Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan pada
tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester
III kehamilan.Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses
kehamilan berlangsung ringan.
Namun, dalam beberapa kasus kebidanan dengan kasus ibu mengalami pendarahan.Baik
solusio plasenta ataupun plasenta previa. Pada makalah kami, akan membahas tentang solusio
plasenta yang terjadi pada ibu yang berada pada Trimester II ataupun trimester III

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah kami :
1. Apa yang dimaksud dengan solusio plasenta ?
2. Apa saja klasifikasi solusio plasenta?
3. Berapakah frekuensi dari solusio plasenta?
4. Apa saja eiologi terjadinya solusio plasenta ?
5. Apa saja tanda dan gejalan terjadinya solusio plasenta ?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan solusio plasenta ?
7. Apa tanda klinis dan diagnosis dari solusio plasenta?
8. Apa penatalaksanaan kasus solusio plasenta ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini, adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian solusio plasenta
2. Untuk mengetahui kasifikasi solusio plasenta
3. Untuk mengetahui frekuensi solusio plasenta
4. Untuk mengetahui etiologi solusio plasenta
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala solusio plasenta

1
6. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan solusio plasenta
7. Untuk mengetahui gambaran klinis dan diagnosis
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari solusio plasenta

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Solusio Plasenta


Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya
sebeluym janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.Solusio
plasenta adalah lepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebeum janin
lahir.Biasanya terjadi dalam triwulan ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam
kehamilan. Apabila terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu, mungkin akan dibuat
diagnosis abortus imminens. Plasenta dapat terlepas seluruhnya (solusio plasenta totalis), atau
plasenta terlepas sebagian ( solusio plasenta paralisis ) atau sebagian pinggir plasenta
( rupture sinus marginalis).
Pendarahan yang terjadi karena lepasnya plasenta dapat menyeludup keluar;
atautersembunyi dibelakang plasenta yaitu pada solisio plasenta dengan pendarahan keluar;
atau tersembunyi dibelakang plasenta yaitu pada solusio plasenta dengan pendarahan
tersembunyi; atau kedua – duanya; atau penarahannya menembus selaput ketuban masuk ke
dalam kantong ketuban.
Pada soluio plasenta darah dari tempat pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin
dan dinding Rahim dan akhirnya keluar dari serviks ; terjadilah pendarahan yang keluar atau
pendarahan tampak. Kadang – kadang darah tidak keluar lagi tapi terkumpul dibelakang
placenta membentuk hematom retroplacentaliar.Pendarahan semacam ini disebut pendarahan
kedalam atau pendarahan tersembunyi.Kadang darah masuk ke dalam cairan amnion,
sehingga pendarahan tetap tersembunyi.Solusio plecenta dengan pendarahan tersembunyi
menimbulkan tanda yang lebih khas dan pada umumnya lebih berbahaya dari pada solusio
placenta dengan pendarahan keluar.

2
Secara klinis solusio plasenta dibagi dalam (1) solusio plasenta ringan ; (2) solusio
plasenta sedang ; (3) solusio plasenta berat. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda – tanda
kliniknya; hal ini sesuai dengan derajat terlepasnya plasenta.

Perbedaaan solusio plasenta dengan pendarahan tersembunyi dan dengan pendarahan keluar
Dengan pendarahan tersembunyi Dengan pendarahan keluar
Lepasnya plasenta lebih komplit Biasanya inkomplit
Sering disertai toxaemia Jarang disertai toxaemia
Hanya merupakan 20% dari solusio plasenta Merupakan 80% dari solusio plasenta

Batasan sokusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi
normal pada kehamilan trimester tiga.Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan
akumulasi darah antara plasenta dan dinding Rahim yang dapat menimbulkan gangguan –
penyulit terhadap ibu maupun janin.
Penyulit terhadap ibu dapat dalam bentuk :
1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum
2. Terjadinya penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernafasan
3. Penderita tampak anemis
4. Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah, karena terjadi pembekuan intravaskuler
yang diikuti hemolysis darah sehingga fibrinogen semakin berkurang dan memudahkan
terjadinya pendarahan
5. Setelah persalinan dpat menimbulkan pendarahan postpartum karena atonia uteri dan
gangguan pembekuan darah
6. Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi
sekunder
7. Peningkatan akumulasi darah dibelakang plasenta dapat menyebabkan Rahim yang keras,
padat dan kaku
8. Penyulit terhadap janin dalam Rahim, bergantung pada luas plasenta yang lepas dapat
menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian janin dalam Rahim.

