Anda di halaman 1dari 9

Jurnal_ep, Vol. 9 No.

2, Agustus 2019

ANALISIS DISKREPANSI PELAKSANAAN LAYANAN TUPOKSI


BAGIAN DAN SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN BIRO AKPK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SESUAI DENGAN
PERMENRISTEKDIKTI NOMOR 14 TAHUN 2016

I Wayan Ariasa, Anak Agung Istri Ngurah Marheni, Ni Ketut Widiartini


Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: ariasa.wayan@ymail.com,ngr.marhaeni@undiksha.ac.id,ketut.widiartini@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui dan mendeskripsikan diskrepansi pelaksanaan
layanan tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan
Ganesha sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016, 2) untuk mengetahui
tingkat diskrepansi pelaksanaan layanan tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro
AKPK Universitas Pendidikan Ganesha sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun
2016. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ex-post facto dengan populasi 35
orang pejabat struktural dan staf yang bertugas di rektorat pada Biro AKPK Universitas
Pendidikan Ganesha. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner. Analisis data menggunakan statistik non-parametrik yaitu Uji Jenjang - Bertanda
Wilcoxon. Hasil analisis data menunjukkan secara keseluruhan terdapat
diskrepansi/kesenjangan dengan kategori Sangat Kecil (SK) dengan persentase skor rata-
rata sebesar 92,06 %, dan besar beda -7,93, bertanda negatif (-) pada pelaksanaan layanan
tupoksi Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha
sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016.
Kata kunci: diskrepansi, layanan, tupoksi
Abstract
This study aimed at 1) to find out and describe the discrepancy in in the services
implementation of Tupoksi Section and Sub Division in the AKPK Bureau at Ganesha
University of Education in accordance with Permenristekdikti No. 14 of 2016 , 2) determining
discrepancy and degree of discrepancy in the services implementation of Tupoksi Section
and Sub Division in the AKPK Bureau at Ganesha University of Education in accordance of
Permenristekdikti Number 14 of 2016. The study used an ex-post facto study design with a
population of 35 structural officials and on duty staff of AKPK Bureau at the rectorat in
Ganesha University of Education. This research was quantitative descriptive research. The
sampling technique used total sampling. Data collection was done by questionnaire. Data
analysis used non-parametric statistics namely Level Test - Signed Wilcoxon. The results of
data analysis showed that overall there was a discrepancy / gap with the Very Small (SK)
category with an average score score of 92.22%, and a large percentage difference of
7.77%, marked negative (-) in the implementation of Tupoksi Section and Sub Division in the
AKPK Bureau at Ganesha University of Education in accordance with Permenristekdikti
Number 14 of 2016.
Key words: discrepancy, service, tupoksi

