacang kapri ,bewarna kuning dengan panjang
2,5cm. Sekresi dari kelenjar bulbouretralis ini ditambahkan ke dalam cairan
seminal. Kelenjar bulbourethralis mengeluarkan sedikit cairan sebelum ejakulasi
dengan tujuan utuk melumasi pennis sehingga mempermudah masuk ke dalam
vagina.

B. Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)


Proses pembentukan sperma, terjadi di dalam testis, dan dipengaruhi oleh
hormon FSH, LH, dan testosteron. Mula-mula spermatogonium (2n) tumbuh
menjadi spermatosit primer (2n). Selanjutnya spermatosit primer membelah
secara meiosis menjadi 2 spermatosit sekunder (n) pada meiosis I. Pada
meiosis II, spermatosit sekunder membelah menjadi spermatid (n). Spermatid

3
4

mengalami spermatozoa yang bersifat haploid (n). Spermatid mengalami


metamorposis menjadi spermatozoa yang bersifat haploid (n). spermatogenesis
menghasilkan 4 spermatozoa fungsional dari satu spermatosist primer.
Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat
haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma) (Broom, 2005).
Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel
epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan
terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat
selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim
hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan
pelindung ovum.Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di
bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang
berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma. Semua tahap
spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki
fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses
spermatogenesis.

Gambar 2.4 proses pembentukan sperma

4
5

C. Hormon pada Pria


Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu estoteron,
LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan
hormon pertumbuhan.
a) Estoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
b) LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-
sel Leydig untuk mensekresi testoteron
c) FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d) Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus
seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma
(Prawiharjo,2010).

D. Sistem reproduksi pada Hewan


Reproduksi seksual pada hewan-hewan inverebrata ataupun vertebrata
mengandalkan pada seperangkat sel-sel yang berperan sebagai precursor untuk
ovum dan sperma. Sistem paling sederhana bahkan tidak mencakup gonad, organ
yang menghasilkan gamet pada sebagian hewan besar hewan. Berikut contoh
pembentukan gamet pada beberapa hewan :

5
6

a) Cacing
Cacing palolo dan sebagian besar cacing polista yang jenis kelaminnya
terpisah namun tidak punya gonad yang jelas . sebagai gantinya , sel-sel telur dan
sperma berkembang dari sel-sel yang belum terdiferensiasi dan melapisi
selom( rongga tubuh). Saat gamet-gamet matang, mereka dilepaskan dari dinding
tubuh dan mengisi selom. Bergantung pada spesies, gamet-gamet matang
mungkin akan dikeluarkan melalui bukaan ekskresi atau pembengkan masal sel-
sel telur. (Campbell dkk, 2008).

Gambar 2.1 Alat Reproduksi Pada Cacing Pipih (Campbell dkk, 2008).
b) Serangga
Sistem reproduksi yang lebih rumit mencakup perangkat saluran dan
kelenjar aksesoris yang membawa, memberi nutrisi, dan melindungi gamet serta
embrio yang sedang berekmabng. Sebagian besar serangga, misal jenis terpisah
dengan sistem reproduktif yang kompleks. Pada jantan, sperma berkembang
dalam sepasang testis dan dialirkan di sepanjang duktus yang bergelung menuju
dua vesikula seminalis untk disimpan. Selama perkawinan, sperma
diejakulasikam ke dalam sistem reproduktif betina. Sel-sel telur berkembang dan
diantarkan melalui saluran-saluran ke vagina (Campbell dkk, 2008).

6
7

Gambar 2.2 Alat Reproduksi Jantan Lebah Madu

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Broom,Bryan.2005. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi.


Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.

Campbell, Neil A. dan Reece, Jane B. 2008.Biologi Edisi kedelapan Jilid 1.


Jakarta: Erlangga.

Tortora, Gerard. J dan Derrickson,Bryan.2009. Principal Anatomy And


Physiology : 12 Edition. John Wiley & Sons, Inc

Prawirohardjo,Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan.Jakarta: P.T. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

8
9

PAPER KAJIAN BIOLOGI 3


SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA

Ayu Widiarti
Sains-B 19070795017

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS PASCASARJANAN
JURUSAN PENDIDIKAN SAINS
2020

Anda mungkin juga menyukai