B.Klasifikasi

3
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
1. Solusio plasenta lateralis atau parsialis
2. Bila hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya
3. Solusio plasenta totalis
4. Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
5. Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan dalam

C.    Frekuensi
Solusio plasenta terjadi kira – kira 1 diantara 50 persalinan. Di rumah sakit Dr. Cpto
Mangunkusumo antara tahun 1968 – 1971 solusio plasenta terjadi kira – kira 2,1 % dari
seluruh persalinan, yang terdiri dari 14% solusio plasenta sedang, 86% solusio plasenta berat.
Solusio plasenta ringan jarang didiagnosisis, mungkin Karenna penderita selalu datang
terlambat datang kerumah sakit; atau, tanda – tanda dan gejalanya terlampaui ringan,
sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun dokternya.

D.    Etiologi
Etiologi solusio plasenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, namun beberapa
keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti umur ibu yang tua, mutiparas, penyakit
hipertensi menahun, pre-eklamsia, trauma, tali pusat yang pendek, tekanan pada vena cava
inferior, dan defisiensi asam folik.
Pengalaman dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa kejadian
solusio plasenta meningkat dengan meningkatnya umur dan paritas ibu. Ha ini dapat
diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi frekuensi penyakit hipertensi menahun.
Demikian pula, makin tinggi paritas ibu, makin kurang baik endometriumnya.
Walaupun pernah dilaporkan tali pusat yang pendek, tekanan pada vena kava inferior
oleh uterus yang membesar, dan defisiensi asam folik dapat merupakan etiologi solusio
plasenta, akan tetapi penyidik lain tidak dapat membuktikannya.
Patologi
Pendarahan yang terjadi dari pembuluh darahplasenta atau uterus yang membentuk
hematoma pada desidua, sehingga plasenta mendesak dan akhirnya terlepas. Apabila
pendarahan sedikit, hematoma yang kecil tu hanya akan mendesak jaringan plasenta,
pendarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda serta gejalanya pun

4
tidak jelas. Ejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada pemeriksaan didapati
cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang berwarna kehtam –
hitaman.
Biasanya pendarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang telah
meregang oleh kahamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan
pendarahannya. Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah besar sehingga
sebagian dan akhirnya seluruh plasnta terlepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan
menyeludup dibawah selaput ketuban keluar dari vagina; atau menembus selaput ketuban
masuk kedalam kantong ketuban; atau mengadakan ekstravasasi antara serabut – serabt otot
uterus. Apabila ekstravasasinya berlangsung hebat, seluruh permukaan uterus akan berbecak
biru atau ungu. Hal ini disebut uterus Couvelaire, menurut orang yang pertama kali
menemukannya. Uterus seperti itu akan terasa sangat tegang dan nyeri. Akibat kerusakan
jaringan myometrium dan pembekuan retroplasenter, banyak tromboplastin akan masuk ke
dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi pembekuan intravaskuler dimana – mana, yang
akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya, terjadi
hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya diuterusm
akan tetapi juga pada alat – alat tubuh lainnya. Perfungsi ginjal akan terganggu karena syok
dan pembekuan intravaskuler. Oliguria dan proteinuriaakan terjadi akibat nekrosis tubuli
ginjal mendadak yang masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal
mendadak yang biasanya berakibat fatal.
Nasib janin tergantung pada luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila
sebagian besar atau seluruhnya terlepas, aniksia akan mengakibatkan kematian janin. Apabila
sebagian kecil yang terlepas, munkin tidak berpengaruh sama sekali atau mengakibatkan
gawat janin.
Waktu, sangat menentukan hebatnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal, dan
nasib janin.Makin lama sejak terjadinya solusio plasenta sampai persalinan selesai, makin
hebat umumnya komplikasi.