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 70


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa variabel kompetensi


Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut berpengaruh terhadap produktivitas kerja
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pegawai sebesar 68,9 %.
pasal 1 adalah keseluruhan upaya untuk Hasil penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan Dantes, dkk (2013) tentang Analisis
derajat profesionalisme penyelenggaraan Eksploratoris Kebijakan Pengembangan
tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian dan Pembinaan Kepegawaian Universitas
yang meliputi perencanaan, pengadaan, Pendidikan Ganesha menunjukkan bahwa
pengembangan kualitas penempatan, spesifikasi personal pgawai dalam
promosi, penggajian, kesejahteraan, dan kaitannya dengan organisasi Universitas
pemberhentian. Pendidikan Ganesha dalam tatanan
Dalam perjalanan Undiksha selama organisasi menduduki posisi yang
10 Tahun (2006-2016) banyak hal telah strategis.
berubah secara internal. Oleh karena itu, Landrum, Prybutok, Zhang, & Peak
Undiksha dipandang perlu untuk (2009) mengembangkan dimensi servqual
mengembangkan visi dan misinya agar dalam mengukur kualitas jasa adalah
dapat berperan aktif dalam memajukan sebagai berikut: 1) item yang digunakan
pendidikan di tanah air dan mengikuti untuk mengukur tangibles mengacu pada
perkembangan masyarakat dunia pada era fasilitas fisik, peralatan, dan personil; 2)
global. Salah satu perubahan signifikan item yang digunakan untuk mengukur
Undiksha yang terjadi pada Tahun 2016 reliabilitas mengacu pada kemampuan
adalah perubahan Organisasi dan Tata perusahaan untuk melakukan layanan
Kerja (OTK) baru yang ditetapkan melalui yang dijanjikan, relevan dan akurat; 3) item
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan yang digunakan untuk mengukur
Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) responsiveness adalah keinginan untuk
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016. membantu pelanggan dan kerelaan
Dalam Pasal 3 Permenristekdikti memberikan layanan; 4) item yang
Nomo 14 Tahun 2016, disebutkan bahwa digunakan untuk mengukur assurance
Universitas Pendidikan Ganesha sebagai adalah kemampuan karyawan untuk
perguruan tinggi memiliki organ yang terdiri menginspirasi kepercayaan dan keyakinan
atas : (a) Senat, (b) Rektor, (3) Satuan konsumen dengan pengetahuan,
Pengawas Internal, (4) Dewan keterampilan dan sikap (kopetensi) yag
Pertimbangan. Kemudian lebih jauh dimiliki dan 5) item yang digunakan untuk
dijelaskan pada Pasal 6 bahwa Rektor mengukur emphati mengacu pada
sebagai organ pengelola terdiri atas : (a) kepedulian dan perhatian yang diberikan
Rektor dan Wakil Rektor, (2) Biro, (3) kepada pelanggan.
Fakultas dan Pascasarjana, (4) Lembaga, Kata discrepancy berarti
(5) Unit Pelaksana Teknis. kesenjangan, model ini menurut Madaus,
Hasil penelitian Mulyadi dalam Sriven & Stufflebeam (1993: 79-99)
Abubakar (2018) membuktikan bahwa berangkat dari asumsi bahwa untuk
variabel kompetensi memiliki pengaruh mengetahui kelayakan suatu program,
yang positif dan cukup signifikan terhadap evaluator dapat membandingkan antara
tingkat produktivitas kerja pegawai. apa yang seharusnya diharapkan terjadi
Selain itu, hasil penelitian Wasti (standar) dengan apa yang sebenarnya
dalam Abubakar (2018) juga membuktikan terjadi (performance). Dengan
bahwa variabel kompetensi memiliki membandingkan kedua hal tersebut, maka
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan
terhadap produktivitas kerja pegawai. (discrepancy), yaitu standar yang
Hasil penelitian Abubakar (2018) ditetapkan dengan kinerja yang
tentang Pengaruh Kompetensi Pegawai sesungguhnya. Sedangkan Arikunto dan
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Jabar, (2008:48) menyatakan bahwa
Dinas Kesehatan Kota Bandung. Hasil model diskrepansi mengukur adanya
analisis uji kontribusi pengaruh, kesenjangan/perbedaan antara yang

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 71


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dengan teknik Uji Jenjang – Bertanda
dicapai. Wilcoxon.
Sedangkan Wirawan (2011: 106) HASIL DAN PEMBAHASAN
menyebutnya dengan istilah The Penelitian ini melibatkan 35 orang
Discrepancy Evaluation Model sebagai pejabat struktural dan staf yang bertugas di
Model Evaluasi Ketimpangan, yang rektorat Universitas Pendidikan Ganesha
menekankan bahwa evaluasi merupakan untuk memperoleh data tentang
suatu seni (arts) melukiskan ketimpangan pelaksanaan layanan Tupoksi Bagian dan
antara standar kinerja dengan kinerja yang Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK, yang
terjadi. terdiri dari 1 orang Kepala Biro, 3 orang
Model Diskrepansi dikembangkan Kepala Bagian, 9 orang Kepala Sub
oleh Malcolm Provus yang menekankan Bagian, 4 orang staf pada Bagian
pada adanya kesenjangan di dalam Akademik dan Statistik, 8 orang Staf pada
pelaksanaan program. Evaluasi pada Bagian Kemahasiswaan dan Humas, 10
model ini mengukur adanya perbedaan orang Staf pada Bagian Perencanaan dan
antara yang seharusnya dicapai dengan Kerjasama. Data yang dikumpulkan dalam
apa yang riil dicapai (senyatanya). penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan
Sehingga hakekat evaluasi model layanan Tupoksi Bagian dan Sub Bagian di
diskrepansi adalah untuk mengetahui Lingkungan Biro AKPK Universitas
tingkat kesesuaian antara standar yang Pendidikan Ganesha sesuai dengan
sudah ditentukan dalam program dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016.
penampilan aktual dari program. Standar Sesuai dengan perumusan masalah
dimaksud berupa kriteria yang telah penelitian ini, adapun hasil data tentang
dikembangkan dan ditetapkan dengan Diskrepansi Pelaksanaan Layanan
hasil efektif. Sedangkan penampilan yaitu Tupoksi Bagian dan Sub Bagian di
sumber daya, prosedur, manajemen dan lingkungan Biro AKPK Universitas
hasil nyata yang tampak ketika program Pendidikan Ganesha sesuai dengan
dilaksanakan. Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016,
Marhaeni (2012:158) mengemukakan dapat disajikan pada tabel berikut.
ada enam kategori kesenjangan yang Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data
dapat dinilai pada program pendidikan, Pelaksanaan Layanan Tupoksi Bagian dan
antara lain. (1) Kesenjangan antara Sub Bagian di lingkungan Biro AKPK
rencana dan pelaksanaan program. (2) Universitas Pendidikan Ganesha sesuai
Kesenjangan antara yang diduga atau dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun
diramalkan dengan hasil yang diperoleh. 2016
(3) Kesenjangan antara status kemampuan
peserta didik yang ada dengan standar
kemampuan yang sudah ditentukan (need
assessment). (4) Kesenjangan tujuan. (5)
Kesenjangan mengenai bagian program
yang dapat diubah. (6) Kesenjangan dalam
sistem yang tidak konsisten.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif, dengan teknik
pengambilan sampelnya adalah total
sampling.
Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data berupa non-tes yaitu
dengan metode kuesioner/angket, dan
metode analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik nonparametrik

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 72


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

2016. Hal ini disebabkan oleh beberapa

Diskripansi
% Rata-rata Skor (Y)

Kategori
Besar Beda (Y-X)
faktor:

Standar (X)

Tanda Beda

Keterangan
No Jabatan
Pertama, Sumber Daya Manusia

Terdapat

Tidak
(SDM), karena sumber daya manusia
Kepala Bagian
merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat
1 Akademik dan
Statistik
100 79,5 - -20,5 K mulai dari perencanaan sampai dengan
Kepala Bagian evaluasi yang mampu memanfaatkan
2 Kemahasiswaan dan 100 96,92 - -3,08 SK
Humas sumber daya lainnya yang dimiliki oleh
Kepala Bagian
3 Perencanaan dan 100 88 - -12 SK organisasi. Dalam suatu organisasi,
Kerjasama
Kepala Sub Bagian sumber daya manusia merupakan aset
4 Registrasi dan
Statistika
100 99,33 - -0,67 SK
yang sangat penting dan berpengaruh
5
Kepala Sub Bagian
Sarana Akademik
100 96 - -4 SK terhadap berjalannya roda organisasi.
6
Kepala Sub Bagian
Akademik dan 100 98 - -2 SK
Peranan sumber daya manusia sebagai
evaluasi variabel individu akan mempengaruhi
Kepala Sub Bagian
Minat, Bakat, perilaku dan prestasi kerja atau kinerja.
7 Penalaran dan 100 85,55 - -14,44 SK
Informasi Kinerja pegawai haruslah dijadikan
Kemahasiswaan
Kepala Sub Bagian indikator penting dalam pencapaian tujuan
8 Kesejahteraan dan
Alumni
100 97,57 - -2,4 SK
organisasi. Kinerja pegawai yang baik
9
Kepala Sub Bagian
Hubungan 100 96 - -4 SK
akan memberikan iklim yang baik bagi
Masyarakat
Kepala Sub Bagian
keberlangsungan organisasi. Menurut
10 Program dan
Anggaran
100 90,5 - -9,5 SK Mangkunegara (2006) kinerja adalah hasil
Kepala Sub Bagian kerja secara kualitas dan kuantitas yang
11 Evaluasi Pelaksaan
Program dan Anggaan
100 84,29 - -15,7 SK
dicapai seorang pegawai dalam
12
Kepala Sub Bagian
100 93,08 - -6,92 SK
melaksanakan tugasnya sesuai
Kerjasama
Jumlah 1200 1104,74 - -95,21 tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Rerata 100 92,06 - -7,93 Kinerja pegawai di lingkungan
Secara keseluruhan (total) hasil dari Universitas Pendidikan Ganesha dalam
analisis pelaksanaan layanan tupoksi penelitian ini adalah prestasi atau hasil
Kepala Bagian dan Sub Bagian di kerja pegawai di lingkungan Universitas
lingkungan Biro AKPK Universitas Pendidikan Ganesha selama periode
Pendidikan Ganesha sesuai dengan tertentu sesuai dengan tugas dan
Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016, fungsinya dalam mencapai tujuan lembaga
bahwa persentase skor rata-rata yang yang didasarkan atas kecakapan,
diperoleh adalah sebesar 92,06 %, dan pengalaman dan kesungguhan serta waktu
besar beda -7,93 serta tanda beda negatif yang ditunjukkan dengan (1) kualitas kerja,
(-). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi (2), kecepatan/ketepatan kerja, (3) inisiatif
nyata (riil) layanan tupoksi belum dapat dalam bekerja, (4) kemampuan dalam
mencapai standar (kondisi ideal). Hal ini bekerja, dan (5) kemampuan
berarti bahwa terdapat mengkomunikasikan pekerjaan di
diskrepansi/kesenjangan dengan kategori lingkungan Universitas Pendidikan
Sangat Kecil (SK) pada pelaksanaan Ganesha.
layanan tupoksi Kepala Bagian dan Sub Terkait dengan kualitas kerja pegawai
Bagian di lingkungan Biro AKPK di lingkungan Universitas Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha sesuai Ganesha yang berada dalam kategori
dengan Permenristekdikti Nomor 14 Tahun kurang bagus, data empirik membuktikan
2016. bahwa masih banyak adanya pegawai
Hasil itu menunjukkan bahwa Kepala yang tergolong baru di bidangnya. Selain
Bagian dan Kepala Sub Bagian di itu ada beberapa faktor yang
lingkungan Biro AKPK Universitas mempengaruhi kinerja pegawai yaitu faktor
Pendidikan Ganesha belum dapat individu dan faktor situasi kerja.
mencapai standar yang telah ditetapkan Temuan di atas didukung oleh
dalam Permenristekdikti Nomor 14 Tahun pendapat Gibson et.al dalam Srimulyo
(1999: 39) yang menyatakan bahwa ada