E.    Tanda dan Gejala


1. Pendarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
2. Anemi dan shock, beratnya anaemi dan shock sering tidak sesuai dengan banyaknya
darah yang keluar

5
3. Rahim keras seperti papan dan nyeri ang dipegang karena diatas Rahim bertambah
dengan darah yang terumpul dibelakang plasenta hingga Rahim tegang ( uterus en bois )
4. Palpasi sukar karena Rahim keras
5. Fundus uteri makin ama makin naik
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada
7. Pada toucher teraba ketuban yang tegag terus menerus ( karena isi Rahim bertambah)
8. Sering ada proteinuria karena disertai taxaemia

Perbedaan antara solusio plasenta dan plasenta previa:

Solusio Plasenta Plasenta Previa


Pendarahan dengan nyeri Pendarahan tanpa nyeri
Pendarahan segera disusul dengan partus Pedarahan berulang – ulang sebelum partus
Pendarahan keluar hanya sedikit Pendarahan keluar banyak
Palpasi sukar Bagian depan tinggi
Bunyi jantung anak biasanya tidak ada Biasanya ada
Pada toucher tidak teraba plasenta tapi Teraba bagian plasenta
ketuban yang terus menerus tegang
Ada impressi pada jaringan plasenta karena Robekan selapot marginal
hematom

F.     Komplikasi

Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dan
lamanya solusio plasenta berlangsung.Komplikasi yang dapat terjadi ialah pendarahan,
kelaina pembekuan darah, oliguria, gawat janin sampai kematian.Pada solusio plasenta yang
berat semua kompilasi ini dapat terjadi sekaligus dalam waktu singkat, sedangkan pada
solusio plasenta sedang apalagi yang ringan, terjadinya satu per satu dan perlahan – lahan.

1.     Pendarahan
Pendarahan antepartum dan intrapartum pada solusio plasenta hamper tidak dapat dicegah,
keculai dengan menyelesaikan persalinan segera. Bila persalinan telah selesai, penderita
belum bebas dari bahaya pendarahan postpartum karena kontraksi uterus yang tidak kuat
untuk menghentikan pendarahan pada kala III, dan kelainan pembekuan darah.

6
Kontraksi uerus yang tidak kuat itu disebabkan oleh ektravesasi darah diantara otot – otot
myometrium, seperti yang terjadi pada uterus Couvelaire.Apabila pendarahan postpartum
tidak dapat diatasi dengan kompresi bimanual uterus, pemberian uteritonika, maupun
pengobatan kelainan pebekuan darah, maka tindakan terakhir untuk mengatasi pendarahan
postpartum itu ialah histeroktomi atau pengikatan ateria hipogastrika.
2.     Kelainan pembekuan darah
Kelainan pembekuan darah pada solusio plasenta yang biasanya disebabkan oleh
hipofibrinogenemi terjadi kira – kira 10%. Terjadinya hipofebrinnogenemi diterangkan oleh
Page ( 1951 ), dan Schneider ( 1955 ) dengan masuknya tromboplastin ke dalam peredaran
darah ibu akibat terjadinya pembekuan darah retroplasenter, sehingga terjadi pembekuan
darah diintravaskuler dimana – mana, yang akan menghabiskan faktor – faktor pembekuan
darah lainnya, terutama fibrinogen. Selain keterangan yang sederhana ini, masih terdapat
banyak keterangan lain yang lebih rumit.
Kadar fibrinogen plasa normal pada wanita hamil cukup bulan ialah 450mg%, brkisar antara
300-700mg%.apabila kadar fibrinogen leih rendah dari 100mg%, akan terjadi gangguan
pembekuan darah.
3.     Oliguria
Pada tahap oliguria, keadaan umum penderita biasanya masih baik.Oleh karena itu, oliguria
hanya dapatdiketahui dengan pengukuran teliti pengeluaran air kencing yang harus secara
rutin dilakukan pada solusio plasenta sedang, dan solusio plasenta berat, apalagi yang disertai
pendarahan tersembunyi, pre-eklamsia, atau hipertensi menahun.Terjadinya oliguria belum
dapat diterangkan dengan jelas.Sangat mungkin berhubungan dengan hipovolemi, dan
penyempitan pembuluh darah ginjal akibat pendarahan yang banyak. Ada pula yang
menerangkan bahwa tekanan intrauterine yang meninggi karena solusio plasenta
menimbulkan reflex penyempitan pembuluh darah yang meninggi karena solusio plasenta
menimbulkan reflex penyempitan pembuluh darah ginjal. Kelainan pembekuan darah
berperanan pula dalam terjadinya kelainan fungsi ginjal ini.
4.     Gawat janin
Jarang kasus solusio plasenta yang datang ke rumah sakit dengan janin yang masih
hidup.Kalaupun didapatkan janin masih hidup, biasanya kedaannya sudah semakin gawat,
kecuali pada kasus solusio plasenta ringan.