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 73


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

tiga tingkat perangkat variabel yang merupakan pengetahuan, intelegensia dan


mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja manual skill yang dimiliki oleh pegawai
atau kinerja, yaitu : 1) variabel individu, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI)
yang terdiri dari : a) kemampuan dan Bandung dapat mendorong efektifitas kerja
keterampilan : mental dan fisik, b) latar para pegawai, sehingga para pegawai
belakang : keluarga, tingkat sosial, bekerja sesuai dengan pengetahuan
penggajian, c) demografis : umur, asal tentang pelaporan.
usul, jenis kelamin. 2) variabel Keseluruhan kemampuan individual
organisasional, terdiri dari: a) sumber personil pada hakekatnya dibentuk oleh
daya, b) kepemimpinan, c) imbalan, d) sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan
struktur, e) desain pekerjaan. 3) variabel yang dikemukakan oleh J. Winardi dalam
psikologis, yang terdiri dari: a) persepsi, b) Anggraeni (2011) bahwa salah satu akibat
sikap, c) keperibadian, d) belajar, dan e) langsung dari sifat kemampuan yang harus
motivasi. dimiliki oleh setiap organisator harus terus
Sejalan dengan temuan Gibson memupuk “inisiatif”. Sedangkan Lowser
(1999), Tiffin dan Mc. Cormick (dalam dan Poter mendefinisikan kemampuan
Srimulyo, 1994: 40) mengemukakan sebagai karakteristik individual seperti
bahwa terdapat dua variabel yang intelegensia, manual skill, traits yang
mempengaruhi kinerja, yaitu: (1) variabel merupakan kekuatan potensial seseorang
individual, terdiri atas : sikap, karakteristik, untuk berbuat dan sifatnya stabil (As’ad,
sifat-sifat fisik, minat dan motivasi, 2000: 61).
pengalaman, umur, dan jenis kelamin, Kemampuan pada induvidu tersebut
pendidikan, serta faktor individual lainnya. paling tidak ditentukan oleh tiga aspek
(2) variabel situasional, meliputi: a) faktor kondisi dasar, yaitu: kondisi sensoris dan
fisik dan pekerjaan (metode kerja, kondisi kognitif, pengetahuan tentang cara respon
dan desain perlengkapan kerja, penataan yang benar, dan kemampuan
ruangan, lingkungan fisik, b) faktor sosial melaksanakan respon tersebut. Pengaruh
dan organisasi (peraturan-peraturan keahlian terhadap hasil kerja termasuk
organisasi, sifat organisasi, jenis latihan kategori sangat baik. Salah satu kinerja
dan pengawasan, sistem upah dan dapat dikatakan optimal bila pekerjaan
lingkungan sosial). dapat dilakukan secara profesional dan
Terkait dengan temuan Gibson proporsional, dengan kata lain “The Right
(1999), dibuktikan pula melalui penelitian Man on The Right Job” sesuai dengan
yang dilakukan oleh Anggraeni (2011) kemampuan, keterampilan dan
tentang Pengaruh Kemampuan dan keahliannya. Sebagaimana dikemukakan
Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada oleh Siagian (2008: 109) bahwa
Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) keterampilan dan keahlian sumber daya
Bandung. manusia penting bagi organisasi dan
Berdasarkan hasil kuesioner dengan masyarakat yang tidak boleh diabaikan
para pegawai pada Sekolah Tinggi Seni agar ketepatan menyelesaikan
Indonesia (STSI) Bandung yang dijadikan pekerjaannya, sehingga gairah kerja dan
sebagai responden, maka persepsi kedisiplinannya akan lebih baik terhadap
pegawai dapat terungkap mengenai hasil kerja.
kemampuan (Ability) dalam melaksanakan Kedua, Kompetensi.
pekerjaan berdasarakan jawaban atas Secara general, kompetensi dapat
pertanyaan mengenai: pengetahuan dipahami sebagai sebuah kombinasi
pegawai dalam bekerja, keahlian pegawai antara keterampilan (skill), atribut personal,
dalam bekerja, keterampilan pegawai dan pengetahuan (knowledge) yang
dalam bekerja, dan sikap serta perilaku tercermin melalui perilaku kinerja (job
pegawai dalam bekerja. behaviour) yang dapat diamati, diukur, dan
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dievaluasi.
dikemukakan oleh As’ad dalam Anggraeni Setidaknya ada lima (5) karakteristik
(2011) bahwa kemampuan pada individu yang membentuk kompetensi, yakni : (1)

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 74


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

faktor pengetahuan meliputi masalah kemampuan karyawan, dan hubungan


teknis, administratif, proses kemanusiaan, antar bawahan dan atasan.
dan sistem; (2) keterampilan (skill); Kompetensi pegawai merupakan
merujuk pada kemampuan seseorang salah satu bagian penting dalam
untuk melakukan suatu kegiatan; (3) memudahkan pencapaian tujuan
konsep diri dan nilai-nilai ; merujuk pada organisasi. Banyak fakta menunjukkan
sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang; adanya kegagalan yang dialami oleh suatu
(4) karakterstik pribadi ; merujuk pada organisasi disebabkan salah satunya oleh
karakteristik fisik dan konsistensi lemahnya faktor kompetensi. Hal ini
tanggapan terhadap situasi atau informasi; mengandung makna bahwa produktivitas
(5) motif ; merupakan emosi, hasrat, kerja yang dicapai oleh para pegawai
kebutuhan psikologis atau dorongan- secara empirik memang membutuhkan
dorongan lain yang memicu tindakan. kompetensi yang mumpuni, sehingga para
Hasil penelitian Mulyadi dalam pegawai benar-benar dapat melaksanakan
Abubakar (2018) membuktikan bahwa tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan
variabel kompetensi memiliki pengaruh prosedur yang telah ditetapkan. Munculnya
yang positif dan cukup signifikan terhadap kesenjangan antara realisasi kerja dengan
tingkat produktivitas kerja pegawai. Dalam target yang telah ditetapkan disebabkan
penelitiannya diuraikan bahwa kompetensi oleh ketidakmampuan pegawai dalam
melalui indikator prestasi, melayani, memahami job description, dengan
memimpin, mengelola, berfikir, dan demikian dapat dikatakan bahwa
keperibadian yang efektif memiliki kompetensi pegawai merupakan hal
pengaruh terhadap tingkat produktivitas penting dalam wadah organisasi atau
kerja sebesar 48,71% yang mana lembaga dalam pencapaian tujuan
pengaruh ini termasuk ke dalam kategori organisasi.
sedang. Namun tingkat keberhasilan
Selain itu hasil penelitian Wasti kompetensi pegawai dalam meningkatkan
dalam Abubakar (2018) juga membuktikan produktivitas kerja pegawai tidak hanya
bahwa variabel kompetensi memiliki ditentukan oleh pemahaman pegawai
pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap job description tetapi juga
terhadap produktivitas kerja pegawai. ditentukan oleh adanya penerapan
Dalam penelitiannya diuraikan bahwa komponen-komponen yang terkait dengan
kompetensi melalui sub variabel kompetensi pegawai itu sendiri. Hal
kemampuan personal, kemampuan tersebut dapat dimengerti, karena
mengelola perubahan, dan kemampuan implementasi dari komponen-komponen
mengelola budaya kerja memiliki pengaruh kompetensi pegawai sesungguhnya
sebesar 16,3 % yang mana pengaruh ini merupakan faktor kunci dalam memahami
termasuk ke dalam kategori kecil. job description secara utuh.
Terkait dengan hasil penelitian di Hal ini sejalan dengan teori yang
atas, dilakukan penelitian oleh Abubakar dikemukakan oleh Wibowo dalam
(2018) tentang Pengaruh Kompetensi Abubakar (2018) yaitu kompetensi
Pegawai Terhadap Produktivitas Kerja merupakan suatu kemampuan untuk
Pegawai Dinas Kesehatan Kota Bandung. melaksanakan suatu pekerjaan yang
Berdasarkan hasil analisis uji dilandasi atas keterampilan dan
kontribusi pengaruh, menunjukkan bahwa pengetahuan serta didukung oleh sikap
variabel kompetensi berpengaruh terhadap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
produktivitas kerja pegawai sebesar 0,689 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
atau 68,9 %. Kompetensi pegawai terdiri Dantes, dkk (2013) tentang Analisis
dari komponen sikap, pengetahuan, dan Eksploratoris Kebijakan Pengembangan
keterampilan berpengaruh sangat kuat dan Pembinaan Kepegawaian Universitas
terhadap produktivitas kerja pegawai yang Pendidikan Ganesha, menunjukkan bahwa
terdiri dari faktor pelatihan, mental dan kualitas kerja pegawai di lingkungan
Universitas Pendidikan Ganesha baik yang