7
Solusio Plasenta ringan.Pendarahan antepartum sedikit, dengan uterus yang tidak tegang,
pertama kali harus ditangani sebagai kasus plasenta previa.Apabila kemudian ternyata
kemungkinan plasenta previa dapat disingkirkan, barulah ditangani sebagai solusio plasenta.
Apabila kehamilan kurang dari 36 minggu, dan pendarahannya kemudian berhenti, perutnya
tidak menjadi sakit, dan uterusnya tidak menjadi tenang, kiranya penderita dapat dirawat
konservatif dirumah sait dengan observasi ketat.
Apabila pendarahan berlangsung terus, dan gejalan solusio plasenta bertambah jelas, atau
dalam pemantauan ultrasonografik daerah solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran
kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi.Apabila janin hidup, lakukan seksio sesaria; apabila
janin mati ketuban segera dipecahkan disusul dengan pemberian oksitosin untuk
mempercepat persalinan.
Solusio plasenta sedang dan berat. Apabila tanda dan gejala klinik solusio plasenta jelas
dapat dtemukan, penanganannya dirumah sakit meliputi :
1. Transfuse darah
2. Pemecahan ketuban
3. Infus oksitosin
4. Jika perlu, seksio sesaria
Apabila diagnosis linik solusio plasenta dapat ditegakkan, itu berarti pendarahan terjadi
sekurang – kurangnya 1000ml. dengan demikian, transfuse darah harus segera diberikan,
tidak peduli bagaimana keadaan umum penderita waktu itu. Tekanan darah tidak merupakan
petunjuk banyaknya pendarahan karena vasospasmus sebagai reaksi dari pendarahan ini akan
meninggikan tekanan darah. Petunjuk yang paling tepat untuk memberikan transfuse dara
secukupnya ialah dengan mengukur tekanan vena pusat ( CPV atau central venous pressure ).
Perbandingan gejala klinis dari berbagai kehilangan darah pada Solusio Plasenta

Tingkat kehilangan darah


Perubahan
Ringan Sedang Berat
Frekuensi nadi Tetap Meningkat Meningkat
Tekanan darah Tetap Turun Turun
Syok Tidak terjadi Kadang – kadang Selalu
Oliguria Jarang Kadang – kadang Selalu
Hipofebrinogenomia Jarang Kadang – kadang Terjadi
Uterus Normal Agak tegang Tegang
dank eras
Janin Hidup Umumnya mati Selalu mati
Hilangnya darah <1000 antara 1000 – 1500cc > 1500cc

8
Terapi   Siapkan transfuse   Pecahkan ketuban
  Lakukan SC   Persalinan dalam 3 jam
  Transfuse masih
  Bila gagal lakukan histeoktomi

G.   Diagnosis dan gambaran klinis

Gambaran klinis solusio plasenta bergantung pada seberapa bagian plasenta yang terlepas.
1.     Solusio plasenta ringan
a. Terlepasnya plasenta kurang dari ¼ luasnya
b. Tidak memberikan gejala klinik dan ditemukan setelah persalinan
c. Keadaan umum ibu dan janin tidak mengalami gangguan
d. Persainan berjalan lancer pervagina
2.     Solusio Plasenta sedang
a. Terlepasnya plasenta lebih dari ¼ tetapi belum mencapai 2/3 bagian
b. Apat menimbulkan gejala klinis: pendarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang,
gerakan janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat
menjadi asfiksia ringan dan sedang pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol, dapat
terjadi gangguan pembekuan darah.
3.     Solusio plasenta berat
a. Lepasnya plasenta lebih dari 2/3 bagian
b. Terjadi pendarahan disertai rasa nyeri
c. Penyulit pada ibu :
1. Terjadi shock dengan tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan meningkat
2. Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
3. Pada penderita dijumpai turunnya tekanan darah sampai syok, tidak sesuai dengan
pendarahan dan penderita tampak anemis
4. Pemeriksaan abdomen tegang, bagian janin sulit teraba; dinding perut terasa sakit; dan
janin telah meninggal didalam Rahim
5. Pemeriksaan dalam ketuban tegang dan menonjol
6. Psolusio plasenta berat dengan Cauvelaire uterus terjadi gangguan kontraksi dan atonia
uteri.
Diagnosis