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 75


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

dinilai oleh pejabat, atasan, maupun dengan persentase skor rata-rata yaitu
bawahan berada pada kategori cukup. sebesar 96,92 % dengan besar beda -
Ketiga, Budaya Organisasi. 3,08 dan tanda beda negatif (-) pada
Menurut Harber et al (1997), budaya pelaksanan layanan tupoksi Kepala
organisasi dikenal luas sebagai fondasi Bagian Kemahasiswan dan Humas
sistem dan aktivitas manajemen dalam ditinjau dari Permenristekdikti Nomor 14
setiap organisasi. Budaya organisasi Tahun 2016.
dipandang sebagai nilai-nilai bersama dan 3) Bahwa terdapat diskrepansi/
norma-norma perilaku yang diyakini dan kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
dianut oleh anggota organisasi. Nilai dan dengan persentase skor rata-rata yaitu
norma tersebut menciptakan pendekatan sebesar 88 % dengan besar beda -12
yang digunakan anggota organisasi dalam dan tanda beda negatif (-) pada
melaksanakan pekerjaan dan mengatasi pelaksanan layanan tupoksi Kepala
permasalahan yang dihadapi. Menurut Bagian Perencanaan dan Kerjasama
Abdul Rashid et al (2003), banyak pakar ditinjau dari Permenristekdikti Nomor 14
menyebutkan bahwa budaya organisasi Tahun 2016.
dapat menjadi basis adaptasi dan kunci 4) Bahwa terdapat diskrepansi/
keberhasilan organisasi sehingga banyak kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi dengan persentase skor rata-rata yaitu
nilai-nilai atau norma-norma perilaku yang sebesar 99,33 % dengan besar beda -
bisa memberikan kontribusi besar bagi 0,67 dan tanda beda negatif (-) pada
keberhasilan organisasi. pelaksanan layanan tupoksi Kepala Sub
Keempat, Kepemimpinan. Bagian Registrasi dan Statistik ditinjau
Menurut Locander et al (2002), dari Permenristekdikti Nomor 14 Tahun
kepemimpinan (leadership) secara umum 2016.
didefinisikan sebagai hubungan antara 5) Bahwa terdapat diskrepansi/
pimpinan (leader) dengan yang dipimpin kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
(follower). Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan persentase skor rata-rata yaitu
kepemimpinan mengandung makna sebesar 96 % dengan besar beda -4 dan
pemimpin mempengaruhi yang dipimpin tanda beda negatif (-) pada pelaksanan
tapi hubungan antara pemimpin dengan layanan tupoksi Kepala Sub Bagian
yang dipimpin bersifat saling Sarana Akademik ditinjau dari
menguntungkan kedua belah pihak. Lok Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016.
dan Crawford (2001) memandang 6) Bahwa terdapat diskrepansi/
kepemimpinan sebagai sebuah proses kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
mempengaruhi aktivitas suatu organisasi dengan persentase skor rata-rata yaitu
dalam upaya menetapkan dan mencapai sebesar 98 % dengan besar beda -2 dan
tujuan. tanda beda negatif (-) pada pelaksanan
PENUTUP layanan tupoksi Kepala Sub Bagian
Simpulan Akademik dan Evaluasi ditinjau dari
Berdasarkan hasil analisis data Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016.
pada penelitian ini dapat disimpulkan. 7) Bahwa terdapat diskrepansi/
1) Bahwa terdapat diskrepansi/ kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
kesenjangan kategori kecil (K) dengan dengan persentase skor rata-rata yaitu
persentase skor rata-rata adalah sebesar 85,56 % dengan besar beda -
sebesar 79,50 % dengan besar beda - 14,44 dan tanda beda negatif (-) pada
20,50 dan tanda beda negatif (-) pada pelaksanan layanan tupoksi Kepala Sub
pelaksanan layanan tupoksi Kepala Bagian Minat, Bakat, Penalaran, dan
Bagian Akademik dan Statistik ditinjau Informasi Kemahasiswaan ditinjau dari
dari Permenristekdikti Nomor 14 Tahun Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016.
2016. 8) Bahwa terdapat diskrepansi/
2) Bahwa terdapat diskrepansi/ kesenjangan kategori sangat kecil (SK)
kesenjangan kategori sangat kecil (SK) dengan persentase skor rata-rata yaitu

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 76


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

sebesar 97,58 % dengan besar beda - 1) Para Kepala Bagian dan Sub Bagian di
2,42 dan tanda beda negatif (-) pada lingkungan Biro AKPK mulai
pelaksanan layanan tupoksi Kepala Sub membangun komitmen untuk
Bagian Kesejahteraan Mahasiswa dan melaksanakan tupoksi sesuai standar
Alumni ditinjau dari Permenristekdikti acuan yaitu Permenristekdikti Nomor 14
Nomor 14 Tahun 2016. Tahun 2016
9) Bahwa terdapat diskrepansi/ 2) Para Kepala Bagian dan Sub Bagian di
kesenjangan kategori sangat kecil (SK) lingkungan Biro AKPK hendaknya selalu
dengan persentase skor rata-rata yaitu berusaha menambah wawasan secara
sebesar 96 % dengan besar beda -4 dan teoretis, yuridis, dan praktis
tanda beda negatif (-) pada pelaksanan 3) Para Kepala Bagian dan Sub Bagian di
layanan tupoksi Kepala Sub Bagian lingkungan Biro AKPK hendaknya tanpa
Hubungan Masyarakat ditinjau dari henti membangun komitmen untuk terus
Permenristekdikti Nomor 14 Tahun 2016. meningkatkan kinerja dalam upaya
10) Bahwa terdapat diskrepansi/ peningkatan kualitas tupoksi
kesenjangan kategori sangat kecil (SK) 4) Para Kepala Bagian dan Sub Bagian di
dengan persentase skor rata-rata yaitu lingkungan Biro AKPK tanpa henti-
sebesar 90,50 %. dengan besar beda - hentinya meningkatkan komitmen diri
9,50 dan tanda beda negatif (-) pada untuk menjadi tenaga kependidikan yang
pelaksanan layanan tupoksi Kepala Sub professional
Bagian Program dan Anggaran ditinjau 5) Diharapkan agar sosialisasi mengenai
dari Permenristekdikti Nomor 14 Tahun tupoksi sesuai dengan Permenristekdikti
2016. Nomor 14 Tahun 2016 dilakukan secara
11) Bahwa terdapat diskrepansi/ berkala.
kesenjangan kategori sangat kecil 6) Diharapkan agar monitoring internal
(SK) dengan persentase skor rata-rata dilakukan baik secara terencana maupun
yaitu sebesar 84,29 %. dengan besar secara insidental
beda -15,70 dan tanda beda negatif (-) 7) Kepada peneliti lain diharapkan
pada pelaksanan layanan tupoksi mengembangkan penelitian ini pada
Kepala Sub Bagian Evaluasi lokasi lain dengan sampel yang lebih
Pelaksanaan Program dan Anggaran banyak dan melakukan pengembangan
ditinjau dari Permenristekdikti Nomor instrumen yang lebih kompleks lagi.
14 Tahun 2016. DAFTAR RUJUKAN
12) Bahwa terdapat diskrepansi/
kesenjangan kategori sangat kecil
(SK) dengan persentase skor rata-rata Abubakar, R.R.T. (2018). Pengaruh
yaitu sebesar 93,08 %. dengan besar Kompetensi Pegawai terhadap
beda -6,92 dan tanda beda negatif (-) Produktivitas Kerja Pegawai Dinas
pada pelaksanan layanan tupoksi Kesehatan Kota Bandung. Jurnal
Kepala Sub Bagian Kerjasama ditinjau Administrasi Negara, Volume 24 No
dari Permenristekdikti Nomor 14 1, April 2018. diakses tanggal 26 Juni
Tahun 2016. 2019