9
Diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan dengan melakukan :
1.     Anamnesa
Terdapat pendarahan disertai rasa nyeri, terjadi spontan atau karena trauma, perut teasa nyeri
diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam Rahim.
2.     Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah pendarahan, tekanan darah menurun,
nadi dan pernafasan meningkat, penderita tampak anemis
b. Pemeriksaan khusus
Palpasi abdomen ( perut tegang terus menerus, terasa nyeri saat dipalpasi, bagian janin sukar
dientukan ), auskutasi ( DJJ bervariasi dan asfiksia ringan sampai berat), pemeriksaan dalam (
terdapat pembukaan, ketuban tegang dan menonjol).
3.     Pemeriksaan penunjang
Dengan USG, dijumpai pendarahan antara plasenta dan dinding abdomen.

Solusio plasenta Plasenta previa

Kejadian Hamil tua Hamil tua


In partu
Anamnesis Medadak Perlahan tanpa disadari
Terdapat trauma Tanpa trauma
Pendarahan dengan nyeri Pendarahan tanpa nyeri
Keadaan umum Tidak sesuai dengan pendarahan Sesuai dengan pendarahan yang
Anamnesis, tekanan darah, tampak
frekuensi nadi dan pernafasan
tidak sesuai dengan pendarahan
Disertai pre – eklamsia / eklamsia Tidak ada
Palpasi abdomen Tegang, nyeri Lembek – tanpa rasa nyeri
Bagian janin sulit diraba Bagian janin muda teraba
Denyut jantung Asfiksia sampai mati bergantung Asfiksia
janin pada lepasnya plasenta Meninggal bila Hb <5g%
Pemeriksaan dalam Ketuban tegang menonjol Jaringan plasenta

H.     Penatalaksanaan solusio plasenta

10
Solusio plasenta ringan.Pasa solusio plasentaringan dengan tanda perut tegang sedikit,
pendarahan tidak terlalu banyak, keadaan janin masih baik, dapat dilakukan penanganan
secara konservatif.Bila pendarahan berlangsung terus, ketegangan makin meningkat, dengan
janin yang masih baik dilakukan seksio sesaria.Penanganan pendarahan yang berhenti dan
keadaan yang baik pada kehamilan premature dilakukan dirumah sakit.
Solusio plasenta tingkat sedang dan berat.penanganan dilakukan dirumah sakit karena dapat
membahayakan jiwa penderita. Tatalaksananya adalah pemasangan infus dan transfuse darah,
memecahkan ketuban, induksi persalinan atau seksio sesaria. Oleh karena itu, penanganan
solusio plasenta sedang dan berat harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas yang
mencukupi.
Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan
kebidanan, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun
perinatal.Dalam menghadapi pendarahan pada kehamilan, sikap bidan yang paling utama
adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.
Dalam melakukan rujukan diberikan pertolongan darurat :
1. Pemasangan infus
2. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam
3. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
4. Mempersiapkan donor dari masyarakat atau keluarganya
5. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan
pertolongan pertama.

Contoh Kasus

 Ny. T berusia 23 tahun, G1P0A0 hamil 40 minggu mengatakan merasakan kesakitan,


perutnya mules, kenceng-kenceng yang terlalu kuat, nyeri pada jalan lahir dan keluar darah
dari jalan lahir berbentuk gumpalan-gumpalan kecil berwarna kehitaman. Datang ketempat

11
bidan Sholechah untuk memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan bidan diketahui hasil TD :
100/70 mmHg, suhu : 37,3 0C, RR : 25 x/menit, Nadi : 70 x/menit.

ASUHAN  KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI


PADA NY T G1P0A0 UMUR 23 TAHUN UK 40 MINGGU
DI BPS SHOLECHAH
BANGETAYU SEMARANG

No. Register                            : 045 / BPS/ BUMIL


Tanggal                                  : 14 April 2014
Waktu                                     : 08.30 WIB
Tempat                                   : BPS Sholechah