Saran Anggraeni, N. (2011). Pengaruh


Dari hasil penelitian yang diperoleh Kemampuan dan Motivasi terhadap
menunjukkan bahwa layanan tupoksi Kinerja Pegawai pada Sekolah Tinggi
Bagian dan Sub Bagian di lingkungan Biro Seni Indonesia (STSI) Bandung.
AKPK Universitas Pendidikan Ganesha Jurnal Penelitian Pendidikan Volume
terdapat diskrepansi/kesenjangan dengan 12 No 2, Oktober 2011. diakses
kategori Kecil (K) dan Sangat Kecil (SK) tanggal 22 Juni 2019
ditinjau dari Permenristekdikti Nomor 14
Tahun 2016. Oleh karena itu dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 77


Jurnal_ep, Vol. 9 No. 2, Agustus 2019

Arikunto, S., & Cepi, S. (2008). Evaluasi Locander, W.B., Hamilton, F., Ladik, D., &
Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Stuart, J. (2002). Developing a
Aksara. leadership-rich culture : The missing
link to creating a market-focused
Dantes, N., & Dantes, R. (2017). Statistika organization, Journal of Market-
Nonparametrik. Singaraja : Undiksha Focused Management, Vol. 5, pp.
Press. 149-163

Dantes, N., Natajaya, I.N., Yudana, I.M., Lok, P. & Crawford, J. (1999). The
Sunu, I.G.K.A., & Dantes, K.R. relationship between commitment
(2013). Analisis Eksploratoris and organizational culture,
Kebijakan Pengembangan dan subculture, leadership style and job
Pembinaan Kepegawaian Universitas satisfaction in organizational change
Pendidikan Ganesha. Singaraja : and development, Leadership &
Laporan Penelitian Institusional Organization Development Journal,
Kebijakan Institusi. Vol. 20, No. 7, pp. 365-373

Darojat., & Wahyudhiana, M. (2015). Mangkunegara, A.P. (2006). Evaluasi


Model Evaluasi Program Pendidikan. Kinerja Sumber Daya Manusia.
Jurnal Islamadina, Volume XIV, No.1, Bandung : Refika Aditama.
Maret 2015 : 1-28. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publica Marhaeni, A.A.I.N. (2012). Evaluasi
tions/135691-ID-model-evaluasi- Program Pendidikan. Buku Ajar
program-pendidikan.pdf diakses Mahasiswa Program Pascasarjana.
Tanggal 04 Februari 2019 Singaraja : Undiksha.

Harber, D.G., Ashkanasy, N.M., & Callan, Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
V.J (1997). Implementing quality Pendidikan Tinggi Nomor 14 Tahun
service in a public hospital setting: A 2016 Tentang Organisasi dan Tata
path-analytic study of the Kerja Universitas Pendidikan
organizational antecedents of Ganesha.
employee perceptions and outcomes,
Public Productivity & Management Rashid, A.M.Z., Sambasivan, M., & Johari,
Review, Vol. 21, No. 1, pp. 13-29 J. (2003). The influence of corporate
culture and organizational
commitment on performance, Journal
of Management Development, Vol.
Landrum, H., Prybutok, V., Zhang, X., & 22, No. 8, pp. 708-728
Peak, D. (2009). Measuring IS
System Service Quality with Wirawan. (2011). Evaluasi. Teori, Model,
SERVQUAL : User Perceptions of Standar, Aplikasi, dan Profesi.
Relative Importance of the Five Contoh Aplikasi Program :
SERVPERF Dimensions Informing Pengembangan Sumber Daya
Science. The international Journal of Manusia, Program Nasional
an Emerging Transdiscipline Volume Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
12. Retrieved from Mandiri Pedesaan, Kurikulum,
https://www.researchgate.net/publicat Perpustakaan, dan Buku Teks.
ion/228971695_Measuring_is_syste Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
m_service_quality_with_SERVQUAL
_Users'_perceptions_of_relative_imp
ortance_of_the_Five_SERVPERF_di
mensions diakses Tanggal 04 April
2019

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 78

Anda mungkin juga menyukai