I.     PENGKAJIAN
a.    Data Subjektif
1.      Identitas
                          Istri                               Suami/ penanggungjawab
      Nama                 : Ny. T                           : Tn. B
       Umur                : 23 Tahun                     : 25 Tahun                 
      Agama               : Islam                           : Islam           
      Suku/Bangsa     : Jawa/Indonesia           : Jawa/Indonesia       
      Pendidikan        : SMA                           : SMA                       
      Pekerjaan           : Tidak bekerja              : Swasta                                 
      Alamat              : Bangetayu 02/01         : Bangetayu 02/01

2.      Keluhan utama      : Ibu mengatakan merasakan kesakitan, perutnya kenceng-kenceng


  keluar darah dari jalan lahir berbentuk gumpalan kecil berwarna    hitam.
3.      Alasan datang        : Ingin bersalin
4.      Riwayat Obsetri
a.       Riwayat haid
      Menarche             : 12 Tahun

12
      Siklus                   : 28 hari
      Lama                    : 7 hari
      Banyak                : sedang (3 kali ganti pembalut/hari)
      Warna                  : Merah kehitaman
      Bau                      : Khas
      Disminore            : Tidak
      Flour Albus          : Tidak ada

b.      Riwayat kehamilan sekarang


      G 1 P 0 A 0
      HPHT                  : 07 Juli 2013
      HPL                     : 14 April 2014
      Usia kehamilan sekarang: 10 bulan
      Gerakan janin dirasakan ibu dalam 24 jam terakhir
      ANC                    : 8 kali dibidan
      Imunisasi TT        : 2 kali
      Keluhan selama hamil
  TM I        : Mual muntah
  TM II       : Kram pada kaki
  TM III     : Mudah lelah dan perdarahan
      Ibu mengatakan  tidak memiliki kebiasaan merokok maupun mengkomsumsi minumn
keras
      Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu ataupun obat-obatan
      Masalah khusus : Suspect solusio plasenta
      Tanda persalinan
  His                         : Ada
  Sejak                      : 05.30 WIB
  PPV                       : darah bercampur lendir berwarna
                                 merah kehitaman

      Pola eliminasi

13
o   BAK terakhir  : pukul 03.00 WIB
o   BAB terakhir  : pukul 03.00 WIB

c.       Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Persalinan Nifas
Hamil
jenis
ke Tgl UK penolong kompl JK BB Laktasi kompl
prsalinan
5.      
1 Hamil ini Ri
w
ay
at kesehatan
      Penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah menderita:
a.    Penyakit menular                 : hepatitis, AIDS, TBC, dll
b.    Penyakit keturunan              : DM, jantung dan TD tinggi, Dll
      Penyakit keluarga
Dikeluarga ibu tidak ada yang menderita
a.    Penyakit menular                 : hepatitis, AIDS, TBC, dll
b.    Pnyakit keturunan                : Dm, TD tinggi dan jantung, dll
      Kesehatan ibu sekarang
Ibu tidak sedang menderita
a.    Penyakit menular                 : hepatitis, AIDS, TBC,dll
b.    Penyakit keturunan              : DM, TD tinggi, jantung, dll

6.      Riwayat perkawinan
      Menikah pada usia         : 22 tahun
      Menkah                          : 1 kali
      Lama menikah               : 1 tahun

7.      Pegambilan keputusan
Pengabilan keputusan dilakukan oleh suami dan keluarga besar atas persetujuan ibu

c.       Data objektif

14
1.      Pemeriksaan Umum
a.    Keadaan Umum pasien:  pucat
b.    Tanda-tanda vital:
         TD                  : 100/70 mmHg
         Nadi                : 70x/menit
         RR                  : 25x/menit
c.       Tinggi badan            : 155 cm
d.      Berat badan             : 55 kg
e.       Status present          :
      Kepala                 : Mesochepal,kulit kepala bersih,tidak
                               rontok
      Muka                   : Tidak bengkak, pucat
      Mata                    : Konjungtiva  pucat,sklera tidak
                               ikterik
      Hidung                : Bersih,tidak ada polip
      Mulut                   : Bersih,lidah bersih,tidak ada caries gigi
      Telinga                 : Simetris,tidak ada serumen
      Leher                   : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan
                               kelenjar tiroid
      Ketiak                  : Tidak ada pembesaran limfe
      Dada                    : Simetris,pengembangan rongga dada
                               normal
      Perut                    : Tidak ada bekas operasi
      Genetelia             : Bersih,tidak ada oedema,tidak ada
                               penyakit kelamin
      Ekstremitas          : Bersih,tidak bengkak,tidak ada trombo
                               Flebitis
2.      Status Obstretikus
a.    Inspeksi
      Muka                      : Tidak bengkak
      Mamae                   : Puting menonjol,hiperpigmentasi areola
                                 mamae,kolostrum blum keluar
      Abdomen               : Membesar sesuai kehamilan,terdapat strie

15
                                 gravidarum dan  linea nigra
      Genetalia                : Bersih,tidak ada penyakit kelamin
      PPV                       : Pengeluaran darah dari jalan lahir, berbentuk gumpalan
                                 Gumpalan kecil berwarna hitam.
b.      Palpasi
      Leopold 1              : Tidak dilakukan         
      Leopold 2              : Tidak dilakukan
      Leopold 3              : Tidak dilakukan
      Leopold 4              : Tidak dilakukan
                                
c.       Auskultasi
DJJ = Tidak dilakukan

d.      Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri = +
3.      Pemeriksaan penunjang
      Hb                               : 7 gr%
      Usg                             : -
      Rontgen                      : -

4.      Pemeriksaan dalam (VT)


Tidak dilakukan

II.  Interpretasi data
 Diagnosa
Ny. T, 23 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauteri, letak membujur,
punggung kanan, presentasi  kepala,  KK (+), inpartu kala I suspect solusio plasenta.
      Data dasar :
Data subjektif
1.      Ibu mengatakan sekarang berusia 23 tahun
2.      Ibu mengatakan ini adalah anak pertama

16
3.      Ibu mengatakan bahwa ibu belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran

Data objektif
1.    Keadaan Umum pasien: pucat
a.       Tanda-tanda vital:
      TD                          : 100/70 mmHg
      Nadi                       : 70x/menit
      RR                         : 25x/menit
b.      Tinggi badan                : 155 cm
c.       Berat badan                 : 55 kg
2.    Palpasi
       Leopold 1              : Tidak dilakukan
       Leopold 2              : Tidak dilakukan
       Leopold 3              : Tidak dilakukan
       Leopold 4              : Tidak dilakukan
                                
3.      Auskultasi
DJJ = Tidak dilakukan
4.      Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri = +

 Masalah               : ibu mengalami perdarahan dan merasakan kesakitan


 Kebutuhan           : kebutuhan rasa aman, nyaman dan dukungan psikologi
                              dari suami dan keluarga

III.             Diagnosa potensial
1.      Potensial terjadinya fetal distres pada janin
2.      Syok hipovolemik pada ibu
IV.             Antisipasi segera
1.      Pasang infus dan beri oksigen
2.      Persiapan rujukan
V.        Perencanaan

17
       Tanggal             : 14 April 2014
       Waktu               : 09.00 WIB
1.      Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
2.      Pasang infus.
3.      Pantau adanya tanda dan gejala syok hipovelemik
4.      Lakukan informed consent
5.      Lakukan rujukan
6.      Dokumentasi

VI.             Implementasi
1.      Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu saat ini sangat lemah
karena ibu kehilangan darah sangat banyak
2.      Melakukan pemasangan infus untuk menambah cairan kepada ibu.
3.      Memantau adanya tanda-tanda dan gejala syok hipovolemik
4.      Melakukan informed consent kepada keluarga
5.      Melakukan rujukan
6.      Melakukan dokumentasi secara tepat dan benar

VII.          Evaluasi
1.      Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang keadaan ibu saat ini
2.      Ibu dan keluarga setuju untuk dilakukan tindakan pemasangan infus dan informed consent
untuk persiapan rujukan.
3.      Pendokumentasian sudah dilakukan secara tepat dan benar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebeum
janin lahir.Biasanya terjadi dalam triwulan ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat
dalam kehamilan. Apabila terjadi pada kehamilan sebelum 20 minggu, mungkin akan dibuat
diagnosis abortus imminens. Plasenta dapat terlepas seluruhnya (solusio plasenta totalis), atau
plasenta terlepas sebagian ( solusio plasenta paralisis ) atau sebagian pinggir plasenta
( rupture sinus marginalis).
Secara klinis solusio plasenta dibagi dalam (1) solusio plasenta ringan ; (2) solusio plasenta
sedang ; (3) solusio plasenta berat. Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda – tanda kliniknya;
hal ini sesuai dengan derajat terlepasnya plasenta.

B. Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya
makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.

19

Anda mungkin juga menyukai